Anda di halaman 1dari 6

http://cooliah.blogspot.co.id/2011/11/kata-dan-istilah-bahasa-indonesia.

html

Perbedaan Kata dengan Istilah


Kata ‘kata’ dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta yaitu ‘khata’
yang berarti ‘konversasi’,‘bahasa’, ‘cerita’, atau ‘dongeng’, namun dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia kata ‘kata’ mengalami penyempitan arti semantis menjadi ‘kata’.  Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata, antara lain:

 Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan
realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
  konversasi, bahasa.
 Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.
 Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh: kata) atau
beberapa morfem gabungan (contoh: perkataan).
Dalam buku Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi dijelaskan bahwa kata didefinisikan
sebagai bentuk bahasa yang bebas terkecil, paling tidak harus terdiri atas satu morfem bebas, yang
dapat digunakan untuk membangun kalimat. Sementara Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai
sebagai nama atau lambing dan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmupengetahuan, teknologi, dan seni.
Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa istilah bisa juga merupakan sebuah kata. Perbedaan
antara kata dengan istilah adalah kata dipakai dalam berbagai bidang kehidupan, sedangkan istilah
hanya dipakai dalam bidang kehidupan tertentu. Kata memiliki makna yang cenderung tidak pasti,
tergantung dari konteks kata itu digunakan, sementara itu istilah cenderung memiliki makna yang
pasti, tidak tergantung dari konteks.
Contoh:
Kata 
Bisa ular bisa membuat orang dewasa meninggal dunia. 
Kata bisa  pada awal kalimat memiliki makna yang berbeda dengan kata bisa berikutnya. Ini
membuktikan bahwa makna dari sebuah kata akan berbeda-beda menurut konteks. Kata rapat, dapat
berarti hampir tidak berantara; dekat sekali (tidak renggang) (menurut kamusbahasaindonesia.org),
namun dapat pula berarti pertemuan (kumpulan) untuk membicarakan sesuatu; sidang; majelis
(menurut kamusbahasaindonesia.org).

Istilah
Saya tidak bisa menghidupkan komputer saya karena tidak ada energi listrik yang mengalir di rumah
saya. 
Kata energi dalam kalimat di atas akan tetap berarti daya atau tenaga yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan (menurut kamusbahasaindonesia.org), walaupun konteks
kalimatnya berubah ke dalam bidang kehidupan yang lain.

2. Pemakaian Kata

Jika kita mendengar kata sekufu, mungkin sebagian dari kita akan bertanya-tanya, apa sebenarnya
makna kata tersebut? Kebanyakan penulis bahkan yang terkenal pun menggunakan kata-kata di
bawah 4.000 kata, dari 71.000 kata yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata sekufu
hanyalah satu di antara 71.000 kata lainnya yang terdapat dalam kamus yang jarang atau bahkan
tidak pernah didengar oleh seseorang dalam percakapan  sehari-hari. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemakaian kata-kata tersebut dalam media, dan mungkin saja kata tersebut memiliki
sinonim yang lebih popular dari dirinya.

Orang-orang kedokteran mungkin akan jarang sekali menggunakan kata hama, palu, rabat, inflasi dan
sebagainya. Mereka akan lebih sering memakai kata obat, operasi, kelenjar, demam, diagnose dan
semua istilah bidang kedokteran lainnya. Sementara itu seorang hakim akan terbiasa menggunakan
kosakata dan istilah bidang hukum. Maka dari itu, setiap orang memiliki penguasaan istilah dan kata
yang berbeda-beda menurut bidang kehidupan orang tersebut. 
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat
keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
 Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan
keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
 Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi,
dan jurnal ilmiah.
 Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada
transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
 Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang
yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
 Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat
akrab dan intim.
Hal ini menandakan bahwa pemakaian kata itu adalah pemilihan kata (diksi) yang disesuaikan dengan
lingkungan pemakaian bahasa tersebut. Sebagai mahasiswa, kita diharapkan dapat menguasai
pemakaian kata dalam karangan ilmiah yang berkaitan dengan bahasa Indonesia yang benar dan baik
yang menuntut pemakaian kata yang benar dan pemakaian kata yang baik.
3.Kata yang Benar

Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya kata dasar dan kata jadian. Kata dasar (kata tunggal) adalah
kata yang dihasilkan oleh proses mofgologis derivasi zero, sedangkan kata jadian (bentukan)
dihasilkan oleh proses morfologis, seperti afiksasi, reduplikasi, abreviasi, komposisi, dan derivasi balik.
Dalam hal ini kaidah-kaidah morfologis diperlukan untuk menghasilkan kata jadian tersebut.
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada
di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan
tersebut.
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
•    Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
i)    Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
ii)    Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya
•    Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
 ber-an dan ber-i
 di-kan dan di-i
 diper-kan dan diper-i
 ke-an dan ke-i
 me-kan dan me-i
 memper-kan dan memper-i
 pe-an dan pe-i
 per-an dan per-i
 se-nya
 ter-kan dan ter-i
   
 Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
        Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.   Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Kaidah pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
 tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh →
meluluh, me- + makan → memakan.
 me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p , atau v. Contoh: me- + baca →
membaca, me- + pukul → memukul , me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
 me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t . Contoh: me- + datang →
mendatang, me- + tiup → meniup .
 me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k , g, h. Contoh: me- + kikis
→ mengikis , me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
 me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me-
+ tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
 me- → meny-, jika huruf pertama adalah s . Contoh: me- + sapu → menyapu.
 Huruf p, l, t, k, s, dan u, memiliki sifat-sifat khusus:
 Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- +
sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
 Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi →
mengklarifikasi.
 Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna.
Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
 ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
 ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
 pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
 pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Kata tidak benar (rancu)    Kata benar (takrancu)
pengrusakan    perusakan
penglepasan    pelepasan
pengrajin    perajin
merubah    mengubah
pendarahan    perdarahan
kuatir    khawatir
isteri    istri

4.    Kata yang Baik

Kata yang baik berkaitan dengan ketepatan, kelayakan, kecermatan, dan kecergasan pilihan kata.
Dalam hal ini kita akan membahas tentang kata yang baik dalam tulisan ilmiah.
1)    Kelayakan Pilihan Kata

Layak berarti wajar, pantas, atau patut (Tim Penyusun Kamus 1993:571). Syarat kelayakan berarti
pemakaian kata dengan memperhiungkan kepantasan atau kepatutan kata tersebut digunakan
menurut daerah, waktu, dan gaya penggunaannya. Misalnya kata butuh di daerah tertentu menjadi
tidak layak digunakan karena dapat menimbulkan kesan kurang sopan.  Kata bekas karena telah
mengalami peyorasi tidak pantas digunakan untuk presiden, pejabat, atau gubernur. Dalam konteks
tersebut, maka kata bekas harus diganti dengan kata mantan , karena kata bekas hanya digunakan
untuk hal yang bermakna negative seperti bekas pencuri, bekas pemabuk, bekas pelacur dsb.
Dalam karangan ilmiah yang formal hendaknya juga dibedakan penggunaan kata ilmiah dan kata
ilmiah populer. Kata ilmiah dipakai untuk pengungkapan konsep-konsep ilmiah sedangkan kata-kata
popular dipakai untuk pengungkapan konsep-konsep/ide-ide populer.
Kata Ilmiah    Kata Populer
Passiva    Kewajiban
Piutang    Pinjaman
Budget    Anggaran
Opini    Pendapat
Manajeman    Pengaturan

Dalam karangan ilmiah, kata-kata yang tergolong jargon, slang atau kata percakapan hendaknya
dihindari pemakaiannya. 
Kata standar    Kata nonstandard
dokter    dok
habis    abis
sudah    udah

2)    Ketepatan Pilihan Kata

Tepat berarti jitu, betul, cocok, mengena (kamusbahasaindonesia.org). Ketepatan pilihan kata dalam
hal ini adalah pemakaian kata-kata yang memiliki arti yang mirip dan berhubungan. Seperti kata
melirik, memandang , melihat, menonton menatap , dan menyaksikan memiliki hubungan makna
yang dekat. Kata tersebut harus digunakan dengan tepat sesuai dengan nuansa makna kata itu
masing-masing. Untuk itu agar dapat menggunakan kata dengan tepat, perlu diperhatikan pemakaian
diksi yang memperhatikan konsep hubungan makna kata-kata, yaitu hubungan sinonim, antonym,
polisemi, homonym, dan hiponim , serta hubungan makna denotasi-konotasi, konkret-abstrak,
umum-khusus, idiom dan majas. 
Umum    Khusus
kendaraan    mobil, motor, kereta api, 
makanan    nasi, roti, kue
Kata Konotatif    Kata Denotatif
diamankan    ditahan
perawan    gadis
Kata Konkret    Kata Abstrak
Uang    Dana
Ember    Wadah

3)    Kecermatan Pilihan Kata

Cermat berarti saksama, teliti, penuh minat (perhatian) (kamusbahasaindonesia.org). Kecermatan


pilihan kata adalah mengenai efektivitas  dalam pengungkapan sebuah pikiran dengan menggunakan
kata-kata yang efektif. Biasanya, penggunaan kata bersinonim secara bersamaan menyebabkan
pemakaian kata yang tidak hemat karena kata bersinonim memiliki makna yang hamper sama.
Misalnya …agar supaya…, …adalah merupakan…, …demi untuk…, atau …hanya…..saja.
Namun pemakaian kata majemuk tidak termasuk dalam ekonomi bahasa karena kata majemuk
merupakan penggabungan kata atau lebih dan memunculkan arti baru. Misalnya hancur lebur, gelap
gulita, hitam pekat, atau gelap gulita tidak disalahkan pemakaiannya.
Berikut ini adalah beberapa contoh lain tentang kolokasi (asosiasi tetap antara kata dan kata lain dl
lingkungan yg sama – kamusbahasaindonesia.org) dalam bahasa Indonesia.
Kolokasi Keliru    Kolokasi Tepat
mendapat untung    mendapat keuntungan
merasa kegembiraan    merasa gembira
mengatakan tentang (hal itu)    mengatakan (hal itu)
lebih … dari    lebih… daripada
setuju terhadap    setuju dengan
banyak orang-orang    banyak orang
  
4)    Kecergasan Pilihan Kata

Kecergasan berarti ketangkasan ata kegesitan.Penggunakan kata secara cergas berarti menggunakan
kata secara berarti menggunakan kata secara cekatan gesit dan tangkas. Dalam hal ini, kata-kata yang
digunakan harus segar dan menghindari kata-kata using, pengulangan kata yang berlebihan sehingga
karangan ilmiah yang dihasilkan tidak kaku karena monoton. Penulis diharapkan memiliki cakrawala
yang luas dalam berbahasa agar dapat menghasilkan karangan ilmiah yang bagus. Untuk itu sangat
dianjurkan untuk membaca kamus bahasa Indonesia.
Berikut ini adalah beberapa contoh kata asing dalam bahasa Indonesia.
Kata asing    Kata Indonesia
workshop    lokakarya, sanggar kerja
input    masukan
output    keluaran
image    citra
optional    mana suka
brain storming    curah gagas/curah pendapat
    
Kata Serapan    Kata Sinonim
relevan     gayut
kontradiktif    bertentangan
generalisasi    parampatan
logika    pernalaran

5.    Pemakaian Istilah

Karya ilmiah yang baik, selain harus didukung oleh pemakaian kata yang benar dan baik, juga harus
didukung olehpemakaian istilah yang tepat. Istilah yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah akan
mencerminkan bidang ilmu yang dibahas didalamnya. Untuk itu, istilah tersebut di samping memiliki
sifat internasional juga memiliki sifat nasional. Istilah internasional maksudnya bahwa makna istilah
itu dikenal secara umum dalam bidang ilmu yang bersangkutan, sedangkan sifat nasional artinya
istilah itu memiliki ciri-ciri linguistik bahasa yang bersangkutan. 
Istilah umum dan Istilah khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas,
menjadi unsur kosakata umum. Misalnya: anggaran belanja, penilaian, daya, radio, nikah, takwa
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja. Misalnya:
apendektomi, kurtosis, bipatride, pleistosen.
Kriteria proses pembentukan istilah:
•    Istilah Bahasa Indonesia
Kosakata bahasa Indonesia dapat diambil sebagai istilah jika memenuhi satu syarat atau lebih berikut
ini
1)    Kata yang paling tepat, misalnya bea – cukai – pajak. 
2)    Kata yang paling singkat, misalnya perlindungan politik – suaka politik.
3)    Kata yang bernilai rasa baik, misalnya perempuan – wanita
4)    Kata umum diberi makna baru, misalnya peka – peka cahaya

1)    Bahasa Serumpun/Daerah


Pemasukan istilah dari bahasa serumpun.daerah dapat dibenarkan jika salah satu syarat berikut ini
terpenuhi.
1)    Lebih cocok karena konotasinya, misalnya tuntas, anjangsana, jamban.
2)    Lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya, misalnya mawas diri, luwes,
sandang pangan.

2)    Bahasa Asing


Pemasukan istilah bahasa asing dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih yang berikut
ini dapat dipenuhi.
1)    Lebih cocok karena konotasinya, misalnya 
Kritik    Kecaman
Professional    Bayaran
Amatir    Tanpa bayaran

2)    Lebih singkat daripada terjemahannya, misalnya  studi, diplomasi, dokumen.


3)    Karena keinternasionalannya (intertranslatability) akan memudahkan pengalihan antarbahasa
mengingat keperluan masa depan, misalnya inflasi, bursa, satelit.
4)    Istilah asing yang dipilih dapat mempermudah kesepakatan jika istilah Indonesianya terlalu
banyak sinonimnya, misalnya klorofil, komunikasi, valuta.
Asas pungutan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia melalui empat macam yaitu:
1)    Adopsi: pungutan dalam bentuk utuh, misalnya radio, mode, orator.
2)    Adaptasi: pungutan dengan penyesuaian kaidah (ejaan) denga bahasa Indonesia, misalnya energy
– energi, television – televisi, construction – konstruksi.
3)    Padan kata: mencari padanan kata asing tersebut di dalam bahasa Indonesia/bahasa serumpun,
misalnya medical – pengobatan, network – jaringan, dentist – dokter gigi. 
4)    Campuran; dipakai asas campuran (misalnya adaptasi dan padan kata ) dalam membentuk istilah
bahasa Indonesia terutama istilah yang berupa gabungan kata, misalnya electric energy – energi
listrik, bound form –bentuk terikat, clearance volume –volume ruang bebas.

6.    Penutup
Pemakaian kata dan istilah dalam karya ilmiah harsus memperhatikan kebenaran dan kebaikannya.
Pemakaian kata dan pemakaian istilah yang dibentuk harus berdasarkan aturan pembentukan kata
dan istilah bahasa Indonesia. Untuk dapat menghasilkan karya tulis yang bagus, maka penulis
diharapkan banyak membaca tulisan yang dihasilkan oleh penulis-penulis yang baik. Kamus Besar
Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah harus digunakan sebagai pedoman
dalam penulisan karya ilmiah.

7.    Daftar Pustaka


•    Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi ISBN : 978-602-8566-84-1
•    Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga Cetakan Keempat Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasuonal  2007 
•    kamusbahasaindonesia.org (data berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia)
•    http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata#Kata_turunan
•    http://ivanlanin.wordpress.com/2010/03/15/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

Anda mungkin juga menyukai