Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN DAN TEORI


KEPERAWATAN MODERN NURSING (FLORENCE NIGHTINGALE)

PENGAMPU MATA KULIAH:


Dr. MERI NEHERTA, M. Biomed
DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

ATTIVA ZARIFATUL ZAHRA (1911313024)


DWI YUNILA ANDHAL SAFITRI (1911313033)
NESYA DWIANA NOFERLY (1911311049)
RAHMATUL HUSNA (1911312019)
RANIA NURAZIZAH (1911312025)
RERE JESSICA (1911311046)
SALSHABILLA (1911312037)
SHINDY RAHMADESWITA (1911313030)

Program Studi Ilmu keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas

Padang, 2019

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan I
yang diampu oleh Ibu Dr. Meri Neherta, M. Biomed. Makalah ini memuat tentang “Konsep
Paradigma Keperawatan dan Teori Keperawatan Modern Nursing”. Makalah ini tidak akan
selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Padang, 20 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul ...................................................................................................................... i

Kata pengantar ...................................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................................................... iii

Daftar gambar ....................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

I. Latar belakang ........................................................................................................... 1

II. Tujuan penulisan ........................................................................................................ 1

III. Manfaat ....................................................................................................................... 2

BAB II KERANGKA TEORI .............................................................................................. 3

I. Latar belakang teori Florence Nightingale .................................................................. 3

II. Sumber teori untuk pengembangan teori Florence Nightingale ................................ 5

III. Konsep umum dan definisi keperawatan .................................................................... 6

IV. Penggunaan temuan empiris ....................................................................................... 9

V. Paradigma keperawatan ............................................................................................. 9

VI. Aplikasi teori Florence Nightingale ........................................................................... 14

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 16

I. Kesimpulan ................................................................................................................ 16

II. Saran ......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar komponen paradigma.............................................................................................. 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan
utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi
oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan.
Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yang
meletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan
mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal dengan teori
lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan keperawatan
yang efisien.

II. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui yang menjadi latar belakang teori Florence Nightingale


2. Untuk mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori Florence Nightingale
3. Untuk memahami konsep umum dan defenisi keperawatan Florence Nightingale
4. Untuk memahami penggunaan temuan empiris
5. Untuk memahami tentang paradigma keperawatan
6. Untuk mengetahui aplikasi teori Florence Nigthtingale

III. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1
1. Dapat mengetahui yang menjadi latar belakang teori Florence Nightingale
2. Dapat mengetahui sumber teori untuk pengembangan teori Florence Nightingale
3. Dapat memahami konsep umum dan defenisi keperawatan Florence Nightingale
4. Dapat memahami penggunaan temuan empiris
5. Dapat memahami tentang paradigma keperawatan
6. Dapat memahami dan menerapkan berbagai teori keperawatan terpilih dalam berbagai
situasi

2
BAB II

KERANGKA TEORI

I. Latar Belakang Teori Florence Nigtingale


Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu
perjalanan panjang keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence
Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama Parthenope. Beliau adalah seorang
anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan bercita-cita tinggi yang bernama William
Edward Nightingale.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya,
William Edward Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London,
Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga
terpandang. Ia belajar bermacam-macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis, dan
lain-lain. Ia senang memelihara binatang yang sakit, selain itu dia senang bersama ibunya
mengunjungi orang miskin yang sakit serta rajin beribadah.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras.
Kakaknya, Parthenope, hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah
karena pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung
bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence sendiri lebih banyak keluar rumah dan
membantu warga sekitar yang membutuhkan. Pada suatu ketika, pada saat Florence berdoa
dengan hikmat ia mendengar suara Tuhan bahwa dalam hidupnya menanti sebuah tugas. Pada
saat itu Folrence berusia tujuh belas tahun. Akhirnya Pada tanggal 7 Februari 1837 dia menulis
di buku hariannya tentang pengalamannya itu dengan judul “Tuhan berbicara kepadaku dan
memanggilku untuk melayani-Nya”
Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan karena
status sosial keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat
keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar rumah keluarganya serta ia
sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah sakit. Sebagai keluarga
yang berasal dari kalangan yang berada, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat
mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang hendak
ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang

3
dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat. Karena pada masa itu,
pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina.

Adapun alasannya adalah sebagai berikut:


a. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
b. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka
sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita
baik-baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan
yang berada di rumah sakit dengan tidak sopan (tidak senonoh).
c. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
d. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak dibandingkan
menjalankan tugasnya sebagai seorang perawat.

Ketika berumur 20 tahun, Florence meminta izin kepada orang tuanya untuk bekerja di
rumah sakit dan belajar tentang keperawatan. Akan tetapi, orang tuanya tetap tidak
mengizinkannya karena keadaan rumah sakit pada saat itu sangat memprihatinkan. Walaupun
mendapat larangan dari kedua orang tuanya semangat Florence untuk menjadi perawat tidak
hilang.
Pada suatu hari nenek Florence sakit. Saat itu Florence mendapat kesempatan untuk
merawat neneknya sampai pada akhirnya beliau meninggal. Dengan pengalaman merawat
neneknya tersebut bertambahlah pengalaman Florence dalam merawat orang sakit. Florence
berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan
baik karena menolong sesama manusia sama halnya dengan mengabdikan diri kepada Tuhan.
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic Sisters
of Charity yang memberikan jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan
melayani orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman,
didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi
ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang,
sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah
pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken.
Florence sangat tertarik dan bersemangat menanggapi cerita Dr. Howe dan mengatakan
bahwa Kaiserworth adalah tujuannya. Pada bulan Juli 1850 saat ia telah berusia 30 tahun,
Florence pergi ke Kaiserworth di Jerman. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal

4
selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus
membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama
sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan
menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator
untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat
dengan menekan bel.
Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut
menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. Disini, Florence beragumentasi
sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan
tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi; “rumah sakit akan menerima tidak saja pasien
yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan
mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk
orang Islam” Menanggapi anccaman Florence ini, Komite Rumah Sakit pada akhirnya
merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.
Florence Nightingale meninggal dalam tugasnya pada tanggal 13 Agustus 1910 pada
usia 90 tahun karena penyakit tifus. Florence telah berjasa besar bagi dunia medis, khususnya
menetapkan fondasi keperawatan. Betapa perawat adalah profesi yang penting dan harus
diperlengkapi dengan pendidikan khusus. Tidak heran, bila profesi ini kini menjadi profesi
yang sangat mulia, jauh melebihi pandangan masyarakat Inggris sebelumnya.

II. Sumber Teori Untuk Pengembangan Teori Florence Nightingale


Banyak faktor mempengaruhi pengembangan teori ilmu keperawatan Nightingale.
Pandangan individu, masyarakat dan profesional menyatu dalam mengembangkan
pekerjaannya. Dia menggabungkan sumber daya individunya dengan sumber daya masyarakat
dan profesional untuk menghasilkan penghasilan. Nightingale, yang menganggap merawat
sebagai panggilan agama untuk dijawab hanya oleh kaum wanita, meyakini bila dia harus
berusaha keras untuk perubahan hal-hal yang dilihatnya tidak bisa diterima.
Chinn dan Jacobs menyatakan“when individual or professional vule are in conflict with
and challenge societal values,there is pontential for creating change in society”(Ketika
nilai-nilai individual dan profesional bertentangan dengan dan melawan nilai-nilai sosial,
terdapat pontesi untuk menciptakan perubahan di tengah masyarakat) sesuai dengan pontesi itu
5
sistem penangan kesehatan pada masanya melibatkan tenaga yang kurang terdidik dan
terlampil untuk merawat pasien yang sakit, tetapi Nightingale mengubahnya menjadi sistem
keperawatan profesional yang kita nilai seperti sekarang ini.
Menyadari bahwa melakukan kontak dengan para profesional pada waktu itu sangat
penting, ia memperluas filosofil ilmu keperawatannya dengan cara bergabung dengan
sejumlah dokter terkemuka dan anggota-anggota masyarakat yang berpengaruh. Yang paling
berpengaruh pada pengembangan keahilannya adalah pendidikan, pengalaman, dan
observasinya. Ia memperoleh semua itu melalui pekerjaan amal dan rumah sakit dan
berpengalaman bertahun-tahun merawat.

III. Konsep Umum dan Definisi keperawatan Florence Nightingale

A. Definisi keperawatan menurut Florence Nightingale


Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu
dari keperawatan modern”, meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk
dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan,
cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan. Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar
tetap sehat sebagai upaya untuk menghindari penyakit yang berasal dari faktor kesehatan
lingkungan. Wabah penyakit adalah proses penyebaran secara alami karena adanya
sesuatu yang kurang diperhatikan.

Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep:


1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
a. Individu manusia
Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
b. Keperawatan
Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat
melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat/sakit
d. Masyarakat/lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.

6
2. Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengakjian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitikberatkan pada kondisi
lingkungan (lingkungan fisik ,psikis, sosial)
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang
berkaitan pada kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya.
d. Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klient yang berhungan dengan lingkungannya, misalnya faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, penyesuaian terhadap
lingkungan.
e. Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan fisik
dan perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

B. Konsep teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model
konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut
dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung
dengan profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,


sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi

7
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu
diperhatikan.
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara
keseluruhan, terdiri dari:
a. Lingkungan fisik (Physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang
selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus
bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat,
udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,
tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena
itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor
untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang
dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan
secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita
hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik
(khusus), kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian, setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan

8
kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada
umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara
menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.

IV. Penggunaan Temuan Empiris


Pada saat Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan mengunjungi
rumah sakit disana, dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan nutrisi) disana sangat buruk.
Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas dari sanitasi. Sebagi
hasilnya, angka kematian pada Rumah Sakit Barracks si Scutari menurun dari 42,7% menjadi
2,2% dalam 6 bulan (Donahue,1996; Woodham-Smith,1983).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan temuan ini masih
digunakan sampai sekarang di dalam keperawatan. Teori kebutuhan Menurut Maslow pada
dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence sebagai contoh kebutuhan oksigen dapat
dipandang sebagai udara segar, ventilasi, dan kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan
dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana
kebutuhan yang berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

V. Paradigma Keperawatan

Banyak ahli yang membahas paradigma seperti Adam Smith (1975) berpendapat bahwa
paradigma adalah cara bagaimana kita menyerap dunia. Paradigma menjelaskan dunia kepada
kita dan menolong kita memahami setiap fenomena yang terjadi disekitar kita.

Masterman (1970) mendefinisikan paradigma adalah suatu pandangan fundamental


tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan Poerwanto, (1997)
mengartikan Paradigma adalah suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

9
Paradigma keperawatan menurut Masterman (1970) adalah sebagai pandangan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Menurut Gaffar (1997)
Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena
yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai
acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.

Berikut merupakan komponen paradigma keperawatan yaitu sebagai berikut :


1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu,kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat
meliputi:
a. Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik
fisik, psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia
akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan mal adaftif.
c. Sistem personal, interpersonal, dan sosial, manusia memiliki persepsi, pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memandang
bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian

10
asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau, dan tidak tahu dalam
proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

3. Konsep sehat sakit


a. Rentang sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik, emosi, sosial, dan spiritual.

Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki


kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia; kedua,
memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; ketiga, memiliki
hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat,
keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit.

Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan


informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena
keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka
keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat
kesehatan klien.

Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain
persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat dimodifikasi seperti
demografi (misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap
keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif.

Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:

1) Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang
mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor
usia.
2) Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status
kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan
sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
3) Pengalaman Masa Lalu

11
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahui
jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman
kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan
selanjutnya.
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan
perubahan status kesehatan ke arah yang optimal.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan
seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki
melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
7) Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang
dapat mempengaruhi status kesehatan

b. Rentang sakit

Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis, dan kematian.

Tahapan proses sakit:

1) Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai
adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2) Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang
dialaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang
dirasakan pada tubuhnya.
3) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan
dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4) Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya
kemampuan untuk beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan proses
belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti
sebelum sakit.

12
4. Konsep lingkungan

Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa


lingkunan fisik, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan
dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak
atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

 Komponen dan Perkembangan Paradigma Keperawatan

Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap


berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara
pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori
yang ada. Dalam perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Dibawah ini adalah pandangan dari berbagai ahli tentang paradigma keperawatan
diantaranya:

1. Johson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem
mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan
dengan tujuan primernya adalah membantu keseimbangan individu khususnya
pada sistem perilaku ketika ia sakit, sehingga akan dicapai status kesehatan yang
berarti adanya respon adaptasi baik fisik, mental, emosi maupun sosial terhadap
stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan kseimbangan dan
kenyamanan.
2. King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3. Leinger memandang manusia sebagai keperdulian akan kemampuan dalam
mempengaruhi minat dan rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan
dan mempertahankan hidup.
4. Levine memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5. Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri
dari biopsikososial, kultur, dan selalu berkembang.

13
6. Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis,
interpersonal, dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri
melalui belajar dari perilaku.
7. Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus menerus terjadi
pertukaran energi dengan lingkungannya.
8. Roy memandang manusia sebagai mahluk bio-psikososial yang merupakan dasar
bagi kehidupan yang baik.
9. Waston memandang manusia membutuhkan proses keperdulian dalam
mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan
mekanisme personal, internal, dan mental spiritual unuk kesembuhan diri.

VI. Aplikasi Teori Florence Nightingale


Membuat pasien merasa nyaman dan tenang di lingkungan rumah sakit merupakan hal
yang perlu dilakukan. Cara yang dilakukan untuk membuat pasien merasa nyaman, pada saat
memberi makanan di rumah sakit misal dengan membersihkan meja tempat tidur dan yakinkan
ada tempat untuk semua piring. Makanan harus di hidangkan pada nampan bersih dan harus
terlihat menarik.
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klient dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan
kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Oleh karena itu, perawat perlu melihat
apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu mereka bila mungkin.
Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka
menginginkan bantuan.
Praktek budaya dan agama dapat membedakan praktek higiene. Higiene adalah sangat
pribadi dan masing– masing individu mempunyai ide yang berbeda-beda tentang apa yang
mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien memenuhi
kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit, tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang yang sakit
dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses
penyembuhan penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi mereka juga harus
bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh.

14
Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin mereka
tenang dan nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk
memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si
pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

Contoh Kasus:
Banyak kasus orang dipulangkan dari rumah sakit ke rumah ketika mereka masih
membutuhkan asuhan keperawatan, sehingga perawat sering memberikan perawatan di rumah
yamg hampir sama dengan yang mereka berikan pada pasien di rumah sakit.
Berdasarkan teori ada beberapa hal yang pelu di lakukan perawat atau beberapa contoh peran
perawat berdasarkan teori :
1. Pada saat memberikan nutrisi kepada pasien yang harus dilakukan perawat adalah :
a) Membuat pasien merasa nyaman.
b) Menjelaskan pentingnya nutrisi yang baik.
c) Memposisikan pasien untuk makan.
d) Membuat lingkungan sekitar nyaman.
e) Jika perlu, perawat bisa membantu pasien makan.

2. Hal – hal lain yang perlu dilakukan perawat berdasarkan teori :


a) Memberikan kenyamanan dan ketenangan lingkungan kepada pasien.
b) Merawat pasien dengan benar.
c) Bekerja sama dengan dokter untuk mengobati pasien.
d) Melindungi pasien.
e) Menjaga lingkungan pasien dalam kondisi hygiene.
f) Menjaga pasien dari infeksi.
g) Memberikan udara kepada pasien agar pasien dapat bernapas dengan, tenang dan
nyaman.
h) Memberikan rasa aman kepada pasien.
i) Mengetahui dan mengontrol kondisi pasien setiap waktu.

15
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai focus


asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit, dalam
upaya memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Nightingale tidak
memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nightingale, 1860; Torres 1986).

Florence Nightingale adalah pelopor perawat modern, penulis, dan ahli statistik. Ia
dikenal dengan nama Bidadari Berlampu atas jasanya yang tanpa pernah takut
tmengumpulkan korban perang Krimea di Semenanjung Krimea, Rusia. Florence
menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit dan juru-juru rawat.

II. Saran

Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi jika kita tidak pernah
mencoba maka kita tidak akan bisa. Marilah kita sebagai perawat untuk mampumengetahui
dan memahami teori keperawatan Florence Nightingale serta dapat mengaplikasikannya
dalam asuhan keperawatan pada pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html
http://stikepppnijabar-kelompok7-kdk.blogspot.com/2015/10/florence-nightingale.html
https://www.scribd.com/document/425100978/mklh-fal-kel-5

17

Anda mungkin juga menyukai