KELAS KATA
(KATA SIFAT, KATA SAPAAN, KATA
BILANGAN, KATA PENUNJUK,
DAN KATA PENYANGKAL)
Anggota Kelompok
Yang Baro Dintarung (D1101141033)
R.r Fanny Meilinda
Putri(D1101141023)
Ully Ikrima (D1101141034
Kata Sifat
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu
menjelaskan atau mengubah kata benda atau kata
ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu
menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok
kelas kata benda atau kata ganti.
Kata sifat merupakan kata yang menyatakan sifat atau
keadaan dari suatu nomina (kata benda) atau suatu
pronominal (kata ganti) (Keraf, 1991:88).
Misalnyatinggi, mahal, baik,danrajin.Semua kata sifat
dalam Bahasa Indonesia dapat mengambil
bentukse+reduplikasi kata dasar+nya,serta dapat
diperluas denganpaling, lebih,dansekali,
misalnyapaling cepat, lebih cepat,dancepat sekali.
Ciri-Ciri Kata Sifat :
Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat
dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se / -nya. Contoh :
- indah ( indah sekali, seindah-indahnya)
- Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)
Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah dibelakang kata benda yang
sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar,
pemandangan indah.
Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal
atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti
pencuri.
Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak
dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu.
Kata sifat dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih,kurang dan
paling; lebih besar, kurang baik, paling mahal.
Dapat diberi keterangan penguat seperti amat, sangat, benar , sekali, dan
terlalu; sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu
murah.
Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak; tidak bodoh, tidak salah.
Kata sifat pada kata tertentu dapat berakhir antara lain er,-(w)i,-iah,-if,-al,
dan ik; honorer, duniawi,ilmiah,negatif,formal,elektronik.
Umumnya sebuah kata sifat diletakkan di
belakang kata yang diterangkan. Dalam
hal ini kita harus waspada terhadap kata
lain yang dapat disisipkan di anatara
kedua kata itu yang dapat mengubah
status hubungannya. Perhatikan bentuk
berikut ini :
1. a. Baju putih
b.mobil tua
c. rumah mewah
2) a. Baju yang putih
b.mobil yang tua
c. rumah yang mewah
3) a. baju itu putih
baju ali putih
b. mobil itu tua
mobil ali tua
c. rumah ini mewah
rumah mereka mewah
Pada nomor (1) Kata sifat putih,tua, dan mewah berdiri
langsung di belakang nomina baju, mobil, dan rumah.
Bentukan seperti itu bukan merupakan kalimat , tetapi
merupakan frasa. Penyisipan yang ada pada contoh (2) tetap
merupakan frasa. Sebaliknya, dengan disisipkannya kata
seperti itu,saya,ali , ini dan mereka pada contoh nomor (3)
rentetan kata itu berubah statusnya menjadi kalimat.
a)BENTUK
Dari segi bentuk segala kata sifat dalam
bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk:se +
reduplikasi kata dasar + nya
Contoh: se-tinggi-tinggi-nya
se-cepat-cepat-nya
se-baik-baik-nya
b)KELOMPOK KATA
Dari segi kelompok kata, kata-kata sifat dapat
diterangkan olek kata-kata:paling, lebih, sekali.
Contoh: palingbesar,lebihbesar, besarsekali
palingcepat,lebihcepat, cepatsekali
palingbaik,lebihbaik, baiksekali
c)TRANSPOSISI
Semua kata yang tergolong kata sifat dapat
berpindah jenis kata dengan bantuan morfem-morfem
terikat:pe-, ke-an, me-, -kandan sebagainya.
Contoh: pembesar, membesarkan, perbesar,
pembesaran, kebesarandan lain-lain
d)SUB-GOLONGAN
Kata-kata bilangan berdasarkan
sifatnya dapat digolongkan dalam
kata sifat sebagai sub-golongan
karena merupakan kelompok dengan
ciri-ciri tersendiri tapi karena secara
substitusional dapat menduduki
tugas-tugas dari kata sifat.
Macam macam adjektiva :
A. Adjektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga,
baru, cerdas,anggun, bengkak
B. Adjektiva turunan terdiri atas :
1. adjektifa berafiks
Contoh: terhormat, terindah, kesakitan,
kesepian, keinggris-inggrisan
2. adjektiva bereduplikasi
Contoh: muda-muda, elok-elok,cantik-cantik
3.adjektiva berafiks -1, -wi, -iah
Contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah,
rohaniah, surgawi
Adjektiva deverbalisasi, misalnya:
melengking, terkejut, menggembirakan,
meluap.
Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-
api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.
Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya :
bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.
Adjektiva denumeralia, misalnya:
manunggal, mendua, menyeluruh.
Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai,
sip, asoy.
Adjektiva majemuk, misalnya: panjang
tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.
Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya
:alangkah gagahnya, bukan main kuatnya,
Maha kuasa.
Kata sapaan adalahkata yang dipergunakan untuk
menyapa seseorang. kata yang digunakan untuk menyapa
seseorang.
sebagai berikut.
Bilangan utuh : dua ratus dua puluh dua (222).
Bilangan pecahan: seperdelapan ( ), dua per lima ()
5. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan
dengan cara yang berikut.Misalnya:
Paku buwono X; dalam kehidupan pada abad ke-20 ini;
lihat bab, Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di tingkat
kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat.
6. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran
anmengikuti cara yang berikut. ( lihat juga keterangan
tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, ayat 5).
7. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata dituis dengan hurufkecuali jika beberapa
lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.Misalnya :Amir menonton drama
itu sampaitigakali.Ayah memesantiga ratusekor ayam.
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika
perlu, susuna kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.Misalnya :Lima belasorang tewas dalam kecelakaan
itu.Pak Darmo mengundang250orang tamu.Bukan :15orang
tewas dalam kecelakaan itu.Dua ratus lima puluhorang tamu
diundang Pak Darmo
9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagaian supaya lebih mudah dibaca.Misalnya :Perusahaan itu
baru saja mendapat pinjaman250juta rupiah.Penduduk
indonesia berjumlah lebih dari120juta orang
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks kecuali didalam dokumen resmi seperti akta dan
kuitansi.Misalnya :Kantor kami mempunyaidua puluhorang
pegawai.Bukan :Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang
pegawai.
11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisanya harys tepat.Misalnya :Saya lampirkan tanda terima
uang sebesar Rp.999,75(sembilan ratus sembilan puluh sembilan
dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)
Kata bantu bilangandalam
menyebut berapa jumlahnya suatu
barang, dalam bahasa Indonesia
tidak saja dipakai kata bilangan,
tetapi selalu dipakai suatu kata yang
menerangkan sifat atau macam
barang itu. Kata-kata semacam itu
disebut kata bantu bilangan.
Kata penunjuk adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu
benda. Chaer (2006:110) membagi kata penunjuk memjadi dua
yaituinidanitu.Kata penunjukinidigunakan untuk menunjuk suatu
benda yang letaknya relatif dekat dari pembicara, sedangkan kata
penunjukitudigunakan untuk untuk menunjuk benda yang letaknya
relatif jauh dari pembicara.
1. Ini : digunakan untuk menunjuk kata benda yang letaknya relatif
dekat dengan si pembicara
2. Itu : digunakan untuk menunjuk benda yang letaknya relatif jauh,
contoh : Itu si Unyil, mobil itu di jual.