Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN


“BIOGRAFI DAN MODEL KONSEP FLORENCE NIGHTINGALE ”

DOSEN PENGAMPUN
NS, Jufrika Gusni, M.Kep, Sp.Kep.M.B

DISUSUN OLEH :
Frihartini Triozza
23366027

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Biografi dan Model Konsep Florence
Nightingale”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Bapak NS, Jufrika Gusni, M.Kep, Sp.Kep.M.B pada mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan , Jurusan Keperawatan, Universitas Negeri Padang.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak NS, Jufrika Gusni, M.Kep, Sp.Kep.M.B
selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pariaman, 20 Oktober 2023

Frihartini Triozza
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
A.BIOGRAFI FLORENCE NIGHTINGALE
B.MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
C.KOMPONEN LINGKUNGAN MENURUT FLORENCE NIGHTINGALE
D. PARADIGMA KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
E.PROSES KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
F.HUBUNGAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE DENGAN TEORI LAIN

BAB III PENUTUPAN


A.KESIMPULAN
B.SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Florence Nightingale adalah seorang tokoh terkemuka di bidang keperawatan, yang dikenal
karena kontribusinya terhadap keperawatan modern. Ia dilahirkan pada 12 Mei 1820 di Florence,
Italia, dan dibesarkan di Inggris. Terlepas dari kenyataan bahwa keperawatan dianggap sebagai
profesi yang tidak cocok untuk wanita dari kelas sosialnya, Nightingale mengejar karir di bidang
keperawatan. Melalui keberaniannya, Nightingale mengubah persepsi masyarakat mengenai
keperawatan dan membantu menetapkan standar profesional untuk praktik keperawatan.
Karirnya mencapai puncaknya ketika ia memimpin tim perawat selama Perang Krimea, di mana
ia mengubah kondisi kritis di rumah sakit militer dan meringankan penderitaan tentara.

Teori keperawatan Nightingale didasarkan pada konsep-konsep berikut:

I. Orang yang menerima asuhan keperawatan: Nightingale menekankan pentingnya


memahami kebutuhan dasar manusia dalam asuhan keperawatan.

II. Lingkungan: Ia meyakini bahwa faktor-faktor lingkungan seperti ventilasi, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan memiliki dampak besar pada kesehatan.

III. Kesehatan: Florence Nightingale memahami bahwa kesehatan bukan hanya tentang
penyembuhan penyakit, tetapi juga menjaga keseimbangan dan kesejahteraan.

IV. Keperawatan: Ia memandang perawatan sebagai panggilan suci dan tugas utama perawat
untuk memberikan asuhan yang berorientasi pada kemanusiaan, etika, dan kebutuhan klien.

Teori keperawatan Nightingale masih relevan hingga saat ini dan telah mempengaruhi
perkembangan praktik keperawatan modern. Kontribusi Nightingale dalam bidang keperawatan
telah diakui di seluruh dunia, dan dia dianggap sebagai "Ibu dari keperawatan modern".
Warisannya sangat berharga bagi profesi keperawatan, meletakkan dasar bagi teori keperawatan
melalui filosofi keperawatannya, yang mengidentifikasi peran perawat dalam mengidentifikasi
kebutuhan dasar klien dan pentingnya lingkungan dalam merawat orang sakit. Selain itu,
Florence Nightingale menciptakan standar untuk asuhan keperawatan yang efisien.
Kontribusinya telah diakui di seluruh dunia, dan filosofi serta prinsipnya tetap relevan dengan
pendidikan dan praktik keperawatan saat ini. Apa yang tertulis dalam makalah ini sangat
bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana biografi dari Florence Nightingale ?

2. Bagaimana model konsep teori keperawatan menurut Florence Nightingale?

3. Bagaimana komponen lingkungan menurut Florence Nightingale?

4. Bagaimana paradigma keperawatan menurut Florence Nightingale?

5. Bagaimana proses keperawatan menurut Florence Nightingale?

6. Bagaimana hubungan teori Florence Nightingale dengan teori lain?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui biografi dari Florence Nightingale

2. Untuk mengetahui model konsep teori keperawatan menurut Florence Nightingale

3. Untuk mengetahui komponen lingkungan menurut Florence Nightingale

4. Untuk mengetahui paradigma keperawatan menurut Florence Nightingale

5. Untuk mengetahui proses keperawatan menurut Florence Nightingale

6. Untuk mengetahui hubungan teori Florence Nightingale dengan teori lain


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Biografi Florence Nightingale

Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – wafat di London, Inggris,
13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern, penulis dan ahli
statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The
Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang
Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah sakit


dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti terhadap
keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan statistik sebagai
argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di hadapan
pemerintahan Inggris.

 Masa kecil

Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan dibesarkan
dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan. Nama
depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau
Florence dalam bahasa Inggris.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya,
William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London,
Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah
keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan
bernama Parthenope. Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa
itu wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja
dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan.
 Perjalanan ke Jerman

Di tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih jauh tentang
rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner dan istrinya
dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik).

Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang


dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien.

Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan
membawa angan-angan tersebut.

 Belajar merawat

Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai seorang putri
tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia
tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan
dengan kemanusiaan.

Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard Monckton Milnes
seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran inipun ia tolak karena
ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada dunia
keperawatan.

 Ditentang oleh keluarga

Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa
itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang
jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.

Perawat pada masa itu hina karena:

1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.

2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka,
sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien
memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak
senonoh
3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena
alasan-alasan tersebut di atas.

4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa
merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga biarawati
Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara langsung
melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia
tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan
anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi
berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran.

Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan
pelatihan bersama biarawati disana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth,
Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang timbul
dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang Katolik
sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman, Florence
Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.

 Kembali ke Inggris

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat pekerjaan
sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen,
sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi yang ia
tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya ₤500 per tahun (setara dengan
₤ 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence dapat hidup dengan
nyaman dan meniti karirnya.

Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak
pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali
bila komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa;

“ rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi juga
Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari
pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam ”

Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.

 Perang Krimea

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama


tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam
pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk
para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea.
Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang
luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah
Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan
pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?".

Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah
tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk
menjadi sukarelawan.

Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya
wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan
karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria
jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis
sukarelawan dan Florence menyanggupi.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh
Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah
kapal.

Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di
Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang
mereka bayangkan.

Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena
cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit- prajurit yang terluka, dan beratus-
ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang
merawat. Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan,
kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-
potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk
membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah
menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.

Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah
sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu.

Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat- tempat tidur


para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang
bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar
paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.

Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;

1. Perban diganti secara berkala.

2. Obat diberikan pada waktunya.

3. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.

4. Meja kursi dibersihkan.

5. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari

penduduk setempat.

Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun selesai


dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam. Dalam waktu sebulan rumah sakit
sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit dan
rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat sukarelawan bekerja tanpa
kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale.

Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci mereka
dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka di
tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah
kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan
serangan seksual.
Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak perempuan
mereka menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan
dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan oleh
biarawati dan biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan
pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia
ketahui.

Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada
jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi
yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim
dingin pertama Florence berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit
tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit seperti; tipes,
tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang.
Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih
banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan
limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale datang,
komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan
sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi
yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini
baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan
Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of
the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal
akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan
kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari
turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan
menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara
sebuah rumah sakit.
 Bidadari berlampu

Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara
datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan
banyak sekali.

Florence menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya


pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut
mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah
terlanjur gelap.

Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran


untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka
menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.

Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan melaporkannya kepada
Mayor Prince.

Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya


Florence satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan
memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup
dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia.

Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit
Inggris dan tiga prajurit Rusia.

Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling
dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan mulailah ia terkenal
sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak nyawa tertolong yang
seharusnya sudah meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari Berlampu".


Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang Florence
Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana ia menjaga prajurit-
prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.

“ Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu untukku. ”

 Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7 Agustus 1857,
semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan ketika ia berada di
medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah satu tokoh yang
paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari rumah keluarganya
di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia
terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam Krimea") yang
menyerangnya selama perang Krimea. Dia memalangi ibu dan saudara perempuannya
dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.

Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun terdapat
keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran utama dalam
pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert
menjadi ketua.

Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia
menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia
merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat
adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan
Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.

 Karir selanjutnya

Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik bertemu untuk
memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada perang
yang membuat didirikannya Dana Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney Herbert
menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati Cambridge menjadi ketua. Sekembalinya
Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan
sebuah badan bernama "Dana Nightingale", dimana Sidney Herbert menjadi Sekertaris
Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut berhasil
mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa terima kasih
orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa
dari kematian.

Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat khusus untuk
wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat- perawat pria pun jarang ada yang
berpendidikan.

Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi perawat akan
menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik- baik akan mengijinkan anak-anak
perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain sikapnya menghadai
seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di lingkungan rumah sakit St.
Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah
perawat tersebut.

Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-baik
mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan
gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat
tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru
dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat
dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and
Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi King College London.

Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik mungkin.
Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan bahan pelajaran
di sekolah tersebut.

Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya,


berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal rumah
sakit yang lain banyak meminta bagian.

Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit Liverpool
Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk rumah sakit
Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya.

Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan


ditempat-tempat tersebut.

Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis- gadis berbakat
untuk dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan
sekolah serupa di negerinya masing- masing.

1. Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah tumbuh dan
mengembangkan pengaruh mereka pada awal- awal pengembangan profesi keperawatan.
Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah
sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's Hospital, Westminster Hospital, St
Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables (Putney); dan
diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh Royal Infirmary;
Cumberland I nfirmary; Liverpool Royal I nfirmary dan juga di Sydney Hospital, di New
South Wales, Australia. Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini,
disamping mereka mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian
dapat ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale menjadi
sangat bermanfaat dalam hal ini.

2. Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on
Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah
Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di kalangan
orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.

3. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang
perawatan bayi.

4. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis
Wanita.

5. Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika",


berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke
Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan sekolah
perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.

6. Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal
Red Cross) oleh Ratu Victoria.

7. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan beratus-
ratus undangan menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order
Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda
jasa ini.

8. Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.
9. Nightingale adalah seorang universalis Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak
lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi yang akan mengubah hidupnya: ia
menulis, "Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya."

 Meninggal dunia

Pada bulan Agustus 1910, Florence Nightingale jatuh sakit tetapi tampaknya pulih dan
dilaporkan dalam keadaan bersemangat. Seminggu kemudian, pada Jumat malam, 12
Agustus 1910, dia mengalami serangkaian gejala yang mengganggu. Dia meninggal
secara tidak terduga pada jam 2 siang keesokan harinya, Sabtu, 13 Agustus 1910, di
rumahnya di London.

Secara khas, dia menyatakan keinginannya agar pemakamannya berlangsung tenang dan
sederhana, meskipun masyarakat ingin menghormati Nightingale—yang tanpa kenal
lelah mengabdikan hidupnya untuk mencegah penyakit dan memastikan perawatan yang
aman dan penuh kasih bagi masyarakat miskin dan penderitaan. Menghormati keinginan
terakhirnya, kerabatnya menolak pemakaman nasional. “Lady with the Lamp”
dimakamkan di Hampshire, Inggris.

Museum Florence Nightingale, yang terletak di lokasi Sekolah Pelatihan Perawat


Nightingale yang asli, menyimpan lebih dari 2.000 artefak yang memperingati kehidupan
dan karier “Malaikat Krimea.” Sampai hari ini, Florence Nightingale secara luas diakui
dan dihormati sebagai pelopor keperawatan modern.

2.2 Model Konsep Teori Keperawatan Menurut Florence Nightingale

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus


asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model
konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Orientasi pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuate (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,
sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu
diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan
lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (Physical environment )

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan.

Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang
lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur
harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (Psychology environment )

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.

Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh
dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan
kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan
dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3. Lingkungan Sosial (Social environment )

Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),


kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus- kasus secara
spesifik lebih sekadar data- data yang ditunjukan pasien pada umumnya.

Seperti juga hubungan komoniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan
komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

2.3 Komponen Lingkungan Menurut Florence Nightingale

1. Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence Nightingale

a. Peredaran hawa baik.

Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal

b. Cahaya yang memadai

Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.

c. Kehangatan yang cukup

Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.

d. Pengendalian kebisingan

Suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu oleh kebisingan

(keributan).

e. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya)

Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.

2. Ada 12 macam Komponen Lingkungan dalam Teori Florence Nightingale


1. Kesehatan rumah

Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.

2. Ventilasi dan pemanasan

Ventilasi merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi merupakan


indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi
sumber penyakit dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.

3. Cahaya

Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari


pencahayaan konsep ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasi
secara langsung bahwa sinar matahari merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya
pencahayaan mempunyai sinar matahari perawat diinstruksikan untuk
mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.

4. Kebisingan

Kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut
perlu dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.

5. Variasi/keanekaragaman

Berbagai macam faktor yang menyebabkan penyakit bagi sesorang, misalnya


makanan.

6. Tempat tidur

Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga
pola tidur yang kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.

7. Kebersihan kamar dan halaman

Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan. Oleh karena itu,
pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.

8. Kebersihan pribadi

Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena


merupakan bagian dari kebersihan secara fisik.
9. Pengambilan nutrisi dan makanan

Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan tubuh. Adanya
nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.

10. Obrolan, harapan dan nasehat

Dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang dalam
menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat,
pasien dan keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi
kesehatan pasien.

11. Pengamatan orang sakit

Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang perawat
harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.

12. Pertimbangan sosial

Tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari
berbagai sisi.

2.4 Paradigma Keperawatan Menurut Florence Nightingale

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
dan bertingkah laku (konatif) , Vardiansyah (2010)

Dalam Kamus Filsafat memaparkan beberapa pengertian tentang paradigma secara lebih
sistematis. Paradigma dalam beberapa pengertian adalah sebagai berikut: 1) Cara
memandang sesuatu, 2) Dalam ilmu pengetahuan artinya menjadi model, pola, ideal. Dari
model-model ini fenomenon yang dipandang dijelaskan, 3) Totalitas premis-premis
teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu studi ilmiah
konkret. Dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu, 4) Dasar untuk
menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Lorens Bagus (2005: 779)

Paradigma Keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada lingkungan. Dia percaya


bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk memungkinkan alam untuk bertindak atas
pasien (McKenna, 1997; Nightingale, 1969). Dalam Alligood, 2006) Menurut
Nightingale ada empat komponen paradigma keperawatan, yakni :

a) Manusia

Meskipun sebagian besar tulisan Nightingale merujuk kepada orang sebagai orang yang
menerima perawatan, dia percaya bahwa orang tersebut adalah makhluk yang dinamis
dan kompleks. Reed dan Zurakowski (1996) menyatakan, "Nightingale membayangkan
orang karena membandingkan fisik". Untuk sebagian besar, Nightingale juga
menggambarkan seorang pasien pasif dalam hubungan ini. Namun, ada referensi khusus
untuk pasien melakukan perawatan diri bila mungkin dan khususnya, menjadi terlibat
dalam waktu dan substansi makanan, dengan demikian, pasien bukan individu yang
benar-benar pasif.

b) Lingkungan

Lingkungan dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi untuk


menempatkan pasien dalam kondisi terbaik bagi alam untuk bertindak (Selanders, 1998).
Teori ini memiliki komponen baik fisik maupun psikologis. Komponen fisik dari
lingkungan mengacu pada ventilasi, hangat, ringan, nutrisi, obat-obatan, stimulasi, ruang,
suhu, dan aktivitas (Lobo, 2002; Nightingale, 1969; Reed & Zurakowski, 1996;
Selanders, 1998) dalam (Alligood,2006).

Komponen psikologis meliputi menghindari memberikan harapan yang terlalu muluk,


menasehati yang berlebihan tentang penyakitnya. Terdapat pula komponen Sosial
diantaranya hubungan intrapersonal, interpersonal dan juga ekstrapersonal

c) Keperawatan

Nightingale percaya keperawatan sebagai panggilan jiwa. Perawat adalah untuk


membantu alam yang menyembuhkan pasien (Chinn & Kramer, 2008; Nightingale, 1969;
Reed & Zurakowski, 1996; Selanders, 1998). Dia mendefinisikan berbagai jenis
keperawatan sebagai keperawatan yang tepat (Perawatan orang sakit), keperawatan
umum (promosi kesehatan), dan kebidanan keperawatan (Reed dan Zurakowski, 1996;
Selanders, 1998). Nightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu manajemen
lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal sehat, pengamatan, dan
kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif memperbaiki pasien (DeGraaf, Marriner
Tomey, Mossman, et al., 1994) Nightingale percaya bahwa setiap wanita, pada satu waktu
dalam hidupnya, akan menjadi perawat dalam arti bahwa keperawatan adalah memiliki
tanggung jawab untuk kesehatan orang lain. Buku catatan Nightingale tentang
Keperawatan awalnya diterbitkan pada tahun 1859 bertujuan menyediakan pedoman
wanita untuk merawat orang yang mereka cintai di rumah dan memberikan nasihat
tentang bagaimana untuk "berpikir seperti seorang perawat" (Nightingale, 1969, hal. 4)

d) Kesehatan

Nightingale (1954) menulis, “kesehatan bukan hanya menjadi baik tetapi untuk dapat
menggunakan dengan baik setiap kekuatan yang kita miliki ". Dari pernyataan ini, kita
dapat menyimpulkan bahwa ia percaya dalam pencegahan dan promosi kesehatan di
samping merawat pasien dari sakit hingga menjadi sehat.

2.5 Proses Keperawatan Menurut Florence Nightingale


Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah
yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang. Dalam
proses keperawatan, ada lima tahan dimana tahap-tahap tersebut tidak dapat dipisahkan
dan saling berhubungan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran
pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali kontak dengan pasien.

a. Pengkajian / pengumpulan data


Data pengkajian Florence N. lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan
fisik, psikhis dan sosial).

b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.

c. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya :
• Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan
• Ventilasi
• Pembuangan sampah
• Pencemaran lingkungan
• Komunikasi sosial, dll

d. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.Actual ( Aktual ) : Suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan penilaian


klinis yang harus divalidasi oleh perawat karena adanya batasan karakteristik mayor.
Syarat untuk menegakkan diagnosa keperawatan maka diperukan adanya problem,
etiologi, symptom.

b. Risk (Resiko) : Diagnosa Keperawatan resiko menggambarkan penilaian klinis


dimana individu maupun kelompok lebih rentang mengalami masalah yang sama
dibandingkan orang lain didalam situasi yang sama atau serupa. Syarat untuk
menegakkan diagnosa resiko ada unsur problem dan etimologi.

c.Possible ( Kemungkinan ) : Diagnosa kemungkinan adalah diagnosa keperawatan


yang membutuhkan data tambahan, yang betujuan untuk mencegah timbulnya suatu
diagnosa yang bersifat sementara.

d. Wellness (Kesejahteraan) : Diagnosa keperawatan kesejahteraan merupakan


penilaian klinis tentang keadaan individu keluarga atau masyarakat dalam transisi dari
tingkat sejahtera tertentu menjadi tingkat sejahtera yang lebih tinggi.

e. Syndrome (Sindrom) : Diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala diagnosa


keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual dan resiko. Dan didalam
diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor pendukung lainnya yang
mempermudah dalam menegakkan suatu diagnosa.
e. Implementasi
Upaya dasar merubah atau mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan
terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan,
perrtumbuhan dan perkembangan individu.

f. Evaluasi
Melibatkan pengamatan dampak perubahan lingkungan pada kesehatan individu.
Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain :
• Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
• Penyesuaian terhadap lingkungan.
• Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

2.6 Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Teori Lain

a. Teori adaptasi

Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang melawannya. Kekuatan


dipandang dalam konteks lingkungan menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berhasil
tidaknya respon adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence Nightingale. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat bertindak
sebagai pengaruh dari lingkungannya berperan penting pada setiap individu dalam berespon
adaptif atau mal adaptif.

b. Teori kebutuhan

Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence Nightingale,
sebagai conoth kebuuthan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi dan
kebutuhan lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang
bersih. Teori kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang berhubungan
dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

c. Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan, yang harus
ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada hasil akhir. Stress dapat
mendorong individu untuk mengambil tindakan positif dalam mencapai keinginan atau
kebutuhan. Stress juga dapat menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga
individu tidak dapat mengatasi. Florence Nightingale menekankan penempatan pasien
dalam lingkungan yang optimum sehingga akan menimumkan efek stressor, misalnya
tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-tiba, semuanya itu dipandang
sebagai suatu stressor yang negatif. Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh
kuat pada kemampuan koping individu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Keperawatan Florence Nightingale menekankan pentingnya lingkungan sebagai


faktor utama dalam proses penyembuhan pasien. Teori ini berpendapat bahwa ketika seseorang
sakit, lingkungan sekitarnya harus dioptimalkan untuk mendukung proses penyembuhan.
Florence meyakini bahwa pelajaran terpenting bagi perawat adalah mengajari mereka apa yang
harus diamati, cara mengamati, mengenali gejala perbaikan kesehatan pasien, memahami
pentingnya ketiadaan gejala, dan mendeteksi tanda kelalaian atau kecerobohan. Selain perawatan
fisik, Florence juga mengajarkan perawat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi
pasien, baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu, dia memberikan penekanan yang kuat
pada upaya pencegahan dan promosi kesehatan, selain merawat pasien hingga sembuh. Salah
satu kelebihan dari teori Florence adalah pendekatannya yang didasarkan pada data, namun
kelemahannya adalah kurangnya model keperawatan yang terstruktur seperti yang
dikembangkan oleh Betty Neuman. Teori Florence tetap berakar pada pengalaman perawatannya
selama perang dan bersifat lebih filosofis.

3.2 Saran

Florence Nightingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan Lady With The Lamb bagi
pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat haruslah sebagai penerang bagi pasien yang kita
rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien yang kita
rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang.

Agar pasien merasa nyaman pada saat dia sakit, jangan pantang menyerah dan berputus
asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi kalau kita
tidak mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita
mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6283099/Makalah_Florence

https://www-history-com.translate.goog/topics/womens-history/florence-nightingale-
1?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

https://www.academia.edu/11126269/Florence_Nightingale

https://www.scribd.com/doc/120266748/Model-Dan-Konsep-Keperawatan-Florence-
Nigtinghale

https://www.academia.edu/34347633/MAKALAH_KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_Te
ntang_Konsep_Metode_Teori_Keperawatan_FLORENCE_NIGHTINGALE

https://www.academia.edu/7963359/Pengaruh_konsep_florence

Anda mungkin juga menyukai