Anda di halaman 1dari 14

Aristoteles,seorang ahl filsafat Yunani, mengelompokkan jenis kata menjadi 10 jenis, yaitu:

1. KATA BENDA (Subtantive)

Kata benda adalah kata yang menyatakan nama semua benda atau segala sesuatu yang
dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya) dalam kalimat, kata benda adalah kata yang
lazimnya subjek (S) atau (O) objek.

Contoh :

Ibu membeli buku tulis

(S )(O)( O)

a. Pembagian Kata Benda

Menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat, kata benda dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
kata benda konkret dan kata benda abstrak.

1) Kata Benda Konkret

Kata benda konkret adalah kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau dapat dirupakan.
Yang termasuk kata benda konkret adalah:

a) Nama diri : nama-nama benda tertentu, misalnya Alfian, Bantaeng, Tolitoli dan sebagainya.

b) Nama jens : benda-benda tertentu yang jenisnya bersamaan, misalnya : mobil, rumah, orang,
binantang, dan sebagainya.

c) Nama zat : benda-benda yang berarti bahan, misalnya: air, tanah, besi, minyak, emas, dan
sebagainya.

d) Nama kumpulan : misalnya, pegunungan, lautan, daratan, dan sebagainya.

2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak dapat diungkapakan oleh pancaindera.
Yang termasuk kata benda abstrak adalah:

a) Nama keadaan : misalnya kebahagian, kemakmuran, kemiskinan, dan sebagainya.

b) Nama pekerjaan : misalnya tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya,dan sebagainya.

c) Nama sifat : misalnya kemiskinan, kekayaan, kecurangan, kegemaran, dan sebagainya.

d) Nama ukuran : misalnya, volume, isi, panjang, luas, beratnya, dan sebagainya.

e) Nama panggilan : misalnya, keyakinan, kepercayaan, keuntungan, kerugian, dan sebagainya.


b. Bentuk Kata Benda

Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu:

1) Kata dasar, irama benda yang terdiri atas kata dasar, kata yang tidak berimbuhan ataupun
kata ulang.

Contoh: buku, pensil, orang, laut, air,dan sebagainya.

2) Kata jadian, kata benda yang merupakan kata jadian, yaitu nama benda yang terdiri atas:

a) Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedududkan, kelahiran, kecurangan, dan
sebagainya.

b) Kata ulang, misalnya: rawa-rawa, pulau-pulau,rumah-rumah, dan sebagainya.

c) Kata majemuk, misalnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.

2. KATA GANTI ( Pronomina)

Kata ganti adadalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dbendakan. Kata ganti
dapat dibedakan menjadi:

a. Kata ganti orang, yaitu kata yang menggantikan orang atau benda penggantinya.

Contoh :

1) Kata ganti orang 1 : orang yang berbicara, yaitu:

- Kata ganti orang I tunggal : aku , saya, hamba

- Kata ganti orang I jamak : kita , kami

2) Kata ganti orang II : orang yang diajak berbicara, yaitu:

- Kata ganti orang II tunggal : kamu, engkau, tuan

- Kata ganti orang II jamak : anda , kalian

3) Kata ganti orang III : orang yang dibicarakan, yaitu:

- Kata ganti orang III tunggal : ia, dia, beliau

- Kata ganti orang III jamak : mereka


b. Kata ganti kepunyaan, yaitu kata ganti yang menunjukkan milik, biasanya terletak dibelakang
kata benda yang diterangkan,dan bentuknya diringkaskan. Misalnya: aku, ku, mu, nya.

c. Kata ganti penunjuk, yaitu kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu : biasanya
ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan.
Misalnya : ini, itu.

d. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-
sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.

Misalnya: yang, tempat, dimana

e. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta
keterangannya.

Misalnya: apa, siapa, mana, bagaimana, berapa.

1) Fungsi kata ganti orang, antara lain:

- Penunjuk pelaku, sebagai subjek;

- Penunjuk milik/kepunyaan, selaku mengikuti kata benda miliknya;

- Menyatakan objek penderita (O1);

- Menyatakan objek penyerta (O2);

- Menyatakan objek pelaku (O3);

- Menyatakan pertalian maksud, ditempatkan dibelakang kata tugas/depan.

2) Fungsi kata ganti penunjuk, antara lain:

- Menunjuk waktu, dan

- Sebagai kata sandang.

3) Fungsi kata ganti penghubung, antara lain:

- Sebagai penghubung kata benda dengan kata lain;

- Pengantar anak kalimat;

4) Fungsi kata ganti tanya, antara lain:

-Menanyakan benda;
-Menanyakan sifat

·Menanyakan waktu;

-Menanyakan situasi,dan sebagainya.

3. KATA KERJA (Verb)

Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.

Contoh;

 Ibu memasak di dapur.


 Adik bermain-main di halaman.
 Matahari hampir terbenam.

a. Ciri – ciri kata kerja

1) Biasanya bukan kata pertama dalam kalimat;

2) Dapat didahului leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.

Contoh : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir jatuh.

3) Tidak dapat didahului oleh awalan ter- yang berarti paling.

b. Bentuk – bentuk Kata Kerja

1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.

2) Bentuk kata berimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan sebagainya.

3) Bentuk kata ulang, misalnya: berjalan-jalan, memukul-mukul,menari-nari, berteriak-


teriak,dan sebagainya.

4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat, dan
sebagainya.

c. Fungsi Kata Kerja

1) Subtantiva (sebagai subjek/S)

Contoh :

Memahat/ memerlukan/ keahlian

SPO
2) Predikatif (sebagai predikat)

Contoh

Ibu / sedang memasak

SP

3) Atributif ( sebagai kata sifat menerangkan S/ Ket.S)

Contoh

Anak / belajar / jangan disuruh

S ket.S P

4. KATA SIFAT (Adjektiva)

Kata sifat adalah kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan
benda atau yang dibendakan.

Contoh:

· pekarangan luas.

· Barang mahal biasanya tahan lama.

a. Ciri-ciri Kata Sifat

Kata sifat umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan
kata benda merupakan kata sifat.

Contoh

 Rumah kayu
 Buku bacaan

Kayu dan bacaan bukan kata sifat

b. Bentuk /macam Kata Sifat

1) Kata sifat yang berbentuk dari kata dasar.

Contoh: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.

2) Kata sifat yang berbentuk dari kata ulang.


Contoh: cantik-cantik, warna-warni,berlubang-lubang,dan sebagainya.

3) Kata sifat yang berbentuk dari frase.

Contoh: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.

4) Kata sifat yang berbentuk dari kata serapan/punggut

Contoh: primer, sekunder, amoral, produktif, asosial, aktivitas, dan sebagainya.

c. Fungsi Kata Sifat

1) Subtantif (sebagai subjek/S)

Contoh : putih / tanda suci

SP

2) Predikatif (sebagai predikat/ P)

Contoh : Barang itu / mahal

SP

3) Atributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)

Contoh : mobil mewah itu sangat mahal

S ket. S P

d. Tingkat Perbandingan Kata Sifat

Tingkat perbandingan adalah tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/
imbuhan sehingga membentuk frase.

Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:

1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi

2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek

3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur

4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, palingmewah

e. Perluasan Kata Sifat

Kata sifat dapat diperluas dengan cara sebagai berikut:


1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan
kata sekali.

Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.

2) Menambah awalan se- dan akhiran –nya

Contoh : Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.

f. Perubahan Jenis Kata

Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut

1) Menambahkan akhiran –nya.

Contoh :

Manis = manisnya

Tinggi = tingginya

2) Menambahkan awalan pe-

Contoh :

Takut = penakut

Malas = pemalas

Mabuk = pemabuk

3) Menambahkan konfiks ke-an

Contoh :

Indah = keindahan

Ramai = keramaian

Mewah = kemewahan

g. Perluasan Kata Sifat

Kata sifat dapat diperluas dengan cara sebagai berikut:

1) Kata sifat didahulu dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan
kata sekali.
Contoh: Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.

2) Menambah awalan se- dan akhiran –nya

Contoh : Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.

h. Perubahan Jenis Kata

Kata sifat dapat dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai berikut

1) Menambahkan akhiran –nya.

Contoh :

Manis = manisnya

Tinggi = tingginya

2) Menambahkan awalan pe-

Contoh :

Takut = penakut

Malas = pemalas

Mabuk = pemabuk

3) Menambahkan konfiks ke-an

Contoh :

Indah = keindahan

Ramai = keramaian

Mewah = kemewahan

5. KATA KETERANGAN (Adverbia)

Kata keterangan adalah kata yang menerangkan kata yang bukan kata benda. Jadi kata
keterangan dapat menerangkan kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan sebagainya.
Contoh :

· Menerangkan kata kerja : berlari cepa

· Menerangkan kata sifat : lahan yang sangat subur

· Menerangkan kata bilangan : hampir satu bulan

Menurut artinya, kata keterangan dapat dibagi menjadi:

a. Keterangan Waktu

1) Masih berlaku, misalnya : sedang, sekarang, lagi, baru, tengah, dan sebagainya.

2) Sudah lalu, misalnya : telah, baru-baru ini, sudah, habis, dan sebagainya.

3) Akan datang, misalnya: besok, lusa, nanti, kemudian, dan sebagainya.

4) Frekuensi, misalnya: kadang-kadang, jarang, sering, pernah, dan sebagainya.

5) Lamanya perbuatan, misalnya : berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan


sebagainya.

b. Kata Keterangan Tempat

Kata keterangan tempat umumnya ditambah dengan kata depan : di, ke, dari, ke sana, ke sini,
hingga, sampai, dan sebagainya.

c. Kata Modalitas

Kata keterangan modalitas adalah kata keterangan yang menyatakan:

1) Kepastian, misalnya ; tentu, pasti, misalnya, benar, dan sebagainya

2) Kesangsian, misalnya : mungkin, barangkali, entah, dan sebagainya.

3) Ingkaran, misalnya: tidak, jangan, mustahil, bukan, dan sebagainya.

4) Keinginan, misalnya : semoga, mudah-mudahan, sebaiknya, seharusnya, dan sebagainya.

5) Ajakan, misalnya : mari, ayo, baik, dan sebagainya.

6) Pengakuan, misalnya : betul, benar, uya, dan sebagainya.

d. Kata Keterangan Tekanan


Kata keterangan tekanan memberi tekanan atau penegasan pada kata atau kelompok kata
dalam kalimat.

Misalnya: pun, lah, kah, dan sebagainya.

e. Kata Keterangan Sifat dan Jumlah

Kata keterangan sifat dan jumlah terdiri atas kata-kata seperti : sangat, amat, terlalu, makin,
hampir, hanya, dan sebagainya.

6. KATA BILANGAN (Numeralia)

Kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah suatu
benda.

a. Kata Bilangan Utama, yakni:

1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan sebagainya.

2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, semua, dan sebagainya.

b. Kata Bilangan Tingkat, yakni:

1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat, dan
sebagainya.

2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan sebagainya.

c. Kata Bantu Bilangan

Misalnya: sebatang...., sebilah....., seutas...., secarik..., dan sebagainya.

bentuk-bentuk kata bilangan

1. Kata bilangan asal, misalnya: satu, sepuluh, ratus, ribu, juta, dan sebagainya.

2. Kata bilangan bersambungan, misalnya: kesatu, kedua, perempat, persepuluh, dan


sebagainya.

3. Kata bilangan berulang, misalnya: satu-satu, dua-dua, empat-empat, dan sebagainya.

4. Kata bilangan majemuk, misalnya: dua ratus, tiga ratus, dua juta, lma belas, dan sebagainya.

7. KATA DEPAN (Preposisi)


Kata depan atau kata perangkai adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata
lainnya. Pada umumnya terletak di depan kata benda, dan kata-kata yang dihubungkannya
berlainan jabatannya. Contoh kata depan: dari, di, ke, dengan, karena, sebab, oleh karena,
untuk, perihal, guna, sampai, hingga, dan sebagainya. Jenis kata depan ada dua, yaitu: kata
depan sejati dan kata depan tak sejati.

a. Kata depan sejati (Asli) : di, ke, dan dari

- di : menunjukkan pada suatu tempat.

- Ke : menunjukkan temapt yang dituju

- Dari : menunjukkan tempat yang ditinggalkan/asal.

b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:

1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada,
tentang, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.

2) Kata depan majemuk, selalu diawali dengan kata depan sejati: misalnya: daripada, dari luar,
dari dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.

3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang, melayang.

Contoh:

· Niatnya hendak pergi jauh (untuk)

· Menunggu sampai malam (hingga)

8. KATA SAMBUNG (Konjungsi)

Kata sambung atau kata penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan dua kalimat
menjadi satu kalimat yang utuh.

Contoh :

a. Ibu membeli sayur,ikan

Ibu membeli sayur dan ikan

b. Badar bekerja sampai malam, badannya pegal-pegal.

Badar bekerja sampai malam hingga badannya pegal-pegal.


Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung
dapat menjadi beberapa macam:

a. Menyatakan gabungan, misalnya : dan, serta, lagi, lagi pula.

b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.

c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, bila ketika, sambil.

d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab.

e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.

f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.

g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.

h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.

i. Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.

j. Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.

k. Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.

l. Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin.....makin, kian.....kian.

m. Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.

n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula......, akhirnya......., setelah itu......

catatan:

Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan
sebagainya kadang-kadang aga sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk
menentukan jenis-jenis kata tersebut.

Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan berikut!

- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)

- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)

9. KATA SANDANG (Artikel)


Kata sandang adalah kata yang menentukan atau membatasi kata benda. Kata sandang
umumnya terletak didepan (sebelum) kata benda.

Pengguna kata sandang

a. Menjadikan kata-kata atau bagian kalimat bersifat kata benda.

b. Memberikan kententuan kepada kata benda.

Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.a. Kata
sandang si

Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, misalnya si manis, si ana, si juara, si kucing.

b. Kata sandang sang

Dibakai sebagai berikut:

- Di depan nama-nama dewa : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.

- Sebagai gelar raja: sang Prabu.

- Di depan jenis hewan dalam dongeng : sang Kancil, sang Gajah.

- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.

c. Kata sandang hang

Hanya dipakai dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar laki-laki yang mulia, misalnya: hang
tuah, hang jabat.

d. Kata sandang dang

Dipakai sebagai penunjuk wanita yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.

e. Kata sandang para

Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para
pendengar, para hadirin.

f. Kata sandang yang

Dipakai sebagai berikut

- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.


- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.

- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.

- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.

Selain kata sandang yang dapat juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.

Contoh:

- Siswa yang berkelahi.......

- Buku yang dibeli.......

g. Kata sandang se

Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seekor, seutas.

h. Kata sandang nya

Dipakai sebagai kata sandang penentu dan dipakai sebagai akhiran, misalnya: bukunya,
saatnya,kerjanya, waktunya.

10. KATA SERU (Interjeksi)

Kata seru adalah kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.

Kata seru, mempunyai ragam dan variasi.

a. Kata seru yang berdiri sendiri

Contoh:

Wah! Astafirullah!

b. Kata seru yang rangkaiannya berbeda, kedudukan terpisah, dan tidak mempunyaijabatan
dalam kalimat.

Contoh:

Ah kamu jangan berbuat kejam!

Hei/ mau/ kemana /engkau!

Predikat/Keterangan/Subjek

Anda mungkin juga menyukai