Anda di halaman 1dari 19

Hal-Hal yang Berkaitan dengan PUEBI

http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/salinan-permendikbud-
nomor-50-tahun-2015

I
Suku kata
Kata yang
terdiri atas
dua unsur
Kata dasar

• Dua unsur dipisahkan


• V-K (ba-pak) • Menggunakan rumus kata
Kata berimbuhan
• V-V (sa-at) dasar
• K-K (pab-rik) Trans-migrasi → trans-mig-ra-si
Imbuhan dipisahkan
• K1-K2K3 (kom-pleks)
(kecuali infiks)
Makan-an → Ma-kan-an
Ge-me-tar (getar+em)
II
Huruf Kapital dan Cetak Miring
a. Huruf kapital (permasalahan):
1. Gelar dr. di awal kalimat.
2. Kata Maha (sebagai nama Tuhan) →
– Mahakuasa.
– Maha Penguasa.
– Maha Esa.
3. Nama jenis ditulis dengan huruf kecil (di tengah kalimat) →
– salak bali.
– pisang ambon.
4. Nama suku/bangsa ditulis dengan huruf kapital (di tengah
kalimat) →
– bahasa Indonesia.
– suku Jawa.
5. Nama tempat/geografi ditulis huruf kapital →
– Jalan Sukar Maju.
– Danau Toba.
6. Bentuk ulang nama lembaga ditulis huruf kapital →
– Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
7. Bapak/Ibu/Saudara ditulis huruf kapital apabila
berkedudukan sebagai orang kedua (yang diajak bicara).
b. Huruf miring

Nama ilmiah atau ungkapan asing


Contoh:
Nama/judul buku, surat kabar,
jurnal Politik devide et impera pernah
merajalela di negeri ini.
Contoh:
Buku Negara Kertagama
karangan Prapanca, surat kabar
Suara Karya
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata,
kelompok kata
Contoh:
Dia tidak menipu, tetapi ditipu.
Reformasi menjadi topik pembicaraan masyarakat.
III
Singkatan dan Akronim
1. Singkatan
Lambang kimia,
satuan, ukuran,
takaran →
– Fe

– A
– Rp

– kg
Nama orang, gelar,
sapaan, jabatan →
– H.O.S. Cokroaminoto
Singkatan
– Bpk. Nama lembaga yang sudah
– Sdr. huruf awal saja → lazim →
– Kol. – DPR
– dll.
– PGRI
– yth.

– a.n.
– u.p.
2. Akronim

Gabungan suku kata


bukan nama lembaga →
- pemilu

Huruf pertama → - rudal


- ABRI - rapim
- SIM

- LAN

- KONI

Golongan suku kata nama lembaga →


- Depdagri
- Deplu

- Depkeu
IV
Angka dan Lambang Bilangan
Angka Arab Lambang bilangan
dan Romawi akhiran-an →
Dua uang 50-an
(dua uang lima
Lambang bilangan dengan huruf puluhan)
1. Terdiri atas satu atau dua kata
2. Dokumen resmi seperti akta
dan kuitansi → Rp100,25
(seratus dan dua puluh lima
Lambang bilangan
perseratus rupiah)
tingkat →
Lambang bilangan Bab X
pecahan → Bab ke-10
2 1/3 (dua satu pertiga) Bab kesepuluh
V
1. Titik (.)
Tanda Baca
- Titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar → b.1., 1.2, 1.3.1
2. Koma (,)
- Dipakai unsur-unsur dalam suatu perincian yang terdiri atas tiga unsur →
rumah, mobil, dan uang.
- Dipakai apabila anak kalimat mendahului induk kalimat → Ketika hujan deras,
saya mencarinya.
- Dipakai di belakang kata atau frase penghubung antarkalimat pada awal
kalimat → sebab itu, akhirnya, jadi, bahkan, selain itu, dll.
3. Titik dua (:)
- Dipakai pada kalimat lengkap yang diikuti kata atau frase → Fakultas Sastra
mempunyai empat jurusan: Indonesia, Inggris, Sejarah, dan Jepang.
- Titik dua menjadi titik satu apabila kalimat lengkap diikuti rincian berupa
kalimat pula →
Hal yang menyebabkan karyawan itu dipecat ialah sebagai berikut.
a. Dia tidak pernah masuk kantor.
b. Dia meninggalkan tugas.
4. Tanda titik koma (;)
- Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara → Malam makin larut; laporan belum selesai.
Ibu bekerja di dapur; ayah mengurus tanaman di kebun.
- Dipakai pada rincian ke bawah. Dalam hal ini, sebelum rincian akhir,
tidak dibubuhi kata dan →
Karyawan itu dipecat dari dari jabatannya karena
a. sering meninggalkan tugas;
b. turut terlibat dalam perbuatan korupsi.
5. Tanda hubung (-)
- Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing →
di-smash
- Dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata yang dimulai huruf
kapital →
se-Indonesia
Tanda baca yang salah →
Rp. → Rp
NIP. → NIP
Oleh: → Oleh

Ahmad → Ahmad
NIP. 131 NIP 131
d/a → d.a.
SH → S.H.
VI
Istilah
1. Baku/tidak baku
2. Pembentukan kata
Kata-kata yang penulisannya
baku
 Syarat  Autentik
 Maha Esa  Analisis
 Mahakuasa  Detail
 Maha Pengasih  Disertasi
 Terima kasih  Sampel
 Februari  Definisi
 November  Rutin
 Teknik  Risiko
 Disahkan  Sistematik
 Izin  Metode
 Subbab
Contoh kata tidak baku dan baku
Tidak baku Baku
Lantik Melantik
Kemukakan Mengemukakan
Tanda tangani Menandatangani
Jumpa Berjumpa
Kumpul Berkumpul
Bicara Berbicara
Merubah Mengubah
Ilmiawan Ilmuwan
Dilola Dikelola
Menyolok Mencolok
Menyontoh Mencontoh
Menyiptakan Menciptakan
Mensukseskan Menyukseskan
Menterjemahkan Menerjemahkan
Memparkir Memarkir
Mensahkan Mengesahkan
Mencap Mengecap
Mentes Mengetes
Pembentukan Kata

1. Kata-kata yang dulu menggunakan


desah “h” sekarang tidak, sebagai
contoh:
 dharma → darma
 bhakti → bakti
2. Kata-kata dari bahasa daerah
yang asalnya tidak menggunakan
bunyi pepet, dalam bahasa
Indonesia diberi pepet, sebagai
contoh:
 trap → terap
 trampil → terampil
3. Singkatan yang diambil dari
masing-masing huruf awal pada
kata dibaca sesuai dengan abjad,
sebagai contoh:
TVRI → Te Fe Er I
BBC → Be Be Ce
4. Kata-kata yang ditulis
serangkai sebagai satu kata
 Kata “kemari” ditulis serangkai
sebagai satu kata karena tidak ada
pasangan “di mari” dan “dari mari”.
 Adiknya pergi ke luar negeri
>< dalam
dua
 Keluar sebentar varian
>< masuk
5. Huruf-huruf yang tidak perlu
diganti/diganti
Huruf “f” atau “v” pada kata asing yang kita
pungut tidak perlu diganti “p”, sebagai contoh:
• Positif → positif
• November → November

Kata-kata yang memakai “f” berganti “p”,


sebagai contoh:
• Fikir → pikir
• Faham → paham

Huruf “z” pada kata asing yang kita pungut


tidak perlu diganti “j”, sebagai contoh:
• Zaman → zaman
• Lazim → lazim
• Izin → izin
6. Ungkapan tetap
Ungkapan tetap, sebagai contoh:
 Bertalian dengan
 Berkenaan dengan
 Bertepatan dengan
 Sesuai dengan
Apabila kata “dengan” dihilangkan
terasa janggal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai