Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian
juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya
telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan


prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang
sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi batasan topik ini adalah bagaimana
kelompok mengetahui :

a. Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?


b. Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?
d. Bagaimanakah Aplikasi Teori Peplau dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan ??

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Melengkapi tugas dalam mata kuliah Sains Keperawatan.
b. Mengenal Teori Peplau dan hubungannya terhadap proses keperawatan.
c. Aplikasi atau Adaptasi teori dan model konseptual teori Peplau berdasar analisis
jurnal.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori dan Model Konseptual Keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian.

Teori keperawatandidefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk


menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan yang dilakukan.

Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk


menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang


fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan
diafragma.Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda,
suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa
ide, pandangan atau keyakinan.Model konsepadalah rangkaian konstruksi yang sangat
abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,
mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi


dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan
informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

3
2.2 Teori dan Model Konseptual Keperawatan Hildegard E. Peplau

Hildegard E.Peplau lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsylvania.


Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, Penssyilvania pada tahun 1931.
Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington
Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang
keperawatan psikiatri dari Teacher’s College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan
gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953.
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan psikiatri,
sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul
InterpersonalRelations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah
keperawatan psikodinamik.Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan
kemampuan seorang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang
lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip
hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia.

Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986;
Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah proses interpersonal dan
terapeutik.

Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn & Jacobs, 1995).Oleh
sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien di mana
perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.Pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia.Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien
bersama-sama mendefiniskan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.

4
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori Peplau
ini merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk
suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam
membantu memenuhi kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990).Ketika
kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal
perawat-klien digambarkan dalam empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah
melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan
klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan membantu
klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunaka kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik


psikiatri.Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku dan
instrument untuk mengevaluasi respons verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau
(Marinner, Tomey, 1994). Pada model Peplau ini dapat dilihat adanya tindakan
keperawatan yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi.

Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan antara lain :


1) Keperawatan
Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang signifikan,
bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument edukatif,
kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah
yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas.

5
2) Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan. 
3) Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara
tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan
yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4) Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas
rumah sakit.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
a) Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman.

b) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Hubungan Interpersonal perawat – pasien adalah peran perawat. Peplau secara
terperinci menguraikan beberapa peran perawat, jika dilakukan dengan baik, maka
hubungan interpersonal pun akan akan menjadi baik sehingga berdampak pada
kepuasan pasien. Peran-peran tersebut antara lain

6
Peran Perawat:
1) Mitra kerja (Stranger),. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan
pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina
rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.
2) Nara sumber (Resources) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan.
3) Pendidik (Teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
4) Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi.
5) Pengasuh pengganti (Surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan
tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat
atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
6) Konselor (Consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat
yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.

c) Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang.Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit.Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat.Oleh karena itu
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien.Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.

7
d) Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan
yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut
Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yang juga ada kaitannya dengan
perpektif paradigma keperawatan, yaitu:
1. Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan.
2. Masyarakat/lingkunganbudaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
3. Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses
kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif
dan produktif.
4. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna.

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat
tahap diantaranya Fase-fase Hubungan Interpersonal :

 Fase Orientasi ; Perawat dan pasien melakukan kontrak awal untuk menjalin trust,
terjadi proses pengumpulan data.
 Fase Identifikasi ; Perawat sebagai fasilitator untuk memfasilitasi expresi perasaan
pasien, melaksanakan asuhan keperawatan.
 Fase Eksplorasi ; Perawat telah membantu pasien dalam memberikan gambaran
kondisi pasien
 Fase Resolusi ; Perawat berusaha secara bertahap untuk membebaskan pasien dari
ketergantungan terhadap nakes & menggunakan kemampuan yang dimilikinya.

Fase Hubungan Perawat-Pasien


Fase Fokus
Orientasi Fase untuk mendefinisikan masalah
Identifikasi Pemilihan bantuan profesional yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesional sebagai alternatif pemecahan masalah
Resolusi Pemutusan hubungan profesional

8
Asumsi-Asumsi utama atau asumsi dasar dalam pengembangan model konsep dan teori
hubungan interpersonal oleh Peplau dibedakan menjadi asumsi eksplisit dan implisit.

1. Asumsi ekplisit memberi pandangan bahwa


 Perawat akan membuat pasien belajar ketika ia menerima penanganan perawatan,
 Menjalankan fungsi keperawatan dan pendidikan keperawatan dengan membantu
perkembangan pasien ke arah kedewasaan
 Keperawatan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang
membimbing proses ke resolusi dari masalah interpersonal.
2. Asumsi implicit
Mempertegas profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legal dalam penggunaan
keperawatan secara efektif dan segala konsekuensinya kepada pasien.

2.3 Hubungan Antara Tahapan Peplau dan Proses Keperawatan

Dari empat fase orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi dapat


dibandingkan dengan proses keperawatan. Proses keperawatan didefinisikan sebagai
"aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana praktek keperawatan didekati secara
tertib, sistematis. Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar
pribadi Peplau itu. Kedua fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada
interaksi terapeutik. Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan
pasien untuk berkolaborasi pada tujuan akhir.Keduanya berasal dari umum ke khusus,
misalnya, perasaan yang samar-samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik.Kedua
meliputi observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh
perawat.

Tabel 1.Perbandingan Proses Keperawatan dan Tahapan Peplau

9
Proses Keperawatan Tahapan Peplau
    Orientasi
    Penilaian
Perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai
Pengumpulan data dan analisis
orang asing, pertemuan yang diprakarsai oleh
Tidak perlu selalu berarti "kebutuhan yang
pasien yang mengungkapkan "kebutuhan yang
dirasakan" mungkin perawat dimulai.
dirasakan", bekerja sama untuk mengenali,
memperjelas, dan mendefinisikan fakta terkait
    Diagnosa keperawatan
dengan kebutuhan.
Ringkasan pernyataan berdasarkan analisis.
(Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Pasien menjelaskan "kebutuhan yang dirasakan."
    Perencanaan
Saling menetapkan tujuan.
    Identifikasi
Saling tergantung penetapan tujuan. Pasien
memiliki rasa memiliki dan selektif menanggapi
mereka yang bisa memenuhi kebutuhan.
    Pelaksanaan
     Pasien-dimulai.
Rencana memulai ke arah pencapaian tujuan yang
saling ditetapkan.Dapat dicapai dengan perawatan
    Eksploitasi
pasien, kesehatan profesional, atau keluarga
Pasien secara aktif mencari dan menggambar pada
pasien.
pengetahuan dan keahlian dari mereka yang dapat
membantu.
    Evaluasi
Berdasarkan saling didirikan perilaku akhir yang
    Resolusi
diharapkan.
Terjadi setelah fase lain yang berhasil diselesaikan
Dapat menyebabkan penghentian atau inisiasi
dan telah dipenuhi.
rencana baru.
Menyebabkan diberhentikan.

Menurut Peplau, perawatan termasuk klarifikasi dari informasi dokter, serta


pengumpulan data tentang pasien yang mungkin menunjukkan masalah lainnya
tergantung pada kebutuhan pasien. Melalui peran yang diperluas seperti ini,
keperawatan menjadi lebih akuntabel dan bertanggung jawab memberikan kebebasan
keperawatan profesional yang lebih besar dan menyediakan tempat untuk mengevaluasi
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan yang merupakan inti dari akuntabilitas
hukum.Peplau memberikan variabel dalam situasi keperawatan sebagai kebutuhan,

10
frustrasi, konflik dan kecemasan.Saat ini, bahkan keluarga, kelompok atau komunitas
dapat secara kolektif didefinisikan sebagai pasien.
Tahap orientasi Peplau yang sejajar dengan awal fase penilaian bahwa baik
perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai orang asing.Pertemuan ini diprakarsai
oleh pasien yang menyatakan kebutuhan, meskipun kebutuhan tidak selalu bisa
dipahami.Secara bersama, perawat dan pasien mulai bekerja melalui mengenali,
memperjelas dan mendefinisikan fakta terkait kebutuhan ini. Langkah ini disebut
sebagai pengumpulan data dalam tahap penilaian dari proses keperawatan.
            Orientasi dan penilaian yang tidak sama serta mengumpulkan data kontinyu
sepanjang fase Peplau. Dalam proses keperawatan, pengumpulan data awal adalah
pengkajian keperawatan, dan pengumpulan data lebih lanjut menjadi bagian integral
dari penilaian kembali.
          Diagnosis keperawatan berkembang pada masalah kesehatan.Diagnosis
keperawatan adalah pernyataan ringkasan dari data yang dikumpulkan. Peplau
menyatakan bahwa "selama periode orientasi pasien menjelaskan pertama, kesan
keseluruhan masalahnya", sedangkan dalam proses keperawatan, perawat
menyimpulkan diagnosis dari data yang dikumpulkan. Ketika perawat dan pasien
berkolaborasi pada tujuan, mungkin ada bentrokan didasarkan pada prasangka dan
harapan setiap orang, seperti dijelaskan sebelumnya dalam fase identifikasi
Peplau.Perbedaan ini harus diselesaikan sebelum tujuan yang saling menyatakan dapat
disepakati.Penetapan tujuan harus saling berkaitan antara perawat dan pasien.

          Dalam tahap perencanaan proses keperawatan, perawat secara khusus


merumuskan bagaimana pasien akan mencapai tujuan yang akan ditetapkan. Pasien
masukan secara aktif dicari oleh perawat sehingga pasien merasa merupakan bagian
integral dari rencana dan kepatuhan.Pada langkah ini, perawat mempertimbangkan
kemampuan pasien sendiri untuk menangani masalah-masalah pribadinya. Peplau
menekankan bahwa perawat ingin mengembangkan hubungan terapeutik sehingga
kecemasan pasien akan disalurkan secara konstruktif untuk mencari sumber daya,
sehingga menurunkan perasaan putus asa. Langkah dalam perencanaan masih dapat
dipertimbangkan dalam fase identifikasi Peplau.

          Pada tahap implementasi, seperti dalam eksploitasi, pasien akhirnya menuai
manfaat dari hubungan terapeutik dengan menggambar pada pengetahuan dan keahlian
11
perawat.Dalam kedua fase (implementasi dan eksploitasi), rencana individual telah
terbentuk, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan pasien.Ada perbedaan, namun
antara eksploitasi, di mana pasien adalah orang yang aktif mencari berbagai jenis
layanan dalam memperoleh manfaat maksimal yang tersedia dan implementasi.
Eksploitasi adalah pasien berorientasi, sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan oleh
pasien atau oleh orang lain termasuk para profesional kesehatan dan keluarga pasien.

          Pada fase resolusi Peplau, fase-fase lainnya telah berhasil bekerja melalui
kebutuhan telah dipenuhi, resolusi dan pemberhentian adalah hasil akhir.Meskipun
Peplau tidak membahas evaluasi.Evaluasi merupakan faktor yang melekat dalam
menentukan status kesiapan pasien untuk melanjutkan melalui fase resolusi.

          Dalam proses keperawatan, evaluasi merupakan langkah terpisah, dan diharapkan
saling berkaitan.  Dalam evaluasi, jika situasinya jelas, masalah bergerak ke arah
penghentian.Jika masalah tidak terselesaikan, bagaimanapun tujuan dan sasaran tidak
terpenuhi, dan jika perawatan tidak efektif, penilaian ulang harus dilakukan.Tujuan-
tujuan baru, perencanaan, implementasi dan evaluasi kemudian didirikan.

2.4 Aplikasi atau Adaptasi Teori Peplau di dalam Artikel Jurnal


Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik
keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia
kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam
keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada
perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia.Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.Dari hubungan ini
klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan
yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien.Ketika kebutuhan dasar telah
12
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul.Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi,
identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa.Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.

2.4.1 Jurnal Nurse–Patient Interaction as a Treatment for Antepartum


Depression: A Mixed-Methods Analysis
Oleh : Emily C. Evans ect all
Cognitive behavior therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif yang
merupakan salah satu bentuk konseling untuk membantu klien agar menjadi lebih
sehat, memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya
hidup tertentu, dengan memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Konseling
perilaku kognitif terfokus pada kegiatan mengelola dan memonitor pola pikir klien
sehingga mengurangi pikiran negatif dan mengubah isi pikiran agar diperoleh
emosi yang lebih positif yang dilakukan dengan memberikan latihan relaksasi dan
edukasi.7 Teknik relaksasi yang dilakukan untuk menurunkan kecemasan klien
yang mengalami depresi postpartum.
Hasil skrining sebelum dilakukan intervensi CBT didapatkan 30 ibu
postpartum mengalami depresi postpartum. Analisis bivariat yang dilakukan
mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan depresi postpartum pada ibu yang
dilakukan intervensi terapi CBT dengan ibu yang tidak dilakukan intervensi terapi
CBT dengan nilai p = 0,003.
a. Orientation

Tahap awal hubungan dimana pasien dan perawat bertemu dan


menjadi berorientasi pada hubungan dan parameternya. Biasanya terjadi pada
pertemuan pertama antara perawat dan pasien dengan proses informed consent
dan wawancara awal Selama fase ini, perawat awalnya bertindak sebagai
orang asing, namun mulai memasuki fase identifikasi. Suatu saat, saat inisiasi
belajar dan sebelum intervensi telepon dimulai.

13
Inilah tujuan awal setiap interaksi: untuk membangun kepercayaan,
memahami potensi dari hubungan, dan tentang Masalah komunikasi. Ini
adalah proses yang halus, tidak terbuka, dan secara signifikan dipengaruhi
oleh keinginan pasien, gaya pribadi perawat, dan pengalaman subyektif
keduanya. Selama fase ini, Perawat terus membangun kepercayaan dan sering
bertindak sebagai pengganti (teman), tapi tidak bisa melakukan peran
keperawatan lainnya

b. Identification

Bagian kedua dari tahap kerja dari hubungan. Pasien menyadari dan
bersedia untuk menggunakan layanan keperawatan dan perawat bertindak
dalam berbagai peran untuk membantu pasien dalam memperoleh tujuan. Fase
ini terbukti saat pasien secara khusus meminta bantuan perawat di daerah
manapun. Selama fase ini, perawat bertindak paling sering sebagai konselor,
guru, sumber daya, dan pemimpin. Fase ini juga terjadi ketika perawat
menawarkan bantuan di luar tipografi interaksi sosial tersebut. Kepercayaan
adalah sebuah prasyarat untuk fase ini. Tercapai dengan frekuensi yang lebih
besar antara perawat dan wanita depresi (100 kutipan kode) bila dibandingkan
dengan wanita yang tidak lagi tertekan (52 kutipan kode) pada 2 Waktu.

Fase ini terbukti saat Pasien secara khusus bertanya kepada perawat
untuk bantuan di bidang manapun Selama fase ini berlangsung, perawat
bertindak paling sering sebagai konselor, guru, sumber daya, dan pemimpin.
Fase ini juga terjadi Saat perawat menawarkan bantuan di luar tipcial dari
interaksi sosial. Kepercayaan adalah sebuah prasyarat untuk fase ini

c. Eksploitasi
Fase ini terbukti saat Pasien secara khusus bertanya kepada perawat
untuk bantuan di bidang manapun Selama fase ini berlangsung, perawat
bertindak paling sering sebagai konselor, guru, sumber daya, dan pemimpin.
Fase ini juga terjadi Saat perawat menawarkan bantuan di luar tipcial dari
interaksi sosial. Kepercayaan adalah sebuah prasyarat untuk fase ini
d. Resolusi
Hal ini terjadi sebagai hasi dari studi akhir , bukan saling setuju pada
pencapaian tujuan. Seringkali, tujuan terpenuhi selama berlangsungnya

14
interaksi. Tahap akhir dari hubungan dimana tujuan
telah bertemu dengan kepuasan bersama para peserta dan hubungannya
berakhir. This occurred as a result of the end of the study, rather than a mutual
agreed on attainment of goals. Often, goals were met during the course of the
interactions, but because the study continued postpartum, resolution did not
“officially” occur in this sample by the end of pregnancy. Final meeting
between nurse and patient, somewhat artificially imposed because of study
constraints

2.4.2 Jurnal Pengobatan Perilaku Kognitif untuk Depresi Postpartum


Oleh : Bina Melvia Girsang
Dalam pelaksanaan ini hamper sama dengan terapan teoeri peplau
sebelumnya hanya saja ini lebih menggunakan Cognitive behavior therapy (CBT)
atau terapi perilaku kognitif yang merupakan salah satu bentuk konseling untuk
membantu klien agar menjadi lebih sehat, memperoleh pengalaman yang
memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan memodifikasi pola
pikir dan perilaku tertentu. Konseling perilaku kognitif terfokus pada kegiatan
mengelola dan memonitor pola pikir klien sehingga mengurangi pikiran negatif
dan mengubah isi pikiran agar diperoleh emosi yang lebih positif yang dilakukan
dengan memberikan latihan relaksasi dan edukasi.7 Teknik relaksasi yang
dilakukan untuk menurunkan kecemasan klien yang mengalami depresi
postpartum.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan
kepribadian.Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa.Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara
perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang
terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual.Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu
lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan
Peplau yang dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian. Teori peplau
meliputi kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan ;
bahwa dinamika intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya
sosial komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan. Teori Peplau juga tidak dapat
digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, C. P. M. dan N. (2017). lmia lI h M ah a, 2(2), 151–170.


Haber, J. (2008). Hildegard E. Peplau: The Psychiatrie Nursing Legacy of a Legend. Journal
of the American Psychiatric Nurses Association, 6(2), 56–62.
https://doi.org/10.1067/mpn.2000.104556
Hajinezhad, M. E. (2007). Nurse Caring In Iran And Its Relationship With Patient
Satisfaction. Australian Journal Of Advanced Nursing, 26(2), 75–84.
Hochberger, J. M., & Lingham, B. (2017). Utilizing Peplau’s Interpersonal Approach to
Facilitate Medication Self-Management for Psychiatric Patients. Archives of Psychiatric
Nursing, 31(1), 122–124. https://doi.org/10.1016/j.apnu.2016.08.006
Kane, R. L., Shamliyan, T., Mueller, C., Duval, S., & Wilt, T. J. (2007). Nurse staffing and
quality of patient care. Evidence Report/technology Assessment, (151), 1–115. Retrieved
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21328775
Kim, S., & Kim, S. (2007). Interpersonal caring: A theory for improved self-esteem in
patients with long-term serious mental illness - I. Asian Nursing Research, 1(1), 11–22.
https://doi.org/10.1016/S1976-1317(08)60005-5
Mani, Z. A., & Abutaleb, M. (2017). Communication Skills of Novice Nurses at Psychiatric
Hospital in Saudi Arabia. Journal of Nursing & Care, 6(4).
https://doi.org/10.4172/2167-1168.1000407
Nugroho, A. wahyu. (2009). Komunikasi interpersonal antara perawat dan pasien.
Putri, D. E. (2010). Penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien Isolasi Sosial dengan
Pendekatan Model Konseptual.
Sawitri, E. (2009). PENGARUH TERAPI PSIKOSPIRITUAL TERHADAP TINGKAT
KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG MELATI III RSUP DR
SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Endang Sawitri*, 1.
Wakhid, A., & Hamid, A. Y. S. dan N. H. (2013). Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan
Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model
Hubungan Interpersonal Peplau Di Rs Dr Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan
Jiwa, 1(1), 34–48. https://doi.org/10.1111/evo.12175

17
TUGAS SAINS KEPERAWATAN
APLIKASI DAN ADAPTASI TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E.
PEPLAU PADA AREA KEPERAWATAN

Ditulis sebagai salah satu tugas


dalam mata kuliah “sains keperawatan”

OLEH

KELOMPOK 2 :

1. Ns. DESI IRA WAHYUNI, S.Kep


2. Ns. DESMA YELLI, S.Kep
3. Ns. DEVI EKA SAFITRI, S.Kep
4. Ns. HARINAL AFRI RESTA, S.Kep
5. Ns. HARIA PRIMA, S.Kep
6. Ns. YENNI ELFIRA, S.Kep

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2017

18
KATA PENGANTAR

Pertama dan utama kami ucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita hingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Analisis Integrasi Filosofi Teori dan Model Konseptual Hildegard
E. Peplau pada Area Keperawatan”

Makalah ini disusun berdasarkan kerja sama kelompok yang mana makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, kami dari kelompok sangat mengaharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terutama bagi Mahasiswa
Magister Keperawatan Universitas Andalas tahun ajara 2017/2018.

Padang, 16 November 2017

Kelompok II

i
19
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori dan Model Konseptual Keperawatan..........................................................3


2.2 Teori dan Model Konseptual Keperawatan Hildegard E. Peplau........................4
2.3 Hubungan Antara Tahapan Peplau dan Proses Keperawatan..............................9
2.4 Aplikasi atau Adaptasi Teori Peplau di dalam Artikel Jurnal..............................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii

20

Anda mungkin juga menyukai