Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME FALSAFAT DAN TEORI KEPERAWATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Falsafat Dan Teori Keperawatan

Dosen Pengampu : Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

DISUSUN OLEH :

NIRM : 2001079

Nama : Anggriani M. Lika

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2021-2022

Alamat:Raya Pangiang, Kec. Prov., Jl. Pandu 2, Molas, Bunaken, Manado City, North Sulawesi, Indonesia
1. TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGLE
paradigm kepewatan menurut floronce nightingal adalah cara pandang orang terhadap diri dan
sikap lingkungan yang akan mempengaruhi dalam berfikit kognitif bersikap efektif dan
betingkah laku (konatif) vardiansyah 2010. Paradigma floronce nightingale beriorentasi pada
lingkungan. Menurut nightingale ada empat paradigm keperawatan yaitu Manusia, Lingkungan,
keperawatan, dan Kesehatan. Hubungan proses keperawatan dalam tim kesehatan adalah
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang sibuk dengan masalah pemberian
uadara lampu kenyamanan dan lingkungan kebersihan ketenangan dan nutrisi yang adekuat.

Ada beberapa proses keperawatan menurut floronce yakni, Pengkajian pengumpulan data,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Teori keperwatan floronce
nightingale merupaka teori keperawatan pertama yang ada di dalam dunia keperawatan teori
ini merupakn induk dari semua teori teori yang berkembang setelanya dengan kata lain dari teori
floronce ini dapat di turunkan teori teori keperwatan. Teori keperawatan floronce nightingale
lebih memprioritaskan lingkungan sebagai aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan
pasien jika seseorang yang sakit maka lingkungannya harus di perbaiki sedemikian rupa agar
mendukung proses penyembuhan pasein.

2. TEORI PEPLAU
Teori Peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk
suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam membantu
pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills, 1990). Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Pada model peplau ini dapat dilihat adanya
tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi. Secara
bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.

Kelebihan dan kekurangan teori peplau. Kelebihan adalah Dapat meningkatkan kejiwaan pasien
untuk lebih baik, Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan, Dapat
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik, Dan Dapat medorong pasien untuk lebih
mandiri. Sedangkan kekurangannya adalah Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam
penyembuhannya Dan Teori peplau tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa
mengekspresikan kebutuhannya.

Empat konsep mayor dari teori Peplau yaitu Manusia, di mana Manusia adalah organisme yang
hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil. dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang
dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan.
Lingkungan, peplau mendefenisikan lingkungan sebagai bentuk di luar organisme dalam konteks
kebudayaan, dari sini kebudayaan dan kepercayaan diaktualisasikan. budaya dan adat istiadat
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan, Keperawatan, Dan
Kesehatan.

3. TEORI KEPERAWATAN CALISTHA ROY


Adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak digunakan sebagai falsafah dasar
dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Jadi ada 4 faktor penting dari Roy
adalah manusia, sehat-sakit, lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb: Manusia,
Sistem adaptasi dengan proses koping menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian
terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi, masyarakat, bangsa dan
masyarakat secara keseluruhan). Lingkungan Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan
sekitar, pengaruh perkembangan dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan beberapa
pertimbangan saling menguntungkan individu dan sumber daya alam. Sehat Sakit Dan
Keperawatan.

Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan
menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya atau
perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan status kesehatan dan
perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini. Dalam
model adaptasi keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang
tidak memerlukan energi dari koping yang tidak efektif dan memungkinkan manusia berespon
terhadap stimulus yang lain Hubungan komponen Dasar dalam Model Adaptasi Keperawatan.
Adaptasi adalah konsep sentral dan konsep yang menyatukan konsep-konsep lain dalam model
ini. Penerima pelayanan keperawatan adalah manusia sebagai adaptif sistem yang menerima
stimulus dari lingkungan internal dan eksternal

4. TEORI KEPERAWATAN MENURUT KING


Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang
dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku
Manusia”( General Concepts of Human Behavior ). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan
melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul
“Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (Conceptual Framework for Nursing). Pada suatu
pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan
interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi:
personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga,
sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan
Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan
keperawatan concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu
alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada
akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide

King mendefinisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas
dan dapat diaati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge), Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan
dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh
beberapa riset. Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi
sebagian besar phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat,
contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.

konsep teori keperawatan King, dapat disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut King
adalah sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dengan klien yang secara bersama-
sama memberi yang masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui
komunikasi mereka menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan meyetujui maksud untuk
mencapai tujukan informasi tentang persepsi meraka dalam situasi keperawatan dan sebagai
proses interaksi humanis antara perawat dengan klien.

5. TEORI BETTY NEUMAN


Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh
mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau
sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar
kehidupan sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam
struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Betty Neuman mengemukakan teori berdasarkan
penelitian yang ia lakukan untuk mengetahui kondisi mental atau psikologi. Evaluasi yang ia
lakukan juga turut membantu dalam membangun suatu konsep tentang kombinasi antara
tindakan dan respon mental.
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan
yaitu: Manusia yang Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan spiritual. Lingkungan Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien. Sehat ,Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor. Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental
klien: Individu atau pasien itu sendiri, Lingkungan sekitarnya, Kesehatan Dan Pelayanan.

6. TEORI DOROTHEA OREM


Sumber utama munculnya ide-ide Orem adalah pengalamannya selama di dunia keperawatan.
Orem mampu merefleksi dan mengidentifikasi situasi dan objek keperawatan dengan tepat.
Orem menemukan kondisi dimana manusia membutuhkan perawat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya, dan ini menjadi objek dan focus Orem dalam menentukan domain dan batas-
batas keperawatan dalam bidang pengetahuan maupun praktik keperawatan. Orem melakukan
strategi dalam menyusun pengembangan teorinya. Strateginya dilihat dari pandangan spontan
Orem membawanya untuk memformalkan dan kemudian mengekspresikan suatu konsep umum
ilmu keperawatan.

Teori keperawatan menurut Dorothea Orem, Teori ini mengacu kepada bagaimana individu
memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentangSelf Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori
yaitu, Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang
perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan. Self Care Deficit, Teori ini merupakan inti dari teori perawatan
general Orem, yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.

7. TEORI LEININGER
Garis besar teori leininger adalah tantang culture care diversity and universality, atau yang kini
lebih dikenal dengan transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan pada pentingnya
sifat caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural diversity and
universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang
budaya yang berbeda. Transcultural nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan
yang telah diadakan penelitiannya. Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan
kesehatan berbasis budaya.
Garis besar teori leininger adalah tantang culture care diversity and universality, atau yang kini
lebih dikenal dengan transcultural nursing.

Awalnya, Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat caring dalam keperawatan. Namun
kemudian dia menemukan teori cultural diversity and universality yang semula disadarinya dari
kebutuhan khusus anak karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural
nursing merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan penelitiannya.
Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya.
Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode penelitian dalam berbagai budaya.
Pada tahun 1995, lebih dari 100 budaya telah dipelajari dipelajari. Selain itu juga, digunakan
untuk menguji teori ethnonursing. Teori transcultural nursing ini, merupakan satu-satunya teori
yang yang membahas secara spesifik tentang pentingnya menggali budaya pasien untuk
memenuhi kebutuhannya. Kajian yang telah dilakukan mengenai etnogeografi dilakukan pada
keluarga yang salah-satu anggota keluarganya mengalami gangguan neurologis yang akut. Hal
yang dilihat disini, adalah bagaimana anggota keluarga yang sehat menjaga anggota keluarga
yang mengalami gangguan neurologis, tersebut.

8. TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON


Teori Jean Watsona, Teori Nursing The Philoshopy and Science of Caring yaitu Peduli ilmu
sebagai titik awal untuk keperawatan, studi menawarkan landasan disipliner yang berbeda untuk
profesi. Jean Watson memberikan narasi yang etis, bermoral, dan bernilai untuk sainsdan
fenomena manusianya, pendekatannya terhadap alam yang peduli penyembuhan. Ia juga
memperkenalkan kembali dimensi roh dan suci kedalam pekerjaan dan kehidupan dunia kita. Hal
ini memungkinkan reuni antara metafisika dan dunia materi fisik sains modern. Dalam
memanfaatkan ilmu peduli sebagai konteks disiplin danyang memandu pengembangan
professional dan kedewasaan. Ten Carative Carative Watson terus mengembangkan
pemikirannya tentang keperawatan, mulai dari pandangannya, teori dan aplikasi keperawatan.
Manusia diyakini sebagai person as a wholeas a fully functional integrated self Jean Watson
mendefinisikan sehat sebagai kondisi yangutuh dan selaras antara badan
Konsep Utama Keperawatan Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson
meliputi : manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri terintegrasi (ingin dirawat,
dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu). Manusia pada dasarnya ingin merasa
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari
kelompokatau masyarakat, dan merasa dicintai serta mencintai. kesehatan kesehatan merupakan
sebuah keutuhan dari pikiran, fungsi fisik, dan fungsi sosial. Hal ini menekankan pada fungsi
pemeliharaan dan adaptasi untuk mengingatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

9. TEORI MARTHA E. ROGER


Martha Rogers (1914-1994) adalah seorang perawat Amerika yang mendedikasikan sebagian
hidupnya untuk meneliti dan menerbitkan teori dan buku yang berkaitan dengan bidang
keperawatan. Ia dikenal di seluruh dunia karena teorinya Ilmu Makhluk Manusia Bersatu dan
bukunya Pengantar Dasar Teoritis Keperawatan. Keduanya merupakan bagian penting dalam
studi bidang kedokteran ini. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang didasari prinsip -
prinsip kreatifitas, seni danimaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan
aktifitas yang berakar padadasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran
intelektual,danhatinurani.Rogermenekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang da
lam aktifitasnya mengedepankan aplikasiketerampilan, dan teknologi. Dasar teori Rogers adalah
ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi,sosiologi, agama, filosofi,
perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokuspada proses kehidupan manusia
secara utuh.
Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan lima
asumsitentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang
denganindividualitas.Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi
denganlingkungan.Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan
emosi.Manusiadiidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan perilaku yang
berbeda dari bagiandan yang tidak dapat diprediksi dengan pengetahuan tentangbagian -
bagiannya.

10. TEORI DOROYHY E. JOHNSON


Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral sistem
theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para ahli
perilaku dan biologi: output dari strukturdan proses-proses intra-organismik
yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif terhadap
perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson memfokuskan pada
perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk
sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
Jhonson adalah salah satu dari sekian banyak perawat ahli teori dalam sejarah
perkembangan ilmu dan teori konseptual keperawatan. Pada perkembangan teori
keperawatan,secara prinsip, berasal dari tori- teori sosial, biologi, dan medis.
Dengan pengecualian karya Florence Nightingale pada tahun 1850-an. Beberapa
metode telah digunakan untuk mengembangkan model konseptual keperawatan
yang ada. Pada awalanya, ketika para perawat mendapat pendidikan lebih lanjut,
dan menjadi terbiasa dengan teori dan disiplin lain, mereka mengenali bahwa
teori ini akan berguna dalam menjelaskan tindakan keperawatan. Teori- teori
tersebut dipinjam dari displin lain.

Sistem Perilaku (Behavioral System), Batasan Perilaku Perilaku manusia


(human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan perlu dipahami secara
baik. Hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat di dalam setiap aspek
kehidupan manusia. Perilaku manusia tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia
mencakup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude).
Sikap atau mental merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia. Mental
diartikan sebagai reaksi manusia terhadap sesuatu keadaan atau peristiwa,
sedangkan tingkah laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai
reaksi terhadap keadaan atau situasi yang dihadapi. Model konsep dan teori
keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan sistem perilaku,
dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga
memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkanya.

11. TEORI IDE JEAN ORLANDO


Ida Jean Orlando salah satu pakar dalam dunia keperawatan paling berpengaruh. Ia
mengembangkan teori “The Nursing Process Theory” atau teori proses keperawatan yang hingga
saat ini masih digunakan dalam dunia keperawatan baik dalam pendidikan maupun praktik.
Dunia internasional mengenal ia sebagai perawat kesehatan jiwa. Melalui teorinya ini para
perawat dapat menyusun sebuah asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien/klien
(individu, kelompok, keluarga atau masyarakat). Hingga kini teori proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi masih sangat relevan
digunakan
Teori proses keperawatan Orlando ini bertujuan untuk menghasilkan hasil yang positif atau
meningkatkan kemampuan pasien. Fokus utama dalam teorinya ialah definisi fungsi
keperawatan, adanya model teori Orlando memberikan kerangka kerja untuk perawat dalam
melaksanakan praktik keperawatan. Disiplin proses keperawatan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dasar pasien. Perawat tidak dapat berasumsi sendiri terhadap pasien, perawat harus
menjalani kerjasama dengan pasien untuk memastikan kebutuhannya.

5 tahap proses keperawatan (Orlando, 1962)


Pengkajian/assessment. Pada tahap ini, perawat wajib melakukan pengkajian secara menyeluruh
(holistik) terhadap kebuthuan pasien. Perawat menggunakan kerangka/format keperawatan untuk
mengumpulkan data secara subjektif mapun objektif tentang pasien.
Diagnosis. Tahap diagnosis merupakan penilaian klinis perawat tentang masalah kesehatan
pasien. Masalah yang diangkat harus ditentukan juga penyebabnya, faktor terkait dan juga faktor
risiko yang ditemukan pada pasien.
Perencanaan/planni. Setelah menetapkan diagnosis keperawatan, maka perawat perlu melakukan
sebuah perencanaan untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada pasien. Setiap masalah
diberikan capaian/tujuan dan tujuan harus dicapai dengan intervensi keperawatan, sehingga dapat
dibuat rencana keperawatan oleh perawat.
Implementas. Pada tahapan ini, perawat mulai melaksanakan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Evaluasi. Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Perawat melihan kemajuan pada
pasien, apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai dalam rencana asuhan keperawatan.
Perubahan asuhan keperawatan dapat dilakukan berdasarkan seberapa baik (atau buruk)
kemajuan pasien ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Jika ditemukan masalah baru, maka perlu
dilakukan proses yang baru khusus masalah tersebut

12. TEORI KEPERAWATAN MYRA ESTIN LEVINE


Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada tahun
1973, menggambarkan klien sebagai mahkluk hidup terintegrasi yang saling berinteraksi dan
beradaptasi terhadap lingkungannya.Lervine percaya bahwa intervensi keperawatan merupakan
aktivitas konservasi , dengan konservasi energy sebagai pertimbangan utam, (Fawcett,1989)
Teori Keperawatan Levine pada pokoknya sama dengan elemen-elemen proses Keperawatan.
Menurutnya harus selalu mengobservasi klien, memberikan intervensi yang tepat sesuai dengan
perencanaan dan mengevaluasi. Semua tindakan ini bertujuan untuk membantu klien.
Menurutnya dalam perawatan klien, perawat dan klien harus bekerja sama.
Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan, sehingga kemampuan klien
terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data, perencanaan, implementasi atau semua
fase dari posisi ketergantungan. Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi
terhadap gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan besarnya
kemampuan partisipasi klien dalam perawatan. Dalam fase pengkajian, klien dikaji melalui dua
metoda yaitu interview dan observasi. dalam pengkajian berfokus pada klien, keluarga, anggota
lainnya, atau hanya mempertimbangkan penjelasan dari mereka dalam membantu memecahkan
permasalahan kesehatanklien.
Levine menyatakan perawat harus mempunyai dasar pengetahui praktis, kemudian tahapan dari
perencanaan perawatan harus berdasar dari prinsip, hukum, konsep, teori, dan pengetahuan
tentang diri manusia. Dalam mengembangkan perencanaan perawat harus meningkatkan
kemampuan partisipasi klien dalam perencanaan perawatan dan mengidentifikasi tingkat
partisipasi klien. Selama fase perencanaan perawat boleh konsul dengan team kesehatan
lain.Pelaksanaan dari perawatan disebut implemen

Anda mungkin juga menyukai