1
KATA, FRASA DAN KALIMAT
A. Kata
Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya,
kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan),
reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan
maksud yang terkandung di dalam kalimat. Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan
atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan
jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang
ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.Dalam perkembangan tata
bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan tentang kelas kata oleh para ahli
bahasa.Namun secara umum, kelas kata terbagi menjadi berikut ini.
1. kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan,
proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya
berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah Contoh: akan mandi,
akan tidur, sedang makan, telah pulang.
2. Dapat diingkari dengan kata tidak Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS Contoh: Pergi dengan
adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba)
1 Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
2 Verba turunan, terdiri atas:
Verba berafiks: Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
Verba bereduplikasi:Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan,
marah-marah.
3 Verba berproses gabung:Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum,
makan-makan.
4 Verba majemuk : Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
2
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak,
dan tabiat orang/binatang/ benda. Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat,
objek dan penjelas subjek. Ciri-ciri kata sifat:
1 Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling Contoh: lebih
indah, kurang bagus, paling kaya.
2 Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali Contoh:
sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3 Dapat diingkari dengan kata tidak Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat,
dan sebagainya
Macam-macam adjektiva:
a. Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun,
bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
adjektiva berafiks contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian,
keinggris-inggrisan.
adjektiva bereduplikasi:contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
adjektiva berafiks: -wi, -iah contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah,
rohaniah, surgawi.
c. Adjektiva deverbalisasi, misalnya: melengking, terkejut, menggembirakan,
meluap.
d. Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria,
berbusa, dan lain-lain
e. Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang,
bertambah.
f. Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
g. Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
h. Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan,
tinggi hati.
i. Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya alangkah gagahnya, bukan
main kuatnya, Maha kuasa.
3
3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba,
adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat. Macam-macam adverbia:
a. Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak,
paling, pernah, pula, saja, saling.
b. Adverbia turunan terbagi atas:
a) Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih, paling-
paling.
b) Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak
mungkin.
c) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya,
harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret
maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan
keterangan. Ciri-ciri kata benda:
a. Dapat diingkari dengan kata bukan Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan
mimpi, bukan pengetahuan.
b. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat +
KS Contoh : buku yang mahal, AApengetahuan yang sangat penting, orang yang
baik.
Macam-macam nomina:
a) Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau,
ayam.
b) Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
c) Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
d) Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
e) Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
f) Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
g) Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara,
pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
h) Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, simanis, sang kancil, sang
dewi.
i) Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
4
5. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada
nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina. Macam-
macam pronomina: Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni
1. Pronomina Persona
a. Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
b. Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
c. Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal), dan kami, kita
(jamak)
Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda
(tunggal), dan
kalian, Anda sekalian (jamak), Pronomina persona III (kata ganti orang
III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka(jamak),
d. Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu,
misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-
masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam. Pronomina
penunjuk umum: ini, itu, dan anu. Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau
sana.Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begituPronomina
5
Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
b). Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya: pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
c). Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga (ke
+ Num), ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
6
e) Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling,
sekitar, sepanjang, seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi
menghubungkan dua kata atau dua kalimat. Macam-macam konjungsi:
a) Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi
pula. b). Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah
itu.
b) Konjungsi pilihan, misalnya: atau
c) Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun,
sebaliknya, padahal.
d) Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-
lain Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu,
akibatnya dan lain-lain
e) Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
f) Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya,
seumpamanya.
g) Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
h) Konjungsi perluasan, misalnya: yang
i) Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
j) Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
k) Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
Macam-macam partikel:
a). kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b). kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c). deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d). lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e). dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f). kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g). pun, misalnya: Membaca pun ia tak bisa.
7
h). toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah.
i). yah, misalnya: Yah, apa aku bisa melakukannya?
e. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan
seruan hati atau berbagai ungkapan perasaan. Macam-macam interjeksi :
a) Seruan atau panggilan, misalnya: hai, ayo, halo, wahai.
b) Keheranan atau kekaguman, misalnya: aduhai, amboi, astaga, wah.
c) Kesakitan, misalnya: aduh
d) Kekecewaan atau kekesalan, misalnya: uh, brengsek, buset, yaa.
e) Kekagetan, misalnya: lho, masya Allah, Astagfirullah, ya Gusti.
f) Kelegaan, misalnya: Alhamdulillah, nah, syukurlah.
g) Kejijikan, misalnya: bah, cih, cis, hii, idih, ih.
a. Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna.ciri ciri frasa
terdiri dari dua kata atau lebih tidak mengandung prediketmemiliki fungsi gramatikal
dalam kalimat Sekarang, coba kamu perhatikan beberapa contoh frasa berikut ini,
a. bermain bola
b. mawar merah
c. seragam sekolah baru
d. ayam goreng
e. mencuci tangan dan kaki
Kalau kamu perhatikan kelima contoh frasa di atas, setiap gabungan kata
yang terbentuk memiliki makna. Tapi, tidak bisa menjadi kalimat karena tidak
adanya hubungan antara subjek dengan predikat.
Berdasarkan ciri frasa, frasa memiliki fungsi gramatikal dalam sebuah kalimat.
Misalnya, kita ambil beberapa contoh frasa, yaitu:
8
Ketiga frasa tersebut memiliki fungsi.
Dua orang anak berfungsi sebagai subjek, sedang membaca berfungsi sebagai
predikat, dan buku cerita berfungsi sebagai objek. Bila ketiga frasa itu digabungkan,
maka akan membentuk sebuah kalimat.
b. Klausa
Klausa adalah gabungan kata yang terdiri dari subjek dan predikat. Sepintas,
klausa terlihat mirip dengan kalimat. Tapi, ada hal yang membedakan antara klausa
dengan kalimat, yaitu klausa tidak diakhiri dengan intonasi akhir dan tidak memiliki
tanda baca. Intonasi akhir yang dimaksud ini bisa berupa intonasi tanya, perintah,
maupun berita.
9
majemuk? Kalimat majemuk adalah dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata
sambung/penghubung sehingga menjadi satu kalimat.
c. kalimat
Kalimat adalah gabungan beberapa kata yang sedikitnya mengandung subjek dan
predikat. Kalimat bisa juga terbentuk dari gabungan frasa maupun klausa. Contohnya
seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, ya. Kalimat diawali dengan huruf kapital,
memiliki tanda baca, dan juga intonasi akhir.
Ciri ciri kalimat:
a. Terbentuk dari gabungan kata, frasa dan klausa
b. Diawali dengan huruf kapital
c. Memiliki tanda baca dan intonasi akhir
d. Sedikitnya mengadung prediket dan subjek
e. Mampu menyampaikan informasi tanpa harus menambah dengan kalimat lain.
Kalimat yang lengkap memiliki lima buah unsur, yaitu subjek, predikat, objek,
keterangan, dan pelengkap. Meskipun begitu, adanya subjek dan predikat saja sudah
bisa membentuk sebuah kalimat. Subjek dan predikat merupakan unsur penting
dalam kalimat, sedangkan objek, keterangan, dan pelengkap merupakan unsur
penunjang sebuah kalimat.
perhatikan beberapa contoh kalimat berikut ini:
Minggu depan, aku dan teman-teman akan pergi ke museum.
Ayah mencuci mobil.
Restu tinggal di Jakarta.
Bagaimana kabarmu hari ini?
Tolong jangan berisik!
MAKNA KATA
a. Pengertian makna kata
Makna kata dalam Bahasa Indonesia adalah hubungan antara ujaran dengan
arti dari sebuah kata. Makna kata juga dapat diartikan sebagai maksud yang
terkandung dari sebuah kata. Pada dasarnya, suatu kata saling berkaitan dengan
bendanya. Apabila suatu kata tidak dapat dihubungkan dengan benda, peristiwa, atau
keadaan tertentu, maka kata tersebut tidak memiliki makna. Makna kata dapat
dipelajari secara khusus melalui studi linguistik, yakni penelitian semantik. Penelitian
10
tersebut membahas tentang arti, asal-usul, perkembangan penggunaan, dan perubahan
arti kata.
Jenis jenis makna kata
1 Makna Leksikal
Istilah leksikal berasal dari kata leksikon yang artinya kamus. Makna leksikal
diartikan sebagai makna yang terdapat di dalam kamus atau mengikuti tulisan
kamus.
Contoh:
Doa artinya permohonan (harapan, permintaan, pujian).
Kursi artinya tempat duduk berkaki empat dan bersandaran.
2 Makna Gramatikal
Makna gramatikal merupakan makna kata yang timbul karena proses tata
Bahasa Indonesia atau gramatika. Misalnya, proses afiksasi, reduplikasi, atau
komposisi.
Contoh:
Kata lapang artinya luas atau lebar. Saat kata lapang diletakkan pada kalimat
"Saya harus berlapang dada dalam menghadapi masalah", makna gramatikal
kata lapang berubah menjadi bersabar.
3 Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang mengandung nilai emosi tertentu.
Sehingga, makna tersebut menjadi kiasan yang bisa berisi nilai, sikap sosial,
atau perspektif tertentu.
Contoh:
Mereka berusaha berebut kursi pemilu. Kata kursi bukan berarti alas duduk
berkaki empat, namun kursi adalah kiasan dari jabatan.
4. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang mengandung arti atau pengertian yang
sebenarnya. Makna ini mengacu pada kamus atau literatur lain. Biasanya,
makna denotatif diterapkan dalam bahasa ilmiah.
Contoh:
Bunga itu sudah tumbuh di taman. Kata bunga mengandung arti sebenarnya,
yakni bagian tumbuhan yang akan menjadi buah dan memiliki kelopak.
11
PRINSIP KAIDAH BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA
Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan pengertian baku adalah pokok, utama; tolok
ukur yang berlaku untuk kuantitas dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
standar. Sementara menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) dalam Jurnal
Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, kata baku adalah kata yang cara pengucapan
ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa baku, dan kamus.
Kata baku digunakan dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun tulisan. Sementara kata
tidak baku digunakan dalam ragam tidak baku. Ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan
beberapa sudut pandang, di antaranya: (1) sudut pandang kebakuan bahasa yang digunakan,
(2) sudut pandang informasi, dan (3) sudut pandang pengguna bahasa.
Jadi, berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-
kata yang lazim digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan,
gramatika, dan kenasionalan-nya (Chaer,2011:131).
12
1. kodifikasi atau pencatatan kaidah melalui inventarisasi,
2. elaborasi atau penyebarluasan hasil kodifikasi, dan
3. implementasi atau pelaksanaan hasil usaha kodifikasi dan elaborasi.
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu dari variasi bahasa Indonesia yang ada, bahasa yang
baik dan benar. Artinya, pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di
samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul Moeliono (1988:19-20).
Kaidah kata dalam bahasa baku itu dapat ditandai oleh beberapa ciri, yaitu ciri-ciri umum dan
ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum, yaitu ditandai oleh stabilitas yang luwes dan intelektualisasi
Mathesius dan Havranek dalam Kridalaksana (1980:31).
1. menggunakan lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau ciri-ciri lafal
bahasa daerah,
2. menggunakan ejaan menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD),
3. menggunakan istilah menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa
Indonesia,
4. menggunakan kosakata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan
5. Contoh menggunakan tata bahasa menurut Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
13
C. Kata Baku
Berikut ini adalah beberapa contoh kata baku disertai kata tidak bakunya, yang disusun
berdasarkan abjad. Contoh kata baku adalah sebagai berikut;
15
HAKIKAT BAHASA DAN BUNYI SEBAGAI SIMBOL
a. Harimurti kridalaksana
Menurut Harimurti Kridalaksana (1997) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
b. Kridalaksana dan Djoko Kentjono
Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono hakikat bahasa adalah sistem atau
lambang bunyi yang digunakan untuk anggota kelompok sosial digunakan untuk
berkomunikasi, kerjasama dan identifikasi diri.
c. Widjono
Hakikat bahasa menurut widjono diambil dari kata bahasa yang berarti sebagai
sistem lambang bunyi yang dipraktekan untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
d. Keraf
Sementara Keraf mendefinisikan bahasa sebagai simbol yang digunakan untuk alat
komunikasi yang diterapkan untuk alat berinteraksi dengan orang lain.
Dari beberapa pendapat pengertian bahasa menurut ahli di atas, maka simbol dapat
diartikan sebagai kode yang digunakan untuk mengekspresikan gagasan, ide, konsep guna
untuk menyampaikan pesan menggunakan perelambang sesuai dengan aturan yang telah
disepekati. Bahasa juga sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan hati
kita kepada orang lain, atau menunjukan perasaan kita kepada orang lain.
16
B. Fungsi dan Pentingnya Bahasa
Siapa yang menyangka jika hakikat bahasa memiliki banyak manfaat. Diantaranya
sebagai berikut.
a) Sebagai Pemersatu
Fungsi bahasa sebagai pemersatu. Khususnya di Indonesia, sebagai Negara kepulauan, ada
banyak potensi pemicu konflik sosial. Baik itu yang disebabkan oleh perbedaan bahasa,
budaya, dan budaya masyarakat. Dengan kata lain, potensi terjadinya salah komunikasi
lebih berpeluang besar.
Jika pun terjadi miskomunikasi, maka dapat diminimalisir dengan bahasa yang dapat
dipahami oleh semua daerah. Bahasa pemersatu yang dimaksud adalah bahasa ibu,
yaitu bahasa Indonesia. Nah, adapun bahasa internasional yaitu bahasa Inggris.
Hakikat bahasa fungsi bahasa dapat dijadikan sebagai sarana mengungkapkan emosi
seseorang. Berbicara emosi, tidak melulu emosi negatif berupa amarah, kekerasan dan
semacamnya.
Tetapi juga termasuk emosi positif yang bisa berbentuk semangat, optimisme, bahagia,
perasaan baik dan lain sebagainya.
Kita tau bahwa memendam emosi terlalu banyak dan terus menerus dapat menimbulkan
dampak negatif. Misalnya orang mengalami sakit mental, sakit psikologis dan sakit psikis
lain. Mengungkapkan emosi itu penting demi mengontrol kesehatan mental kita loh
ternyata.
Hakikat bahasa berfungsi sebagai sarana komunikasi. Coba bayangkan jika kita bertemu
saudara atau anggota keluarga tidak saling berkomunikasi? Hasilnya akan “krik krik” terasa
membosankan dan tidak menarik. Bisa jadi kita menjadi seperti zombie. Sebaliknya, jika
kita saling berkomunikasi, suasana menjadi lebih hidup karena kita bisa saling
mengungkapkan perasaan, ide, gagasan dan imajinasi kita untuk bahan pembicaraan atau
sebagai bahan bercandaan.
17
Hakikat bahasa berfungsi untuk mengembangkan ilmu pengetauan. Ilmu pengetahuan tidak
dapat berkembang jika tidak mengenal bahasa. Ilmu pengetahuan dapat tersebar dan dapat
dipahami oleh semua orang karena berkat bahasa. Dengan kata lain, bahasa memmiliki
peran paling mendansar yang perlu kita parhatikan.
Fungsi bahasa yang kelima dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial. Berkat bahasa, kita
tahu yang disebut dengan norma sosial. Dari norma sosial yang dibentuk oleh bahasa inilah
yang mampu mengontrol masyarakat agar tidak melakukan ini dan itu yang bersifat
menentang dari norma sosial.
Sifat Bahasa
Hakikat bahasa berdasarkan sifat sebagai sebuah sistem. Dikatakan sebagai sebuah
sistem karena bahasa memiliki susunan yang berpola secara teratur yang terbentuk oleh
unsur ataupun komponen yang saling berhubungan secara fungsional. Karena disusun dari
unsur dan komponen, bahasa dapat dipelajari oleh siapapun yang memang ingin
mempelajarinya. Karena bahasa itu sendiri sebagai sistem yang terbentuk secara sistematis
dan sistemis. Dikatakan sistemis karena terbentuk oleh sistem fonologi, sintaksis, semantik
dan morfologi.
b. Bahasa Sebagai Perlambang
Seperti yang disebutkan oleh beberapa ahli di atas disebutkan bahasa sebagai lambang
ataupun simbol. Dalam berinteraksi sosial, orang lebih sering menggunakan simbol atau
lambang. Dimana lambang/simbol ini sebagai kajian ilmu semiotika atau semiologi.
Kemudian simbol/lambang ini dipelajari oleh pakar sosiolog dengan turunan istilah seperti
ada istilah gesture, sinyal, symptom dan masih banyak lagi.
Inti dari penggunaan lambang adalah memberikan isyarat kepada lawan bicara dengan
kode. Hanya dengan kode singkat, lawan bicara pun sudah paham maksud perlambang yang
kamu sampaikan, tanpa harus menjelaskan secara panjang lebar.
Contoh, saat kamu mendapatkan pertanya “dimana kunci motor? Apakah kamu kemarin
menggunakan motor yang paling akhir?” Jawabannya cukup menggelengkan kepala, lawan
18
bicara tau bahwa kemarin kamu tidak menggunakan motor tersebut, tanpa harus menjawab
dalam bentuk suara.
Hakikat bahasa memiliki makna. Jadi dalam berkomunikasi dengan orang lain, setiap
kalimat, pesan atau kata yang mereka ucapkan memuat makna. Meski realitanya, tidak
semua orang setiap kali berbicara memuat makna berfaedah. Setidaknya ada pesan yang
ingin disampaikan.
Sementara untuk karya tulis, karya sastra tertulis maupun secara lisan, bahasa yang
digunakan sarat akan makna. Nah, ciri bahasa yang memiliki makna berwujud morfem,
kata, frase, klaimat, wacana dan klausa atau yang sering disebut dengan tingkatan
linguistik.
Contoh konsep bahasa konvensional tentang kejujuran, keadilan dan tolong menolong jika
diubah dengan lambang lain akan terkesan aneh, dan jika terjadi pelanggaran atas konsep
tersebut maka dapat menimbulkan kekacauan komunikasi.
Dalam bahasa Belanda disebut dengan paard dan dalam bahasa inggris disebut horse.
Secara hakikat makna menunjuk pada satu jenis hewan yang sama, namun dari segi sebutan
berbeda-beda.
19
g. Bahasa Bersifat Produktif
Sifat bahasa sebagai bahasa yang produktif. Maksud dari kata produktif bahasa memiliki
banyak arti dan makna jika digabungkan dengan bahasa yang lain. Bahasa memiliki
kekayaan dan dapat ditafsirkan dalam banyak bentuk. Demi menghasilkan bahasa yang
produktif, dibutuhkan seni menulis, seni mengembangkan dan mengutarakan imajinasi.
Apalagi jika membandingkan keragaman bahasa antar pulau, sudah jelas banyak kosakata
yang berbeda-beda. Dari sini menunjukan bahwa bahasa memiliki variasi meskipun dalam
satu Negara, khususnya berlaku untuk Indonesia.
Atau kasus lain, ketika di ibu kota kita berinteraksi dengan orang lain, dan orang tersebut
dalam berbahasa Indonesia medok, maka orang tersebut identik dengan orang jogja yang
memang memiliki logat medok.
20
Hakikat Bahasa
Selama ini kita menganggap bahwa bahasa sebagai sarana komunikasi, tidak kurang
dan tidak lebih. Padahal hakikat bahasa itu sendiri sangat esensial. Bukti bahasa memiliki
peranan penting adalah bahasa Indonesia dari sisi historis dituangkan dalam hukum.
Kembali ke belakang, sebelum Bahasa Indonesia lair, bahasa di Negara Timur (termasuk
Indonesia) menggunakan bahasa Melayu. Seorang pelaut Asal Belanda yang berlayar ke
Indonesia menyampaikan bawa bahasa Melayu sebagai bahasa terhormat yang digunakan
oleh negeri timur. Dengan kata lain, Orang Belanda mengenal bahasa Melayu daripada
bahasa Indonesia. Jadi lahirnya bahasa Indonesia terbentuk pada 28 Oktober 1928 lewat
ikrar Sumpa Pemuda. Tentu saja peresmian bahasa Indonesia sebagai bahasa Ibu ini terjadi
setelah melalui proses panjang. Setelah diikrarkan Sumpah Pemuda, bahasa indonesia pun
terus berkembang seiring berjalannya waktu. Dari segi teknis terus berkembang. Ada
beberapa periode sejarah ejaan bahasa Indonesia, sebagai berikut.
A. Ejaan Republik
Ejaan Republik adalah ejaan yang dikembangkan di tahun 1947. Di masa kepemimpinan
Suwandi (Sebagai Menteri Pendidikan kala itu) mengubah ejaan republik dengan Ejaan van
ophuysen, yang mana ada beberapa perubahan seperti penulisan oe menjadi u, bunyi
hamzah (‘) diganti dengan k, dsb.
B. Ejaan Pembaharuan
Ejaan yang kedua masuk di tahun 1957 yang merupakan update ejaan republik menjadi
pembaruan ejaan. Profesor prijono dan E. Katoppo adalah panitia yang memimpin.
Beberapa ejaan yang diganti dari ejaan republik menjadi ejaan pembaharuan adalah
gabungan konsonan Dj diubah menjadi j. Konsonan tj diubah menjadi ts, dan masih banyak
lagi.
Dari dua bentuk ejaan di atas, masih ada periode ejaan lain seperti Ejaan baru/ejaan LBK
(1967), ejaan yang disempurnakan/EYD (1972) terakhir yang sekarang masih kita alami
ejaan bahasa indonesia (EBI) 2015.
Ciri-Ciri Bahasa
Setelah mengetahui pengertian, fungsi dan sifat dari bahasa, maka setidaknya kamu juga
arus tau ciri-ciri bahasa itu bagaimana dan seperti apa. Ada beberapa sebagai berikut.
21
1. Keumuman
Ciri bahasa yang pertama bahasa memiliki keumuman. Pertanyaannya adalah, apa sih yang
biasanya dianggap umum dalam berbahasa? Meliputi beberapa poin di baa.
2. Khusus
Ciri hakikat bahasa yang kedua adalah ciri khusus. Ciri secara khusus dibagi menjadi
beberapa poin, sebagai berikut.
22
PERBEDAAN DRAMA DAN TEATER
Drama tidak selalu mengacu pada kata yang tertulis, namun bisa
dipadukan dengan berbagai hal lainnya. Misalnya menari balet, menyanyi opera,
dan lain sebagainya. Selain itu, dalam drama juga terdapat unsur klimaks serta
konflik yang berkesudahan. Pemain nya terbagi menjadi protagonis dan antagonis.
Dilansir dari situs Skidmore College, kata teater berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
theatron atau tempat melihat. Dalam teater tidak ada interaksi langsung yang
terjadi antara pemeran teater dengan penonton. Pemain diperbolehkan untuk
mengeluarkan intepretasi lain saat pementasan. Berikut adalah penjelasan tentang
perbedaandaridramadanteater:
Drama Teater Pementasan drama bisa dilakukan di mana saja. Misalkan
dalam kehidupan sehari-hari maupun di atas panggung. Pementasan teater hanya
bisa dilakukan di atas panggung saja. Dalam pementasan drama turut disertakan
konflik, klimaks serta penyelesaiannya. Dalam pementasan teater tidak ada cerita
tentang konflik, klimaks, serta penyelesaiannya karena hanya merupakan bentuk
pementasan saja. Umumnya kisah atau cerita yang digunakan dalam drama
bersumber dari kehidupan sehari-hari Umumnya kisah atau cerita yang digunakan
dalam teater bersumber dari cerita rakyat atau cerita yang telah digarap
sebelumnya. Drama merupakan kisah yang disampaikan di atas panggung Teater
merupakan produksi kisah di atas panggung Dalam drama ada interaksi langsung
antara pemeran dengan penonton. Dalam teater tidak ada interaksi langsung
antara pemain dengan penonton. Berasal dari Bahasa Yunani draomai Berasal dari
Bahasa Yunani theatron Drama menggambarkan kehidupan manusia dan alam
yang digambarkan melalui pementasan. Teater menggambarkan kehidupan
23
manusia yang diceritakan melalui pementasan. Intepretasi kisah dan pemain
bergantung pada penafsiran penonton. Intepretasi kisah dan pemain bergantung
pada penafisiran pemain tersebut. Penonton diajak untuk melihat dan merasakan
kisah yang diceritakan dalam pementasan. Penonton diajak untuk menikmati kisah
yang diceritakan dalam pementasan.
Puisi adalah karya sastra tertulis yang dibuat dengan tema tertentu, Karya sastra ini
berisi ekspresi atau curahan perasaan tentang suatu hal yang dilihat, dirasakan, atau
dipikirkan, menggunakan kata-kata. Biasanya, puisi dituliskan dengan menggunakan
pemilihan kata yang indah dan penuh makna.
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat dengan berbagai peraturan.Peraturan ini
antara lain persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, jumlah kata dalam setiap
larik, serta musikalitas. Pada puisi lama, iramanya cenderung tetap, yaitu dua kata
dalam sekali ucap atau baris, Biasanya, penulis puisi lama tidak diketahui atau
anonim. Puisi lama merupakan bagian dari budaya yang disampaikan turun temurun
yang isinya dijadikan sebuah pelajaran. Nah, karena disampaikan secara turun
temurun, puisi lama cuma disebarkan secara lisan, dan biasanya dijadikan sebagi
nasihat.
Berkebalikan dengan puisi lama, puisi baru adalah puisi yang enggak terikat dengan
berbagai peraturan. Puisi baru adalah karya sastra yang lebih bebas. Meski begitu,
tetap ada beberapa peraturan dalam puisi baru. Misalnya saja rima dan musikalitas.
Puisi baru punya irama yang dinamis dan dibuat berdasarkan suasana yang diciptakan
penulis. Berbeda dengan puisi lama yang isinya cenderung berisi nasihat, puisi baru
lebih fokus pada ekspresi atau perasaan penulis terhadap sesuatu atau seseorang.
Puisi lama bersifat anonim, penulis puisi baru justru dikenal oleh khalayak.
Itulah penegertian dan perbedaan antara puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah
puisi yang masih terikat dengan berbagai peraturan. Peraturan ini antara lain
persajakan, pengaturan larik dalam setiap bait, jumlah kata dalam setiap larik, serta
musikalitas. Pada puisi lama, iramanya cenderung tetap, yaitu dua kata dalam sekali
ucap atau baris. Biasanya, penulis puisi lama enggak diketahui atau anonim. Puisi
24
lama merupakan bagian dari budaya yang disampaikan turun temurun yang isinya
dijadikan sebuah pelajaran. Nah, karena disampaikan secara turun temurun, puisi
lama cuma disebarkan secara lisan, dan biasanya dijadikan sebagi nasihat.
Berkebalikan dengan puisi lama, puisi baru adalah puisi yang enggak terikat dengan
berbagai peraturan. Puisi baru adalah karya sastra yang lebih bebas. Meski begitu,
tetap ada beberapa peraturan dalam puisi baru. Misalnya saja rima dan musikalitas.
Pengertian Grafik
Grafik adalah gamba an pasang surutnya suatu keadaan atau data yang ada
dengan garis atau gambar. Grafik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu grafik
batang,grafikgaris,dangrafiklingkaran.
Jenis/Macam-macamGrafik
a. Grafik Batang adalah lukisan naik turunnya data berupa batang atau balok dan
dipakai untuk menekan kan adanya perbedaan tingkatan atau nilai berupa
aspek.
25
c. Grafik Lingkaran adalah gambaran naik turunnya data berupa lingkaran
untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau seluruhnya.
Manfaat Grafik :
26
B. TABEL
Pengertian Tabel
Tabe l adalah daftar yang berisi sejumlah informasi berupa kata-kata dan bilangan,
yang tersusun berturut ke bawah dalam kolom dan baris tertentu. Untuk
menjelaskan isi tabel kita perlu membekali diri dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan informasi yang disusun dalam baris dan kolom.
27
28