Anda di halaman 1dari 29

TUGAS FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

“TEORI KEPERAWATAN MODEL NURSING :


FLORENCE NIGHTINGALE”

Oleh Kelompok 8

Dina Annisa Utami 2011316047

Nadiya Ayu Nopihartati 2011316046

Rizki Cahaya Putri 2011316044

Salmi Dianita Nasution 2011316048

Three Nur Oktavia 2011316043

Windi Wahyuni 2011316045

Rheynanda 2011316059

PROGRAM B KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Falsafah dan Teori Keperawatan yang

berjudul “Teori keperawatan model nursign : Florence Nighttingale”. Penulisan

makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah di Fakultas

KeperawatanUnand.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu,

kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada

pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, September 2020

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

hal

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

C. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Latar belakang teori florence nightingale ..................................... 3

B. Sumber teori untuk pengembangan teori ...................................... 5

C. Konsep umum dan definisi.............................................................. 6

D. Penggunaan temuan empiris........................................................... 9

E. Paradigma keperawatan .................................................................. 9

F. Aplikasi teori .................................................................................... 15

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 16

A. Kesimpulan ....................................................................................... 16

B. Saran .................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplinilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan,
danmengontrol hasil asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia
keperawatan, yangmeletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan
yaknidenganmengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar man
usia padaklien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit
yangdikenal dengan teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat
standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efisien.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat
denganapa yang terjadi pada suatu saat jugadan tahu apa yang harus perawat
kerjakan.

Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan.


Florence Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan
beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan
memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu
keperawatan. Teori dari Florence nightingale sangatlah bermanfaat bagi para perawat
terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada saat kita merawat pasien kita
melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan sangatlah
berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan
kenyamanan dan ketenangan pada saat dia di rawat.

Menurut Florence, keperawatan adalah profesi untuk wanita dengan tujuan


menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan
pelayanan kesehatan. Ninghtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan
kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit. Tujuan

1
tindakan keperawatan adalah memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan
dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan. Alasan
tindakan keperawatan yakni menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara
alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
dan luka. Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial,
dan spiritual yang lengkap dan berpotensi. Konsep sehat adalah keadaan bebas dari
penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh. Konsep lingkungan
adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang.

B. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui latar belakang teori Florence Nightingale
b. Untuk mengetahui konsep umum dari Florence Nightingale
c. Untuk mengetahui paradigma dan aplikasi teori Florence Nightingale

C. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui
tentang berbagai teori keperawatan, kajian serta hubungan konsep model keperawatan
menurut florence nightingale dan terkhusus untuk perawat agar memahami teori
tersebut.

2
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Latar Belakang Teori Florence Nigtingale


Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu
perjalanan panjang keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence
Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama Parthenope. Beliau adalah
seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi yang
bernama William Edward Nightingale. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah
rumah besar dan mewah milik ayahnya,William Edward Nightingale yang merupakan
seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London,Inggris. Sementara ibunya adalah
keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Ia belajar
bermacam-macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis, dan lain-lain. Ia senang
memelihara binatang yang sakit, selain itu dia senang bersama ibunya mengunjungi
orang miskin yang sakit serta rajin beribadah.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras.
Kakaknya, Parthenope, hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan
tanah karena pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya
cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence sendiri lebih banyak
keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan. Pada suatu ketika, pada
saat Florence berdoa dengan hikmat ia mendengar suara Tuhan bahwa dalam hidupnya
menanti sebuah tugas. Pada saat itu Folrence berusia tujuh belas tahun. Akhirnya Pada
tanggal 7 Februari 1837 dia menulis di buku hariannya tentang pengalamannya itu
dengan judul “Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani- Nya” Dia
menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan karena
status sosial keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat
keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar rumah keluarganya serta ia
sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah sakit.
Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan yang berada, keinginan Florence untuk
berkarier sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan
dengan jalur yang hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung

3
kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi
perawat. Karena pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan
yang hina.
Adapun alasannya adalah sebagai berikut:
1) Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
2) Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka
sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-
baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang
berada di rumah sakit dengan tidak sopan (tidak senonoh).
3) Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
4) Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak dibandingkan
menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat.
Ketika berumur 20 tahun, Florence meminta izin kepada orang tuanya untuk bekerja
dirumah sakit dan belajar tentang keperawatan. Akan tetapi, orang tuanya tetap tidak
mengizinkannya karena keadaan rumah sakit pada saat itu sangat memprihatinkan.
Walaupun mendapat larangan dari kedua orang tuanya semangat Florence untuk menjadi
perawat tidak hilang. Pada suatu hari nenek Florence sakit. Saat itu Florence mendapat
kesempatan untuk merawat neneknya sampai pada akhirnya beliau meninggal. Dengan
pengalaman merawat neneknya tersebut bertambahlah pengalaman Florence dalam
merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu agar dapat
menjalankan pekerjaan perawat dengan baik karena menolong sesama manusia sama
halnya dengan mengabdikan diri kepada Tuhan.
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic
Sisters of Charity yang memberikan jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya
dengan melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di
Jerman, didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit
yang dilengkapi ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni
dua belas orang,sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para
guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken. Florence sangat
tertarik dan bersemangat menanggapi cerita Dr. Howe dan mengatakan bahwa
Kaiserworth adalah tujuannya. Pada bulan Juli 1850 saat ia telah berusia 30
tahun,Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman.

4
Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang
dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang. Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan
keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle
Woman in Distressed Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke
dalam institusi itu dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas
ke setiap lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat
langsung memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga menetapkan bahwa
institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut menerima semua pasien dari
semua denominasi dan agama. Disini, Florence beragumentasi sengit dengan Komite
Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah
peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima
tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk
rabi, dan ulama untuk orang Islam” Menanggapi anccaman Florence ini, Komite Rumah
Sakit pada akhirnya merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence. Florence
Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal 13 Agustus 1910 pada usia 90 tahun
karena penyakit tifus. Florence telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya
menetapkan fondasi keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus
diperlengkapi dengan pendidikan khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi
yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya.

B. Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori Florence Nightingale


Banyak faktor mempengaruhi pengembangan teori ilmu keperawatan Nightingale.
Pandangan individu, masyarakat dan profesional menyatu dalam mengembangkan
pekerjaannya. Dia menggabungkan sumber daya individunya dengan sumber daya
masyarakat dan profesional untuk menghasilkan penghasilan. Nightingale, yang
menganggap merawat sebagai panggilan agama untuk dijawab hanya oleh kaum wanita,
meyakini bila dia harus berusaha keras untuk perubahan hal-hal yang dilihatnya tidak
bisa diterima. Chinn dan Jacobs menyatakan“when individual or professional vule are in
conflict with and challenge societal values,there is pontential for creating change in
society”(Ketika nilai-nilai individual dan profesional bertentangan dengan dan melawan
nilai-nilai sosial, terdapat pontesi untuk menciptakan perubahan di tengah masyarakat)
5
sesuai dengan pontesi itu sistem penangan kesehatan pada masanya melibatkan tenaga
yang kurang terdidik dan terlampil untuk merawat pasien yang sakit, tetapi Nightingale
mengubahnya menjadi sistem keperawatan profesional yang kita nilai seperti sekarang
ini. Menyadari bahwa melakukan kontak dengan para profesional pada waktu itu sangat
penting, ia memperluas filosofil ilmu keperawatannya dengan cara bergabung dengan
sejumlah dokter terkemuka dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh. Yang
paling berpengaruh pada pengembangan keahilannya adalah pendidikan, pengalaman,
dan observasinya. Ia memperoleh semua itu melalui pekerjaan amal dan rumah sakit dan
berpengalaman bertahun-tahun merawat.
C. Konsep Umum dan Definisi keperawatan Florence Nightingale
1. Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern”, meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk
dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi
kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan. Kesehatan adalah usaha untuk
menjaga agar tetap sehat sebagai upaya untuk menghindari penyakit yang berasal dari
faktor kesehatan lingkungan. Wabah penyakit adalah proses penyebaran secara alami
karena adanya sesuatu yang kurang diperhatikan.
Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep:
a. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
1) Individu manusia
Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
2) Keperawatan
Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
3) Sehat/sakit
4) Masyarakat/lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
b. Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan
1) Pengakjian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitikberatkan pada kondisi
lingkungan (lingkungan fisik ,psikis, sosial)
6
2) Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan pada kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
3) Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya.
4) Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klient yang berhungan dengan lingkungannya, misalnya
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, penyesuaian
terhadap lingkungan.
5) Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan
pertumbuhan fisik dan perkembangan individu.
6) Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
2. Konsep teori Florence Nightingale
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup),
dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan
semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain. Model konsep ini
memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,sehingga akhirnya
dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan
dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari:
a. Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu
7
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas
dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat,
udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian
rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang
semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan
kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran
pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-
kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan
para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik
(khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit,sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian, setiap
perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan
dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien
pada umumnya. Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial
dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan
pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan
rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secarakhusus.

8
D. Penggunaan temuan empiris
Pada saat Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan
mengunjungi rumah sakit disana, dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan
nutrisi) disana sangat buruk. Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan
memperbaiki kualitas dari sanitasi. Sebagi hasilnya, angka kematian pada Rumah
Sakit Barracks si Scutari menurun dari 42,7% menjadi 2,2% dalam 6 bulan
(Donahue,1996; Woodham-Smith,1983).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan temuan ini masih
digunakan sampai sekarang di dalam keperawatan. Teori kebutuhan Menurut
Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence sebagai contoh
kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi, dan kebutuhan
lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
E. Paradigma
Banyak ahli yang membahas paradigma seperti Adam Smith (1975)
berpendapat bahwa paradigma adalah cara bagaimana kita menyerap dunia.
Paradigma menjelaskan dunia kepada kita dan menolong kita memahami setiap
fenomena yang terjadi disekitar kita. Masterman (1970) mendefinisikan paradigma
adalah suatu pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan Poerwanto, (1997) mengartikan Paradigma adalah suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai
suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan menurut Masterman (1970) adalah sebagai pandangan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Menurut
Gaffar (1997) Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih
tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan

9
demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional. Keperawatan
sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma
keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin
ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri
seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi sehingga paradigma keperawatan
akan terus berkembang
a. Manusia
Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit. Ketiga
komponen tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan. Manusia
memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut melipupi kebutuhan bio-psiko,sosio,spiritual, kultural
(Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners, 2012). Manusia mencari dan
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran
utama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan pandangan Nightingale mengenai manusia. Nightingale melihat manusia
sama seperti seorang klien. Konsep manusia menurut Nightingale, yaitu
hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).
Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan pada
lingkungan sekitar pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence, yaitu
lingkungan fisik yang meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini dikarenakan
situasi Nightingale yang berada pada situasi perang. Konsep manusia dalam
keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat dalam pemberian asuhan
keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan keperawatan. Manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan hal ini dapat mempengaruhi
status kesehatannya.
Nightingale telah menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran-
pemikiran hebatnya. Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia merupakan
individu yang berbeda. Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan
kesembuhan klien, yaitu lebih bertindak produktif dan memberikan asuhan
keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang menganjurkan perawat untuk
10
bertanya pendapat klien mengenai asuhan/pelayanan keperawatan yang
diberikan sudah sesuai dengan kondisi klien atau belum. Nightingale
menekankan bahwa perawat mengontrol dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan internal dan eksternal klien. Hal ini secara langsung mengharuskan
perawat untuk mampu mengendalikan keinginan pribadi dan perilaku masing-
masing individu. Nightingale menekankan untuk dapat menghargai setiap orang
dari berbagai latar belakang dan tidak menghakimi orang lain.
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks
paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam
suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi:
1. Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
2. Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan mal
adaftif.
3. Sistem personal, interpersonal, dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
b. Sehat-Sakit
Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi,
dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta
modal utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan
hidup manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat
masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh
lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak
seimbangan pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-
komponen biologis, psikologis, sosial budaya dan spritual individu
Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan
menggunakan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup
(Alligood dan Tomey, 2010). Nightingale juga mendefinisikan kesehatan
sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki
11
hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang
dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga
individu dapat kembali sehat (Asmadi, 2008). Sakit adalah keadaan yang
disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap
susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
Nightingale melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
(reparative process) (Kusnanto, 2004). Konsep sehat-sakit Nightingale berfokus
pada perbaikan untuk sehat. Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah perawatan
sebagai wujud tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Manfaat teori ini
ialah menjadi suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya,
dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan keperawatan,
mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan (Asmadi,
2008).
1. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan
sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Maka dapat diketahui
karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia; kedua, memiliki
pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; ketiga, memiliki hidup
yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat,
keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan
terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan
informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah.
Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku
sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif
terhadap tingkat kesehatan klien. Keyakinan klien terhadap kesehatan
bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat,
faktor-faktor yang dapat dimodifikasi seperti demografi (misal jenis dan
tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang
dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus
kesehatan, antara lain:
1) Perkembangan

12
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang
mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh
faktor usia.
2) Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status
kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau
keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku
kesehatan.
3) Pengalaman Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahui
jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman
kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan
selanjutnya.
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam
meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah yang optimal.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan
seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki
melalui faktor genetik.
6) Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang
dapat mempengaruhi status kesehatan
2. Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis, dan
kematian. Tahapan proses sakit:
1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan
ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena
timbulnya suatu gejala.
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit
yang dialaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau
gangguan yang dirasakan pada tubuhnya.
13
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan
kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali
berperan seperti sebelum sakit.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan
tempatnya berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.Terdapat
hubungan berkelanjutan antara klien dan lingkungan. Hubungan tersebut dapat
berupa pengaruh positif dan negative pada tingkat kesehatan manusia dan
kebutuhan pelayanan kesehatan. Selain itu, semua faktor-faktor di rumah,
tempat kerja, atau komunitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan klien dan
kebutuhan pelayanan kesehatan.
Dengan meyakini pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat
berhubungan dengan status kesehatan klien. Didalamnya terdapat banyak
komponen lingkungan yang penting yang berpengaruh pada kesehatan, seperti
udara segar, air bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya,
dll. Dengan aspek komponen lingkungan yang paling diutamakan oleh
Nightingale ketika melakukan perawatan terhadap klien yaitu ventilasi yang
cukup bagi klien. Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale
tentang lingkungan berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa
perawata tidak perlu mengatahui semua tentnag proses penyakit yang
merupakan awal usaha untuk membedakan antara keperawatan dengan
kedokteran, seperti penyediaan udara segar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi,
ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860)
d. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan
kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas
kepentingan sendiri, menggunakan pendekatan holistic, bentuk pelayanannya
bersifat humanistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
berpegang pada standar asuhan keperawatan serta menggunakan kode etik
14
keperawatan sebagai tuntutan utama melaksanakan asuhan keperawatan. Teori
Nightingale dan kaitannya dengan keperawatan, Nightingale merupakan pelopor
model awal keperawatan.

F. Aplikasi Teori Modern Nursing


Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit
merupakan hal yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien
merasa nyaman, pada saat memberi makanan di rumah sakit misal dengan
membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring.
Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus terlihat menarik.
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara
status kesehatan klient dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang
menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Oleh
karena itu, perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka
sendiri dan membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien
apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan.
Praktek budaya dan agama dapat membedakan praktek higiene. Higiene adalah
sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang berbeda-beda
tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus
membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar
rutin. Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi
tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan
sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan
dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan
penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari
penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada saat pasien
berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan kenyamanan bagi
pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien itu dan dalam
perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori Keperawatan Florence Nightingale lebih memprioritaskan Lingkungan sebagai
aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan pasien. Jika ada seseorang yang
sakit maka lingkungannya harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses
penyembuhan pasien.
Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat diberikan kepada perawat
adalah mengajari mereka apa yang harus diamati, bagaimana mengamati, apa gejala
menunjukkan keadaan pasien yang membaik, apa yang penting dari tidak ada, apa
bukti kelalaian dan tentang apa jenis kelalaian.
Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang memberikan
kenyamanan lingkungan pada pasien baik secara fisik maupun psikologi. Disamping
itu Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan promosi kesehatan adalah hal
yang tak kalah penting dibanding dengan merawat pasien hingga sembuh.
Kelebihan teori Florence adalah pengkajian menggunakan data angka sedangkan
kekurangan dari teori Florence adalah belum adanya model keperawatan seperti
model keperawatan Betty Neuman, Teori Florence ini masih bersifat filosofi yakni
hanya sebatas pengalaman Florence saat merawat korban perang.

B. SARAN
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat mengaplikasikan
teori Florence Nightingale ke dalam praktik asuhan keperawatan.
Saran bagi pembaca agar memberikan masukan untuk melengkapi makalah teori
keperawatan Florence Nightingale.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ahmadjamad09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html

http://stikepppnijabar-kelompok7-kdk.blogspot.com/2015/10/florence-nightingale.html

https://www.scribed.com/document/425100978/mklh-fal-kel-5

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.edu/17694/6
/S_SEJ_0901527_abstract.pdf&ved=2ahUKEwjzvLf88_frAhUNpZ4KHXm1Bg44ChAWM
AR6BAgCEAE&usg=AOvVaw0D9-uqXomNIyQSZB1fqTWv
KELOMPOK 8
1 . THREE NUR OKTAVIA
2 . RIZKI CAHAYA PUTRI
3 . WINDI WAHYUNI
4 . NADIYA AYU N.
5 . DINA ANNISA UTAMI
6 . SALMI DIANITA N.
7 . RHEYNANDA
Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu perjalanan panjang
keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa
Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence Nightingale memiliki seorang kakak perempuan
bernama Parthenope. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan
bercita-cita tinggi yang bernama William Edward Nightingale.

Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan yang berada, keinginan Florence untuk berkarier
sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang
hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang
dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat. Karena pada masa itu, pekerjaan
sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina.

Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas
di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances. Florence mengancam
akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin
tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga
Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta
mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam” Menanggapi anccaman Florence ini, Komite
Rumah
Sakit pada akhirnya merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence

Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal 13 Agustus 1910 pada usia 90 tahun
karena penyakit tifus. Florence telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya menetapkan fondasi
keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus diperlengkapi dengan pendidikan
khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan
masyarakat Inggris sebelumnya.
SUMBER TEORI UNTUK PENGEMBANGAN TEORI
FLORENCE NIGHTINGALE

Banyak faktor mempengaruhi pengembangan teori ilmu keperawatan


Nightingale. Pandangan individu, masyarakat dan profesional menyatu
dalam mengembangkan pekerjaannya.

Nightingale, yang menganggap merawat sebagai panggilan agama untuk dijawab hanya
oleh kaum wanita, meyakini bila dia harus berusaha keras untuk perubahan hal-hal yang
dilihatnya tidak bisa diterima. Chinn dan Jacobs menyatakan“when individual or professional
vule are in conflict with and challenge societal values,there is pontential for creating change
in society”(Ketika nilai-nilai individual dan profesional bertentangan dengan dan melawan
nilainilai sosial, terdapat pontesi untuk menciptakan perubahan di tengah masyarakat) sesuai
dengan pontesi itu sistem penangan kesehatan pada masanya melibatkan tenaga yang
kurang terdidik dan terlampil untuk merawat pasien yang sakit, tetapi Nightingale
mengubahnya menjadi sistem keperawatan profesional yang kita nilai seperti sekarang ini.
DEFINISI → Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh
Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern”,
meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk
dipenuhi oleh seorang wanita.

Hubungan Florence Nightingale dengan


Hubungan teori Florence Nightingale
proses keperawatan
dengan konsep keperawatan
1. Pengkajian/pengumpulan data
1. Individu manusia
2. Analisa data
2. Keperawatan
3. Masalah
3. Sehat/Sakit
4. Diagnosa keperawatan
4. Masyarakat/lingkungan
5. Implementasi
6. evaluasi
Konsep teori
Florence
Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam


konteks lingkungan secara keseluruhan.

Lingkungan fisik
(Physical environment )

Lingkungan psikologi
(Psychology environment )

Lingkungan Sosial (Social


environment)
PENGGUNAAN TEMUAN EMPIRIS
 Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan mengunjungi
rumah sakit disana, dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan nutrisi) disana
sangat buruk. Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan memperbaiki
kualitas dari sanitasi. Sebagi hasilnya, angka kematian pada Rumah Sakit
Barracks si Scutari menurun dari 42,7% menjadi 2,2% dalam 6 bulan
(Donahue,1996; Woodham-Smith,1983).

Penggunaan temuan ini masih digunakan sampai sekarang di dalam


keperawatan. Teori kebutuhan Menurut Maslow pada dasarnya mengakui
pada penekanan teori Florence.
Contoh : kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi, dan
kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan
air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.
Paradigma

1 . Manusia
P andangan Nightingale mengenai manusia .
Nightingale melihat manusia sama seperti seorang 4 . Keperawatan
klien . Konsep manusia menurut Nightingale, yaitu menggunakan pendekatan holistic,
hubungan timbal balik manusia dengan bentuk pelayanannya bersifat
lingkungannya humanistik , dilaksanakan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan berpegang
2. Sehat-sakit pada standar asuhan keperawatan serta
Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah perawatan menggunakan kode etik keperawatan
sebagai wujud tanggung jawab seseorang sebagai tuntutan utama melaksanakan
terhadap kesehatan asuhan keperawatan

3 . Lingkungan
Berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya ,
seperti penyediaan udara segar , pencahayaan ,
kehangatan , sanitasi , ketenangan , dan nutrisi yang
kuat
 Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit
merupakan hal yang perlu dilakukan, misal dengan membersihkan meja tempat
tidur dan yakinkan ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan
pada nampan bersih dan harus terlihat menarik.
 Praktek budaya dan agama dapat membedakan praktek higiene. Higiene adalah
sangat pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang berbeda-beda
tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus
membantu pasien memenuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar
rutin.
 Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan
bagaimana mereka menginginkan bantuan
 Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit
kepada si pasien, tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik,
psikologis, sosial pasien sembuh

Anda mungkin juga menyukai