Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang
abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata,
sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konsep tual atau model keperawatan.Teori ini sendiri merupakan
sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang
didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut
(kurang adanya bukti) secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti
aplikasi dari stuktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat
untuk menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai
seorang perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan yaitu tujuan praktek yang ingin
dicapai dalam memberikan pelayanan kepadakebutuhan semua pasien
serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh
perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.

1.2 TujuanMasalah
1.2.1 Mengetahui pengertian teori dan model konsep keperawatan.
1.2.2 Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan model konsep
keperawatan.
1.2.3 Mengetahui pandangan beberapa ahli tentang teori dan model
keperawatan.

1.3. ManfaatPenulisan
1.3.1 Menambah wawasan tentang teori model konsep keperawatan.

1
1.3.2 Menambah wawasan tentang karakteristik teori keperawatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Florence Nightingale

2.1.1. Sejarah Hidup


Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei
1820 dan dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari
kota tempat ia dilahirkan. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah
rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang
merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris.
Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale
adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang
saudara perempuan bernama Parthenope.Pada masa remaja mulai terlihat
perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup sesuai dengan
martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita
ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang

3
saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan
membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Pada 1854 terjadilah perang di Semenanjung Krimea. Tentara


Inggris bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia.Namun
yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para
prajurit yang sakit dan luka-luka. Keadaan memuncak ketika seorang
wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisan harian
TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan
tanpa diberi perawatan dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki
wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan
kemanusiaan yang mulia ini?".
Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence
merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri
penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.Pada
pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-
satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit banyak yang
mati bukan karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan.
Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan
Florence menyanggupi.Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis
sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale berangkat ke Turki.Pada bulan
November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di
Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan
dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang
jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan
penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus
prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa
ada yang merawat.Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan,
mereka memotong tangan, kaki dan mengamputasi apa saja yang
membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut
ditumpuk begitu saja diluar dan tidak ada tenaga untuk membuangnya ke
tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah
menggunungdan mengeluarkan bau tak sedap. Florence melakukan

4
perubahan-perubahan, ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di
dalam rumah sakit dan menyusun tempat para penderita yang
bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang
berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan
pendirian tenda.
Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat :
1. Perban diganti secara berkala.
2. Obat diberikan pada waktunya.
3. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.
4. Meja kursi dibersihkan.
5. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari
penduduk setempat.
Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging dan tulang-belulang
manusiapun selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau
ditanam.Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali,
walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit dan rintihan
prajurit yang luka sudah jauh berkurang.Ia juga menangani perawat-
perawat dengan tangan besi, bahkan mengunci mereka diluar pada malam
hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka di tingkat
ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah
kepemimpinan kuat seorang wanita, perawat muda bisa dilindungi dari
kemungkinan serangan seksual. Ketakutan akan hal inilah yang membuat
ibu-ibu di Inggris menentang anak perempuannya menjadi perawat dan
menyebabkan rumah sakit di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua
Eropa lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan oleh biarawati dan
biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan Biarawati Kepala.
Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri,
Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia
keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras
Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak, malah
sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak
dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada musim dingin

5
pertama Florence berada di sana dengan jumlah 4077 prajurit meninggal
dirumah sakit. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena
penyakit seperti:tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan
kematian akibat luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut
menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak, hal ini
menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki
sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat
kematian menurun drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa
tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan
dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat
Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi
Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the
Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di
rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan
memprihatinkan.Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari
dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal
yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian
prajurit pada saat damaidan menunjukkan betapa pentingnya design sistem
pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.
Ternyata jumlahnya sedikit, ia bertanya pada bintara apa yang
terjadi pada korban lainya. Bintara mengatakan bahwa korban selanjutnya
harus menunggu sampai besok karena sudah terlanjur gelap. Florence
memaksa bintara untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk
mengumpulkan korban yang masih bisa di selamatkan karena bila
menunggu hari esok korban tersebut bisa mati kehabisan darah. Saat
bintara tersebut terlihat enggan. Florence mengancam akan melaporkannya
kepada Mayor Prince.

Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran,


semuanya pria hanya Florence satu-satunya wanita. Florence berbekal
lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan,

6
membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan
termasuk prajurit Rusia. Malam itu mereka kembali dengan membawa
lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.
Semenjak terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence berkeliling
dengan lampu untuk mencari prajurit yang masih hidup dan mulailah ia
terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita. Banyak
nyawa tertolong yang seharusnya meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama


“Bidadari Berlampu” pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang
penyair AS, menulis puisi tentang Florence Nightingale berjudul “Santa
Filomena” yang melukiskan bagaimana ia menjaga prajurit di rumah sakit
tentara pada malam hari, sendirian dengan membawa lampu.

“Pada jam-jam penuh penderitaan itu datang lah bidadari berlampu


untukku.”

Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1885, publik


bertemu untuk memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk
hasil kerjanya pada saat perang. Sekembalinya Florence ke London, ia
diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan
bernama “Dana Nightingale”, dimana Sidney Herbert menjadi sekertaris
kehormatan dan Adipati Cambridge menjadi ketuanya. Badan tersebut
berhasil mengumpulkan dana yang besar sekali sejumlah € 45.000 sebagai
rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil
menyelamatkan banyak jiwa dari kematian. Florence menggunakan uang
itu untuk membangun sebuah sekolah perawat khusus wanita yang
pertama. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat,
maka profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga
baik-baik akan mengijinkan anak perempuannya untuk bersekolah disana
dan masyarakat akan lain sikapnya menghadapi sikap seseorang yang
terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan dilingkungan rumah sakit St.
Thomas Hospital, London. Saat di buka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-
puluh gadis dari kalangan baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan

7
Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan gambaran lama
tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat
tersebut. Telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan
dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah
tersebut dinamakan Sekolah Perawat Dan Kebidanan Florence Nightingale
(Florence Nightingale School Of Nursing And Midwifery) dan merupakan
bagian dari Akademi King College London.

Pada tahun 1860 Florence menulis buku tentang keperawatan


(noteson nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada
kurikulum disekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Pada
tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian
tentang perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Black
well mendirikan Universitas Medis Wanita. Pada tahun 1870-an, Linda
Richards, “Perawat Terlatih Pertama Amerika“ berkonsultasi dengan
Florence Nightingale di Inggris, Linda Richards menjadi pelopor Perawat
di Amerika Serikat dan Jepang.

Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan mendali Palang Merah


Kerajaan (The Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada
umur yang ke-87 Florence Nightingale di anugerahi dengan bintang jasa
The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama
yang menerima bintang tanda jasa ini. Pada tahun 1908 ia dianugerahkan
Honorary Freedom Of The City dari kota London. Nightingale adalah
seorang Universalis Kristen. Pada tanggal 17 Februari 1837 – tidak lama
sebelum ulang tahunnya ke-17 sesuatu terjadi yang akan mengubah
hidupnya: ia menulis, “Tuhan berbicara padaku dan memanggil ku untuk
melayani-Nya.”

Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada


tanggal 13 Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya
di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang
terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris.

8
2.1.2 Teori Konsep Florence Nightingale
Teori / model konsep Florence Nightingale memposisikan
lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perawat tidak perlu
memahami seluruh proses penyakit, model dan konsep ini dalam upaya
memisahkan antara profesi keperawatan dangan kedokteran. Perawat
adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak
untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting
dan sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda
perwat dan dokter. Perawat juga bukan hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa
membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh.

2.1.3 Inti Konsep Florence Nightingale


Lingkungan fisik

Lingkungan psikologis Lingkungan sosial

1) Lingkungan Fisik
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara.
a. Udara segar
Perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap
bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
b. Air bersih
Perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga
kebersihannya.

9
c. Saluran pembuangan yang efesien
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan
keadaan normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi
pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien secara
efisien.
d. Kebersihan
Perawat memerlukan kebersihan yang optimal agar
mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan,, kondisi kesehatan
klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan
klien, perawat maupun lingkungan.
e. Cahaya
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat
yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu
membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak
boleh dilakukan).
f. Pengambilan nuttrisi
Adanya nutrisi dan pola makan yang baik sangat
berpengaruh pada kesehantan.
g. Komunikasi
Komunikasi sangat perlu dilakukan antara perawat, pesien
dan keluarga.
h. Tempat tidur
Tempat tidur yang kotor akan mempengaruhi kondisi
kesehatan seseorang dan juga pola tidur yang kurang baik akan
menyebabkan gangguan kesehatan.
2) Lingkungan Psikologi
Lingkungan psikologi: perawat hendaknya berkomunikasi dengan
pasien untuk memberikan rasa nyaman. Tidak boleh memberikan harapan
yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi

10
penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana
pasien berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan.

3) Lingkungan Sosial
Memberikan kesempatan kepada keluarga maupun orang terdekat dari
pasien untuk membesuk sesuai dengan jadwal. Tujuannya untuk
menghindari stres dan mempercepat pemulihan keadaan pasien.

a) Peran perawat dan dokter berbeda

Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan


penyakit, tetapi tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas
seorang perawat adalah merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang
yang berperan penting dan sangat membantu dalam proses penyembuhan
penyakit. Itulah beda perawat dan dokter. Perawat juga bukan hanya
memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien, tetapi
mereka juga harus bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial
pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit
baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada saat pasien
berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit
si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan
miskin.

b) Vokasi
Pada masa perang pendidikan yang diajarkan oleh florence kepada
kaum muda masih berupa pendidikan keterampilan misalnya seperti cara
membersihkan tempat tidur dan luka pada prajurit yang sakit atau
membutuhkan pertolongan. Sementara itu perawatnya belum bisa

11
dikatakan sebagai perawat profesional karena, fasilitas pengobatannya
belum lengkap dan tenaga perawatnya masih kurang.Dan pada masa itu
juga perawat dianggap hina serta profesi perawat diangap tidak sopan dan
banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan dengan tidak
senonoh. Maka, pada saat itu perawat diinggris banyak yang laki-laki
dibandingkan kaum perempuan. Dan perawat perempuan pada saat itu
sebagai tukang masak.
Florence nightingle melakukan perawatan atau penyembuhan bagi
prajurit yang terluka akibat perang lalu prajurit tersebut di diamkan di
barak pengobatan dan disini florence di juluki sebagai bidadari berlampu
karena jasa penyembuhan yang dilakukan florencelah kaum muda
khususnya wanita banyak tertarik untuk ikut dalam pendidikan perawat
dan florence mengajak kaum muda untuk melakukan perawatan
penyembuhan luka bagi prajutrit korban perang. Di sini florence
membuktikan dan meyakinkan kepada orang tua kaum muda bahwa sistem
pengobatan itu benar di terapkan.

2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale

a. Kelebihan
Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang
pasien dalam kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik,
psikologis dan sosial. Florence Nightingale memandang perawat tidak
hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi
lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan, dan nutrisi adekuat. Pengkajian atau observasi
yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi berbagai informasi atau
fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup dan
meningkatkan kesehatan dan keamanan. Semua tindakan yang dilakukan
penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan Y.M.E. Asuhan keperawatan

12
yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk kesembuhan
pasien.

b. Kelemahan

Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan


kemampuannya. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan
disepelekan oleh banyak orang.Kurangnya dukungan dari perawat lain
dalam proses pelayanan dan perkembangannya saat itu. Kurangnya sarana
dan pra-sarana yang menunjang.

2.2 Imogene M. King

2.2.1 Biografi
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West
Point, Iowa. Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah
lulus dari St. John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia
bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalam Keperawatan di St. Louis University pada tahun 1948.

13
Pada tahun1959 Dr. King melanjutkan pendidikan di Columbia University,
New York dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan pada tahun 1961.
Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar
mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan. Dr.
King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan
teori keperawatan. Dr. King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori:
Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr. Rogers. Adapun buku-
buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961-1981 yaitu : Toward a
theory for nursing: General Concept of Human Behavior (1961-1966), A
Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981),Curriculum and
Instruction In Nursing (1986).

2.2.2 Bentuk intraksi sistem dinamis


Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual
yang terdiri atas tiga sistem yang saling berinteraksi diantaranya:
a. Personal : Sistem yang berhubungan dengan individu
b. Interpersonal : Sistem yang berinteraksi antara duaorang atau lebih
c. Sosial : Sistem yang menyediakan pengetahuan untuk perawat

Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga


keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi

14
perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi, kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep
tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, dan koping.
Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai
sistem terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi
dengan lingkungannya.
Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,
mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang
dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.

2.2.3 Konsep Interaksi Imogene M. King

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja


konseptualnya, bahwa Human Being sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentang

15
Human Being meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan,
orientasi kegiatan, dan orientasi pada waktu.
Konsep utama yang saling berhubungan dalam setiap situasi
praktek keperawatan (Christensen J.P 2009) meliputi:
1. Interaksi : suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan
lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non
verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi : gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan
dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika
dan latar belakang pendidikan.
3. Komunikasi : suatu proses penyampaian informasi dari seseorang
kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi : interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam
pencapaian tujuan.
5. Peran : serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya
dalam sistem sosial.
6. Stress : suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia
dengan lingkungannya.
7. Tumbuh kembang : perubahan yang kontinue dalam diri
individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas
perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai
kematangan.
8. Waktu : perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain
sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9. Ruang : area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.

16
2.2.4 Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

1. Keperawatan : suatu proses interaksi antara klien dan perawat untuk


mencapai tujuan yang sama.
2. Klien : Individu (sistem personal) atau kelompok (sistem interpersonal)
yang tidak mampu mengatasi peristiwa atau masalah kesehatan ketika
berinteraksi dengan lingkungan.
3. Kesehatan : Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman
hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerus terhadap stresor
lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yang optimum.
4. Lingkungan : setiap sistem sosial dalam masyarakat ; sistem sosial
adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi,
persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, lembaga
komunitas, dan industri.

17
2.2.5 Teori Pencapaian Tujuan oleh King.

2.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Imogene M. King

1. Kelebihan
a. Dapat disesuaikan, dipergunakan, dijelaskan dan diprediksi pada
setiap perubahan atau sebagian besar fenomena dalam
keperawatan.
b. Serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diamati dalam praktek keperawatan.
c. Mengedepankan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan
bersama,pengambilan keputusan, dan interaksi untuk mencapai
tujuan klien.
d. Dapat dipakai pada semua tatanan pelayanan keperawatan,
e. Dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
f. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan.

18
2. Kelemahan

a. Beberapa definisi konsep dasar kurang jelas. Misalnya konsep


mengenai stres yang kurang jelas karena ia menyatakan bahwa
stres memiliki konsekuensi positif dan menyarankan para perawat
harus menghapus pembuat stress dari lingkungan rumah sakit.
b. Teori ini berfokus pada sistem interpersonal. Sehingga tujuan yang
akan dicapai sangat bergantung pada persepsi perawat dan klien
yang terlibat dalam hubungan interpersonal dan hanya pada saat itu
saja.
c. Teori King belum menjelaskan metode yang aplikatif dalam
penerapan konsep interaksi, komunikasi, transaksi dan persepsi,
misalnya pasien- pasien tidak dapat berinteraksi secara kompeten
dengan perawat, seperti bekerja dengan pasien koma, bayi yang
baru lahir, dan pasien psikiatrik.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk


menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan
serta berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu
lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan.

Karakteristik dasar teori dan model keperawatan yaitu: teori


keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan
yang spesifik dari konsep keperawatan, harus bersifat alamiah, bersifat
sederhana dan umum sebagai pedoman, serta berperan dalam
memperbaiki kualitas praktek keperawatan.

Faktor yang mempengaruhi teori dan model keperawatan yaitu:


filosofi Florence Nightingale, kebudayaan, sistem pendidikan, dan
pengembangan ilmu keperawatan.

3.2 SARAN
Dengan penulisan makalah ini diharapkan para pembaca lebih
mengerti dan memahami tentang teori keperawatan menurut Florence
Nightingale dan Imogene M King.

20

Anda mungkin juga menyukai