PENDAHULUAN
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang
dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan
beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga
mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi batasan topik ini adalah bagaimana
kelompok mengetahui :
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Melengkapi tugas dalam mata kuliah Sains Keperawatan.
b. Mengenal Teori Peplau dan hubungannya terhadap proses keperawatan.
c. Aplikasi atau Adaptasi teori dan model konseptual teori Peplau berdasar analisis
jurnal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –
fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud
untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu
fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian.
3
2.2 Teori dan Model Konseptual Keperawatan Hildegard E. Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia.
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif
(Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986;
Marriner-Tomey, 1994). Berdasarkan teori ini klien adalah proses interpersonal dan
terapeutik.
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (Chinn & Jacobs, 1995).Oleh
sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien di mana
perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.Pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang
tersedia.Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien, perawat dan klien
bersama-sama mendefiniskan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya.
4
Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam
menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori Peplau
ini merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk
suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubungan interpersonal yang efektif dalam
membantu memenuhi kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan Sills 1990).Ketika
kebutuhan dasar telah diatasi kebutuhan baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal
perawat-klien digambarkan dalam empat fase diantaranya :
a. Fase Orientasi. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal untuk
membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi. Pada tahap ini membahas peran perawat apakah sudah
melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan
klien serta melaksanakan asuhan keperawatan.
c. Fase Eksplorasi. Pada tahap ini perawat telah membantu klien dalam
memberikan gambaran kondisi klien.
d. Fase Resolusi. Pada tahap ini perawat berusaha untuk secara bertahan membantu
klien agar bisa mandiri yang bertujuan untuk membebaskan diri dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunaka kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.
5
2) Individu
Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan untuk
berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3) Kesehatan
Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang menyatakan secara
tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses kemanusiaan
yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di dalam
kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4) Lingkungan
Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan sebagai salah satu
konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk memperhatikan
kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan rutinitas
rumah sakit.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
a) Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman.
b) Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Hubungan Interpersonal perawat – pasien adalah peran perawat. Peplau secara
terperinci menguraikan beberapa peran perawat, jika dilakukan dengan baik, maka
hubungan interpersonal pun akan akan menjadi baik sehingga berdampak pada
kepuasan pasien. Peran-peran tersebut antara lain
6
Peran Perawat:
1) Mitra kerja (Stranger),. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan
pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang
memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina
rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.
2) Nara sumber (Resources) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan.
3) Pendidik (Teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat
harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada
klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
4) Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis
sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama
dan partisipasi.
5) Pengasuh pengganti (Surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan
tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat
atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
6) Konselor (Consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat
yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.
c) Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang.Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit.Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat.Oleh karena itu
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien.Berkurangnya ansietas
menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
7
d) Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan
yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut
Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yang juga ada kaitannya dengan
perpektif paradigma keperawatan, yaitu:
1. Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan.
2. Masyarakat/lingkunganbudaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
3. Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses
kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif
dan produktif.
4. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki empat
tahap diantaranya Fase-fase Hubungan Interpersonal :
Fase Orientasi ; Perawat dan pasien melakukan kontrak awal untuk menjalin trust,
terjadi proses pengumpulan data.
Fase Identifikasi ; Perawat sebagai fasilitator untuk memfasilitasi expresi perasaan
pasien, melaksanakan asuhan keperawatan.
Fase Eksplorasi ; Perawat telah membantu pasien dalam memberikan gambaran
kondisi pasien
Fase Resolusi ; Perawat berusaha secara bertahap untuk membebaskan pasien dari
ketergantungan terhadap nakes & menggunakan kemampuan yang dimilikinya.
8
Asumsi-Asumsi utama atau asumsi dasar dalam pengembangan model konsep dan teori
hubungan interpersonal oleh Peplau dibedakan menjadi asumsi eksplisit dan implisit.
9
Proses Keperawatan Tahapan Peplau
Orientasi
Penilaian
Perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai
Pengumpulan data dan analisis
orang asing, pertemuan yang diprakarsai oleh
Tidak perlu selalu berarti "kebutuhan yang
pasien yang mengungkapkan "kebutuhan yang
dirasakan" mungkin perawat dimulai.
dirasakan", bekerja sama untuk mengenali,
memperjelas, dan mendefinisikan fakta terkait
Diagnosa keperawatan
dengan kebutuhan.
Ringkasan pernyataan berdasarkan analisis.
(Catatan: pengumpulan data kontinu.)
Pasien menjelaskan "kebutuhan yang dirasakan."
Perencanaan
Saling menetapkan tujuan.
Identifikasi
Saling tergantung penetapan tujuan. Pasien
memiliki rasa memiliki dan selektif menanggapi
mereka yang bisa memenuhi kebutuhan.
Pelaksanaan
Pasien-dimulai.
Rencana memulai ke arah pencapaian tujuan yang
saling ditetapkan.Dapat dicapai dengan perawatan
Eksploitasi
pasien, kesehatan profesional, atau keluarga
Pasien secara aktif mencari dan menggambar pada
pasien.
pengetahuan dan keahlian dari mereka yang dapat
membantu.
Evaluasi
Berdasarkan saling didirikan perilaku akhir yang
Resolusi
diharapkan.
Terjadi setelah fase lain yang berhasil diselesaikan
Dapat menyebabkan penghentian atau inisiasi
dan telah dipenuhi.
rencana baru.
Menyebabkan diberhentikan.
10
frustrasi, konflik dan kecemasan.Saat ini, bahkan keluarga, kelompok atau komunitas
dapat secara kolektif didefinisikan sebagai pasien.
Tahap orientasi Peplau yang sejajar dengan awal fase penilaian bahwa baik
perawat dan pasien datang bersama-sama sebagai orang asing.Pertemuan ini diprakarsai
oleh pasien yang menyatakan kebutuhan, meskipun kebutuhan tidak selalu bisa
dipahami.Secara bersama, perawat dan pasien mulai bekerja melalui mengenali,
memperjelas dan mendefinisikan fakta terkait kebutuhan ini. Langkah ini disebut
sebagai pengumpulan data dalam tahap penilaian dari proses keperawatan.
Orientasi dan penilaian yang tidak sama serta mengumpulkan data kontinyu
sepanjang fase Peplau. Dalam proses keperawatan, pengumpulan data awal adalah
pengkajian keperawatan, dan pengumpulan data lebih lanjut menjadi bagian integral
dari penilaian kembali.
Diagnosis keperawatan berkembang pada masalah kesehatan.Diagnosis
keperawatan adalah pernyataan ringkasan dari data yang dikumpulkan. Peplau
menyatakan bahwa "selama periode orientasi pasien menjelaskan pertama, kesan
keseluruhan masalahnya", sedangkan dalam proses keperawatan, perawat
menyimpulkan diagnosis dari data yang dikumpulkan. Ketika perawat dan pasien
berkolaborasi pada tujuan, mungkin ada bentrokan didasarkan pada prasangka dan
harapan setiap orang, seperti dijelaskan sebelumnya dalam fase identifikasi
Peplau.Perbedaan ini harus diselesaikan sebelum tujuan yang saling menyatakan dapat
disepakati.Penetapan tujuan harus saling berkaitan antara perawat dan pasien.
Pada tahap implementasi, seperti dalam eksploitasi, pasien akhirnya menuai
manfaat dari hubungan terapeutik dengan menggambar pada pengetahuan dan keahlian
11
perawat.Dalam kedua fase (implementasi dan eksploitasi), rencana individual telah
terbentuk, berdasarkan kepentingan dan kebutuhan pasien.Ada perbedaan, namun
antara eksploitasi, di mana pasien adalah orang yang aktif mencari berbagai jenis
layanan dalam memperoleh manfaat maksimal yang tersedia dan implementasi.
Eksploitasi adalah pasien berorientasi, sedangkan pelaksanaannya dapat dilakukan oleh
pasien atau oleh orang lain termasuk para profesional kesehatan dan keluarga pasien.
Pada fase resolusi Peplau, fase-fase lainnya telah berhasil bekerja melalui
kebutuhan telah dipenuhi, resolusi dan pemberhentian adalah hasil akhir.Meskipun
Peplau tidak membahas evaluasi.Evaluasi merupakan faktor yang melekat dalam
menentukan status kesiapan pasien untuk melanjutkan melalui fase resolusi.
Dalam proses keperawatan, evaluasi merupakan langkah terpisah, dan diharapkan
saling berkaitan. Dalam evaluasi, jika situasinya jelas, masalah bergerak ke arah
penghentian.Jika masalah tidak terselesaikan, bagaimanapun tujuan dan sasaran tidak
terpenuhi, dan jika perawatan tidak efektif, penilaian ulang harus dilakukan.Tujuan-
tujuan baru, perencanaan, implementasi dan evaluasi kemudian didirikan.
13
Inilah tujuan awal setiap interaksi: untuk membangun kepercayaan,
memahami potensi dari hubungan, dan tentang Masalah komunikasi. Ini
adalah proses yang halus, tidak terbuka, dan secara signifikan dipengaruhi
oleh keinginan pasien, gaya pribadi perawat, dan pengalaman subyektif
keduanya. Selama fase ini, Perawat terus membangun kepercayaan dan sering
bertindak sebagai pengganti (teman), tapi tidak bisa melakukan peran
keperawatan lainnya
b. Identification
Bagian kedua dari tahap kerja dari hubungan. Pasien menyadari dan
bersedia untuk menggunakan layanan keperawatan dan perawat bertindak
dalam berbagai peran untuk membantu pasien dalam memperoleh tujuan. Fase
ini terbukti saat pasien secara khusus meminta bantuan perawat di daerah
manapun. Selama fase ini, perawat bertindak paling sering sebagai konselor,
guru, sumber daya, dan pemimpin. Fase ini juga terjadi ketika perawat
menawarkan bantuan di luar tipografi interaksi sosial tersebut. Kepercayaan
adalah sebuah prasyarat untuk fase ini. Tercapai dengan frekuensi yang lebih
besar antara perawat dan wanita depresi (100 kutipan kode) bila dibandingkan
dengan wanita yang tidak lagi tertekan (52 kutipan kode) pada 2 Waktu.
Fase ini terbukti saat Pasien secara khusus bertanya kepada perawat
untuk bantuan di bidang manapun Selama fase ini berlangsung, perawat
bertindak paling sering sebagai konselor, guru, sumber daya, dan pemimpin.
Fase ini juga terjadi Saat perawat menawarkan bantuan di luar tipcial dari
interaksi sosial. Kepercayaan adalah sebuah prasyarat untuk fase ini
c. Eksploitasi
Fase ini terbukti saat Pasien secara khusus bertanya kepada perawat
untuk bantuan di bidang manapun Selama fase ini berlangsung, perawat
bertindak paling sering sebagai konselor, guru, sumber daya, dan pemimpin.
Fase ini juga terjadi Saat perawat menawarkan bantuan di luar tipcial dari
interaksi sosial. Kepercayaan adalah sebuah prasyarat untuk fase ini
d. Resolusi
Hal ini terjadi sebagai hasi dari studi akhir , bukan saling setuju pada
pencapaian tujuan. Seringkali, tujuan terpenuhi selama berlangsungnya
14
interaksi. Tahap akhir dari hubungan dimana tujuan
telah bertemu dengan kepuasan bersama para peserta dan hubungannya
berakhir. This occurred as a result of the end of the study, rather than a mutual
agreed on attainment of goals. Often, goals were met during the course of the
interactions, but because the study continued postpartum, resolution did not
“officially” occur in this sample by the end of pregnancy. Final meeting
between nurse and patient, somewhat artificially imposed because of study
constraints
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif.
Hildegard E. Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan
teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan
keluarga dan untuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan
kepribadian.Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa.Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara
perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai narasumber, konselor dan wali.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang
terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual.Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu
lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan
Peplau yang dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian. Teori peplau
meliputi kurangnya penekanan pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan ;
bahwa dinamika intra keluarga, pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya
sosial komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan. Teori Peplau juga tidak dapat
digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
TUGAS SAINS KEPERAWATAN
APLIKASI DAN ADAPTASI TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL HILDEGARD E.
PEPLAU PADA AREA KEPERAWATAN
OLEH
KELOMPOK 2 :
18
KATA PENGANTAR
Pertama dan utama kami ucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita hingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Analisis Integrasi Filosofi Teori dan Model Konseptual Hildegard
E. Peplau pada Area Keperawatan”
Makalah ini disusun berdasarkan kerja sama kelompok yang mana makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, kami dari kelompok sangat mengaharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terutama bagi Mahasiswa
Magister Keperawatan Universitas Andalas tahun ajara 2017/2018.
Kelompok II
i
19
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
20