Disusun Oleh :
NIM : 10222085
FAKULTAS KESEHATAN
2022
1. Florence Nightingale
Florence Nightingale, lahir 12 Mei 1820 di Florence, Italia, adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik.Ia dikenal sebagai Bidadari Berlampu (Wanita Lentera
Inggris) atas jasanya yang berani dalam mengumpulkan korban perang selama Perang
Krimea di Semenanjung Krimea Rusia. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep
kebersihan rumah sakit dan nasihat perawat. Dia menekankan perhatian yang cermat terhadap
kebutuhan pasien dan penggunaan statistik untuk menyiapkan laporan terperinci untuk
memperjuangkan perubahan yang lebih baik di bidang perawatan di hadapan pemerintah
Inggris.
masa kanak-kanak
Florence Nightingale lahir pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dan dibesarkan dalam
keluarga kaya. Namanya diambil dari kota tempat ia dilahirkan.Namanya, Florence, mengacu
pada kampung halamannya, Florence dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.
Sebagai seorang anak, ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah mewah besar milik ayahnya
William Nightingale, seorang pemilik tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara
ibunya adalah keturunan bangsawan, keluarga Nightingale adalah bangsawan. Florence
Nightingale memiliki saudara perempuan bernama Paternope.
Selama masa remaja, perilaku kontras mereka mulai muncul, dengan Parternope hidup sesuai
dengan martabatnya sebagai putri seorang pemilik tanah. Saat itu, wanita bangsawan, kaya,
berpendidikan cenderung menyenangkan dan malas, dan Florence lebih cenderung pergi
keluar dan membantu orang yang membutuhkan.
Pergi ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth di Jerman dan belajar lebih banyak
tentang rumah sakit modern perintis yang didirikan oleh Pendeta Theodor Fliedner dan
istrinya dan dijalankan oleh para biarawati Lutheran (Katolik). Di sana, Florence Nightingale
terpesona oleh komitmen dan kepedulian para biarawati terhadap orang sakit. Dia jatuh cinta
dengan pekerjaan sosial keperawatan dan kembali ke Inggris dengan mimpi.
Belajar Merawat
Sebagai orang dewasa, Florence lebih cantik dari kakak perempuannya, dan sebagai
putri seorang pemilik tanah yang kaya menerima banyak lamaran pernikahan. Namun ia
menolak itu semua karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurusi urusan manusia.
Pada tahun 1851, di usia 31 tahun, ia dilamar oleh penyair dan bangsawan Richard Moncton
Milnes (Baron Houghton), bahkan lamaran itu ia tolak, karena pada tahun itu ia memutuskan
untuk mengabdikan dirinya pada dunia perawatan. Argumentasi Florence bahwa
di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa merendahkan profesi perawat patah,
karena saat itu di Jerman perawat juga biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak
menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak
hormat dari pasiennya. Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk
kemanusiaan, tetapi ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak
dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Tetapi Florence berkeras
dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati di
sana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari
keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi
perawat dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence
adalah Kristen Protestan. Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan
mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London, posisi
yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854.
Perang Krimea
Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama
tentara Prancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam
pertempuran, tetapi yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para
prajurit yang sakit dan luka-luka. Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa
Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit
banyak yang mati bukan karena peluru dan bom, tetapi karena tidak adanya perawatan, dan
perawat pria jumlahnya tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis
sukarelawan dan Florence menyanggupi. Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis
sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke
Turki menumpang sebuah kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah
rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih
mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang
jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan
prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa
tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Florence melakukan perubahan-perubahan
penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun
tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar
penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan
pendirian tenda. Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;