Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FLORENCE NIGHTINGALE

Dosen Pengampu:

Ns.Sri Mulyasari, S.pd, S.kep.,M.Kes

Disusun Oleh

Kelompok 1:

1.Muhammad Ridho Cesar(142012218044)

1.Niken Adellia Pratiwi(142012218049)

1.Nopalia Dwi Asih(142012218050)

1.Miranda.1(142012218040)

1.Rindiani Putri Dianti(142012218060)

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat-
Nya lah, sehingga dapat tersusun Falsafah dan Teori Keperawatan ini. Jurnal Falsafah dan
Teori Keperawatan ini memuat pengetahuan tentang pengertian falsafah keperawatan,
pengertian teori keperawatan, jenis atau tingkatan teori keperawatan, pengertian paradigma
keperawatan, , teori keperawatan Florence Nightingale,

Penyusunan materi falsafah dan teori keperawatan ini bertujuan untuk


menginformasikan kepada pendidik, mahasiswa keperawatan tentang teori keperawatan yang
Dapat dijadikan bahan pembelajaran. Materi falsafah dan teori keperawatan ini tetunya
memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu di harapkan dapat dilakukan pengembangan
ilmu pengetahuan tentang falsafah dan teori keperawatan kedepannya yang lebih baik.
Terimaksih penulis ucapkan kepada semua pihak.

Palembang,30 september 2022


A. Pengertian Falsafsah Keperawatan
Setiap manusia memerlukan falsafah dalam dirinya. Karena dengan falsafah
seseorang dapat mengartikan nilai, kepercayaan dan pendapan mereka tentang dumia,
dan menginformasikan ide-ide yang dimilikinya.

Falsafah merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu.


Falsafah yang dimiliki seseorang merupakan suatu keyakinan yang didapat
berdasarakan pengalaman hidup, pengamatan dan percobaan.

B. Latar Belakang (Biografi) Florence Nightingale


Florence nightingale lahir di Florence, italia pada 21 Mei 1820. Dia adalah
anak terakhir dari 2 bersaudara. Dia berasal dari keluarga yang cukup berada.Ibunya
bernama Frances Nightingale, berasal dari keluarga pedagang dan senang
bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki kedudukan sosial yang menonjol.
Berbeda dengan ibunya, Florence sendiri merasa canggung dalam situasi sosial. Ayah
Florence adalah William Shore Nightingale yang merupakan pemilik tanah kaya yang
mewarisi dua perkebunan. Satu di Lea Hurst, Derbyshire,dan yang lainnya di
Hampshire, Embley Park-saat Florence berusia 5 tahun.Florence besar di kawasan
keluarga di Lea Hurst, tempat ayahnya memberikan pendidikan klasik, termasuk studi
di Jerman, Prancis, dan Italia.

Sejak usia dini, Florence aktif dalam filantropi, melayani orang sakit dan
orang miskin di desa tetangga dekat perkebunan keluarganya. Selama eraVictoria,
seorang wanita muda perawakan sosial kelas atas seperti Nightingale diharapkan
menikah dengan pria yang sepadan juga dan tidak bekerja kasar. Dengan tekadnya
yang bulat, Nightingale mendaftarkan diri sebagai mahasiswa perawat di RS Lutheran
Pastor Fliedner di Kaiswerth Jerman pada tahun 1844.

Pada bulan Oktober tahun 1853, Perang Krimea pecah. Saat itu, tidak ada
perawat wanita yang ditempatkan di rumah sakit di Krimea. Pada akhir tahun 1854,
Nightingale menerima sepucuk surat dari Sekretaris Perang Sidney Herbert,
memintanya untuk mengatur sekelompok perawat untuk merawat tentara yang sakit
dan jatuh di Krimea. Nightingale bangkit untuk meneleponnya. Dia dengan cepat
mengumpulkan 34 tim perawat dari berbagai ordo religius, dan berlayar bersama
mereka ke Krimea beberapa hari kemudian.Meskipun mereka telah diberitahu tentang
kondisi mengerikan di sana, tidak ada yang bisa mempersiapkan Nightingale dan
perawatnya untuk apa yang mereka lihat saat mereka tiba di Scutari, rumah sakit basis
Inggris di Konstantinopel. Pasien berbaring di kotoran mereka sendiri di atas tandu
yang berserakan di lorong. Hewan pengerat dan
Serangga bergegas melewatinya. Pasokan yang paling mendasar, seperti perbandan
sabun, semakin langka karena jumlah orang yang sakit dan terluka terus meningkat.
Bahkan air pun perlu dijatah. Lebih banyak tentara yang meninggal akibat penyakit
menular seperti tifus dan kolera dari pada cedera yang terjadi dalam pertempuran.

Nightingale sendiri menghabiskan setiap saat untuk merawat para prajurit.Di


malam hari, dia berjalan melalui lorong-lorong gelap yang membawa lampu sambil
membuat ronde, melayani pasien setelah pasien. Para prajurit, yang ke duanya
tergerak dan terhibur oleh persediaan belas kasihnya yang tanpa henti,kemudian
memanggilnya “Lady with the Lamp." Yang lain hany” memanggilnya”Malaikat
Krimea.”

Selain meningkatkan kondisi sanitasi rumah sakit, Nightingale menciptakan


sejumlah layanan pasien yang berkontribusi pada peningkatan kualitas masa inap di
rumah sakit mereka. Nightingale tinggal di Scutari selama satu setengah tahun.
Setelah konflik Krimea diselesaikan dia kembali ke rumah masa kecilnya di Lea
Hurst. Yang mengejutkan, dia disambut oleh ratu dan diberi penghargaan pada karya
Nightingale dengan menghadirkan bros terukir yang kemudian dikenal sebagai “Jewel
Nightingale” dan dengan memberinya hadiahsebesar $ 250.000 dari pemerintah
Inggris. Nightingale memutuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk
melanjutkan perjuangannya. Pada tahun 1860,dia mendanai pendirian Rumah Sakit
St. Thomas, dan di dalamnya, Sekolah Pelatihan Nightingale untuk Perawat.
Nightingale menjadi sosok kekaguman publik. Puisi, nyanyian dan drama ditulis dan
dipersembahkan untuk menghormati pahlawan wanita. Wanita muda bercita-cita
menjadi seperti dia. Ingin mengikuti teladannya, bahkan wanita dari kelas atas kaya
mulai mendaftar di sekolah pelatihan. Berkat Nightingale, keperawatan yang tidak
disukai oleh kelas atas menjadi dipandang sebagai panggilan terhormat.

.Pada saat dia berusia 38 tahun, dia terbaring di rumah dan terbaring ditempat
tidur, dan akan menjadi sisa hidupnya. Dengan tekad kuat, dan berdedikasi selama,
memperbaiki perawatan kesehatan dan mengurangi penderitaan pasien, Nightingale
melanjutkan pekerjaannya dari tempat tidurnya. Pada tahun 1859, dia menerbitkan
Catatan tentang Rumah Sakit, yang berfokus pada bagaimana mengelola rumah sakit
sipil dengan tepat. Sepanjang Perang Saudara A.S., diasering berkonsultasi tentang
cara terbaik mengelola rumah sakit lapangan. Nightingale juga bertugas sebagai
otoritas masalah sanitasi umum di India baik untuk militer maupun warga sipil. Pada
tahun 1908, pada usia 88, dia dianugerahi penghargaan kehormatan oleh King
Edward. Pada bulan Mei 1910, dia menerima pesan ucapan selamat dari Raja George
pada hari ulang tahunnya yang ke 90. Dia meninggal tiba-tiba pada pukul 2 siang,
Sabtu, 13 Agustus di rumahnya diLondon. Untuk menghormati kepeduliannya
dibangun lah Florence Nightingale Museum, yang berada di lokasi Sekolah Pelatihan
Nightingale. “Angel of the Crimea” sampai hari ini, diakui dan dipuja secara luas
sebagai pelopor keperawatan modern.
C. Sumber-Sumber Teori Florence Terhadap Ilmu Keperawatan
Florence Nightingale menitik beratkan proses penyembuhan pada
kondisialam yang baik. Inti teori Florence Nightingale, pasien dipandang dalam
kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari :

1.Lingkungan fisik (physical enviroment)

Lingkungan dasar yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.


Faktortersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada. Didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian
rupasehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri.Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan
yangcukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur
harusdiatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal


yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi
limakomponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yangmeliputi :

a) Udara bersih,

b) Air yang bersih,

c) Pemeliharaan yang efisien,

d) Kebersihan

e) Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan


sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika
ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji
keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang dari pada mengkaji fisik/tubuhnya.

2.Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat


menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena
itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar
matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsang semua
faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi
dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi
tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau
jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungn dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan
dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

3.Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan


data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari
sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya.Seperti juga hubungan
komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan

dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh


tidakhanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi
jugakeseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

Adapun hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep


keperawatanadalah sebagai berikut:

1) Individu atau manusia

Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit

.2) Keperawatan

Bertujuan membawa atau mengantar individu pada kondisi terbaik agar


dapatmelakukan kegiatan melalui upaya mempengaruhi lingkungan.

3) Sehat atau sakit

Fokus pada perbaikan untuk seha

4) Masyarakat atau Lingkungan

Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan


perkembanganindividu, fokus pada ventilasi, suhu, bau, suara dan cahaya.
D.Asumsi-asumsi Utama Florence
Diawali oleh seorang Florence Nightingale yang mengamati fenomena bahwa
pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat
sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini
membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam keberhasilan
perawatan pasien yang kemudian menjadi paradigma keperawatan berdasarkan
lingkungan. Sehingga semenjak itu, banyak pemikiran baru yang didasari dengan
berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baikdengan cara Revelasi (pengalaman
pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intuisi (di luar kesadaran), dump common
sense (pengalaman tidak sengaja), dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-
peneltian dalam bidangkeperawatan.

Florence Nightingale menjelaskan perawat yang dilatih perilaku caring


sebagai tindakan yang disengaja, holistik yang bertujuan untuk menciptakan
danmemelihara lingkunganyang mendukung proses penyembuhan secara alami
Nightingale, (1859, dalam Wiman,2004).

E.Pengaruh Bagi Ilmu Keperawatan


Florence Nightingale (Fajriyatiningsih, 2001), telah berupaya memperbaiki
kondisi pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu pada perang
Krimen. Dengan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan keperawatan pada
saat ini telah berkembang menjadi suatu profesi yang memiliki keilmuan unik yang
menghasilkan peningkatan minat dan perhatian diantara anggotanya dalam
meningkatkan pelayanannya. Baik dalam kondisi psikis, fisik juga lingkungan sekitar
yang mampu mempengaruhi kondisi pasien. Pengabdian yang tulus terhadap bidang
kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan. Pelanggan akan
menilai rumah sakit dari kesan pertama konsumen dalam berinteraksi dengan orang-
orang yang terlibat dalam rumah sakit tersebutdengan segala aspek seperti lingkungan
(Sugiarto, 1999). Tugas perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan perawatan di
rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan pasien. Perawat bertanggung jawab
sepenuhnya dalam memberikan pelayanan perawatan kepada pasien dan pelayanan
yang sederhana sampai pelayanan yang kompleks yang diperlukan oleh pasien.

F.Aplikasi Teori dalam Keperawatan


Florence Nightingale pada tahun 1860 telah mengidentifikasikan bahwa
kenyamanan merupakan tujuan utama dari sebuah asuhan keperawatan. Menurut
Umiati(2010), Dalam kasus penyakit kronik yang banyak diderita anak diIndonesia
yaitu ganasnya penyakit kanker yang sering ditemui pada anak diantaranya adalah
Leukimia, Rhabdomyosarkoma, Osteosarkoma, serta Kanker Nasofaring (NFK).
Penyakit keganasan atau gangguan hematologi pada anak tersebut mau tidak mau
menjadikan anak mengalami berbagai macam gejala penyakit yang tidak
menyenangkan. Gejala tersebut dapat berasal dari perjalanan penyakit itu sendiri
maupun dari prosedur diagnostik atau pengobatan penyakit tersebut. Hal tersebut
tentu menjadi perhatian serius bagi perawat terkhusus bagi perawat anak.The National
Institute of Nursing Research (NINR) mengidentifikasikan bahwa menejemen gejala
(Symptoms management) menjadi salah satu kunci areastrategis dalam suatu asuhan
keperawatan. Guna melakukan menejemen gejala yang tepat pada asuhan
keperawatan, perawat membutuhkan acuan atau panduan. Dengan didasarkan
pandangan Florence tersebut didapatkan sebuah penerapan konsep keperawatan yaitu
Theory of Unpleasement Symptoms (TOUS) dimana TOUS memiliki 3 komponen
utama yaitu gejala tidak menyenangkan yang dialami klien, faktor-faktor yang
berpengaruh pada gejala (fisiologis, psikologis, situasional), serta penampilan
klien(fisik, kognitif, dan sosial) yang terpengaruh oleh adanya gejala. Komponen
tersebut dikatakan dapat saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga perawat juga
harus jeli saat melakukan asuhan keperawatan. Tyler dan Pugh (2009) menyatakan
bahwa TOUS dapat membantu perawat memahami karakteristik gejala yang
dirasakan klien secara lebih gamblang. Selain itu melalui penerapan TOUS, perawat
dapat mengidentifikasi faktor apa saja yang berhubungan dengan gejala dan faktor
mana saja yang saling berinteraksi satu sama lain.

Berdasarkan kelebihan TOUS serta kesesuaiannya dalam praktik klinik


keperawatan, maka penulis tertarik untuk mengaplikasikan TOUS pada
perawatananak dan kanker dan penyakit kronik. Tujuan akhir yang ingin dicapai
melaluiaplikasi TOUS ini adalah anak dapat memperoleh kenyamanan
semaksimalmungkin selama dirawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Safrina, A., Nurhaeni, N.,& Hayati, H.(2016). APLIKASI THEORY OFUNPLEASANT SYMPONY
(TOUR) PADA ANAK YANG MENGALAMI NYERI DI RUANG RAWAT NON INFEKSI

http://journals.lww.com/ajnonline/Citation/1940/05000/Letters_From_Readers.22.aspx

http://eprints.ums.ac.id/8105/1/F100050257.pdf

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/7790

https://jurnal.dpr.go.id/index.php/kajian/article/view/548/443

http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/dedikasi/article/viewFile/2289/2352

http://dosen.stikesdhb.ac.id/fitra-herdian/wp-content/uploads/sites/19/2016/02/BAB-I-
KONSEP-DASAR-PRAKTIK-KEPERAWATAN-PROFESIONAL.docx

Anda mungkin juga menyukai