Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

NAMA : Fafi Rohmatillah

NIM : 22208401461019

PRODI: Bhs Indonesia 03

MATA KULIAH: Morfologi

1. Reduplikasi dalam bahasa Indonesia adalah proses pengandaan suku kata atau kata dalam
pembentukan kata baru. Dalam konteks pembentukan kata benda, reduplikasi dapat
memberikan nuansa pengulangan atau intensitas pada makna kata. Contohnya, kata
“rumah” dapat menjadi “rumah-rumah” untuk merujuk pada rumah-rumah yang banyak
atau berbagai jenis rumah.
Sementara itu, dalam pembentukan kata kerja, reduplikasi dapat menambahkan aspek
dinamis atau pergerakan pada makna kata dasar. Misalnya kata “jalan” dapat menjadi
“jalan-jalan”, yang mencerminkan kegiatan berjalan atau berkeliling.
Dengan demikian, reduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat berperan dalam memperluas
makna, memberikan nuansa intensitas atau variasi, tergantung pada apakah digunakan
pada kata benda atau kata kerja.
Contoh kata-kata yang dihasilkan dari reduplikasi dalam bahasa Indonesia:
Kata benda:
- Rumah yaitu rumah-rumah
- Buku yaitu buku-buku
- Pohon yaitu pohon-pohon
- Kota yaitu kota-kota
Kata kerja:
- Jalan yaitu jalan-jalan
- Makan yaitu makan-makan
- Tidur yaitu tidur-tiduran
- Duduk yaitu duduk-dudukan
2. Perbedaan uatama antara kata kelas tertutup dan kata kelas terbuka terletak pada
fleksibilitas dan kemampuan penambahan kata baru.
Kata kelas tertutup merujuk pada kelompok kata-kata yang jumlahnya terbatas dan
cenderung tetap. Contoh, kata ini biasanya mencakup kata benda (contoh: meja, kursi),
kata sifat (contoh: besar,kecil), dan kata keterangan (contoh: hari ini, kemarin).
Kata kelas terbuka merujuk pada kelompok kata-kata yang memiliki kemungkinan untuk
bertambah jumlahnya. Contoh, kata ini biasanya mencakup kata kerja (contoh: berjalan,
makan), kata benda (contoh: buku,mobil), dan kata sifat (contoh: pintar, cantik).
Dengan kata lain perbedaan utama terletak pada sejauh mana suatu kelompok kata dapat
berkembang dan menerima penambahan kata baru. Kelas tertutup cenderung stabil,
sedangkan kelas terbuka memilikin potensi untuk perubahan dan penambahan.
Kata kelas tertutup, yang terdiri dari kata-kata dengan jumlah yang terbatas dan relative
tetap, memberikan petunjuk terhadap fungsi gramatikal suatu kata dalam kalimat melalui
keterbatasan fungsinya. Berikut adalah cara kata kelas tertutup memberikan petunjuk
gramatikal: Konsistensi fungsi, Keterbatasan Peran, Pemeliharaan struktur kalimat,
konsistensi bentuk. Dengan keterbatasan dan konsistensi ini, kata kelas tertutup
memberikan petunjuk yang jelas terhadap fungsi gramatikal suatu kata dalam kalimat,
memudahkan pemahaman dan konstruksi kalimat yang sesuai.
Salah mengedintifikasi kata kelas tertutup dalam suatu teks dapat memiliki dampak yang
signifikan pada pemahaman dan struktur kalimat. Contoh konsekuensi dari kesalahan
tersebut: jika salah mengidentifikasi kata kelas tertutup misalnya menganggap kata kelas
terbuka sebagai kata kelas tertutup atau sebaliknya hal tersebut dapat mengakibatkan
kesalahan dalam interpretasi gramatikal dan makna kalimat. Dampak konsekuensinya
seperti : gangguan pada struktur kalimat, pemahaman makna yang salah, ketidakakuratan
struktur bahasa. Contohnya: jika dalam sebuah teks kita mengidentifikasi kata “pohon”
(kata benda) sebagai kata kelas terbuka, sedangkan seharusnya termasuk dalam kelas
tertutup, ini dapat merusak pemahaman bahwa “pohon” adalah salah satu dari sejumlah
terbatas benda dalam kategori tersebut.
3. Afiks adalah morfem-morfen tambahan yang dapat ditambahkan ke dalam kata dasar
untuk membentuk kata baru. Jenis-jenis utama afiks meliputi awalan (prefiks), akhiran
(sufiks), dan sisipan (infiks). Contoh dan penjelasan kongkritnya:

A. Awalan (prefiks): morfem yang ditempatkan di awal sebuah kata dasar. Contoh:
- Ber-: jalan, bermimpi, bertanya.
- Me-: menulis, mencuci, memahami.
- Ter-: terbang, terkena, tertidur.
B. Akhiran (sufiks): morfen yang ditempatkan di akhir sebuah kata dasar. Contoh:
- Kan: menyanyikan, membaca, menulis.
- I: temani, makanan, pandai.
- An: makanan, permainan, pertemanan.
C. Sisipan (infiks) : morfen yang dimasukkan di tengah-tengah sebuah kata dasar.
Contoh:
- El: membelikan, mendekelkan, mengelegar.
- Um: membuat, menumbuhkan, mengumpulkan.
- In: menulis, membaca, mencari.
Setiap jenis afiks memberikan nuansa makna yang berbeda pada kata dasar.
Awalan biasanya berkaitan dengan perubahan jenis atau sifat, akhiran seringkali
terkait dengan perubahan bentuk atau peran kata dalam kalimat, dan sisipan sering
digunakan untuk memasukkan makna tambahan atau perubahan bentuk ditengah
kata dasar.
Afiksasi adalah proses penambahan afiks (awalan, akhiran, atau sisipan) ke dalam
kata dasar untuk memberikan makna tambahan atau merubah bentuk kata. Ini
memainkan peran penting dalam memperluas kosakata dan memperkaya makna
dalam bahasa.
Berikut beberapa pengaruh afiksasi terhadap makna kata dan struktur kalimat:
memberikan makna tambahan seperti awalan, akhiran, sisipan. Perubahan bentuk
dan struktur kalimat, Pemahaman makna dalam komunikasi sehari-hari.
Dengan demikian, afiksasi berperan penting dalam membentuk struktur kalimat,
memperluas makna kata, dan memberikan kedalaman serta nuansa dalam
komunikasi sehari-hari.

4. Singakatan adalah bentuk singkat dari satu atau beberapa kata, sedangkan akronim adalah
singakatan yang terbentuk dari huruf awal kata-kata yang membentuk suatu frasa atau
istilah. Sebagai contoh “UNESCO” adalah akronim karena terbentuk dari “United
Nations Educational, Scientific and Curtural Organization. Sedangkan singkatan
umumnya tidak membentuk kata baru seperti “dll”. Untuk “dan lain-lain”.
Contoh singkatan :
- Singkatan untuk “norma telepon” adalah “No. Telp.”
- Singkatan untuk “Universitas” adalah “Univ.”

Contoh akronim :

- Akronim untuk “North Antlantic Treaty Organization” adalah “NATO”.


- Akronim untuk “Central Intelligence Agency” adalah “CIA”.

Penting untuk memastikan bahwa singkatan atau akronim yang digunakan dapat
dipahami oleh audiens yang dituju. Jangan gunakan singkatan atau akronim yang
sangat khusus tanpa menjelaskan artinya jika audiens tidak mungkin tahu.

5. Abbreviasi atau singkatan memiliki peran dan kegunaan yang signifikan dalam
komunikasi sehari-hari. Berikut beberapa aspek peran dan kegunaannya: peran dan
kegunaan meliputi Efisiensi, Pemahaman Cepat, Gaya Bahasa Resmi.
Dan dampak positif dan negative penggunaan berlebihan.
Positif : Efisiensi, Gaya Bahasa Ringkas.
Negative: Kesalapahaman, Kurang Formal, Penggunaan Kekayaan Bahasa.
Pentingnya untuk menyesuaikan penggunaan singkatan dengan konteks komunikasi dan
audiens yang dituju, sehingga pesan dapat disampaikan dengan jelas dan tepat.
Penggunaan abbreviasi dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menulis atau
berbicara secara formal, tergantung pada konteks dan sejauh mana penggunaannya
sesuai. Berikut beberapa pandangan dan argument yang dapat mendukung pernyataan ini:
pengaruh terhadap kemampuan menulis:
A. Kemampuan Penulisan yang Efektif
B. Ketepatan dan Kekompakan

Pengaruh terdapat kemampuan berbicara:

A. Kemampuan Berbicara yang Profesional


B. Pentingnya Kekayaan Bahasa

Argument Mendukung Pendapat


A. Konteks Formal
B. Ketelitian Komunikasi
Penggunaan abbriviasi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi
dan kesan formal dalam komunikasi. Namun, keseimbangan dan kesesuaian
penggunaannya dengan konteks formal sangat penting agar tidak merugikan
kemampuan menulis atau bebicara secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai