Anda di halaman 1dari 20

TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Falsafah Keperawatan


Dosen pembimbing :
Muhammad Taufik Daniel Hasibuan, S.Kep, Ns, M.kep

Oleh:

1. Agung Setiono 230102113


2. Dea Sri Handayani 230102115
3. Deby Noer S 230102116
4. Indri Novianti 230102117
5. Lucia Odilia R 230102118
6. Rifan Siddik 230102122
7. Rista Putri Dewi 230102123

UNIVERSITAS MURNI TEGUH

2023
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang....................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1. Biografi.............................................................................................................
2.2. Konsep teori......................................................................................................
BAB 3 STUDI KASUS
3.1 Studi kasus Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan...............
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan.............
BAB 5 KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan karunianNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini “ Teori Keperawatan Florence
Nightingle”.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen Mata kuliah Falsafah
Keperawatan yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Kami
menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
bagi segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharpakan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
manfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung, 01 Desmber 2023


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sejarah keperawatan dunia mengenal sosok Florence Nightingle
sebagai pioner keperawatan, karena diketahui bahwa keperawatan adalah p
elayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik, m
enggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat kepe
rawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada s
tandar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan seba
gai tuntunan utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan kepe
rawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, m
enjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan keperawatan atau
pelayanan keperawatan yang dilakukan.
Florence Nightinale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 merupakan salah sa
tu tokoh ternama dalam dunia keperawatan, namanya diambil dari nama kota tem
pat ia dilahirkan. Dimasa kecilnya Nightingale telah dididik orang tuanya untuk
mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan seperti bahasa, matematika, filsaf
at dan agama yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi k
arya-karya yang dihasilkannya teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Fl
orence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan men
jadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Menurut sejarah mu
nculnya “Enviroment theory” Konsep utama teori ini yaitu lingkungan, manusia,
kesehatan dan keperawatan.

Lingkungan yang baik mempercepat pro


ses penyembuhan seseorang,konsep Night
ingale menempatkan lingkungan sebagai f
okus asuhan keperawatan dan perhatian di
mana perawat tidak perlu memahami selu
ruh proses penyakit merupakan upaya aw
al untuk memisahkan antara profesi keper
awatan dan kedokteran
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan m
asalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian u
dara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang ad
ekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Hampir semua model keperawatan yan
g diaplikasikan dalam praktik keperawatan profesional menggambarkan empat je
nis konsep yang sama, yang disebut dengan paradigma keperawatan, yakni :

1. Orang yang menerima asuhan keperawatan


2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan

Lebih lanjut lagi teori lingkungan Florence membahas inti pemberian kepera
watan menekankan bahwa lingkungan yang sehat sangat diperlukan untuk proses pen
yembuhan klien, yaitu :

1. Jendela harus dibuka sehingga memungkinkan cahaya dan aliran udara yan
g bersih untuk masuk untuk semua penghuni ruangan.
2. Memberikan pakaian yang bersih dan layak untuk klien, pada saat yang sa
ma, pastikan pasien hangat dan berada di lingkungan yang berventilasi bai
k;
3. Administrasi dan pengorganisasian tempat tinggal yang tepat berpengaruh
terhadap proses penyembuhan klien;
4. Perawatan melibatkan rumah tempat tinggal klien dan mereka yang memil
iki kontak dengan klien, terutama para pemberi perawatan (caregiver);
5. Kebisingan mengganggu kebutuhan istirahat dan tidur pasien;
6. Makanan bergizi, tempat tidur dan linen yang sesuai serta kebersihan indi
vidu juga sangat penting untuk proses kesembuhan klien;
7. Perawatan kebersihan lingkungan mencegah morbiditas;
8. Pemberian lingkungan yang bersih menunjukkan penurunan jumlah kasus
infeksi;
9. Semua kondisi dan pengaruh eksternal yang berpengaruhi terhadap kehidu
pan dan perkembangan organisme untuk mampu mencegah, menekan atau
berkontribusi terhadap perkembangan suatu penyakit dan kematian (Nighti
ngale, 1855)

Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, y


ang meletakan dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni dengan me
ngidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klie
n serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang dikenal
dengan teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan a
suhan keperawatan yang efisien.
BAB II
TEORI KEPERAWATAN MENURUT FLORENCE NIGHTINGALE

2.1. Biografi

Florence Nightinale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 penulis dan ahli statistik.
Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The L
amp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada pera
ng Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersiha


n rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerha
tian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetail mengguna
kan statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang k
eperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan
dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dila
hirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dala
m bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah
milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan kelu
arga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seor
ang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa remaja mulai terlihat peri
laku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebag
ai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan
aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebi
h banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebi


h jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor F
liedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Floren
ce Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktikkan oleh p
ara biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, sert
a pulang ke Inggris dengan membawa angan-angan tersebut.

Florence Nightingale sewaktu masih muda.

Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai se
orang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Nam
un semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-ha
l yang berkaitan dengan kemanusiaan. Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 ta
hun, ia dilamar oleh Richard Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningr
at (Baron of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah me
mbulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan. Keinginan i
ni ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu d
i Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat ya
ng jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di r
umah.

Perawat pada masa itu hina karena:

1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara
yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan ter
buka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan
banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di ru
mah sakit dengan tidak senonoh
3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan k
arena alasan-alasan tersebut di atas.
4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik


tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga
biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga seca
ra langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.
Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, na
mun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat m
embayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar
Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran. Tetapi Fl
orence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelat
ihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth, Jer
man di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang tim
bul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang
Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman, F
lorence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Pra
ncis.

2.2 Teori Keperawatan Florence Nightangle

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah


sebagai fokus asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan
keperawatan lebih diorientasikan pada pemberianudara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang Adekuate (jumlah vitamin
atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan
dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat
mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan
profesilain. Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik
keperawatan,sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah
kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada
pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien
dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan
fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
1. Lingkungan Fisik ( Physical environment )
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara.Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada
didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,bau-bauan. Tempat tidur
pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari
bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan 4 penerangan
yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat
tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (Psychology environment )


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan
yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien
menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari makanan
yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk
dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang
dalam suatu kontek slingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan di
lingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasienatau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan
dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman
3. Lingkungan Sosial (Social environment)

Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubunga


n spesifik (khusus), kumpulan data-data yangspesifik dihubungkan denga
n keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan
demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pen
gamatan) dalam hubungan dengan kasus- kasus secara spesifik lebih seka
dar data- data yang ditunjukan pasien pada umumnya. Seperti juga hubun
gan komoniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dal
am hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit teta
pi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan se
cara khusus

Filosofi keperawatan Ningtngle mencakup empat metaparadigma


keperawatan yang berfokus utama pada pasien, lingkungan, tindakan keperawatan
yang tujuan memanipulasi lingkungan untuk mempercepat penyembuhan pasien.
Filosofi keperawat Nightingle yang di gunakan dalam intervensi kepewatan
berpusat pada 13 aspek menurut Masters, 2015 yaitu :
1. Ventilasi dan kehangan : menjaga sirkulasi udara yang baik untuk ruangan
pasien, dan tetap hangat
2. Kondisi rumah sehat : menjaga kondisi rumah yang sehat dengan lima hal
utama yang harus diperhatikan yaitu udara bersih, air yang bersih, pengairan
yang efisien, lingkungan yang bersih dan dimasuki cahaya matahari
3. Pengaturan managemen : ketidakhadiran perarwat dalam memberikan
perawatan yang berkelanjutan merupakan hal yang perlu di perhatikan
dalam aspek ini.
4. Kebisingan : minimalkan kebisingan yang dapat menggangu istirahat pasien
5. Variasi ruangan rawat : memperhatikan tata ruang rawat untuk menghindari
kebosanan pasien selama di rawat di rumah sakit.
6. Memperhatikan asupan makanan : Mendokumentasikan makan dan
minuman yang masuk ke dalam tubuh pasien
7. Makanan : berikan makanan yang di butuhkan pasien sesuai kondisi
kesehatannya yang dibutuhkan
8. Tempat tidur dan alas tidur : sediakan tempat tidur dan alas tidur yang
bersih dan nyaman.
9. Pencahyaan : intruksikan untuk memasang tirai yang biasa membatasi
cahaya yang masuk ke ruang pasien untuk memberikan kenyamanan.
10. Kerapian ruangan dan dinding : sediakan lingkungan kamar atau ruangan
yang bersih
11. Kebersihan diri : pertahankan kebersihan pasien
12. Berikan dukungan dan saran : hindari perkataan yang tidak bermakna atau
memberikan saran yang tidak sesuai fakta
13. Observasi status kesehatan : lakukan obeservasi dan dokumentasi.

2.3 Metaparadigma keperawatan

Konsep Utama Paradigma Keperawatan Teori F.Nightingale

1 Manusia

Manusia mencerminkan tiga komponen, yaitu body, mind, and spirit.


Ketiga komponen tersebut saling berpengaruh dan menjadi satu kesatuan.
Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Kebutuhan-
kebutuhan tersebut melipupi kebutuhan bio-psiko,sosio,spiritual, kultural
(Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Ners, 2012). Manusia mencari dan
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasarnya.

Keperawatan melihat manusia sebagai seorang klien yang menjadi sasaran


utama dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini tidak jauh berbeda dengan
pandangan Nightingale mengenai manusia. Nightingale melihat manusia sama
seperti seorang klien. Konsep manusia menurut Nightingale, yaitu hubungan
timbal balik manusia dengan lingkungannya (Yetti, 2014).

Nightingale dikenal dengan teori keperawatannya yang berlandaskan pada


lingkungan sekitar pasien. Lingkungan yang dimaksud oleh Florence, yaitu lingku
ngan fisik yang meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini dikarenakan situasi
Nightingale yang berada pada situasi perang. Konsep manusia dalam
keperawatan menjadikan manusia sebagai pusat dalam pemberian asuhan
keperawatan dan landasan dalam praktik/asuhan keperawatan. Manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan hal ini dapat mempengaruhi status
kesehatannya.

Nightingale telah menginspirasi dunia keperawatan melalui pemikiran-


pemikiran hebatnya. Nightingale beranggapan bahwa setiap manusia merupakan i
ndividu yang berbeda. Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan
kesembuhan klien, yaitu lebih bertindak produktif dan memberikan asuhan
keperawatan yang lebih efisien. Hal ini yang menganjurkan perawat untuk bertany
a pendapat klien mengenai asuhan/pelayanan keperawatan yang diberikan sudah
sesuai dengan kondisi klien atau belum. Nightingale menekankan bahwa perawat
mengontrol dan bertanggung jawab terhadap lingkungan internal dan eksterna
l klien. Hal ini secara langsung mengharuskan perawat untuk mampu mengendali
kan keinginan pribadi dan perilaku masing-masing individu. Nightingalemenekan
kan untuk dapat menghargai setiap orang dari berbagai latar belakang dan tidak m
enghakimi orang lain.
2 Sehat-Sakit

Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindung


i, dan ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta mod
al utama untuk berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup
manusia. Sehat adalah keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokok
nya sebagai umat manusia sesuai dengan tingkat dan derajat masing-masing. Seha
t yaitu individu yang mampu memanipulasi pengaruh lingkungan tanpa menimbul
kan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak seimbangan pada dirinya. Sehat
adalah adanya keseimbangan komponen-komponen biologis, psikologis, sosial bu
daya dan spritual individu.

Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan menggun


akan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup (Alligood da
n Tomey, 2010). Nightingale juga mendefinisikan kesehatan sebagai kondisi sejah
tera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal,
sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk me
mbebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali seha
t (Asmadi, 2008). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh berbagai macam da
pat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, baik fungsi jaringan
itu sendiri maupun fungsi tubuh.

Nightingale melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan (rep


arative process) (Kusnanto, 2004). Konsep sehat-sakit Nightingale berfokus pada
perbaikan untuk sehat. Asumsi sehat-sakit Nightingale ialah perawatan sebagai w
ujud tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Manfaat teori ini ialah menjad
i suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya, dapat diterapka
n dengan modifikasi dalam banyak tatanan keperawatan, mendorong pemikiran pr
oduktif bagi perawat dan profesi keperawatan (Asmadi, 2008)

3 Lingkungan

Lingkungan adalah semua kondisi yang mungkin mempengaruhi klien dan te


mpatnya berada, dimana terdapat kebutuhan pelayanan kesehatan.Terdapat hubun
gan berkelanjutan antara klien dan lingkungan. Hubungan tersebut dapat berupa p
engaruh positif dan negative pada tingkat kesehatan manusia dan kebutuhan pelay
anan kesehatan. Selain itu, semua faktor-faktor di rumah, tempat kerja, atau komu
nitas juga mempengaruhi tingkat kesehatan klien dan kebutuhan pelayanan keseha
tan.
Dengan meyakini pentingnya faktor kondisi lingkungan yang sehat be
rhubungan dengan status kesehatan klien. Didalamnya terdapat banyak komponen
lingkungan yang penting yang berpengaruh pada kesehatan, seperti udara segar, ai
r bersih, saluran pembuangan yang efisien, kebersihan, cahaya, dll. Dengan aspek
komponen lingkungan yang paling diutamakan oleh Nightingale ketika melakuka
n perawatan terhadap klien yaitu ventilasi yang cukup bagi klien.
Pada Meleis (2006) menyebutkan bahwa konsep Nightingale tentang lingku
ngan berfokus pada pelayanan keperawatan dan sarannya, bahwa perawata tidak p
erlu mengatahui semua tentnag proses penyakit yang merupakan awal usaha untuk
membedakan antara keperawatan dengan kedokteran, seperti penyediaan udara se
gar, pencahayaan, kehangatan, sanitasi, ketenangan, dan nutrisi yang kuat (Nighti
ngale, 1860)

4 Keperawatan

Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan keman
usiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas kepentingan send
iri, menggunakan pendekatan holistic, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, d
ilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berpegang pada standar asuha
n keperawatan serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama
melaksanakan asuhan keperawatan. Teori Nightingale dan kaitannya dengan keper
awatan, Nightingale merupakan pelopor model awal keperawatan.
BAB III
STUDI KASUS TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
Nightingle memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan
menguraikan keperawatan dalam mengarahkan terhadap peningkatan dan
pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembukan pasien, sama
hal nya dengan penyakit TB paru karena sangat di pengaruhi oleh factor
lingkungann, yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempuyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi seseorang dimana pun dia berada di dalam ruangan harus
bebas dari debu, asap dan bau bauan.
Tuberculosis adalah penyakit lama yang masih jadi pembunuh
terbanyak diantara penyakit menular. Berdasarkan laporan WHO 2017 di
perkirakann ada 1. 020.000 kasus di Indonesia, namun baru terlaporkan ke
Kementerian Kesehatan sebanyak 420.000. Pemilihan model keperawatan
yang tepat dengan situasi yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang
dalam tentang variable-varbel utama yang mempengaruhi situasi-situasi klien.

Filosofi keperawat Nightingle yang di gunakan dalam intervensi kepewatan


berpusat pada 13 aspek, hal ini sejalan dengan pasien pada dengan penyakit
TBC

1. Ventilasi dan kehangan : Pada pasien dengan terdiagnosa TBC ventilasi


sangat mempengaruhi karena ventilasi yang buruk cenderung menciptakan
suasana yang lembab dan gelap, kondisi ini menyebabkan kuman dapat
bertahan sehari-hari sampai berbulan-bulan di dalam rumah.
2. Kondisi rumah sehat : Kualitas linkungan fisik rumah tidak sehat memegang
peuranan penting dalam penularan dan perkembang biakan mikrobacterim
Tuberculosis, menjaga kondisi rumah yang sehat dengan lima hal utama
yang harus diperhatikan yaitu udara bersih, air yang bersih, pengairan yang
efisien, lingkungan yang bersih dan dimasuki cahaya matahari
3. Pengaturan managemen : Peran perawat dalam pasien TBC sangat berperan
penting meliputi memberikan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan
tuberculosis pada keluarga, dan memberikan dorongan langsung kepada
pasien.
4. Kebisingan : minimalkan kebisingan yang dapat menggangu istirahat pasien
5. Variasi ruangan rawat : memperhatikan tata ruang rawat untuk menghindari
kebosanan pasien selama di rawat di rumah sakit
6. Memperhatikan asupan makanan : Penyakit TBC berhubungan erat dengan
asupan zat gizi dan penurunan berat badan dan sering jatuh ke keadaan mal
nutrisi, disini peran perawat/ ahli gizi dibutuhkan untuk mengontrol dan
memperhatikan asupan dan berat badan pasien,
7. Makanan : Komposisi pola makan yang di rekomnediasikan Kemenkes,
komposisi nya antara lain (nasi, roti, singkong, jagung ubi kentang , daging
sapi, ayam. Ikan, telur) sebanyak 3-4 porsi.
8. Tempat tidur dan alas tidur : Kebersihan tempat tidur dan alas tidur sangat
diperlakukan pada pasien TBC salah satu menjaga tempat tidur/ alas tidur
adalah dengan menjemur Kasur, bantal, dan bantal guling.
9. Pencahyaan : intruksikan untuk memasang tirai yang biasa membatasicahaya
yang masuk ke ruang pasien untuk memberikan kenyamanan.
10. Kerapian ruangan dan dinding : sediakan lingkungan kamar atau ruangan
yang bersih dan nyaman.
11. Kebersihan diri : Lingkungan fisik merupakan elemen dasar dari lingkungan
pasien bisa salah satu nya kebersihan diri, salah satunya dengan mencuci
tangan, menutup mulut saat batuk ataupun bersin karena upaya mencegah
penularan.
12. Berikan dukungan dan saran : memberikan dukungan dan saran
mempengaruhi psikologis seseorang jika lingkungan negative berpengaruh
buruk bagi emosi pasien.
13. Observasi status kesehatan : obeservasi dan dokumentasi pada pasien TB
sangat penting untuk mengetahui riwayat pasien melakukan pengobatan
sampai pasien selesai pengobatan

BAB IV
PEMBAHASAN TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
Hubungan lingkungan fisik dengan keberadaan Mycobacterium
tuberculosisdi pengaruhi tiga aspek, yaitu suhu kelembaban dan pencahayaan.
Pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan
individu yang tinggal di dalamnya. Ventilasi dalam setaiap ruang tempat sangatlah
penting, ventilasi memiliki fungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri,
terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus
menerus.
Hal ini sejalan dengan model konsep teori Florence Ningtingle yang
memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan keperawatan. Pemberian
asuhan keperawatan/ tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian
udara, lampu, kenyaman lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi adekuat
yang cukup, ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
akan di berikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Pada pembahasan makalah ini, kelompok akan membahas tentang adanya
kesesuaian teori Ninghtngle dengan proses penyembuhan pasien TBC karena
ninghtingle menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan
memandang penyakit sebagai proses pergantian atau dengan menjabarkan 13
aspek tersebut, di tambah dengan paradigma keperawatan yang mempercayai
bahwa keperawatan harus bersifat holistik atau perawatan yang menyeluruh.

BAB V
KESIMPULAN
Florence Ninghtingle memandang perawat tidak hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang kuat. Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang
memberikan kenyamanan lingkungan pada pasien baik seacara fisik maupun
psikologi. Dismping itu Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah penting dibanding dengan merawat
pasien hingga sembuh.

Anda mungkin juga menyukai