ANGGOTA KELOMPOK 10
WAIS AL MUKHLIS 19010722003
MUHAMMAD ZAKI 1910722013
JENEFRI MARDIANTI 1810722041
LABORA SILABAN TIO 1810722048
OLVI MARTIN YULIANI 19080011
NIA WEDIA 19080094
A. Pembagian Kelas Kata Menurut Kridalaksana
c. Ajektiva Majemuk
Subordinatif: kepala dingin, juling bahasa, buta huruf, keras kepala,
dan sebagainya.
Koordinatif: lemah gemulai, riang gembira, suka duka, lemah lembut,
tua muda, senasib dan sebagainya.
3) Nomina paduan leksem, seperti: daya juang, cetak lepas, loncat indah,
tertib acara, jejak langkah.
a. Bentuk dasar, yaitu: aduh, aduhai, ah, ahoi, ai, amboi, asyoi, ayo,
bah, cih, cis, eh, hai, idih, ih, lho, oh, nak, sip, wah, wahai, yaaa
b. Bentuk tururnan, biasanya berasal dari kata-kata biasa, atau
pengalan kalimat Arab, contoh: alhamdulillah, astaga, brengsek,
buset, dubilah, duilah, insya Alloh, masyallah, syukur, halo,
innalillahi, yahud.
2.2 Pembagian Kelas Kata
Menurut M. Ramlan
Ramlan (1985:48-77) menyatakan bahwa penggolongan kata
yang dibuatnya didasarkan hasil penelitian yang dilakukannya
pada tahun 1982 sampai dengan tahun 1983. Berdasarkan
struktur sintaktik, kata bahasa Indonesia dapat dibedakan
menjadi dua belas
1. Kata Verbal
Kata verbal ialah kata yang pada tataran klausa cenderung menduduki fungsi P (predikat)
dan pada tataran frase dapat dinegatifkan oleh kata tidak.
Ditinjau dari kemungkinannya diikuti O (obyek), kata kerja dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Kata kerja transitif ialah kata kerja yang dapat diikuti obyek dan dapat dipasifkan.
b. Kata kerja intransitive ialah kata kerja yang tidak dapat diikuti O, dan sudah barang
tentu kata kerja intransitif yang dapat diikuti pelaku.
2.Kata Nomina
Kata nomina adalah kata yang dapat menduduki fungsi S, P, O dalam klausa, dan dalam
tataran frase tidak dapat dinegatifkan oleh kata tidak, melainkan oleh kata bukan dapat
diikuti oleh kata itu, dan dapat mengikuti kata di atau pada sebagai akuisisinya.
Yang termasuk golongan kata nomina ialah sebagai berikut.
a. Kata benda ialah kata nomina yang tidak menggantikan kata lain.
b. Kata ganti ialah kata nomina yang menggantikan kata lain. Kata ganti dapat dibedakan
lagi berdasarkan kata yang digantikannya yaitu:
1. Kata ganti diri ialah kata ganti yang menggantikan nama, baik yang bernyawa
maupun tidak bernyawa, yang dapat dibedakan lagi menjadi kata ganti diri pertama (aku,
saya, kami), kedua (engkau, kamu, kamu sekalian, anda), dan ketiga (ia, dia, beliau,
mereka).
2. Kata ganti penunjuk ialah kata ganti yang dapat menggantikan nama,
keadaan, dan suatu peristiwa atau perbuatan (ini dan itu) serta tempat (sana, situ, dan
sini).
3. Kata Keterangan
Kata keterangan iaiah kata yang dalam suatu klausa cenderung menduduki fungsi
keterangan (KET) dan umumnya mempunyai tempat yang bebas, mungkin terletak di
depan sekali, mungkin antara S dan P dan mungkin terletak di belakang S dan P.
Kata keterangan dapat dibedakan lagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Menyatakan waktu, misalnya: kemarin, tadi, nanti, kelak.
2. Menyatakan ragam yaitu sikap pembicara terhadap suatu tindakan atau suatu
peristiwa, misalnya: rupanya, kiranya, seharusnya, seyogyanya.
3. Menyatakan kuantitas, misalnya: secepat-cepatnya, sejauh-jauhnya.
4. Kata Tambah
Kata tambah yaitu kata yang cenderung menduduki fungsi atribut dalam frase
tipe endosentris yang atributif yang unsur pusatnya berupa kata verbal. Kata
tambah ini menyatakan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut: 1) Ragam,
misalnya: tentu, pasti; 2) Negatif, misalnya: tidak, bukan, belum; 3) Aspek,
misalnya: akan, mau, sedang, baru, masih; 4) Keseringan, misalnya: pernah,
kerap, kerap sekali; 5) Keinginan, misalnya: ingin, hendak; 6) Keharusan
misalnya: harus, wajib; 7) Kesanggupan, misalnya: dapat, mampu, sanggup; 8)
Keizinan, misalnya: boleh; 9) Tingkat, misalnya: kurang, amat, terlalu, paling.
5. Kata Bilangan
Kata bilangan ialah kata-kata yang dapat diikuti kata-kata
orang, ekor, buah, helai, kodi, meter dan sebagainya. Kata
bilangan ini ada yang menyatakan: 1) Jumlah, misalnya:
satu, dua, tiga puluh, beberapa; 2) Urutan, misalnya:
kedua, ketiga belas.
6. Kata Penyukat
Kata penyukat ialah kata yang terletak di belakang kata
bilangan dan bersama kata itu membentuk satu frase
yang disebut frase bilangan, yang mungkin terletak di
muka kata nomina. Misalnya: orang, ekor, buah pada
frase-frase: dua orang petani, tiga ekor kelinci, dua buah
rumah.
7. Kata Sandang
Kata sandang ialah kata yang selalu terletak di muka
golongan kata nomina sebagai atributnya. Contoh kata
yang termasuk jenis kata ini antara lain: si, suatu, semua,
segala, segenap, seluruh, dan mungkin masih ada
beberapa lagi.
8. Kata Tanya
Kata tanya ialah ksta yang berfungsi membentuk kalimet
tanya. Yang termasuk kata tanya ialah mengapa, kenapa,
bagaimana, apa, siapa, mana, bilamana, kapan, bila, dan
bukan. Masing-masing kata tanya tersebut mempunyai
fungsi yang berbeda.
9. Kata Suruh
Kata suruh ialah kata yang berfungsi membentuk kalimat
suruh. Yang termasuk kata-kata suruh adalah tolong,
silakan, dipersilakan, mari, ayo.