Anda di halaman 1dari 11

*EJAAN BAHASA INDONESIA

* TIM DOSEN BAHASA INDONESIA


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
* EYD
Huruf Kapital dan Cetak Miring
a. Huruf kapital (permasalahan):
1. Gelar dr. di awal kalimat.
2. Kata Maha (sebagai nama Tuhan) →
–Mahakuasa
–Mahaagung
–Mahabesar
–Maha Penguasa
–Maha Penyayang
–Maha Esa
3. Nama jenis ditulis dengan huruf kecil (di tengah kalimat) →
–salak bali.
–pisang ambon.
4. Nama suku/bangsa ditulis dengan huruf kapital (di tengah kalimat) →
–bahasa Indonesia.
–suku Jawa.
5. Nama tempat/geografi ditulis huruf kapital →
–Jalan Sukar Maju.
–Danau Toba.
6. Bentuk ulang nama lembaga ditulis huruf kapital →
–Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
7. Bapak/Ibu/Saudara ditulis huruf kapital apabila berkedudukan sebagai orang kedua (yang diajak
bicara).
b. Huruf miring

Nama ilmiah atau ungkapan asing


Contoh:
Nama/judul buku, surat kabar, Politik devide et impera pernah
jurnal merajalela di negeri ini.
Contoh:
Buku Negara Kertagama
karangan Prapanca, surat kabar
Suara Karya
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, kata,
kelompok kata
Contoh:
Dia tidak menipu, tetapi ditipu.
Reformasi menjadi topik pembicaraan masyarakat.
* III
Singkatan dan Akronim
hasil menyingkat (memendekkan), berupa
1. Singkatan huruf atau gabungan huruf

Lambang kimia,
satuan, ukuran,
takaran →
– Fe
–A
– Rp
Nama orang, gelar, – kg
sapaan, jabatan →
– H.O.S. Cokroaminoto Singkatan
– Bpk. Nama lembaga yang sudah
– Sdr. huruf awal saja → lazim →
– Kol. – DPR – dll.
– PGRI – yth.
– a.n.
– u.p.
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan
huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis
2. Akronim dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.

Gabungan suku kata


bukan nama lembaga →
- pemilu
Huruf pertama → - rudal
- ABRI - rapim
- SIM
- KONI

Golongan suku kata nama lembaga →


- Kemenpora
- Kemenkes
*Perbedaan antara singkatan dan akronim adalah
bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf,
sedangkan akronim dilafalkan sebagai suku kata
IV
Angka dan Lambang Bilangan
Angka Arab Lambang bilangan
dan Romawi akhiran-an →
Dua uang 50-an
(dua uang lima
Lambang bilangan dengan huruf puluhan)
1. Terdiri atas satu atau dua kata
2. Dokumen resmi seperti akta
dan kuitansi → Rp100,25
(seratus dan dua puluh lima
Lambang bilangan
perseratus rupiah)
tingkat →
Lambang bilangan Bab X
pecahan → Bab ke-10
2 1/3 (dua satu pertiga) Bab kesepuluh
*V
1. Titik (.) Tanda Baca
- Titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar
→ b.1., 1.2, 1.3.1
2. Koma (,)
- Dipakai unsur-unsur dalam suatu perincian yang terdiri atas tiga unsur → rumah,
mobil, dan uang.
- Dipakai apabila anak kalimat mendahului induk kalimat → Ketika hujan deras, saya
mencarinya.
- Dipakai di belakang kata atau frase penghubung antarkalimat pada awal kalimat →
sebab itu, akhirnya, jadi, bahkan, selain itu, dll.
3. Titik dua (:)
- Dipakai pada kalimat lengkap yang diikuti kata atau frase → Fakultas Sastra
mempunyai empat jurusan: Indonesia, Inggris, Sejarah, dan Jepang.
- Titik dua menjadi titik satu apabila kalimat lengkap diikuti rincian berupa kalimat
pula →
Hal yang menyebabkan karyawan itu dipecat ialah sebagai berikut.
a. Dia tidak pernah masuk kantor.
b. Dia meninggalkan tugas.
4. Tanda titik koma (;)
- Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara → Malam makin larut; laporan belum
selesai.
Ibu bekerja di dapur; ayah mengurus tanaman di kebun.
- Dipakai pada rincian ke bawah. Dalam hal ini, sebelum
rincian akhir, tidak dibubuhi kata dan →
Karyawan itu dipecat dari dari jabatannya karena
a. sering meninggalkan tugas;
b. turut terlibat dalam perbuatan korupsi.
5. Tanda hubung (-)
- Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing →
di-smash
- Dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata yang dimulai
huruf kapital →
se-Indonesia
Tanda baca yang salah →
Rp. → Rp
NIP. → NIP
Oleh: → Oleh

Ahmad → Ahmad
NIP. 131 NIP 131
d/a → d.a.
SH → S.H.
*TERIMA KASIH
10/7/22TIM MKWU
Bahasa Indonesia
Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai