Oleh:
2023
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang....................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1. Biografi.............................................................................................................
2.2. Konsep teori......................................................................................................
BAB 3 STUDI KASUS
3.1 Studi kasus Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan...............
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan Teori Florence Nightingale Dalam Proses Keperawatan.............
BAB 5 KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat dan karunianNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini “ Teori Keperawatan Florence
Nightingle”.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen Mata kuliah Falsafah
Keperawatan yang membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini. Kami
menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
bagi segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharpakan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
manfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut lagi teori lingkungan Florence membahas inti pemberian kepera
watan menekankan bahwa lingkungan yang sehat sangat diperlukan untuk proses pen
yembuhan klien, yaitu :
1. Jendela harus dibuka sehingga memungkinkan cahaya dan aliran udara yan
g bersih untuk masuk untuk semua penghuni ruangan.
2. Memberikan pakaian yang bersih dan layak untuk klien, pada saat yang sa
ma, pastikan pasien hangat dan berada di lingkungan yang berventilasi bai
k;
3. Administrasi dan pengorganisasian tempat tinggal yang tepat berpengaruh
terhadap proses penyembuhan klien;
4. Perawatan melibatkan rumah tempat tinggal klien dan mereka yang memil
iki kontak dengan klien, terutama para pemberi perawatan (caregiver);
5. Kebisingan mengganggu kebutuhan istirahat dan tidur pasien;
6. Makanan bergizi, tempat tidur dan linen yang sesuai serta kebersihan indi
vidu juga sangat penting untuk proses kesembuhan klien;
7. Perawatan kebersihan lingkungan mencegah morbiditas;
8. Pemberian lingkungan yang bersih menunjukkan penurunan jumlah kasus
infeksi;
9. Semua kondisi dan pengaruh eksternal yang berpengaruhi terhadap kehidu
pan dan perkembangan organisme untuk mampu mencegah, menekan atau
berkontribusi terhadap perkembangan suatu penyakit dan kematian (Nighti
ngale, 1855)
2.1. Biografi
Florence Nightinale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 penulis dan ahli statistik.
Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The L
amp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada pera
ng Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan
dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dila
hirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dala
m bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah
milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan kelu
arga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seor
ang saudara perempuan bernama Parthenope. Pada masa remaja mulai terlihat peri
laku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebag
ai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan
aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara Florence lebi
h banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai se
orang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Nam
un semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-ha
l yang berkaitan dengan kemanusiaan. Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 ta
hun, ia dilamar oleh Richard Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningr
at (Baron of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena pada tahun itu ia sudah me
mbulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan. Keinginan i
ni ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu d
i Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat ya
ng jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di r
umah.
1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara
yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan ter
buka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan
banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di ru
mah sakit dengan tidak senonoh
3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan k
arena alasan-alasan tersebut di atas.
4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
1 Manusia
3 Lingkungan
4 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi pada manusia dan keman
usiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan masyarakat diatas kepentingan send
iri, menggunakan pendekatan holistic, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, d
ilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berpegang pada standar asuha
n keperawatan serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama
melaksanakan asuhan keperawatan. Teori Nightingale dan kaitannya dengan keper
awatan, Nightingale merupakan pelopor model awal keperawatan.
BAB III
STUDI KASUS TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
Nightingle memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan
menguraikan keperawatan dalam mengarahkan terhadap peningkatan dan
pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembukan pasien, sama
hal nya dengan penyakit TB paru karena sangat di pengaruhi oleh factor
lingkungann, yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempuyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi seseorang dimana pun dia berada di dalam ruangan harus
bebas dari debu, asap dan bau bauan.
Tuberculosis adalah penyakit lama yang masih jadi pembunuh
terbanyak diantara penyakit menular. Berdasarkan laporan WHO 2017 di
perkirakann ada 1. 020.000 kasus di Indonesia, namun baru terlaporkan ke
Kementerian Kesehatan sebanyak 420.000. Pemilihan model keperawatan
yang tepat dengan situasi yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang
dalam tentang variable-varbel utama yang mempengaruhi situasi-situasi klien.
BAB IV
PEMBAHASAN TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
Hubungan lingkungan fisik dengan keberadaan Mycobacterium
tuberculosisdi pengaruhi tiga aspek, yaitu suhu kelembaban dan pencahayaan.
Pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan
individu yang tinggal di dalamnya. Ventilasi dalam setaiap ruang tempat sangatlah
penting, ventilasi memiliki fungsi untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri,
terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus
menerus.
Hal ini sejalan dengan model konsep teori Florence Ningtingle yang
memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan keperawatan. Pemberian
asuhan keperawatan/ tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian
udara, lampu, kenyaman lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi adekuat
yang cukup, ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan yang
akan di berikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Pada pembahasan makalah ini, kelompok akan membahas tentang adanya
kesesuaian teori Ninghtngle dengan proses penyembuhan pasien TBC karena
ninghtingle menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan
memandang penyakit sebagai proses pergantian atau dengan menjabarkan 13
aspek tersebut, di tambah dengan paradigma keperawatan yang mempercayai
bahwa keperawatan harus bersifat holistik atau perawatan yang menyeluruh.
BAB V
KESIMPULAN
Florence Ninghtingle memandang perawat tidak hanya sibuk dengan
masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang kuat. Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang
memberikan kenyamanan lingkungan pada pasien baik seacara fisik maupun
psikologi. Dismping itu Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah penting dibanding dengan merawat
pasien hingga sembuh.