Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keperawatan adalah pelayanan atau asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan
utama. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplinilmu lain
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan, dan mengontrol hasil
asuhan keperawatan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu darikeperawatan


modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang
wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasikehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan
ketenangan.Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik
keperawatan profesional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yang disebut denga
n paradigma keperawatan, yakni :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan
3. Kesehatan
4. Keperawatan

Teori Keperawatan Nightingale sangat bermanfaat bagi dunia keperawatan, yangmeletakan


dasar teori keperawatan melalui filosofi keperawatan yakni
denganmengidentifikasi peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia padaklie
n serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yangdikenal dengan
teori lingkungannya. Selain itu Florence juga membuat standar pelaksanaan asuhan
keperawatan yang efisien

1
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah kehidupan Florence Nightingale ?
2. Bagaimana Konsep utama teori Florence Nightingale ?
3. Bagaimana falsafah Florence nightingale ?
4. Bagaimana Paradigma Florence Nightingale ?
5. Bagaimana gambaran skema teori Florence Nightingale ?
6. Apa saja kelemahan dan kekurangan dari teori Florence Nightingale ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Agar mahasiswa/i mampu mengaplikasikan teori keperawatan menurut Florence Nightingale.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini :

1. Mengetahui bagaimana sejarah kehidupan Florence Nightingale.


2. Mengetahui bagaimana Konsep utama teori Florence Nightingale.
3. Mengetahui bagaimana falsafah Florence nightingale.
4. Mengetahui bagaimana Paradigma Florence Nightingale.
5. Mengetahui bagaimana gambaran skema teori Florence Nightingale.
6. Mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori Florence Nightingale.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah kehidupan Florence Nightingale

1. Masa Kecil
Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan
dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia
dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze
dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire,
London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale
adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara
perempuan bernama Parthenope.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope
hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu
wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja
dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan.

2. Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih
jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner
dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Florence
Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para
biarawati kepada pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang
ke Inggris dengan membawa angan-angan tersebut.
3. Belajar Merawat
Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai
seorang putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun

3
semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang
berkaitan dengan kemanusiaan.
Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard
Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran
inipun ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan
dirinya pada dunia keperawatan. Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan
kakaknya. Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina
dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter
untuk datang ke rumah dan dirawat di rumah.
Perawat pada masa itu hina karena:
1. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.
2. Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka,
sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak pasien
memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak
senonoh
3. Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena
alasan-alasan tersebut di atas.
4. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik


tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga
biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara
langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya.
Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun
ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat
membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar
Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran.

Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk


mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar di
Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi
sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah
sakit yang Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen Protestan.

4
Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah sakit untuk
orang miskin di Perancis.

4. Kembali ke Inggris
Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat
pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London,
posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya ₤500 per tahun
(setara dengan ₤ 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence
dapat hidup dengan nyaman dan meniti karirnya.
Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka
menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan
diri, kecuali bila komite ini mengubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis
bahwa; rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi
juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima kunjungan
dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam
Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan
Florence.
5. Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris
bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur
dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya
perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.
Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke
Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-
prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan
bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam
melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?".
Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya
telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert,
untuk menjadi sukarelawan.
Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-
satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati
bukan karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria

5
jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis
sukarelawan dan Florence menyanggupi.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh
Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah
kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir
pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari
apa yang mereka bayangkan.
Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung
bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang
terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat
berteduh dan tanpa ada yang merawat.
Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan,
kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-
potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk
membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah
menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap. Florence diajak
mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan
menyanggupi untuk membantu.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat
tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang
bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di
luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;
a. Perban diganti secara berkala.
b. Obat diberikan pada waktunya.
c. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
d. Meja kursi dibersihkan.
e. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk
setempat.

Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun


selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam. Dalam waktu sebulan
rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya
namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat

6
sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence
Nightingale. Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan
mengunci mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada
orang tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan
di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari
kemungkinan serangan seksual.

Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak
perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris
ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi keperawatan
dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan
Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence
menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-
obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak
berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian
malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah
tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence berada di sana sejumlah 4077
prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah
meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan
dengan kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi
sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa
ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara
memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale
datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah
dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis. Namun Florence
tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari
suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat
Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan
untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army),
akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat
kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
7
Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih
mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini
berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang
berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan
ventilasi udara sebuah rumah sakit.

6. Bidadari Berlampu
Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang
bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang
berjatuhan banyak sekali.
Florence menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia
bertanya pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara tersebut
mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah
terlanjur gelap.
Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan
pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila
mereka menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah.
Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan melaporkannya
kepada Mayor Prince.
Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria,
hanya Florence satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan
memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup
dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia.
Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas
prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.
Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence
berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan
mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.
Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.
Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari
Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi
tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana
ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan

8
membawa lampu.“Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu
untukku.”
7. Pulang ke Inggris
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7
Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia lakukan
ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan salah
satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari
rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di
Piccadilly. Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam
Krimea") yang menyerangnya selama perang Krimea.[5] Dia memalangi ibu dan
saudara perempuannya dari kamarnya dan jarang meninggalkannya.
Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun
terdapat keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran
utama dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan
Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk
Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan
statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan
Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya
Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam medik angkatan bersenjata.
8. Karier Selanjutnya
Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik bertemu
untuk memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada
perang yang membuat didirikannya Dana Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney
Herbert menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati Cambridge menjadi ketua.
Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka
mendirikan sebuah badan bernama "Dana Nightingale", dimana Sidney Herbert
menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan
tersebut berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa
terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan
banyak jiwa dari kematian.
Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat
khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun jarang
ada yang berpendidikan. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat,
maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan

9
mengijinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah di sana dan masyarakat akan
lain sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di
lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun
menyambut baik pembukaan sekolah perawat tersebut.
Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-
baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah
menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya
sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan
dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut
dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence
Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari Akademi
King College London.
Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik
mungkin. Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan
bahan pelajaran di sekolah tersebut. Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama
Florence menamatkan sekolahnya, berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh
rumah sakit sekitar, padahal rumah sakit yang lain banyak meminta bagian.
Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah Sakit
Liverpool Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk
rumah sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya.
Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan
ditempat-tempat tersebut. Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka
mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat
mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di negerinya masing-masing.
Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah
tumbuh dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan profesi
keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior (matron),
termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's Hospital, Westminster
Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables
(Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh
Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool Royal Infirmary dan juga di Sydney
Hospital, di New South Wales, Australia

10
Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka
mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah
mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal
ini.

Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes
on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di
sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di
kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia. Pada tahun 1861
cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang perawatan bayi. Pada
tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas Medis
Wanita.
Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika",
berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda kembali ke
Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan
sekolah perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan
Jepang. Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun
Raja Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence
Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale
menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia
dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London. Nightingale adalah
seorang universalis Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak lama sebelum ulang
tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi yang akan mengubah hidupnya: ia menulis, "Tuhan
berbicara padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya."
9. Meninggal Dunia
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus
1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia
dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.

11
2.2 KONSEP UTAMA TEORI FLORENCE NIGHTINGALE
Teori Umum Florence Nightingale
Teori Evironmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale “Ibu dari
keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu yang sakral untuk dipenuhi
oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan adalah ventilasi kehangatan, cahaya, diet,
kebersihan, dan ketenangan. Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat sebagai
upaya menghindari penyakit yang berasal dari faktor kesehatan lingkungan. Wabah penyakit
adalah proses penyebaran alami karena adanya sesuatu yang kurang diperhatikan. Keperawatan
merupakan gambaran jelas dari kondisi yang optimal, guna membantu proses penyembuhan
pasien dan proses pencegah dari proses penyebaran melalui suatu indakan. Hal ini berisikan
empat gaya adaptif, yaitu:
1. Gaya Psikologik
Mengembangkan kebutuhan psikologi dasar tubuh dan bagaimana cara tubuh memperoleh
cairan dan elektrolit, aktifitas dan istirahat, sirkulasi dan oksigen, nutrisi dan penyerapan
makanan, perlindungan, perasaan dan neurologi dan fungsi endoktrin.
2. Gaya Konsep Diri
Termasuk didalamnya dua komponen yaitu: fisik diri, yang mengembangkan indera peraba
dan gambaran tubuh serta personal diri yang melibatkan ideal diri, kosistensi diri dan etika
moral diri.
3. Gaya Aturan Fungsi
Yang ditentukan oleh kebutuhan akan interaksi sosial dan mengacu pada performa dalam
melakukan aktifitas berdasarkan posisinya dalam kehidupan sosial.
4. Gaya Interpenden
Mencakup suatu hubungaan dengan orang lain yang bertentang pada performa dalam
melakukan sistem yang membutuhkan pertolongan, kasih sayang dan perhatian.

Konsep Model Florence Nightingale

Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
1. Lingkungan Fisik ( Physical environment )
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia

12
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat,
udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan 4 penerangan yang cukup,
jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (Psychology environment )
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari makanan yang cukup dan aktivitas manual
dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang
dalam suatu kontek slingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan di
lingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasienatau jauh dari pendengaran pasien.
Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan
dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
3. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus), kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit.
Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan
dengan kasus- kasus secara spesifik lebih sekadar data- data yang ditunjukan pasien pada umumnya. Seperti juga
hubungan komoniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan individu pasien
yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale


1. Peredaran hawa baik. Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu berada dalam keadaan normal.
2. Cahaya yang memadai Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan pasien.
3. Kehangatan yang cukup Kehangatan yang diperlukan untuk proses pemulihan.
4. Pengendalian kebisingan suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak terganggu
oleh kebisingan (keributan).

13
5. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya). Menjauhkan pasien dari bau yang menyebabkan
gangguan dalam kesehatan.
Ada 12 macam Komponen Lingkungan dalam Teori Florence Nightingale:
1. Kesehatan rumah Rumah yang sehat adalah rumah yang bersih, sehingga seseorang merasa nyaman.
2. Ventilasi dan pemanasan ventilasi merupakan perhatian utama dari teori Nightingale. Ventilasi
merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang menjadi sumber penyakit
dan dapat juga sebagai pemulihan penyakit.
3. Cahaya Pengaruh nyata terhadap tubuh manusia. Untuk mendapatkan manfaat dari pencahayaan konsep
ini sangat penting dalam teori Florence, dia mengidentifikasi secara langsung bahwa sinar matahari
merupakan kebutuhan pasien. Menurutnya pencahayaan mempunyai sinar matahari, perawat di
instruksikan untuk mengkondisikan agar pasien terpapar dengan sinar matahari.
4. Kebisingan-kebisingan ditimbulkan oleh aktivitas fisik di lingkungan atau ruangan. Hal tersebut perlu
dihindarkan karena dapat mengganggu pasien.
5. Variasi /keanekaragaman. Berbagai macam factor yang menyebabkan penyakit bagi sesorang,
misalnya makanan.
6. Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang dan juga pola tidur yang
kurang baik akan menyebabkan gangguan pada kesehatan.
7. Kebersihan kamar dan halaman. Kebersihan kamar dan halaman sangat berpengaruh bagi kesehatan.
Oleh karena itu, pembersihan sangat perlu dilakukan pada kamar dan halaman.
8. Kebersihan pribadi sangat mendukung kesehatan seseorang karena merupakan
bagian dari kebersihan secara fisik.
9. Pengambilan nutrisi dan makanan. Pengambilan nutrisi sangat perlu dalam hal menjaga keseimbangan
tubuh. Adanya nutrisi dan pola makan yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan.
10. Obrolan, harapan dan nasehat dalam hal ini, komponen tersebut menyangkut kesehatan mental seseorang
dalam menyikapi lingkungannya. Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pasien dan
keluarga. Mental yang yang terganggu akan mempengaruhi kesehatan pasien.
11. Pengamatan orang sakit. Pengamatan sangat perlu dilakukan oleh seorang perawat, dimana seorang
perawat harus tahu sebab dan akibat dari suatu penyakit.
12. Pertimbangan social tidak melihat dari suatu aspek, untuk mengambil suatu keputusan tetapi dari
berbagai sisi.
Hubungan Teori Florence Nightingale denga Beberapa Konsep
A. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan:
1. Individu atau manusia
Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit.

14
2. Keperawatan
Bertujuan membawa atau mengatur individu pada kondisi terbaik agar dapat melakukan
kegiatan melalui upaya mempengaruhi lingkungan.
3. Sehat atau Sakit
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
4. Masyarakat atau Lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
B. Hubungan Teori Florence Nightingale dengan Proses Keperawatan.
1. Pengkajian atau pengumpulan data.
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitikberatkan pada kondisi lingkungan.
2. Analisa data
Data dikelompokan berdasarkan lingkungan fisik, sosial, dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien.
3. Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya.
4. Diagnosa keperawatan
Bebagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain:
a. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektifitas asuhan
b. Penyesuaian terhadap lingkungan
c. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektifitas asuhan
5. Implementasi
Upaya dasar merubah atau mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan dan
perkembangan individu.
6. Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.

2.3 FALSAFAH KEPERWATAN “FLORENCE NIGHTINGALE”


Definisi Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat
sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak/berperilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit.
Florence Nightingale (Modern Nursing)
15
Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan
keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya tentang
interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses pergantian atau
perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu
proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien. Falsafah Keperawatan menurut Florence
Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses
perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien. Konsep inti dari teori Florence Nightingale
tentang falsafah keperawatan adalah lingkungan berpengaruh terhadap proses pemulihan klien.
Faktor – faktor yang menyebabkan para perawat bersikap dan berperilaku yang
mencerminkan ketidakpahaman tentang falsafah keperawatan.
a. Kurang pengetahuan berhubungan dengan latar belakang pendidikan
b. Kurang pengalaman berkaitan dengan masa kerja
c. Ketidakmampuan dalam pengambilan keputusan
Menurut kelompok hal- hal yang menyebabkan ketidakfahaman tentang falsafah
keperwatan dalam situasi layanan kesehatan di Indonesia adalah:
1. Belum adanya standarisasi layanan keperawatan secara nasional
2. Masih beragamnya latar belakang pendidikan perawat yang berakibat pada
3. Beragamnya pemahaman dan penerapan falsafah keperawatan dalam pelaksanaan praktek
keperawatan.
4. Kurangnya kesadaran perawat menampilkan sikap professional (altruism) sesuai dengan
falsafah yang mnejadi keyakinannya.

2.4 PARADIGMA KEPERAWATAN “FLORENCE NIGHTINGALE”


Paradigma adalah pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu
pengetahuan (Kiesterman,197). Paradigma memiliki pola dan cara pandang dasar, khas dalam
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Menurut Nightingale 4 komponen paradigma
keperawatan antara lain: manusia, keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan.
A. Manusia
Manusia sebagai klien, yakni makhluk bio, psiko, sos, spiritual dan tersusun dari jasad
(fisik) dan jiwa (roh). Komponen fisik adalah komponen yang mempunyai wujud (dapat dilihat
dan disentuh) dan membutuhkan sesuatu untuk kelangsungan hidup seperti bernafas, makan,
minum, eliminasi, berjalan, melihat, mendengar, dan lain sebagainya. Komponen roh

16
merupakan komponen yang tak terwujud (tersirat, tesembunyi tapi ada) dan kita wajib
meyakini keberadaannya. Manusia mempunyai sifat yang unik dan berbeda - beda satu dengan
yang lainnya, mempunyai kebutuhan yang berbeda pula serta mengalami tingkat
perkembangan dan pertumbuhan.
Manusia sebagai klien yang bersifat keluarga (sekelompok individu) dan saling
berhubungan atau berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan atau masyarakat.
Manusia sebagai klien yang bersifat masyarakat akan memiliki kemampuan individu yang
dipengaruhi oleh fasilitas keseahatan (rumah sakit, puskesmas, posyandu), pendidikan
(sekolah, institusi, universitas), komunikasi (langsung, tidak langsung, media), dan sosial
(keyakinan, pandangan, proses berubah).
B. Keperawatan
Keperawatan memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang berdasarkan ilmu
dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial, spiritual yan komprehensif yang
ditunjukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat bertanggung jawab sepanjang
kehidupan seseorang. Perawat harus berpegang pada nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Bentuk pelayanan yang diberikan bersifat promotif, prefentif, kuratif, dan
rehabilitatif. Keperawatan bertujuan membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik
untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
C. Sehat-sakit (kesehatan)
Kesehatan adalah karunia tuhan yang harus disyukuri, dipelajari, dilindungi, dan
ditingkatkan. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus inverstasi serta modal utama untuk
berkarya dan beraktifitas serta produktif merupakan tujuan hidup manusia. Sehat adalah
keadaan seseorang yang dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sebagai umat manusia sesuai
dengan tingkat dan derajat masing-masing. Sehat yaitu individu yang mampu memanipulasi
pengaruh lingkungan tanpa menimbulkan ketegangan serta tidak menimbulkan ketidak
seimbangan pada dirinya. Sehat adalah adanya keseimbangan komponen-komponen biologis,
psikologis, sosial budaya dan spritual individu. Sedangkan sakit adalah keadaan yang
disebabkan oleh berbagai macam dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan
tubuh, baik fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi tubuh.
D. Lingkungan
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara
keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)

17
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersihyang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Lingkungan dibuatsedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan srtres
fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang
terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkunngan sosial terutama hubungan yang spesifik dihubungkan
dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Lingkungan sosial selalu
dibicarakan dalam hubungannya dengan pasien yaitu lingkungan pasien yang secara
menyeluruh.

2.5 . SKEMA TEORI FLORENCE NIGHTINGALE

Florence Nightingale dalam bukunya What It Is and What It is Not, menyatakan bahwa
“ peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah
kesehatan yang menimpa dirinya” (Priharjo, 2008). Nightingale memandang keperawatan
sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai pengarahan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien.
Pasien adalah seseorang dengan proses vital penyembuhan yang berhadapan dengan penyakit
dan pemulihkan kesehatan tetapi pasif terhadap pengaruh dari usaha keperawatan lingkungan.
Walaupun lingkungan mempunyai kehidupan sosial, emosional, dan aspek fisikal, Nightingale

18
menekankan pada aspek fisiknya. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan
pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada
dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit. Florence berkeyakinan jika lingkungan
diperbaiki maka masa perawatan dapat dipersingkat (Efendi & Makhfudli, 2009).
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses
aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.

2.6 Kelebihan dan kekurangan Teori Keperawatan Florence Nightingale


Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale :
1. Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam kontek
keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
3. Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara,
lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi adekuat.
4. Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi berbagai
informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan keamanan.
5. Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan Y.M.E.
6. Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk
kesembuhan pasien.
Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale :
1. Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.
2. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak orang.
3. Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan perkembangannya
saat itu.
4. Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Keperawatan Florence Nightingale lebih memprioritaskan Lingkungan sebagai
aspek yang paling utama dalam proses penyembuhan pasien. Jika ada seseorang yang sakit
maka lingkungannya harus diperbaiki sedemikian rupa agar mendukung proses penyembuhan
pasien. Menurut Florence Pelajaran paling penting yang dapat diberikan kepada perawat adalah
mengajari mereka apa yang harus diamati, bagaimana mengamati, apa gejala menunjukkan
keadaan pasien yang membaik, apa yang penting dari tidak ada, apa bukti kelalaian dan tentang
apa jenis kelalaian. Florence mengajarkan kepada perawat untuk berfikir tentang memberikan
kenyamanan lingkungan pada pasien baik secara fisik maupun psikologi. Disamping itu
Florence percaya bahwa tindakan pencegahan dan promosi kesehatan adalah hal yang tak kalah
penting dibanding dengan merawat pasien hingga sembuh. Kelebihan teori Florence adalah
pengkajian menggunakan data angka sedangkan kekurangan dari teori Florence adalah belum
adanya model keperawatan seperti model keperawatan Betty Neuman, Teori Florence ini masih
bersifat filosofi yakni hanya sebatas pengalaman Florence saat merawat korban perang.

3.2 Saran
Saran bagi mahasiswa agar lebih memahami , mengerti serta dapat mengaplikasikan
teori Florence Nightingale ke dalam praktik asuhan keperawatan. Saran bagi pembaca agar
memberikan masukan untuk melengkapi makalah teori keperawatan Florence Nightingale.

20
Daftar Pustaka
1. Efendi & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
2. Fundamental of Nursing, 7th edition Paricia A. Potter, Anne G. Perry.
3. Gaffar, Laode J. 1997. Pengantar Keperawata Profesional. EGC. Jakarta.
4. Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta.
5. Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
6. Pugh, Martin; The march of the women: A revisionist analysis of the campaign for
women's suffrage 1866-1914, Oxford (2000), at 55.
7. Soeroto, A. Florence Nightingale, Bidadari Berlampu. Penerbit Djambatan. Seri "Kisah
orang-orang yang telah berjasa". Cetakan pertama 1974. ISBN 979-428-073-9.
Tiga
8. Sokoloff, Nancy Boyd. (1982).Three Victorian women who changed their world,
Macmillan. London
9. Webb, Val; The Making of a Radical Theologician, Chalice Press (2002).
10. Woodham Smith, Cecil; Florence Nightingale, Penguin (1951), rev. 1955.

21

Anda mungkin juga menyukai