Anda di halaman 1dari 48

Rufaidah Al-Asalmiya (570 – 632 M), perawat muslim pertama di dunia

Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat muslim pertama

didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia.

Semoga sekelumit kisah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang orang-orang

yang berjasa dalam bidang keperawatan. Di Indonesia, nama Rufaidah sendiri

masih terasa asing dibandingkan dengan tokoh-tokoh keperawatan dunia yang

berasal dari golongan barat. Namun dikalangan Negara arab dan timur tengah,

nama Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Sa’ad / 

Rufaidah Al-Asalmiya.

Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani

Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat

pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada  abad

pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor

(Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).


Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan

saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia

mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi

peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat

kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang

Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat

perang. Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW

memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah.

Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi

perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada  Rasulullah

SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang

terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan

awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.

Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan,

Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia

memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau

penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan.

Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga

memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia

digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama

didunia islam meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan

penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal

dengan Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan

kesehatan (Health Education).
Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan

memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat

diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak

hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga melaksanakan

peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan

timbulnya berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut

sebagai Public Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi

perawat di dunia islam.

Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-

Asalmiya seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu

Sulaiman, dan Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai

perawat saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti

Sa’ad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-

Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad

yang ahli dalam penyakit dan bedah mata).

Sebagai tambahan pengetahuan, perkembangan keperawatan didunia islam atau

lebih tepatnya lagi di negara Arab Saudi dapat digambarkan sebagai berikut:

Masa penyebaran islam /The Islamic Periode ( 570 – 632 M). pada masa ini

keperawatan sejalan dengan peperangan yang terjadi pada kaum muslimin

(Jihad). Rufaidah Al-Asalmiya adalah perawat yang pertama kali muncul pada

mas ini.

Masa setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 – 1000 M). pada masa ini lebih

didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh kedokteran islam

seperti Ibnu Sinna, Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi (dr. Ar-Razi).
Masa pertengahan/ Late to Middle Age (1000 – 1500 M). pada masa ini negara-

negara arab membangun rumah sakit dengan baik, pada masa ini juga telah

dikenalkan konsep pemisahan antara ruang rawat laki-laki dan ruang rawat

perenpuan. Juga telah dikenalkan konsep pasien laki-laki dirawat oleh perawat

laki-laki dan pasien perempuan dirawat oleh perempuan.

Masa modern (1500 – sekarang). Pada masa ini perawat-perawat asing dari dunia

barat mulai berkembang dan mulai masuk kenegara arab. Namun, pada masa ini

salah seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah

Al-Khateeb yang merupakan perawat bidan arab Saudi pertama yang

mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo,  ia mendirikan institusi

keperawatan di Arab Saudi. 

Biography of Florence Nightingale

Florence Nightingale
12 Mei 1820

Firenze, Kadipaten Agung

Toscana

Lahir
13 Agustus 1910 (umur 90)

Meninggal Park Lane, London, Britania

Raya
Dikenal karen
Memelopori perawatan modern
a
Profesi Perawat dan statistikawan
Institusi Selimiye Barracks, Scutari
Kebersihan dan sanitasi rumah
Spesialisasi
sakit
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal

di London, Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat

modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu

(bahasa Inggris The Lady With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung

Krimea, Rusia.

Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan rumah

sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada pemerhatian teliti

terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan

statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang

keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.

Masa kecil

Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan

dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia

dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze

dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris.

Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik

ayahnya, William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di

Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan

keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki

seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope

hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu

wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang

saja dan malas, sementara Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu

warga sekitar yang membutuhkan.

Perjalanan ke Jerman
Pada tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal lebih jauh

tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor

Fliedner dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik).

Di sana Florence Nightingale terpesona akan komitmen dan kepedulian yang

dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien.

Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan

membawa angan-angan tersebut.

Belajar merawat

Florence Nightingale sewaktu masih muda.

Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai seorang

putri tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun

semua itu ia tolak, karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-hal

yang berkaitan dengan kemanusiaan.


Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard

Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton),

lamaran inipun ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk

mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.

Ditentang oleh keluarga

Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini dikarenakan

pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit

adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke

rumah dan dirawat di rumah.

Perawat pada masa itu hina karena:

Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara

yang miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.

Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan

terbuka, sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan

banyak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah

sakit dengan tidak senonoh

Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan

karena alasan-alasan tersebut di atas.

Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik

tanpa merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga

biarawati Katolik yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga
secara langsung melindungi mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari

pasiennya.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan,

namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat

membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan. Ia menganjurkan

agar Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk menenangkan pikiran.

Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk

mendapatkan pelatihan bersama biarawati di sana. Selama empat bulan ia belajar

di Kaiserwerth, Jerman di bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan

implikasi sosial yang timbul dari seorang gadis yang menjadi perawat dan latar

belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga Florence adalah Kristen

Protestan. Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah bekerja di rumah

sakit untuk orang miskin di Perancis.

Kembali ke Inggris

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London dan mendapat

pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick

Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley

Street, London, posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya

memberinya ₤500 per tahun (setara dengan ₤ 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa

sekarang), sehingga Florence dapat hidup dengan nyaman dan meniti karirnya.

Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka

menolak pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan

mengundurkan diri, kecuali bila komite ini mengubah peraturan tersebut dan

memberinya izin tertulis bahwa;


“ rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang

beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta

memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-

pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk orang Islam ”


Komite Rumah Sakit pun mengubah peraturan tersebut sesuai permintaan

Florence.

Perang Krimea

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea.

Tentara Inggris bersama tentara Perancis berhadapan dengan tentara Rusia.

Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan

lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-

luka. Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William

Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan

bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa

diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki

wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan

yang mulia ini?".

Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya

telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney

Herbert, untuk menjadi sukarelawan. Pada pertemuan dengan Sidney

Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan

diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan karena peluru dan bom,

namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya tidak
memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan

Florence menyanggupi.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh

Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang

sebuah kapal.

Gedung Barak Rumah Sakit di Scutari sekarang

Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir

pantai di Scutari. Saat tiba di sana kenyataan yang mereka hadapi lebih

mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan

terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua

ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus

prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada

yang merawat.

Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan,

kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-

potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga
untuk membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang

berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.

Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor

Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu.

Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat

tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita

yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang

berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian

tenda.

Ilustrasi Rumah Sakit di Scutari

1. Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;

2. Perban diganti secara berkala.

3. Obat diberikan pada waktunya.

4. Lantai rumah sakit dipel setiap hari.

5. Meja kursi dibersihkan.


6. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari

penduduk setempat.

Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang manusiapun

selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam. Dalam waktu

sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang

seluruhnya namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang.

Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah

pengawasan Florence Nightingale.

Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci

mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang

tua mereka di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan

di bawah kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi

dari kemungkinan serangan seksual.

Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang anak

perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit

di Inggris ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi

keperawatan dilakukan oleh biarawati dan biarawati-biarawati ini berada dibawah

pengawasan Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence

menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-

obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit

tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya,

angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah

sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa musim dingin pertama Florence

berada di sana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut.


Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit

seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat

luka-luka saat perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena

jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini

menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale

datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan

limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun

drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian

disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban

pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali

ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan

Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia

diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi

rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan. Hal ini berpengaruh pada karirnya

di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan

sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka

kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan

betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah

rumah sakit.

Bidadari berlampu

Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu,

seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak

korban yang berjatuhan banyak sekali.


Florence menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya sedikit, ia

bertanya pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara

tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok

karena sudah terlanjur gelap.

Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan

pertempuran untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena

bila mereka menunggu hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati

kehabisan darah. Saat bintara tersebut terlihat enggan, Florence mengancam akan

melaporkannya kepada Mayor Prince. Berangkatlah mereka berenam ke bekas

medan pertempuran, semuanya pria, hanya Florence satu-satunya wanita.

Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh yang

bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa

diselamatkan, termasuk prajurit Rusia. Malam itu mereka kembali dengan

membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga prajurit Rusia.

Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya Florence

berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih hidup dan

mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.

Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari

Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis

puisi tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan

bagaimana ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari,

sendirian, dengan membawa lampu.

“ Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu ”


untukku.
Pulang ke Inggris

Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada tanggal 7

Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia

lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia

merupakan salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri.

Nightingale pindah dari rumah keluarganya di Middle

Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly. Namun, ia terkena

demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam Krimea") yang menyerangnya

selama perang Krimea. Dia memalangi ibu dan saudara perempuannya dari

kamarnya dan jarang meninggalkannya.

Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun terdapat

keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran utama

dalam pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan

Sidney Herbert menjadi ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk

untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia menulis laporan 1.000 halaman lebih yang

termasuk laporan statistik mendetail, dan ia merupakan alat implementasi

rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya pemeriksaan tentara

militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem rekam

medik angkatan bersenjata.

Karier selanjutnya

Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik bertemu untuk

memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada

perang yang membuat didirikannya Dana Nightingale untuk

pelatihan perawat. Sidney Herbert menjadi sekretaris honorari dana, dan Adipati

Cambridge menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke London, ia diundang oleh


tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan bernama "Dana

Nightingale", dimana Sidney Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan Adipati

Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang

besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa terima kasih orang-

orang Inggris karena Florence Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa

dari kematian.

Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat

khusus untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun

jarang ada yang berpendidikan.

Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka

profesi perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan

mengijinkan anak-anak perempuannya untuk bersekolah di sana dan masyarakat

akan lain sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik.

Sekolah tersebut pun didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas

Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan

sekolah perawat tersebut.

Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-

baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah

menghilangkan gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya

sekolah perawat tersebut telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan

dimulailah masa baru dalam dunia perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut

dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan Florence Nightingale (Florence

Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan merupakan bagian dari

Akademi King College London.


Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik mungkin.

Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan bahan

pelajaran di sekolah tersebut.

Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya,

berpuluh-puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal

rumah sakit yang lain banyak meminta bagian.

Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah

Sakit Liverpool Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang

dana untuk rumah sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah

tinggal keluarganya. Dengan perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara

modernpun diterapkan ditempat-tempat tersebut. Dunia menjadi tergugah dan

ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah

tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di

negerinya masing-masing.

Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah tumbuh

dan mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan profesi

keperawatan. Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior

(matron), termasuk di rumah sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's

Hospital, Westminster Hospital, St Marylebone Workhouse Infirmary dan the

Hospital for Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti: Royal Victoria

Hospital, Netley; Edinburgh Royal Infirmary; Cumberland Infirmary; Liverpool

Royal Infirmary dan juga di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia.

Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka

mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat


ditekan serendah mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale menjadi

sangat bermanfaat dalam hal ini.

Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes

on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di

sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi

populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.

Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian

tentang perawatan bayi.

Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan Universitas

Medis Wanita.

Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama Amerika",

berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan

membuat Linda kembali ke Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan

memadai untuk mendirikan sekolah perawat. Linda Richards menjadi

pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.

Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The

Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria.

Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja Inggris, di hadapan

beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence Nightingale dengan bintang

jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang

menerima bintang tanda jasa ini.

Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari

kota London.

Nightingale adalah seorang universalis Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 –

tidak lama sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi yang akan mengubah
hidupnya: ia menulis, "Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk

melayani-Nya." 

Meninggal dunia

Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13

Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster

Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East

Wellow, Hampshire, Inggris.

Betty Neuman

Dr Betty Neuman Lahir 1924 di dekat Lowell, Ohio. Pada tahun 1947 ia

menerima RN Diploma dari Masyarakat Rumah Sakit Sekolah

Keperawatan, Akron, Ohio. Dia kemudian pindah ke California dan memperoleh


pengalaman sebagai rumah sakit, staf, dan kepala perawat, perawat

sekolah dan perawat industri, dan sebagai instruktur klinis dalam medis-

bedah, perawatan kritis dan keperawatan penyakit menular. Pada tahun

1957 Dr Neuman kuliah di University of California

di Los Angeles (UCLA) dengan besar dalam psikologi dan kesehatan

masyarakat ganda. Dia menerima gelar BS dalam keperawatan dari UCLA. Pada

tahun 1966 ia menerima gelar Master di bidang Kesehatan

Mental, Konsultasi Kesehatan Masyarakat from UCLA.

Dr Neuman diakui sebagai pelopor dalam bidang keterlibatan keperawatan

dalamkesehatan mental masyarakat . Dia mulai mengembangkan model

nya sementara mengajar di kesehatan mental masyarakat di UCLA . Pada

tahun 1972 model nya pertama kali diterbitkan sebagai ' Model untuk

mengajar total pendekatan orang ke masalah pasien dalam Penelitian

Keperawatan . Pada tahun 1985 ia menerima gelar doktor di Psikologi

Klinis dari Pacific Western University . Pada tahun 1998 ia menerima

doktor kehormatan kedua, kali ini dari Grand Valley State University ,

Allendale , Michigan .

The Neuman Model Sistem ini awalnya dikembangkan pada tahun 1970 di

University of California , Los Angeles, berdasarkan Betty Neuman , Ph.D.

, RN . Model ini dikembangkan oleh Dr Neuman sebagai cara untuk

mengajarkan kursus keperawatan pengantar mahasiswa keperawatan .

Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan gambaran holistik dari

aspek fisiologis, psikologis , sosial budaya , dan perkembangan manusia .

Setelah evaluasi dua tahun dari model, itu diterbitkan dalam Penelitian

Keperawatan ( Neuman & Young , 1972)


TOKOH KEPERAWATAN YANG DIKAGUMI DAN ALASAN

Gardner Sewall Maria

Gardner Sewall Maria lahir pada 5 Februari 1871, Newton,

Massachusetts;meninggal pada tanggal 20 Februari 1961, Providence, Rhode Island.

Sebagai seorang gadis, Maria Sewall Gardner pindah dengan dia baik-untuk-

melakukan keluarga dari Massachusetts ke Providence, di mana dia tinggal dan

bekerja sepanjang hidupnya. Gardner dikreditkan ayahnya dan saudara tiri, keduanya

pengacara dan hakim, dengan mengajar dia untuk berpikir jernih dan merasa rasa

tanggung jawab kewarganegaraan.Pada tahun 1890, Gardner lulus dari Miss Porter's
School di Farmington, Connecticut. Dia memasuki Newport Rumah Sakit Pelatihan

Sekolah Perawat ketika ia lebih dari tiga puluh.

Pada tahun 1905, segera setelah lulus, Gardner menjadi direktur Providence

Kabupaten Keperawatan Dasar, yang ia menuju hingga pensiun di tahun 1931.

Worried that the boom in public-health work was leading to employment of poorly

trained nurses, Lillian D. Wald, Gardner, and others prodded the two national nurses'

groups to establish a standard-setting body. Khawatir bahwa boom dalam pekerjaan

kesehatan masyarakat memimpin untuk kerja perawat kurang terlatih, LiLillian D.

Wald, Gardner, dan lain-lain menusuk kelompok dua perawat nasional 'untuk

mendirikan suatu badan standar. Hasilnya adalah Organisasi Nasional Perawatan

Kesehatan Masyarakat (NOPHN), didirikan pada tahun 1912. Gardner membantu

rancangan konstitusi, adalah aktif di dewan direksi pertama, dan berhasil Wald

sebagai presiden NOPHN 1913-1916.

Seperti NOPHN, pertama buku Gardner, Perawatan Kesehatan Masyarakat

(1916), yang ditujukan untuk membimbing, menahan, dan standarisasi upaya perawat

dan orang awam terjebak dalam antusiasme untuk kesehatan masyarakat. Perlakuan

sistematik pertama subjek, itu direvisi pada tahun 1924 dan 1936 dan di media cetak

hingga 1945. Dalam sebuah demonstrasi di seluruh dunia pengaruh metode

keperawatan Amerika itu diterjemahkan ke bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan

Jepang. Walaupun digunakan di dalam kelas, buku ini melayani khalayak yang lebih

luas dengan menawarkan nasihat tentang bagaimana menemukan dan mengelola

hubungan kabupaten menyusui, cara menjalankan program satu wanita kesehatan

masyarakat, dan bagaimana berurusan dengan meletakkan papan manajer.


Setelah dia pensiun, Gardner menerbitkan dua karya fiksi. Jadi Build Kami

(1942) menyajikan episode dalam kehidupan Maria Melton, direktur asosiasi

keperawatan kabupaten. Episode menanamkan prosedur yang benar dan kesadaran

faktor sosial, dan percakapan kadang-kadang berubah menjadi eksposisi tak

bernyawa masalah administratif, tapi buku itu melampaui kecenderungan akan

pendidikan dalam penggambaran sebuah dunia yang semua-perempuan.Melton

murah hati menuntun, wanita bawahan, masing-masing memberikan bimbingan dia

butuhkan. Jadi Membangun Kami menggambarkan dunia di mana niat baik

perempuan, kecerdasan, profesionalisme, dan merawat cukup untuk menciptakan

harmoni. Ketiadaan konflik dan referensi lebih-dari-sekilas untuk penderitaan-

menakjubkan dalam studi keperawatan-memperlemah buku tetapi menyarankan

Gardner visi tentang kehidupan yang ideal. Katharine Kent (1946), sebuah buku yang

lebih baik, berikut seorang perawat dari kelulusan sampai usia menengah.Seperti

Gardner, Katharine Kent adalah kelas atas New Englander, seorang anak perempuan

dan saudara perempuan dari pengacara yang akhirnya mengepalai sebuah asosiasi

publik kesehatan keperawatan di kota sendiri. Seperti Gardner, ia menulis sebuah

buku berpengaruh saat sakit dan membuat sebuah program untuk melatih perawat

kesehatan masyarakat di Italia.(Gardner menggunakan bagian dari surat dia menulis

setelah Perang Dunia I ketika dia melayani dengan Palang Merah Amerika Komisi

Tuberkulosis di Italia di account nya usaha Eropa Kent menyusui.) Elemen lain dalam

buku ini rupanya berasal kurang dari otobiografi dari dari konsepsi Gardner dari karir

yang ideal.Buku ini berakhir, seperti yang dilakukan Jadi Build Kami, dengan

pahlawan yang menegaskan senang di dipilih pekerjaannya fiksi Gardner dan banyak

dari pidato nya, artikel, dan laporan merayakan nilai pekerjaan dalam kehidupan

perempuan. bekerja Profesional menciptakan dihargai ikatan perkawanan dan

pemuridan antara perempuan, dan hubungan egaliter antara perempuan dan laki-laki

atau perempuan dan keluarga mereka. Gardner mencoba untuk menggambarkan


wanita yang bahagia sebagai istri tinggal di rumah dan ibu, tetapi mereka tetap tokoh

bayangan, hidup hanya dalam pelayanan sukarela mereka untuk perawatan kesehatan

masyarakat.Dalam buku-bukunya itu adalah partisipasi dalam "perang panjang

melawan penyakit dan penderitaan dan kematian" jompo yang membuat wanita

senang.

Tulisan gardner, meskipun kadang-kadang amatir dan berkhotbah, adalah

dokumen berharga dalam sejarah keperawatan, perempuan profesional, dan hati

nurani masyarakat Amerika.Tidak ada pemimpin lain dalam upaya untuk membuat

sebuah profesi keperawatan Amerika menulis secara terbuka tentang motif dan

penghargaan. Meskipun dialog kayu nya, sempit, perspektif kelas atas, dan resolusi

konflik mudah, Katharine Kent menawarkan potret bergerak dari seorang wanita yang

mengejar otonomi dan seorang ibu dan Kristen yang ideal fundamental pelayanan.

Alasan saya mengagumi tokoh ini :

Gardner Sewall Maria begitu menginspiratif bukan hanya sebagai tokoh

yang terkenal di dunia keperawatan, beliau juga adalah seorang ibu yang baik.

Seorang wanita hebat yang mampu membagi posisinya dengan baik. Gardner pun

sangat berperan penting dalam sejarah keperawatan dengan jasanya mengabdi sebagai

perawat kesehatan masyarakat juga dengan karya-karya tulisnya yang mampu

membuka wawasan bagi masyarakat luar. Gardner pun merupakan pengusul

dibentuknya suatu badan standar agar perawat-perawat kesehatan masyarakat bisa

lebih terampil dan kompeten juga profesional dalam menjalankan tugas yang mereka

jalani.

Gardner Sewall Maria dapat mengambil hikmah, bahwa kiprah wanita bisa

sampai kancah dunia. Bahkan bisa sampai mengubah peradaban. Tidak hanya di
lingkup rumah tangga saja. Dengan kecerdasan dan niat yg baik dalam hati, kita dapat

menciptakan susana yang harmonis antara teman, keluarga, masyarakat dan lainnya.

Juga beliau mengajarkan kita untuk bisa hidup ideal. Menerapkan ilmu yang telah

dipelajari dan mengabdi kepada masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang

seoptimal mungkin. Membantu yang sedang menderita dalam kesakitan, mengayomi

rekan-rekan, dan menjadi pribadi yang tangguh. Karena perjuangan tidak mudah

begitu saja. Perlu mental yang kuat agar bisa menjadi seperti beliau. 

FAYE GLENN ABDELLAH

Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Bertahun-

tahun kemudian, pada tanggal 6 Mei 1937, pesawat Jerman berbahan


bakar hidrogen, Hindenburg meledak di atas Lakehurst, New Jersey, di

mana Abdellah (18 tahun) dan keluarganya kemudian

tinggal, dan Abdellah dan kakaknya berlari ke lokasi kejadian untuk

membantu. Dalam sebuah wawancara dengan seorang penulis

untuk muka Perawat, Abdellah bercerita:

"Saya bisa melihat orang melompat dari zeppelin dan aku tidak tahu

bagaimana merawat mereka, sehingga pada saat itulah aku bersumpah bahwa saya

akan belajar menyusui.”

Ijazah keperawatan Abdellah dari Memorial Hospital Fitkin School of Nursing

(sekarang Ann Mei School of Nursing). Pada tahun 1940, ini adalah cukup untuk

berlatih menyusui, tapi Abdellah percaya bahwa asuhan keperawatan harus

didasarkan pada penelitian, bukan jam perawatan. dia melanjutkan untuk

mendapatkan tiga derajat dari Columbia University: sarjana di bidang ilmu

keperawatan tahun 1945, gelar master seni dalam fisiologi pada tahun 1947 dan

seorang dokter derajat pendidikan pada tahun 1955.

Dengan pendidikan lanjutan nya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi seorang

dokter. Namun, saat ia menjelaskan di muka dia

untuk wawancara Perawat, "Aku tidak pernah ingin menjadi MD karena aku

bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan dalam keperawatan, yang

merupakan profesi peduli." Sebagai seorang

perawat berlatih, Abdellah berhasil mengelola klinik perawatan primer di

Yayasan Pendidikan Anak di New York City dan

dikelola lantai ginekologi kebidanan di Presbyterian Medical Center Columbia

University.

Perubahan Profesi Keperawatan


Abdellah kemudian menjadi instruktur perawat dan peneliti

dan membantu mengubah fokus profesi dari

penyakit terpusat untuk pasien berpusat. Dia memperluas peran

perawat untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang

tua. Dia meneliti praktek keperawatan dan mengajarkan metode

penelitian dan teori di beberapa universitas, termasuk sekolah di

Washington, Colorado, Minnesota, dan South Carolina. Dia

juga memegang beberapa posisi administrasi dalam fasilitas medis. Pada

tahun 1993 ia mendirikan dan menjabat sebagai dekan pertama

dari Graduate School of Nursing di Universitas Jasa berseragam dari Ilmu

Kesehatan di Bethesda, Maryland.

Pekerjaan mengajar pertama Abdellah adalah di Yale University School of

Nursing , di mana dia bekerja ketika dia berusia awal dua puluhan . Saat itu ia

diminta untuk mengajar kelas yang disebut " 120 Prinsip Praktek Keperawatan , "

menggunakan buku teks standar keperawatan diterbitkan oleh Liga Nasional

untuk Keperawatan . Buku ini termasuk pedoman yang tidak memiliki dasar

ilmiah. Abdellah berkata kepada Maura S. McAuliffe dalam sebuah wawancara

untuk Gambar : " Mereka siswa Yale yang hanya brilian dan menantang saya

untuk menjelaskan mengapa mereka diminta untuk mengikuti prosedur tanpa

mempertanyakan ilmu di belakang mereka . " Setelah setahun Abdellah menjadi

begitu frustrasi bahwa ia mengumpulkan rekan-rekannya di halaman Yale dan

membakar buku-buku pelajaran . Keesokan paginya dekan sekolah mengatakan

bahwa dia harus membayar untuk teks hancur . Butuh waktu setahun untuk

Abdellah untuk melunasi utang , tapi dia tidak pernah menyesali tindakannya .

Saat ia mengatakan kepada Gambar : " Dari 120 prinsip saya diminta untuk

mengajar , saya benar-benar menghabiskan sisa kehancuran hidup saya mengajar


itu, karena mulai saya di jalan panjang dalam mengejar dasar ilmiah dari latihan

kita .

Abdellah adalah penganjur program gelar keperawatan untuk program Diploma,

dia percaya, tidak pernah dimaksudkan untuk mempersiapkan perawat di tingkat

profesional pendidikan Keperawatan, ia berpendapat, harus didasarkan

pada penelitian,.. Ia sendiri menjadi salah satu yang pertama dalam perannya

sebagai seorang pendidik untuk fokus pada teori dan

penelitian studi pertamanya yang kualitatif, mereka

hanya menggambarkan situasi Sebagai karirnya berkembang, penelitiannya berev

olusi untuk mencakup fisiologi, kimia, dan ilmu perilaku..

Pada tahun 1957 Abdellah memimpin tim peneliti di

Manchester, Connecticut, yang membentuk dasar bagi apa yang kemudian dikenal

sebagai perawatan pasien progresif. Dalam kerangka ini, pasien perawatan

kritis dirawat di unit perawatan intensif, diikuti dengan transisi ke perawatan

segera, dan kemudian perawatan di rumah. Dua segmen dari

program perawatan terbukti sangat populer dalam

profesi pengasuh. Abdellah juga dikreditkan dengan mengembangkan

pertama diuji secara nasional unit perawatan koroner sebagai hasil karyanya di

Manchester.

Tahap ketiga dari persamaan perawatan pasien progresif - perawatan di

rumah - tidak diterima secara luas di pertengahan abad kedua

puluh. Abdellah menjelaskan dalam dirinya wawancara Gambar bahwa

"orang pendek terlihat pada saat itu terus mengatakan perawatan di

rumah berarti memiliki pembantu (perawat) di rumah setiap orang. Mereka tidak

bisa mengerti bahwa perawatan di rumah dengan perawat mengajar perawatan


diri akan menjadi cara untuk membantu pasien kembali

fungsi independen " Empat puluh tahun kemudian perawatan di

rumah telah menjadi bagian penting dari perawatan kesehatan jangka panjang.

Standar kemapanan

Dalam inovasi lain dalam bidangnya , Abdellah mengembangkan

Penilaian Pasien Perawatan Evaluasi ( PACE ) , sistem standar yang

digunakan untuk mengukur kualitas relatif dari sarana pelayanan

kesehatan perorangan yang masih digunakan dalam industri perawatan

kesehatan abad ke-21 . Dia juga adalah salah satu orang pertama di

industri perawatan kesehatan untuk mengembangkan sebuah sistem

klasifikasi untuk perawatan pasien dan catatan pasien berorientasi . Sistem

klasifikasi telah berevolusi dengan cara yang berbeda dalam dalam

industri perawatan kesehatan , dan pekerjaan Abdellah adalah dasar dalam

pengembangan yang paling banyak digunakan bentuk : kelompok terkait

Diagnostik , atau DRGs . DRGs , yang menjadi sistem pengkodean

standar yang digunakan oleh Medicare , mengkategorikan pasien sesuai

dengan diagnosis primer dan sekunder tertentu. Sistem ini membuat biaya

perawatan kesehatan turun karena setiap kode DRG meliputi jumlah

maksimum Medicare akan membayar untuk diagnosis atau prosedur

tertentu, sementara juga mempertimbangkan umur pasien dan lama tinggal

di fasilitas perawatan kesehatan . Penyedia diberi insentif untuk menjaga

harga turun karena mereka hanya merealisasikan keuntungan jika biaya

kurang dari jumlah yang ditentukan oleh kategori DRG relevan.

Selain mengarah ke sistem DRG, kerja Abdellah dengan klasifikasi telah

berperan dalam pembangunan berkelanjutan dari suatu sistem


klasifikasi internasional untuk praktek keperawatan. Saat ia dijelaskan

dalam Gambar, "Ada upaya besar yang berkelanjutan

untuk mengembangkan klasifikasi internasional untuk praktek

keperawatan -. Untuk memberikan kerangka pemersatu untuk menyusui"

Bertugas di Militer

Abdellah melayani selama 40 tahun di AS Public Health Service ( PHS )

Ditugaskan Corps , sebuah cabang militer . Dia menjabat aktif bertugas

selama Perang Korea dan petugas perawat pertama yang mencapai

pangkat laksamana berbintang dua . Di luar pekerjaan masa perang nya ,

sebagai perawat kesehatan masyarakat , ia memfokuskan sebagian besar

perhatiannya pada perawatan orang tua . Dia adalah salah satu yang

pertama untuk berbicara tentang keperawatan gerontologi , untuk

melakukan penelitian di daerah itu , dan untuk mempengaruhi kebijakan

publik tentang panti jompo . Selama tahun 1970 dia bertanggung jawab

untuk menetapkan standar panti jompo di Amerika Serikat . Abdellah

diperiksa di rumah jompo dengan membuat kunjungan mendadak dan

berkeliaran di seluruh fasilitas pemeriksaan daerah pengunjung jarang

melihat . Dia menemukan banyak bahaya kebakaran dan juga menemukan

bahwa itu sering sulit untuk melacak kepemilikan rumah jompo .

Pengawasan Abdellah itu tidak disambut , bahkan oleh papan perizinan

dibebankan dengan melihat keluar untuk pasien usia lanjut mereka, dan

beberapa negara dilarang Abdellah dan lain-lain dari membuat kunjungan

mendadak. 

Abdellah telah sering menyatakan bahwa ia percaya perawat harus lebih terlibat

dalam diskusi kebijakan publik tentang peraturan panti jompo. Saat ia


mengatakan kepada Gambar, "sikap umum kami adalah membiarkan orang lain

melakukannya. Kita perlu untuk membuat terobosan di negara, negara bagian, dan

daerah sebelum kita sampai ke tingkat federal. Kemudian kita dapat memiliki

lebih dari suara di tingkat nasional .... saya yakin bahwa jika kita ingin memiliki

efek pada legislator, cara yang paling penting adalah untuk mendapatkan perawat

ditugaskan sebagai rekan kongres ... 'mereka' adalah orang-orang yang benar-

benar rancangan undang-undang. "

Pada tahun 1981 US Surgeon

General C. Everett Koop bernama Abdellah wakil dokter bedah

umum, membuatnya perawat pertama dan wanita pertama yang memegang

posisi. Dia bertugas di bawah US dokter bedah umum selama delapan tahun

dan pensiun dari militer pada tahun 1989. Sebagai wakil ahli bedah umum, itu

adalah tanggung jawab Abdellah untuk mendidik Amerika tentang

masalah kesehatan masyarakat, dan dia bekerja tekun di bidang AIDS, rumah

sakit perawatan, merokok, kecanduan alkohol dan obat, yang cacat mental, dan

kekerasan.

Dalam posisi pemerintahannya, Abdellah juga

terus berusaha untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan Amerika lanjut

usia. Dia disiapkan dan didistribusikan. Serangkaian selebaran dirancang untuk

menginformasikan orang-orang tentang penyakit Alzheimer, arthritis, penggunaan

yang aman dari obat-obatan, influenza, tekanan darah tinggi, dan ancaman lain

terhadap kesehatan lansia. Di bawah bimbingan nya, PHS juga bekerja sama

dengan dokter untuk membuat mereka menyadari penelitian terbaru

tentang masalah kesehatan tentang pasien yang lebih

tua. Misalnya, dokter memperingatkan bahwa dosis obat biasa mungkin tidak

sesuai untuk pasien usia lanjut.


Kontribusi Internasional

Sebagai konsultan dan pendidik, Abdellah berbagi teori perawat dengan

perawat di seluruh dunia. Dia memimpin seminar di Perancis, Portugal,

Israel, Jepang, Cina, Selandia Baru, Australia, dan Uni Soviet. Dia juga

menjabat sebagai konsultan penelitian untuk Organisasi Kesehatan Dunia.

Dari perspektif global nya, Abdellah belajar untuk menghargai perawatan

medis non-tradisional dan komplementer dan mengembangkan

kepercayaan seperti perawatan non-Barat layak penelitian ilmiah.

Abdellah telah menulis banyak artikel dalam jurnal profesional serta beberapa

buku, termasuk Pengaruh Nurse Staffing pada Satisfactions dengan Perawatan

(1959), Pasien-berpusat Pendekatan Keperawatan (1960), Perawatan Pasien yang

lebih baik melalui Penelitian Keperawatan (1965; revisi 1986) , dan Intensive

Care, Konsep dan Praktik Perawat Spesialis klinis (1969). Dia adalah penerima

lebih dari 70 penghargaan dan gelar kehormatan dan merupakan rekan dari

American Academy of Nursing. Abdellah ditunjuk untuk Hall of Fame

Keperawatan di Universitas Columbia pada tahun 1999.

Pada tahun 2000 Abdellah masuk dalam Hall Perempuan Nasional of Fame di

Seneca, New York. Selama Balai nya pidato induksi Fame Abdellah mengatakan, 

"Kita tidak bisa menunggu dunia untuk mengubah .... Bagi

kita dengan kecerdasan, tujuan, dan visi harus memimpin dan mengubah

dunia. Mari kita maju bersama! ... Aku berjanji tidak pernah beristirahat

sampai pekerjaan saya telah selesai! "


Diposting oleh Unknown di 05.32 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke

FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

Unknown24 Oktober 2016 06.23

Numpang Promo ya

PAPADOMINO agen poker online terpercaya

judi poker

bandar poker

domino online

agen poker online

poker online

capsa susun

poker online terpecaya

Balas

Unknown11 September 2018 06.08

terimakasih yaa.. buat ilmunya


Balas

Posting LamaBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

▼  2013 (4)

▼  Oktober (4)

Biografi Tokoh-tokoh Keperawatan

Tokoh-tokoh Keperawatan

Jejak dunia keperawatan

Sejarah Keperawatan di Dunia

Sejarah Keperawatan

Unknown

Lihat profil lengkapku

Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan

oleh Blogger.

Gardner Sewall Maria


Gardner Sewall Maria lahir pada 5 Februari 1871, Newton,

Massachusetts; meninggal pada  tanggal 20 Februari 1961, Providence,

Rhode Island.

Sebagai seorang gadis, Maria Sewall Gardner pindah dengan dia baik-

untuk-melakukan keluarga dari Massachusetts ke Providence, di mana dia

tinggal dan bekerja sepanjang hidupnya. Gardner dikreditkan ayahnya dan

saudara tiri, keduanya pengacara dan hakim, dengan mengajar dia untuk

berpikir jernih dan merasa rasa tanggung jawab kewarganegaraan.Pada

tahun 1890, Gardner lulus dari Miss Porter's School di Farmington,

Connecticut. Dia memasuki Newport Rumah Sakit Pelatihan Sekolah

Perawat ketika ia lebih dari tiga puluh.

Pada tahun 1905, segera setelah lulus, Gardner menjadi direktur

Providence Kabupaten Keperawatan Dasar, yang ia menuju hingga

pensiun di tahun 1931. Worried that the boom in public-health work was

leading to employment of poorly trained nurses, Lillian D. Wald, Gardner,

and others prodded the two national nurses' groups to establish a standard-
setting body. Khawatir bahwa boom dalam pekerjaan kesehatan

masyarakat memimpin untuk kerja perawat kurang terlatih, LiLillian D.

Wald, Gardner, dan lain-lain menusuk kelompok dua perawat nasional

'untuk mendirikan suatu badan standar. Hasilnya adalah Organisasi

Nasional Perawatan Kesehatan Masyarakat (NOPHN), didirikan pada

tahun 1912. Gardner membantu rancangan konstitusi, adalah aktif di

dewan direksi pertama, dan berhasil Wald sebagai presiden NOPHN

1913-1916.

Seperti NOPHN, pertama buku Gardner, Perawatan Kesehatan

Masyarakat (1916), yang ditujukan untuk membimbing, menahan, dan

standarisasi upaya perawat dan orang awam terjebak dalam antusiasme

untuk kesehatan masyarakat. Perlakuan sistematik pertama subjek, itu

direvisi pada tahun 1924 dan 1936 dan di media cetak hingga 1945. Dalam

sebuah demonstrasi di seluruh dunia pengaruh metode keperawatan

Amerika itu diterjemahkan ke bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan Jepang.

Walaupun digunakan di dalam kelas, buku ini melayani khalayak yang

lebih luas dengan menawarkan nasihat tentang bagaimana menemukan

dan mengelola hubungan kabupaten menyusui, cara menjalankan program

satu wanita kesehatan masyarakat, dan bagaimana berurusan dengan

meletakkan papan manajer.

Setelah dia pensiun, Gardner menerbitkan dua karya fiksi. Jadi Build Kami (1942)

menyajikan episode dalam kehidupan Maria Melton, direktur asosiasi

keperawatan kabupaten. Episode menanamkan prosedur yang benar dan

kesadaran faktor sosial, dan percakapan kadang-kadang berubah menjadi

eksposisi tak bernyawa masalah administratif, tapi buku itu melampaui

kecenderungan akan pendidikan dalam penggambaran sebuah dunia yang semua-


perempuan.Melton murah hati menuntun, wanita bawahan, masing-masing

memberikan bimbingan dia butuhkan. Jadi Membangun Kami menggambarkan

dunia di mana niat baik perempuan, kecerdasan, profesionalisme, dan merawat

cukup untuk menciptakan harmoni. Ketiadaan konflik dan referensi lebih-dari-

sekilas untuk penderitaan-menakjubkan dalam studi keperawatan-memperlemah

buku tetapi menyarankan Gardner visi tentang kehidupan yang ideal. Katharine

Kent (1946), sebuah buku yang lebih baik, berikut seorang perawat dari kelulusan

sampai usia menengah.Seperti Gardner, Katharine Kent adalah kelas atas New

Englander, seorang anak perempuan dan saudara perempuan dari pengacara yang

akhirnya mengepalai sebuah asosiasi publik kesehatan keperawatan di kota

sendiri. Seperti Gardner, ia menulis sebuah buku berpengaruh saat sakit dan

membuat sebuah program untuk melatih perawat kesehatan masyarakat di Italia.

(Gardner menggunakan bagian dari surat dia menulis setelah Perang Dunia I

ketika dia melayani dengan Palang Merah Amerika Komisi Tuberkulosis di Italia

di account nya usaha Eropa Kent menyusui.) Elemen lain dalam buku ini rupanya

berasal kurang dari otobiografi dari dari konsepsi Gardner dari karir yang

ideal.Buku ini berakhir, seperti yang dilakukan Jadi Build Kami, dengan

pahlawan yang menegaskan senang di dipilih pekerjaannya fiksi Gardner dan

banyak dari pidato nya, artikel, dan laporan merayakan nilai pekerjaan dalam

kehidupan perempuan. bekerja Profesional menciptakan dihargai ikatan

perkawanan dan pemuridan antara perempuan, dan hubungan egaliter antara

perempuan dan laki-laki atau perempuan dan keluarga mereka. Gardner mencoba

untuk menggambarkan wanita yang bahagia sebagai istri tinggal di rumah dan

ibu, tetapi mereka tetap tokoh bayangan, hidup hanya dalam pelayanan sukarela

mereka untuk perawatan kesehatan masyarakat.Dalam buku-bukunya itu adalah

partisipasi dalam "perang panjang melawan penyakit dan penderitaan dan

kematian" jompo yang membuat wanita senang.


Tulisan gardner, meskipun kadang-kadang amatir dan berkhotbah, adalah

dokumen berharga dalam sejarah keperawatan, perempuan profesional,

dan hati nurani masyarakat Amerika.Tidak ada pemimpin lain dalam

upaya untuk membuat sebuah profesi keperawatan Amerika menulis

secara terbuka tentang motif dan penghargaan. Meskipun dialog kayu nya,

sempit, perspektif kelas atas, dan resolusi konflik mudah, Katharine

Kent menawarkan potret bergerak dari seorang wanita yang mengejar

otonomi dan seorang ibu dan Kristen yang ideal fundamental pelayanan.

TOKOH KEPERAWATAN YANG DIKAGUMI DAN ALASAN

FAYE GLENN ABDELLAH


Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Bertahun-tahun

kemudian,  pada tanggal 6 Mei 1937,  pesawat Jerman berbahan bakar

hidrogen, Hindenburg meledak di atas Lakehurst, New Jersey, di

mana Abdellah (18 tahun) dan keluarganya kemudian tinggal, dan Abdellah dan

kakaknya berlari ke lokasi kejadian untuk membantu. Dalam sebuah wawancara

dengan seorang penulis untuk muka Perawat, Abdellah bercerita: "Saya bisa

melihat orang melompat dari zeppelin dan aku tidak tahu bagaimana merawat

mereka, sehingga pada saat itulah aku bersumpah bahwa saya

akan belajar menyusui.”

Ijazah keperawatan Abdellah dari Memorial Hospital Fitkin School of Nursing

(sekarang Ann Mei School of Nursing). Pada tahun 1940, ini adalah cukup untuk

berlatih menyusui, tapi Abdellah percaya bahwa asuhan keperawatan harus

didasarkan pada penelitian, bukan jam perawatan. dia melanjutkan untuk

mendapatkan tiga derajat dari Columbia University: sarjana di bidang ilmu

keperawatan tahun 1945, gelar master seni dalam fisiologi pada tahun 1947 dan

seorang dokter derajat pendidikan pada tahun 1955. Dengan pendidikan lanjutan

nya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi seorang dokter. Namun, saat

ia menjelaskan dimuka dia untuk wawancara Perawat, "Aku tidak pernah


ingin menjadi MD karena aku bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan dalam

keperawatan, yang merupakan profesi peduli." Sebagai seorang

perawat berlatih, Abdellah berhasil mengelola klinik perawatan primer di

Yayasan Pendidikan Anak di New York City dan

dikelola lantai ginekologi kebidanan di Presbyterian Medical Center Columbia

University.

Perubahan Profesi Keperawatan

Abdellah kemudian menjadi instruktur perawat dan peneliti dan membantu

mengubah fokus profesi dari penyakit terpusat untuk pasien berpusat.

Dia memperluas peran perawat untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang

tua. Dia meneliti praktek keperawatan dan mengajarkan metode penelitian dan

teori di beberapa universitas, termasuk sekolah di

Washington, Colorado, Minnesota, dan South Carolina. Dia juga memegang

beberapa posisi administrasi dalam fasilitas medis. Pada tahun 1993 ia mendirikan

dan menjabat sebagai dekan pertama dari Graduate School of Nursing di Universitas

Jasa berseragam dari Ilmu Kesehatan diBethesda, Maryland.Pekerjaan mengajar

pertama Abdellah adalah di Yale University School of Nursing , di mana dia bekerja

ketika dia berusia awal dua puluhan.Saat itu ia diminta untuk mengajar kelas yang

disebut " 120 Prinsip Praktek Keperawatan , " menggunakan buku teks standar

keperawatan diterbitkan oleh Liga Nasional untuk Keperawatan . Buku ini termasuk

pedoman yang tidak memiliki dasar ilmiah. Abdellah berkata kepada Maura S.

McAuliffe dalam sebuah wawancara untuk Gambar : " Mereka siswa Yale yang

hanya brilian dan menantang saya untuk menjelaskan mengapa mereka diminta untuk

mengikuti prosedur tanpa mempertanyakan ilmu di belakang mereka . " Setelah

setahun Abdellah menjadi begitu frustrasi bahwa ia mengumpulkan rekan-rekannya

di halaman Yale dan membakar buku-buku pelajaran . Keesokan paginya dekan

sekolah mengatakan bahwa dia harus membayar untuk teks hancur .


Butuh waktu setahun untuk Abdellah untuk melunasi utang , tapi dia tidak

pernah menyesali tindakannya . Saat ia mengatakan: " Dari 120 prinsip saya diminta

untuk mengajar , saya benar-benar menghabiskan sisa kehancuran hidup saya

mengajar itu, karena mulai saya di jalan panjang dalam mengejar dasar ilmiah dari

latihan kita. Abdellah adalah penganjur program

gelar keperawatan untuk program Diploma,dia percaya, tidak pernah dimaksudkan

untuk mempersiapkan perawat  ditingkat profesional pendidikan Keperawatan, ia

berpendapat, harus didasarkan pada penelitian.Ia sendiri menjadi salah satu yang

pertama dalam perannya sebagai seorang pendidik untuk fokus pada teori dan

penelitian studi pertamanya yang kualitatif,mereka hanya menggambarkan situasi.

Sebagai karirnya berkembang, penelitiannya berevolusi untuk mencakup fisiologi,

kimia, dan ilmu perilaku. Pada tahun1957 Abdellah memimpin tim peneliti di

Manchester, Connecticut, yang membentuk dasar bagi apa yang kemudian dikenal

sebagai perawatan pasien progresif. Dalam kerangka ini, pasien perawatan

kritis dirawat di unit perawatan intensif, diikuti dengan transisi ke perawatan

segera, dan kemudian perawatan di rumah. Dua segmen dari

program perawatan terbukti sangat populer dalam profesi pengasuh. Abdellah juga

dikreditkan dengan mengembangkan pertama diuji secara nasional unit

perawatan koroner sebagai hasil karyanya di Manchester

Tahap ketiga dari persamaan perawatan pasien progresif - perawatan di

rumah - tidak diterima secara luas di pertengahan abad kedua

puluh. Abdellah menjelaskan dalam dirinya wawancara Gambar bahwa

"orang pendek terlihat pada saat itu terus mengatakan perawatan di

rumah berarti memiliki pembantu (perawat) di rumah setiap orang. Mereka tidak

bisa mengerti bahwa perawatan di rumah dengan perawat mengajar perawatan

diri akan menjadi cara untuk membantu pasien kembali fungsi independen " Empat


puluh tahun kemudian perawatan di rumah telah menjadi bagian

penting dari perawatan kesehatan jangka panjang.

Standar kemapanan

Dalam inovasi lain dalam bidangnya , Abdellah mengembangkan Penilaian Pasien

Perawatan Evaluasi ( PACE ) , sistem standar yang digunakan untuk mengukur

kualitas relatif dari sarana pelayanan kesehatan perorangan yang masih digunakan

dalam industri perawatan kesehatan abad ke-21 . Dia juga adalah salah satu orang

pertama di industri perawatan kesehatan untuk mengembangkan sebuah sistem

klasifikasi untuk perawatan pasien dan catatan pasien berorientasi . Sistem klasifikasi

telah berevolusi dengan cara yang berbeda dalam dalam industri perawatan kesehatan

, dan pekerjaan Abdellah adalah dasar dalam pengembangan yang paling banyak

digunakan bentuk : kelompok terkait Diagnostik , atau DRGs . DRGs , yang menjadi

sistem pengkodean standar yang digunakan oleh Medicare , mengkategorikan pasien

sesuai dengan diagnosis primer dan sekunder tertentu. Sistem ini membuat biaya

perawatan kesehatan turun karena setiap kode DRG meliputi jumlah maksimum

Medicare akan membayar untuk diagnosis atau prosedur tertentu, sementara juga

mempertimbangkan umur pasien dan lama tinggal di fasilitas perawatan kesehatan .

Penyedia diberi insentif untuk menjaga harga turun karena mereka hanya

merealisasikan keuntungan jika biaya kurang dari jumlah yang ditentukan oleh

kategori DRG relevan.

Selain mengarah kesistem DRG, kerja Abdellah dengan klasifikasi telah

berperan dalam pembangunan berkelanjutan dari suatu sistem

klasifikasi internasional untuk praktek keperawatan. Saat ia dijelaskan

dalam Gambar, "Ada upaya besar yang berkelanjutan

untuk mengembangkan klasifikasi internasional untuk praktek keperawatan -. Untuk


memberikan kerangka pemersatu untuk menyusui"

Bertugas di Militer

Abdellah melayani selama 40 tahun di AS Public Health Service ( PHS ) Ditugaskan

Corps , sebuah cabang militer . Dia menjabat aktif bertugas selama Perang Korea dan

petugas perawat pertama yang mencapai pangkat laksamana berbintang dua . Di luar

pekerjaan masa perang nya , sebagai perawat kesehatan masyarakat , ia memfokuskan

sebagian besar perhatiannya pada perawatan orang tua . Dia adalah salah satu yang

pertama untuk berbicara tentang keperawatan gerontologi , untuk melakukan

penelitian di daerah itu , dan untuk mempengaruhi kebijakan publik tentang panti

jompo . Selama tahun 1970 dia bertanggung jawab untuk menetapkan standar panti

jompo di Amerika Serikat . Abdellah diperiksa di rumah jompo dengan membuat

kunjungan mendadak dan berkeliaran di seluruh fasilitas pemeriksaan daerah

pengunjung jarang melihat . Dia menemukan banyak bahaya kebakaran dan juga

menemukan bahwa itu sering sulit untuk melacak kepemilikan rumah jompo .

Pengawasan Abdellah itu tidak disambut , bahkan oleh papan perizinan dibebankan

dengan melihat keluar untuk pasien usia lanjut mereka, dan beberapa negara dilarang

Abdellah dan lain-lain dari membuat kunjungan mendadak. 

Abdellah telah sering menyatakan bahwa ia percaya perawat harus lebih

terlibat dalam diskusi kebijakan publik tentang peraturan panti jompo. Saat ia

mengatakan kepada Gambar, "sikap umum kami adalah membiarkan orang lain

melakukannya. Kita perlu untuk membuat terobosan di negara, negara bagian, dan

daerah sebelum kita sampai ke tingkat federal. Kemudian kita dapat memiliki lebih

dari suara di tingkat nasional .... saya yakin bahwa jika kita ingin memiliki efek pada

legislator, cara yang paling penting adalah untuk mendapatkan perawat ditugaskan

sebagai rekan kongres ... 'mereka' adalah orang-orang yang benar-benar rancangan

undang-undang."
Padatahun1981 US Surgeon General C. Everett Koop bernama Abdellah wakil dokter

bedah umum, membuatnya perawat pertama dan wanita pertama yang memegang

posisi. Dia bertugas di bawah US dokter bedah umum selama delapan tahun

dan pensiun dari militer pada tahun 1989. Sebagai wakil ahli bedah umum, itu adalah

tanggung jawab Abdellah untuk mendidik Amerika tentang masalah kesehatan

masyarakat, dan dia bekerja tekun di bidang AIDS, rumah

sakit perawatan, merokok, kecanduan alkohol dan obat, yang cacat mental, dan

kekerasan.

Dalam posisi  pemerintahannya, Abdellah juga terus berusaha untuk meningkatkan

kesehatan dan keselamatan Amerika lanjut usia. Dia disiapkan

dan didistribusikan. Serangkaian selebaran dirancang untuk menginformasikan orang-

orang tentang penyakit Alzheimer, arthritis, penggunaan yang aman dari obat-

obatan, influenza, tekanan darah tinggi, dan ancaman lain terhadap

kesehatan lansia. Di bawah bimbingan nya, PHS juga bekerja sama dengan dokter

untuk membuat mereka menyadari penelitian terbaru tentang masalah

kesehatan tentang pasien yang lebih tua. Misalnya, dokter memperingatkan

bahwa dosis obat biasa mungkin tidak sesuai untuk pasien usia lanjut.

Kontribusi Internasional

Sebagai konsultan dan pendidik, Abdellah berbagi teori perawat dengan perawat di

seluruh dunia. Dia memimpin seminar di Perancis, Portugal, Israel, Jepang, Cina,

Selandia Baru, Australia, dan Uni Soviet. Dia juga menjabat sebagai konsultan

penelitian untuk Organisasi Kesehatan Dunia. Dari perspektif global nya, Abdellah

belajar untuk menghargai perawatan medis non-tradisional dan komplementer dan

mengembangkan kepercayaan seperti perawatan non-Barat layak penelitian ilmiah.

Abdellah telah menulis banyak artikel dalam jurnal profesional serta beberapa buku,

termasuk Pengaruh Nurse Staffing pada Satisfactions dengan Perawatan (1959),


Pasien-berpusat Pendekatan Keperawatan (1960), Perawatan Pasien yang lebih baik

melalui Penelitian Keperawatan (1965; revisi 1986) , dan Intensive Care, Konsep dan

Praktik Perawat Spesialis klinis (1969). Dia adalah penerima lebih dari 70

penghargaan dan gelar kehormatan dan merupakan rekan dari American Academy of

Nursing. Abdellah ditunjuk untuk Hall of Fame Keperawatan di Universitas

Columbia pada tahun 1999

Pada tahun 2000 Abdellah masuk dalam Hall Perempuan Nasional of Fame di

Seneca, New York. Selama Balai nya pidato induksi Fame Abdellah mengatakan, "Ki

ta tidak bias  menunggu dunia untuk mengubah .... Bagi

kita dengan kecerdasan, tujuan, dan visi harus memimpin dan mengubah dunia. Mari

kita maju bersama! ... Aku berjanji tidak pernah beristirahat sampai pekerjaan

saya telah selesai! "

Alasan saya mengagumi tokoh ini :

Faye Glenn Abdellah merupakan salah satu pakar teori keperawatan yang

dikenal dan teorinya tetap diaplikasikan dalam praktik keperawatan saat ini. Abdellah

juga dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan penelitian keperawatan,

keperawatan sebagai profesi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan dikenal

sebagai pakar kesehatan internasional.


Betty Neuman

Dr Betty Neuman Lahir 1924 di dekat Lowell, Ohio. Pada tahun 1947 ia

menerima RN Diploma dari Masyarakat Rumah Sakit Sekolah

Keperawatan, Akron, Ohio. Dia kemudian pindah ke California dan memperoleh

pengalaman sebagai rumah sakit, staf, dan kepala perawat, perawat

sekolah dan perawat industri, dan sebagai instruktur klinis dalam medis-

bedah, perawatan kritis dan keperawatan penyakit menular. Pada tahun

1957 Dr Neuman kuliah di University of California


di Los Angeles (UCLA) dengan besar dalam psikologi dan kesehatan

masyarakat ganda. Dia menerima gelar BS dalam keperawatan dari UCLA. Pada

tahun 1966 ia menerima gelar Master di bidang Kesehatan

Mental, Konsultasi Kesehatan Masyarakat from UCLA.

Dr Neuman diakui sebagai pelopor dalam bidang keterlibatan keperawatan

dalamkesehatan mental masyarakat . Dia mulai mengembangkan model

nya sementara mengajar di kesehatan mental masyarakat di UCLA . Pada

tahun 1972 model nya pertama kali diterbitkan sebagai ' Model untuk

mengajar total pendekatan orang ke masalah pasien dalam Penelitian

Keperawatan . Pada tahun 1985 ia menerima gelar doktor di Psikologi

Klinis dari Pacific Western University . Pada tahun 1998 ia menerima

doktor kehormatan kedua, kali ini dari Grand Valley State University ,

Allendale , Michigan .

The Neuman Model Sistem ini awalnya dikembangkan pada tahun 1970 di

University of California , Los Angeles, berdasarkan Betty Neuman , Ph.D.

, RN . Model ini dikembangkan oleh Dr Neuman sebagai cara untuk

mengajarkan kursus keperawatan pengantar mahasiswa keperawatan .

Tujuan dari model ini adalah untuk memberikan gambaran holistik dari

aspek fisiologis, psikologis , sosial budaya , dan perkembangan manusia .

Setelah evaluasi dua tahun dari model, itu diterbitkan dalam Penelitian

Keperawatan ( Neuman & Young , 1972)

Anda mungkin juga menyukai