Kata benda adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang
dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya) dalam kalimat, kata benda adalah kata yang
lazimnya subjek (S) atau (O) objek.
Contoh :
(S )(O)( O)
Menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat, kata benda dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
kata benda konkret dan kata benda abstrak.
Kata benda konkret adalah kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau dapat dirupakan.
Yang termasuk kata benda konkret adalah:
a) Nama diri : nama-nama benda tertentu, misalnya Alfian, Bantaeng, Tolitoli dan sebagainya.
b) Nama jens : benda-benda tertentu yang jenisnya bersamaan, misalnya : mobil, rumah, orang,
binantang, dan sebagainya.
c) Nama zat : benda-benda yang berarti bahan, misalnya: air, tanah, besi, minyak, emas, dan
sebagainya.
2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak dapat diungkapakan oleh pancaindera.
Yang termasuk kata benda abstrak adalah:
d) Nama ukuran : misalnya, volume, isi, panjang, luas, beratnya, dan sebagainya.
Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu:
1) Kata dasar, irama benda yang terdiri atas kata dasar, kata yang tidak berimbuhan ataupun
kata ulang.
2) Kata jadian, kata benda yang merupakan kata jadian, yaitu nama benda yang terdiri atas:
a) Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedududkan, kelahiran, kecurangan, dan
sebagainya.
c) Kata majemuk, misalnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.
Kata ganti adadalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dbendakan. Kata ganti
dapat dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang, yaitu kata yang menggantikan orang atau benda penggantinya.
Contoh :
c. Kata ganti penunjuk, yaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu : biasanya
ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan.
Misalnya : ini, itu.
d. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-
sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.
e. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta
keterangannya.
-Menanyakan benda;
-Menanyakan sifat
·Menanyakan waktu;
Contoh;
2) Dapat didahului leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.
Contoh : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir jatuh.
1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.
2) Bentuk kata berimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan sebagainya.
4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat, dan
sebagainya.
Contoh :
SPO
2) Predikatif (sebagai predikat)
Contoh
SP
Contoh
S ket.S P
Kata sifat adalah kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan
benda atau yang dibendakan.
Contoh:
· pekarangan luas.
Kata sifat umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan
kata benda merupakan kata sifat.
Contoh
Rumah kayu
Buku bacaan
Contoh: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.
Contoh: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.
SP
SP
S ket. S P
Tingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/
imbuhan sehingga membentuk frase.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.
Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut
Contoh :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
Contoh :
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
Contoh :
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan
1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan
kata sekali.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.
Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut
Contoh :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
Contoh :
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
Contoh :
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan
Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata yang bukan kata benda. Jadi kata
keterangan dapat menerangkan kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan sebagainya.
Contoh :
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku, misalnya : sedang, sekarang, lagi, baru, tengah, dan sebagainya.
2) Sudah lalu, misalnya : telah, baru-baru ini, sudah, habis, dan sebagainya.
Kata keterangan tempat umumnya ditambah dengan kata depan : di, ke, dari, ke sana, ke sini,
hingga, sampai, dan sebagainya.
c. Kata Modalitas
Kata keterangan sifat dan jumlah terdiri atas kata-kata seperti : sangat, amat, terlalu, makin,
hampir, hanya, dan sebagainya.
Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah suatu
benda.
1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan sebagainya.
2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, semua, dan sebagainya.
1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat, dan
sebagainya.
2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan sebagainya.
1. Kata bilangan asal, misalnya: satu, sepuluh, ratus, ribu, juta, dan sebagainya.
4. Kata bilangan majemuk, misalnya: dua ratus, tiga ratus, dua juta, lma belas, dan sebagainya.
b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada,
tentang, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.
2) Kata depan majemuk, selalu diawali dengan kata depan sejati: misalnya: daripada, dari luar,
dari dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.
3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang, melayang.
Contoh:
Kata sambung atau kata penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan dua kalimat
menjadi satu kalimat yang utuh.
Contoh :
catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan
sebagainya kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk
menentukan jenis-jenis kata tersebut.
Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.a. Kata
sandang si
Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si kucing.
Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia, misalnya: hang
tuah, hang jabat.
Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para
pendengar, para hadirin.
Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.
Contoh:
g. Kata sandang se
Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.
Dipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya: bukunya,
saatnya,kerjanya, waktunya.
Kata seru adalah kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.
Contoh:
Wah! Astafirullah!
b. Kata seru yang rangkaiannya berbeda, kedudukan terpisah, dan tidak mempunyaijabatan
dalam kalimat.
Contoh:
Predikat/Keterangan/Subjek