Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai masalah etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan
telah menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan
falsafah keperawatan. Masalah etika keperawatan pada dasarnya merupakan
masalah etika kesehatan, dalam kaitan ini dikenal istilah etika biomedis atau
bioetis. Istilah bioetis mengandung arti ilmu yang mempelajari masalah yang
timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di bidang biologi dan
kedokteran.
Untuk memecahkan berbagai masalah bioetis, telah dibentuk suatu organisasi
internasional. Para ahli telah mengidentifikasi masalah bioetis yang dihadapi oleh
para tenaga kesehatan, termasuk juga perawat. Masalah etis yang akan dibahas
secara singkat di sini adalah berkata jujur, AIDS, abortus; menghentikan
pengobatan, cairan dan makanan; eutanasia, transplantasi organ, inseminasi
artifisial, dan beberapa masalah etis yang langsung berkaitan dengan praktik
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian etik dan Bioetik
2. Apa hubungannya bioetis dengan permasalahan keperawatan.

c. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui secara sfesipik tentang bioetis.


2. Mengupas tentang hubungan bioetis dengan permasalahan keperawatan.
3. Memaparkan tentang prinsip etis.
4. Mengetahui model apa saja mengenai keputusan bioetis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA
Etika atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral.
Etika adalah kebiasaan, model perilaku, atau standar yang diharapkan, dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb
moral.(Nila Ismani, 2001).
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau
prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
a) baik dan buruk,
b) kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu
bentuk perbuatan yang nyata.
Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak &
Gallo, 1997). Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan. Etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri dari 3
pendekatan

1) Pendekatan Telelogik

2) Pendekatan Deontologik

3) Pendekatan Intiutionism
1. Pendekatan Telelogik
Menjelaskan suatu fenomena dan akibatnya
Pendekatan ini dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan etik.
Membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk
kepentingan medis.
Pendekatan ini selalu digunakan dalam menghadapi masalah medis
Contoh kasus:
Dalam suatu kondisi seorang pasien harus segerah dioperasi sedangkan tidak
ada ahli bedah yang berpengalaman, namun hanya ada ahli bedah yang belum
berpengalaman untuk keselamatan pasien bisa dilakukan operasi.
-Seorang perawat bisa menolong pesalinan bila tidak ada bidan.

2. Pendekatan Deontologi
Adalah merupakan suatu teori atau study tentang kewajiban moral
atau pendekatannya didasarkan pada kewajiban moral.
Moralitas dari keputusan etis yang sepenuhnya terpisah dari konsukensinya.
Seorang perawat berkeyakinan bahwa menyampaikan suatu kebenaran
merupakan suatu hal yang sangat penting dan tetap harus disampaikan .
Perbedaan 2 pendekatan pada kasus sbb;
Isu etis aborsi (teleologik); mungkin mempertimbangkan bahwa tujuan
menyelamatkan kehidupan ibu, hal yang dibenarkan dalam tindakan aborsi.
Deontologik ; secara moral terminasi kehidupan merupakan hal yang buruk
untuk dilakukan. Pendekatan ini dilakukan tanpa menentukan keputusan.

3. Pendekatan Intiutionism
Bahwa pandangan atau sifat manusia dalam mengetahui hal yang benar dan
salah Keyakinan akan etika keperawatan yang akan dilakukan dan meyakini baik
dan benar.
Contoh kasus:
Seorang perawat tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien merupakan
tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi pada perawat,
karena mengacu pada etika seorang perawat yang diyakini dapat membedakan
mana yang benar dan mana yang buruk untuk dilakukan.

B. Isu Etika Keperawatan


Beberapa isu keperwatan yang ada diantaranya:

1. Isu-isu Etika Biomeidis

Isu etika biomedis menyangkut persepsi dan perilaku profesional dan


instutisional terhadap hidup dan kesehatan manusia dari sejak sebelum
kelahiran, pada saat-saat sejak lahir, selama pertumbuhan, jika terjadi penyakit
atau cidera, menjadi tua, sampai saat-saat menjelang akhir hidup, kematian dan
malah beberapa waktu setelah itu.
Sebenarnya pengertian etika biomedis dalam hal ini masih perlu dipilah lagi
dalam isu-isu etika biomedis atau bioetika yang lahir sebagai dampak revolusi
biomedis sejak tahun 1960-an, yang antara lain berakibat masalah dan dilema
baru sama sekali bagi para dokter dalam menjalankan propesinya. Etika biomedis
dalam arti ini didefinisikan olehInternational association of bioethics sebagai
berikut; Bioetika adalah studi tentang isu-isu etis,sosial,hukum,dan isu-isu
lainyang timbul dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biolagi (terjemahan
oleh penulis).

Pengertian etika biomedis juga masih perlu dipilah lagi dalam isu-isu etika
medis’tradisional’ yang sudah dikenal sejak ribuan tahun, dan lebih banyak
menyangkuthubungan individual dalam interaksi terapeutik antara dokter dan
pasien. Kemungkinan adanya masalah etika medis demikianlah yang dalam
pelayanan di rumah sakit sekarang cepat oleh masyarakat (dan media masa)
ditunding sebagai malpraktek.

2. Isu-isu Bioetika

Beberapa contoh yang dapat dikemukakan tentang isu etika biomedis dalam
arti pertama (bioetika) adalah antara lain terkait dengan: kegiatan rekayasa
genetik,teknologi reproduksi,eksperimen medis, donasi dan transpalasi organ,
penggantian kelamin, eutanasia, isu-isu pada akhir hidup, kloning terapeutik dan
kloning repraduktif. Sesuai dengan definisi di atas tentang bioetika oleh
International Association of Bioethics ,kegiatan-kegiatan di atas dalam pelayanan
kesehatan dan ilmu-ilmu biologi tidak hanya menimbulkan isu-isu etika, tapi juga
isu-isu pemerintahan, ekonomi,kependudukan,lingkungan hidup, dan mungikin
juga isu-isu di bidang lain.

Dengan demikian,identifikasi dan pemecaha masalah etika biomedis dalam


arti tidak hanya terbatas pada kepedulian internal saja-misalnya penanganan
masalah etika medis ‘tradisional’- melainkan kepedulian dan bidang kajian
banyak ahlimulti- dan inter-displiner tentang masalah-masalah yang timbul
karena perkembangan bidang biomedis pada skala mikro dan makro,dan tentang
dampaknya atas masyarakat luas dan sistem nilainya, kini dan dimasa mendatang
(F.Abel,terjemahan K.Bertens).

Studi formal inter-disipliner dilakukan pada pusat-pusat kajian bioetika yang


sekarang sudah banyak jumlahnya terbesar di seluruh dunia. Dengan demikian,
identifikasi dan pemecahan masalah etika biomedis dalam arti pertama tidak
dibicarakan lebih lanjut pada presentasi ini. yang perlu diketahui dan diikuti
perkembangannya oleh pimpinan rumah sakit adalah tentang ‘fatwa’ pusat-
pusat kajian nasional dan internasional,deklarasi badan-badan internasional
seperti PBB, WHO, Amnesty International, atau’fatwa’ Akademi Ilmu
Pengetahuan Nasional (diIndonesia;AIPI) tentang isu-isu bioetika tertentu, agar
rumah sakit sebagai institusi tidak melanggar kaidah-kaidah yang sudah
dikonsesuskan oleh lembaga-lembaga nasional atau supranasional yang
terhormat itu. Dan jika terjadi masalah bioetika dirumah sakit yang belum
diketahui solusinya,pendapat lembaga-lembaga demikian tentu dapat diminta.

3. Isu-isu Etika Medis

Seperti sudah disinggung diatas, masalah etika medis tradisional dalam


pelayanan medis dirumah sakit kita lebih banyak dikaitkan dengan kemungkinan
terjadinya malpraktek. Padahal, etika disini terutama diartikan kewajiban dan
tanggung jawab institusional rumah sakit. Kewajiban dan tanggung jawab itu
dapat berdasar pada ketentuan hukum (Perdata, Pidana, atau Tata Usaha
Negara) atau pada norma-norma etika

4. Issu Keperawatan Pelaksanaan Kolaborasi Perawat dengan Dokter

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk


menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerja sama, berbagi
tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian
kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang
menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint
Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak
ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya
kolaborasi dalam kontek perawatan kesehatan. Apapun bentuk dan tempatnya,
kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan
perspektif kepada seluruh kolaborator. Efektifitas hubungan kolaborasi
profesional membutuhkan mutual respek baik setuju atau ketidaksetujuan yang
dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership kolaborasi merupakan usaha yang
baik sebab mereka menghasilkan outcome yang lebih baik bagi pasien dalam
mecapai upaya penyembuhan dan memperbaiki kualitas hidup.

Pemahaman mengenai prinsip kolaborasi dapat menjadi kurang berdasar jika


hanya dipandang dari hasilnya saja. Pembahasan bagaimana proses kolaborasi
itu terjadi justru menjadi point penting yang harus disikapi. Bagaimana masing-
masing profesi memandang arti kolaborasi harus dipahami oleh kedua belah
pihak sehingga dapat diperoleh persepsi yang sama.

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing


pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari
kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan
dokter. Tentunya ada konsekweksi di balik issue kesetaraan yang
dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat terwujud jika individu yang
terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat
memberikan bantuan kepada pasien.

Apapun bentuk dan tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran


pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.
Efektifitas hubungan kolaborasi profesional membutuhkan mutual respek baik
setuju atau ketidaksetujuan yang dicapai dalam interaksi tersebut. Partnership
kolaborasi merupakan usaha yang baik sebab mereka menghasilkan outcome
yang lebih baik bagi pasien dalam mecapai upaya penyembuhan dan
memperbaiki kualitas hidup.

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing


pengetahuan yang direncanakan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien. Bekerja bersama dalam kesetaraan adalah esensi dasar dari
kolaborasi yang kita gunakan untuk menggambarkan hubungan perawat dan
dokter. Tentunya ada konsekweksi di balik issue kesetaraan yang
dimaksud. Kesetaraan kemungkinan dapat terwujud jika individu yang
terlibat merasa dihargai serta terlibat secara fisik dan intelektual saat
memberikan bantuan kepada pasien.

Sejak awal perawat dididik mengenal perannya dan berinteraksi dengan


pasien. Praktek keperawatan menggabungkan teori dan penelitian perawatan
dalam praktek rumah sakat dan praktek pelayanan kesehatan masyarakat. Para
pelajar bekerja diunit perawatan pasien bersama staf perawatan untuk belajar
merawat, menjalankan prosedur dan menginternalisasi peran. Kolaborasi
merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing pengetahuan yang
direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien.

C. TIPE-TIPE ETIK

a. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik
difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu
kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.
Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada
moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan
pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua
tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik
antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan
kesehatan.
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia
kesehatan/medis ( pelayanan kesehatan,penelitian kesehatan dll ) sering disebut
etika medis atau etikabiomedik.
Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960 an,karena pada saat itu
banyak bermunculan teknologi medis sebagai upaya untuk
memperpanjang/meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik
terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan
b. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana
seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-
sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.

D. PRINSIP-PRINSIP ETIK

a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan
hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.

c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat
beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki
otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang
kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling
percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan
klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun
dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan
bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikan
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

E. CONTOH KASUS BIOETIK KEPERAWATAN

1. Kasus Hasan Kusuma – Indonesia


Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada
tanggal 22 Oktober 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan
Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama Agian Isna Nauli,
33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan di samping itu ketidakmampuan
untuk menanggung beban biaya perawatan merupakan suatu alasan pula.
Permohonan untuk melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia
yang di luar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan intensif maka kondisi
terakhir pasien (7 Januari 2005) telah mengalami kemajuan dalam pemulihan
kesehatannya.

2. Kasus seorang wanita New Jersey – Amerika Serikat


Seorang perempuan berusia 21 tahun dari New Jersey, Amerika Serikat, pada
tanggal 21 April 1975 dirawat di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu
pernapasan karena kehilangan kesadaran akibat pemakaian alkohol dan
zat psikotropika secara berlebihan.Olehkarena tidak tega melihat penderitaan
sang anak, maka orangtuanya meminta agar dokter menghentikan pemakaian
alat bantu pernapasan tersebut. Kasus permohonan ini kemudian dibawa ke
pengadilan, dan pada pengadilan tingkat pertama permohonan orangtua pasien
ditolak, namun pada pengadilan banding permohonan dikabulkan sehingga alat
bantu pun dilepaskan pada tanggal 31 Maret 1976. Pasca penghentian
penggunaan alat bantu tersebut, pasien dapat bernapas spontan walaupun
masih dalam keadaan koma. Dan baru sembilan tahun kemudian, tepatnya
tanggal 12 Juni 1985, pasien tersebut meninggal akibat infeksi paru-paru
(pneumonia).
BAB III
KESIMPULAN
1. Bioetik adalah studi tentang isu etika dalam pelayanan kesehatan (Hudak
& Gallo, 1997).Dalam pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.
2. Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan
penyebab konflik dalam bertindak.
3. Dalam praktiknya, seorang perawat harus memiliki prinsi-prinsip Autonomi,
Benefesience, Justice, Veracity, Avoiding Killing, Fedelity
4. Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan
melakukan rounde ( Bioetics Rounds ) yang melibatkan perawat dengan dokter.
Rounde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi untuk
melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan
etis.
5. Perbedaan besar nampak antara teleologi dengan deontologi. Secara
sederhana, hal ini dapat kita lihat dari perbedaan prinsip keduanya.
Dalam deontologi, kita akan melihat sebuah prinsip benar dan salah. Namun,
dalam teleologi bukan itu yang menjadi dasar, melainkan baik dan jahat.

SARAN
1. Isu bioetik dalam praktik keperawatan tentu saja bukan barang langka,
yang bisa didapatkan oleh calon perawat sekalipun. Dengan mempelajarinya
secara rinci, dan dengan mengatahui akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka
tidaklah bisa dikatakan seorang perawat yang baik, apabila masih melakukan
tindakan di luar batas yang diperbolehkan.
2. Dengan adanya bahasan menganai isu bioetik seperti ini, kita akan
diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu. Dan kita juga
diajarkan tentang bagaimana menyikapi segala bentuk dilema dalam praktik
keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi dalam
pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ismani Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta. Widya Medika
Amir amri. 1997. Hukum kesehatan. Jakarta. Bunga Rampai.
Lubis Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen Dan Pasien. Jakarta. Pustaka
Yustisia.
TUGAS ETIKA KEPERAWATAN
ISU ETIK DAN BIOETIK KEPERAWATAN

Disusun Oleh

KELOMPOK 8:

1. Ahmad rofiq
2. Tasya ema furi
3. Yuni mellianti

Dosen Pembimbing : husni

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai