T.A 2020-2021
Secara etimologi Filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”, Philos yang berarti Cinta dan
Sophia yang berarti Kebijaksanaan. Sedangkan secara Terminologi Filsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan yang merupakan proses pemikiran untuk mencari hakikat kebenaran. Filsafat berarti
berpikir sedalam-dalamnya, bersifat kritis, Universal, dan tersusun secara sistematis.
Tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiga penyanggah tubuh pengetahuan
yang disusunnya.
• Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika)
• Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika)
• Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika)
d. Ciri-ciri Filsafat
• Bersifat Universal: Pemikiran Filsafat cenderung memiliki sifat Universal serta tidak
bersangkutan dengan objek-objek khusus. Misalnya seperti pemikiran mengenai manusia,
keadilan, kebebasan, dll.
• Berhubungan dengan nilai: Penilaian yang dimaksud ialah sesuatu yang baik serta buruk, susila
dan juga asusila, yang mana pada akhirnya filsafat tersebut menjadi usaha untuk dapat
mempertahankan nilai-nilai.
• Berhubungan dengan Arti: sesuatu yang mempunyai nilai pastinya memiliki arti. Itulah
sebabnya para filsuf menciptakan berbagai kalimat yang logis serta menggunakan bahasa
yang ilmiah, agar ide-idenya disarat dengan arti.
e. Manfaat Filsafat Ilmu Bagi Keperawatan
• Mendapat kebenaran dari hal-hal yang belum pasti, seperti ketika seorang perawat akan
memberikan obat kepada klien, perawat harus mengetahui prosedur pemberian obat
sehingga perawat dapat memberikan obat dengan baik dan benar.
• Sebagai dasar menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk tindakan perawatan
dll.
Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah sebuah sarana untuk menggali lebih jauh tentang ilmu pengetahuan. Tidak cukup
hanya permukaan saja, namun lebih menyintuk pada aspek yang benar-benar hakiki. Ada tiga dimensi
yang menjadi sasaran saat penerapan filsafat ilmu secara sempurna, yaitu dimensi ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Pada dimensi Ontologi menyentuh tentang hakikat ilmu, sedang pada
dimensi Epistemologi menelusuri cara pendapat kan pengetahuan, dan Aksiologi mengulas tentang
manfaat pengetahuan.
ASPEK ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN METODOLOGI ILMU
1. Aspek Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu on/ontos yang berarti being atau ada, dan logos yang berarti
logic atau ilmu pengetahuan atau ajaran.
Jadi, Ontologi dapat diartikan “The theory of being “ (teori tentang keberadaan), atau ilmu tentang
yang ada.
Ontologi menurut istilah adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan
ultimate reality (kenyataan/realitas paling akhir) yang berbentuk jasmani/kongkret maupun
rohani/abstrak.
Ontologi bertanya mengenai obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek
tersebut? Bagaimana hubungan obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,
dan mengindra) yang membuahkan pengetahuan?
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Episteme yang artinya pengetahuan, dan Logos/logic
yang artinya ilmu atau ajaran.
Epistemologi dapat diartikan sebagai suatu pemikiran mendasar dan sistematik mengenai ilmu
pengetahuan. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang sumber, struktur, tata
cara, teknik, prosedur/metode, dan validitas mendapatkan ilmu pengetahuan dan keilmuan.
3. Aspek Metodologi
Metodologi Ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode atau pengetahuan
tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.
Metodologi merupakan sebuah kerangka konseptual dari metode. Metodologi meletakkan prosedur
yang harus dipakai pada pembentukan atau pengetesan proposisi-proposisi oleh para ilmuan yang
ingin mendapatkan pengetahuan yang valid.
KESIMPULAN
Ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan, Ontologi pertama kali
diperkenalkan oleh Rudolf. Epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan
dasar-dasar pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan
validitas atau sah berlakunya pengetahuan itu. Dan Metodologi merupakan sebuah kerangka
konseptual dari metode. Metodologi meletakkan prosedur yang harus dipakai pada pembentukan
atau pengetesan proposisi-proposisi oleh para ilmuan yang ingin mendapatkan pengetahuan yang
valid.
BERPIKIR LOGIS : DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Logika berasal dari bahasa Yunani yaitu logike (kata sifat) dan kata bendanya adalah aoyoc (logos)
yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
• Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Manusia berpikir untuk
menemukan pemahaman atau pengertian pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau
keputusan dari sesuatu yang dikehendaki.
• Berpikir Ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan,
mengembangkan, dan sebagainya. Pada dasarnya setiap objek yang ada di dunia pastilah
menuntut metode tertentu, seperti halnya dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu mungkin
membutuhkan lebih dari satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut beberapa metode.
• Untuk memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berpikir Ilmiah. Metode berpikir
ilmiah dapat digunakan melalui tiga jenis penalaran yaitu penalaran deduktif, penalaran induktif,
dan penalaran abduktif.
a. Logika deduktif
• Suatu kerangka atau cara berpikir yang bertolak dari sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat
umum untuk mencapai sebuah kesimpulan yang bermaksud lebih khusus.
• Pola penarikan Kesimpulan: Merujuk pada pola berpikir yang disebut silogisme, bermula dari dua
pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan, yang mana kedua pernyataan tersebut sering
disebut sebagai premis minor dan premis mayor. Serta selalu diikuti oleh penyimpulan yang
diperoleh melalui penalaran dari kedua premis tersebut. Namun kesimpulan di sini hanya bernilai
benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga benar, serta hasilnya juga menunjukkan
koherensi data tersebut.
b. Logika Induktif
• Merupakan cara berpikir menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dan berbagai kasus yang
bersifat individual.
• Generalisasi (dilakukan dengan dua metode yang berbeda)
• Dikenal dengan istilah induksi lengkap, generalisasi yang dilakukan dengan diawali hal-hal
partikular yang mencakup keseluruhan jumlah dari suatu peristiwa yang diteliti.
• Induksi tidak lengkap (dilakukan dengan hanya sebagian hal partikular, atau bahkan dengan hanya
sebuah hal khusus).
KESIMPULAN
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Manusia berpikir untuk
menemukan pemahaman atau pengertian pembentukan pendapat, dan kesimpulan atau keputusan
dari sesuatu yang dikehendaki.
1. Penalaran Deduktif
• Jika semua premis benar, maka kesimpulan pasti benar
• Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam
premis.
2. Penalaran induktif
• Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar tapi tidak pasti benar
• Kesimpulan memuat informasi yang tidak ada, bahkan secara implisit, dalam premis
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
Keperawatan dapat disebut sebagai ilmu karena ilmu keperawatan menggunakan pendekatan dan
metode penyelesaian masalah yang secara ilmiah ditujukan untuk mempertahankan, memelihara, dan
meningkatkan kualitas hidup klien. Selain itu, ilmu keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu
dasar seperti ilmu perilaku, sosial, fisika, biomedis, dan sebagainya.
Pengembangan Ilmu keperawatan perlu dilakukan karena teori keperawatan sebagai salah satu
bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki
tujuan yang ingin dicapai, diantara-Nya:
KESIMPULAN