Etimologi
Dalam tata bahasa Indonesia baku, kelas kata dibagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
1. kata benda (kata benda);
nama orang, tempat, atau semua benda dan benda, seperti buku, kuda.
2. Kata kerja (kata kerja);
kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya
membaca, lari.
kata kerja transitif (membunuh),
Kata kerja intransitif (mati),
Komplementer (menikah)
3. Kata sifat (adjektiva); kata-kata yang menjelaskan kata benda, misalnya
keras, cepat.
4. Kata keterangan (adverbia); kata yang menjelaskan kata yang bukan kata
benda, misalnya sekarang, agak.
5. Kata ganti (kata ganti); pengganti kata benda, misalnya dia, itu.
Orang pertama (kami),
Orang kedua (Anda),
orang ketiga (mereka),
Kata ganti posesif (miliknya),
Kata ganti penunjuk (ini, itu).
6. Numeralia (angka); kata yang menyatakan jumlah hal atau hal atau
menunjukkan urutan mereka dalam satu baris, misalnya satu, kedua.
Nomor kardinal (dua belas),
Nomor urut (kedua belas).
7. Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang
berdasarkan perannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
preposisi (kata depan) (contoh: dari),
konjungsi (koneksi) - konjungsi koordinatif (dan), konjungsi bawahan
(karena),
articula (artikel) (misalnya sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa
(misalnya the),
interjeksi (seru) (contoh: wah, wah), dan
partikel afirmasi.
Dalam linguistik setidaknya ada lima cara untuk mendefinisikan batas kata:
1. Di jeda
2. Keutuhan
4. Batas fonetik
5.
5.Satuan semantik
Seperti dalam banyak bentuk bebas minimal yang disebutkan di atas, metode
ini memecah kalimat menjadi unit semantik terkecil. Namun, bahasa sering
mengandung kata-kata yang memiliki sedikit nilai semantik (dan sering
memainkan peran yang lebih gramatikal), atau unit semantik yang merupakan kata
majemuk.
Dalam praktiknya, ahli bahasa menggunakan campuran dari semua metode ini
untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun, dengan menggunakan
metode ini, definisi yang tepat dari kata tersebut seringkali sangat sulit untuk
dipahami.
Konsep Kosakata
Apa yang dimaksud dengan kosa kata disebut juga dengan leksikon. leksikon
berarti kosa kata, kamus sederhana, komponen bahasa yang memuat segala
informasi tentang arti dan penggunaan kata dalam bahasa, serta berbagai arti
lainnya.
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal kata baku dan kata tidak baku. Itu juga
termasuk dalam kosakata yang sering digunakan. Sebelum mengetahui
penggunaan kosakata baku atau tidak baku, ketahui terlebih dahulu arti keduanya.
Yang dimaksud dengan kosakata baku adalah kata yang digunakan berdasarkan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) atau terdapat dalam KBBI. Sedangkan kata tidak baku
adalah penggunaan kata yang berlawanan dengan makna kata baku. Artinya kata
tidak baku tidak sesuai dengan penulisan dan pedoman dalam KBBI.
- Bentuknya dinamis.
Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna
sesuai dengan keinginan penulis. Istilah diksi benar, tepat, dan umum. Pemilihan
diksi yang tidak tepat menyebabkan perbedaan makna dan pesan pengarang tidak
tersampaikan. Diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam puisi. Aspek
kata dalam diksi meliputi denotasi, konotasi, morfologi, semantik, dan etimologi.
Penyair menggunakan diksi untuk memperoleh makna puitis tertentu. Penggunaan
diksi adalah untuk mendapatkan makna yang tepat dari banyak pernyataan. Diksi
yang sangat tepat akan menciptakan imajinasi yang memiliki estetika dan puisi.
Penerapan diksi yang paling mendasar adalah pengungkapan gagasan pengarang.
Selain itu, diksi dapat diterapkan ketika berbicara di depan umum atau untuk
menulis berbagai esai. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh
kemampuan pengguna bahasa terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara aktif.
Macam-macam diksi
Persamaan Kata
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti yang sama. Penggunaan sinonim
biasanya dimaksudkan agar apa yang dikatakan/ditulis lebih sesuai dengan
ungkapan yang ingin diungkapkan. Contohnya adalah matis (ekspresi ekspresi
yang kasar) dan mati (ekspresi ekspresi yang lebih halus).
Antonim
Antonim adalah kata-kata yang memiliki arti yang berlawanan atau berbeda.
Contoh antonim adalah besar dan kecil.
Polisemi adalah frase kata yang memiliki banyak arti. Misalnya, kata kepala
bisa berarti bagian tubuh yang berada di atas leher atau bisa juga berarti bagian
yang ada di atas atau depan.
Homograf
Homograf adalah kata-kata yang memiliki ejaan yang sama, tetapi memiliki arti
dan bunyi yang berbeda. Misalnya kata apel. Jika dibaca /apêl/, artinya buah. Jika
dibaca /apèl/ berarti upacara, misalnya apel pagi.
Huruf sebunyi
Homofon adalah kata-kata yang memiliki bunyi yang sama, tetapi makna dan
ejaannya berbeda. Misalnya, bang dan bank.
Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan bunyi yang sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda. Misalnya bulan yang bisa berarti bulan 'satelit
alami bumi' atau bulan dalam penanggalan.
Hiponim
Hiponim adalah kata yang maknanya dimasukkan ke dalam kata lain. Misalnya,
kata salmon sudah termasuk dalam arti kata ikan.
hipernim
Hipernim adalah kata yang mengandung arti kata lain. Misalnya kata perfect
yang meliputi kata good, good, dan beberapa kata lainnya.
Syarat diksi
Diksi digunakan sebagai cara untuk menentukan suatu tuturan bahasa. Syarat
paling awal dalam penggunaan diksi adalah adanya sejumlah kata yang memiliki
kesamaan makna. Dari beberapa kata tersebut, dipilih salah satu kata yang paling
tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Diksi bukan hanya tentang memilih
kata yang tepat, tetapi juga mempertimbangkan kesesuaian kata dengan
konteksnya. Selain itu, makna kata harus sesuai dengan nilai-nilai sosial yang
berlaku di masyarakat penggunanya. Pemilihan kata yang mahir hanya dapat
dilakukan jika terdapat penguasaan kosakata yang cukup luas. Pengguna diksi
juga harus memiliki kemampuan membedakan kata-kata yang memiliki kesamaan
makna dengan benar. Pengguna diksi harus memiliki kesadaran untuk menguasai
kosakata. Wawasan yang dibutuhkan untuk menggunakan diksi adalah
pengetahuan tentang berbagai kata yang dapat berupa sinonim, antonim, dan
tesaurus.
Kriteria diksi
Ada tiga kriteria dalam diksi, yaitu ketepatan, ketepatan, dan keserasian:
menghasilkan interpretasi atau makna yang benar, tidak ambigu, dan tidak
menimbulkan salah pengertian;menghasilkan tanggapan pembaca atau pendengar
sesuai dengan harapan penulis atau pembicara; sebaikmenghasilkan target
komunikasi yang diinginkan.
Ketepatan Sunting
1.Sumber Kosakata
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa asing menjadi sumber
utama, terutama ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar Indonesia. Dalam buku
Daftar Kata serapan dalam Bahasa Indonesia (Jumariam, Qodratillah, dan
Rudyanto, 1995:9), terdapat 7.636 kata serapan dari bahasa asing. Sansekerta (677
kata), Arab (1.495 kata), Cina (290 kata), Portugis (131 kata), Tamil (83 kata),
Belanda (3.290 kata), dan Inggris (1.610 kata) juga memperkaya kosakata bahasa
Indonesia. Yang tercatat tidak termasuk istilah bidang ilmu yang dikembangkan
melalui Mabim. Namun, apa yang telah dilakukan belum memenuhi tuntutan
kehidupan masa depan di era globalisasi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang
tepat dalam mengembangkan kosakata bahasa Indonesia.
1. kebenaran, Dari segi kebenaran, kata yang benar adalah kata yang
2. Ketepatan, kata teliti adalah kata yang dalam konteks tertentu tidak
4. adat, kata umum adalah kata-kata yang penggunaannya telah diterima oleh
masyarakat.
Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna yang ada di alam secara
eksplisit. Makna yang wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah makna yang terkandung dalam sebuah kata secara
objektif.Seringkali makna denotatif disebut juga makna konseptual.Kata makan,
misalnya, berarti memasukkan sesuatu ke dalam mulut, mengunyahnya, dan
menelannya. Arti kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif
disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proporsional (Keraf,
2002:2080). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial, dan ideasional,
karena makna tersebut mengacu pada acuan, konsep, atau gagasan tertentu dari
suatu acuan. Disebut makna kognitif karena berkaitan dengan kesadaran,
pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang muncul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada makna
konseptual. Kata makan dalam arti konotatif bisa berarti untung atau untung.
Makna konotatif atau sering disebut dengan makna kiasan, makna konotasi,
makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kata yang memiliki makna konotatif
atau kiasan biasanya digunakan dalam percakapan atau karangan nonilmiah,
seperti: pantun berbalas, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain.
Esai non-ilmiah sangat memperhatikan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun
dengan bahasa kiasan dengan menggunakan kata-kata konotatif sehingga
penyampaian pesan atau amanat terasa indah.
1.Kata Konkret dan Kata Abstrak Kata-kata yang acuannya lebih mudah diserap
oleh indera disebut kata konkret.
Kata abstrak memiliki acuan berupa konsep, sedangkan kata konkret memiliki
acuan objek yang dapat diamati. Penggunaan dalam menulis tergantung pada jenis
dan tujuan penulisan. Esai adalah deskripsi fakta dengan menggunakan kata-kata
konkret, seperti: mengusir hama tanaman, radang paru-paru, virus HIV. Namun
esai adalah klasifikasi atau generalisasi dari suatu konsep dengan menggunakan
kata-kata abstrak, seperti: pendidikan anak usia dini, bahasa pemrograman, High
Text Markup Language (HTML). Penggambaran suatu konsep biasanya diawali
dengan detail menggunakan kata-kata abstrak diikuti dengan detail menggunakan
kata-kata konkret.
2.Persamaan Kata
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada dasarnya memiliki arti yang
sama, tetapi bentuknya berbeda. Sinonim kata tidak mutlak, hanya ada persamaan
atau persamaan.Sinonim ini digunakan untuk mengalihkan penggunaan kata pada
tempat tertentu agar kalimat tidak membosankan. Dalam penggunaannya, bentuk
kata sinonim akan menghidupkan kembali bahasa seseorang dan mengkonkritkan
bahasa seseorang sehingga terwujud kejelasan komunikasi (melalui bahasa
tersebut). Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang
paling tepat untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang
dihadapinya.
1. Antonim
Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Antonim disebut juga lawan kata.
2. Homonim
Homonim adalah kata-kata yang memiliki arti yang berbeda,
pengucapan yang sama, dan ejaan yang sama.
3. Huruf sebunyi
Homofon adalah kata-kata yang memiliki arti yang berbeda,
pengucapan yang sama, dan ejaan yang berbeda.
4. Homograf
Homograf adalah kata-kata yang memiliki arti yang berbeda,
pengucapan yang berbeda, dan ejaan yang sama.
5. Hal berarti banyak
Polisemi adalah kata yang memiliki banyak arti.
6. Hipernim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata
hipernim dapat menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata
lainnya.
7. Hiponim adalah kata yang maknanya diwakili oleh kata hipernim.