Anda di halaman 1dari 10

Nama : Doli Anggelia

NIM 856807954
Matkul : PDGK 4504 / Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Tutor : Winda Noviance H., M.Pd.

Soal :
1 Bahasa memiliki beberapa ciri dan sifat. Jelaskan dan beri contoh.
2 Jelaskan tentang strategi belajar bahasa.
3 Jelaskan tentang fonologi, fonetik, fonemik.
4 Berikan ilustrasi yang logis disertai contoh konkret tentang morfem terikat.
5 Uraikan macam-macam frase kemudian berikan contohnya.
6 Uraikan perbedaan antara frase, klausa dan kalimat.
7 Jelaskan apa yang dimaksud wacana.
8 Jelaskan jenis-jenis wacana bahasa Indonesia
9 Jelaskan delapan komponen wholelanguage.
10 Apa yang Anda ketahui tentang pendekatan komunikatif dalam pengajaran
bahasa? Jelaskan.

Jawaban :
1. Bahasa memiliki beberapa ciri atau sifat, antara lain :
a) Bahasa Itu Sebuah Sistem
Setiap bahasa mengandung sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna.
Bunyi merupakan suatu yang bersifat fisik yang dapat ditangkap oleh panca
indera kita. Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah
kata. Hanya bunyi-bunyi tertentu yang dapat diklasifikasikan, yaitu bunyi
dapat digunakan atau digabungkan dengan bunyi lain sehingga membentuk
satu kata.

b) Bahasa Berwujud Lambang


Lambang bahasa berupa bunyi. Tidak ada hubungan logis antara bunyi dan
makna yang disimbolkan. Contohnya mengapa manusia yang baru lahir
disebut bayi bukan disebut remaja.
c) Bahasa berupa bunyi
Bunyi yang tergolong bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia (ujaran) yang mengandung makna dan fungsi dalam komunikasi.
Bunyi seperti batuk, bersin, dengkuran, dan sejenisnya tida tergolong
bahasa.
Contohnya : Sedang apa?
d) Bahasa bersifat arbitrer
Arbitrer berarti sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap atau mana
suka. Bahasa disebut arbitrer karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak
tanpa dasar. Tidak ada hubungan logis antara bunyi dan makna yang
disimbolkan.
Contohnya : kita tidaak dapat menjelaskan hubungan antara lambang bunyi
api dengan benda yang dilambangkan yakni zat panas bersifat membakar.
e) Bahasa itu bermakna
Bahasa itu adalah sebuah sistem lambang yeng berwujud bunyi. Sebagai
sebuah lambang tertentu ada yang dilambangkannya. Maka yang
dilambangkan adalah sebuah pengertian, sebuah konsep, sebuah ide atau
pikiran yang disampaikan dalam wujud bunyi itu.
Contohnya : misalnya lambang [melati] mengacu pada konsep sejenis bunga
berwana putih bentuknya mungil mempunyai aroma yang wangi.
f) Bahasa bersifat konvensional
Konvensional adalah kesepakatan atau perjanjian. Bahasa bersifat
konvensional artinya, penggunaan lambang bunyi untuk suatu konsep
tertentu berdasarkan kesepakatan antara masyarakat pemakai bahasa.
Contohnya: sejenis buah berkulit tebal dan keras daging buahnya
mengandung santan oleh masyarakat pengguna bahasa disebut [kelapa].
g) Bahasa bersifat unik
Setiap bahasa mempunyai keunikan. Arti unik adalah memiliki ciri khas
yang spesifik. Jadi makna bahasa bersifat unik adalah bahasa itu memiliki
ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya.

Kekhasnnya ini terletak pada sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem
pembentuk kalimat.
Contohnya : bila tekanan pada [mereka] maka makna kalimat itu adalah
yang melakukan tindakan belajar adalah merka bukan kami.
h) Bahasa bersifat universal
Bahasa bersifat universal. Artinya bahasa memiliki ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada didunia.
Contohnya : ciri buny setiap bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
i) Bahasa bersifat produktif
Produktif artinya banyak menghasilkan. Makna bahasa bersifat produktif
adalah meskipun unsur-unsur bahasa itu berjumlah terbatas tetapi dapat
dibuat satuan bahasa yang tida terbatas.
Contohnya : dengan fonem [b][t][a][i][k] dapat dihasilkan satuan bahasa
[batik], [kitab], [tabik] dan fonem [k][a][s][t][i] dapat dihasilkan satuan
bahasa [sikat] [sakti] ,[kasti] [tasik] [taksi].
j) Bahasa bervariasi
Karena latar belakang budaya, profesi, daerah dan lingkungan yang berbeda
maka bahasa yang mereka gunkan juga bervariasi. Dalam sebuah bahasa ada
istilah idiolek, dialek, dan ragam. Idolek adalah variasi atau ragam bahasa
yang bersifat perseorangan. Dialek adalah variasi bahasa yang digunkan
oleh sekelompok anggota masyrakat pada suatu tempat dan waktu. Ragam
bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau
untuk keperluan tertentu.
Contohnya : dialek bahasa sunda dan bahasa jawa berbeda.
k) Bahasa bersifat dinamis
Setiap bahasa mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan. Dengan
demikian bahasa mengalami perubahan. Perbedahan kata bahasa Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat karea pengaruh bahasa Asing.
Contohnya : (1) ranting, cabang, dan akar pohon ini sangat rapuh.
(2) ranting jagakarsa mengadakan perkemahan pramuka.

2. Dalam kamus besar bahasa indonesia bahasa Indonesia, strategi bermakna


rencana yang cermat mengenai kegiatan unruk mencapai sasaran khusus. Di
dalam proses pembelajara guru harus memiliki strategi agar siswa dapat
memperoleh kompetensi yang diharapkan. Salah satu unsur dalam strategi
pembelajaran adalah menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar
Beberapa jenis strategi belajar bahasa adalah :
a) Strategi Mengulang
b) Strategi Elaborasi
c) Strategi Organisasi
d) Strategi Metakognitif

3. - Fonologi adalah mempelajari sistem bunyi dalam bahasa.


- Fonetik adalah mempelajari bunyi-bunyi secara fisik.
- Fonemik adalah mempelajari perbedaan fonem dalam bahasa bagaimana
perbedaan tersebut mempengaruhi makna.

4. Morfem terikat merupakan morfem yang mengandung arti. Karena itu morfem
terikat bekum dapat dikatakan kata. Untuk membentuk kata, morfem ini harus
digabung dengan moerfem bebas.
Contohnya adalah awalan “di-“ dan akhiran “-kan” dalam kata “dibaca”.
Awalan “di-“ dan akhiran “-kan” adalah morfem terikat karena mereka tidak
dapat berdiri sendiri dan hanya memiliki makna ketika terhubung dengan
morefem lain. Dalam kata “dibaca”, awalan “di-“ menunjukkan bahwa
tindakan membaca dilakukan oleh sesorang, sedangkan akhiran “-kan”
mengubah kata kerja “baca” menjadi bentuk perintah.

5. Frase dikelompok ke dalam tiga kelompok, yaitu:


a) Berdasarkan Jenis Kata
Frase dapat dibedakan sebagai berikut :
- Frase verbal
Contohnya :
asyik belajar ( tindakan)
harus pergi ( keadaan)
sudah membaik (proses)

- Frase adverbial
Contohnya :
pada zaman jepang
sebelum subuh
bulan lalu
- Frase ajektiva
Contohnya :
kedap suara
malu-malu kucing
Makin panas
- Frase nomial
Contohnya :
anak cucu
pendapat yang aneh
pedagang eceran
- Frase numerial
Contohnya :
anak pertama
urutan keempat
sering kali
- Frase preposisional
Contohnya :
sampai dengan
selain dari
oleh karena
Makna frase verbal intinya adalah tindakan, keadaan, kerja atau proses, frase
adverbial unsur intinya adalah keterangan (waktu/tempat), frase ajektival unsur
intinya adalah sifat, frase nominal unsur intinya adalah benda, frase numerial
unsur intinya adalah bilangan, dan frase proposisional unsur intinya adalah
penghubung. Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa makna
setiap frase yang didasarkan pada jenis atau kategori kata mengandung makna
yang sama dengan jenis katanya (verb, adveb, noun, numerial, atau preposisi)

b) Berdasarkan kedudukan
Frase dapat dibedakan atas :
a. Frase setara adalah frase yang memiliki kedudukan yang sama
antara satu kata dengan kata laiinya.
Contoh : baku hantam, pulang pergi, sawah ladang, kakak adik,
dan.
Contoh dalam kalimat : desa itu memiliki sawah ladang yang
sangat luas.
b. Frase bertingkat adalah frase yang salah satu katanya memiliki
kedudukan kebuh tinggi satu tingkat dari kata yang lainnya. Dapat
pula dijelaskan bahwa dalam frase bertingkat dapat berfugsi
menerangkan diterangkan (MD).
Contoh :
Ayah membeli sepeda baru untuk saya.
Adik sedang bermain dirumah.
c. Berdasarkan makna sebagaimana kata, frase juga memiliki makna
lugas dan tidak lugas. Dalam hal ini frase dibedakan atas frase
lugas dan frase ideomatis. Pada frase lugas dikandung makna
lugas, bila dalam kata disebut makna denotatif.
Contoh :
Rumahnya bermuka dua (menghadap kedua arah)
Pada frase ideomatik dikandung makna ideom, bila dalam kata
tersebut makna konotatif.
Contoh : penghianat bangsa itu bermuka dua (tidak berpendirian)

6. Perbedaan antara frase, klausa dan kalimat adalah :


Frase adalah kelompok kata merupakan salah satu unsur dalam kalimat
sintaksis. Frase juga sering didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang terdiri
dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi. Sedangkan Klausa adalah
bagian dari kalimat yang berisi subjek dan predikat. Klausa merupakan satuan
bahasa yang memiliki makna dan dapat memenuhi fungsi sintaksis dalam
sebuah kalimat sehingga terbentuklah kalimat sederhana. Dan Kalimat adalah
satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan
menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adaah satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikirann yang utuh, baik dengan cara lisa maupun tulisan.
7. Wacana adalah kesatuan makna antar komponen bahasa di dalam satu stuktur
bahasa yang terkait dengan konteks. Kesatuan stuktur di dalam wacana bersifat
abstrak sehingga membedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan, atau, inskripsi
dalam pengertian yang sama. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk
karangan yan utug, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengap.

8. Jenis-jenis wacana bahasa Indonesia dibedakan berdasarkan sudut pandang


dari mana wacana itu dilihat.Yuwono (2006:93) menjelaskan, wacana dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa segi, yakni :
a) Berdasarkan Saluran Komunikasi
Berdasarkan saluran komunikasi yang digunakan, wacana dibedakan menjai
wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan dapat deibedaakan dari bhasa
tulis karena keduanya memiliki ciri masing-masing. Ciri wacana lisan
adakah adanya penutur dan petutur (mitra tututr), bahasa tutur, alih tutur
(giliran bicara), serta konteks. Dari stuktur kalimat,wacana lisan kurang
memperhatikan gramatika/tata bahasa. Bentuk wacana lisan adalah dialog,
wawancara tulisan. Bentuk-bentuk wacana tuli, misalnya buku,artikel,
prosa.

b) Berdasarkan Fungsi Bahasa


Berdasarkan Fungsi Bahasa, diklasifikasikan menjadi wacana ekspresif,
fatis, informasional, estetis, dan direktif. Wacana yang bersifat ekspresif
kita temukan pada kegiatan komunikasi yang mengambarkan hasil
pemikiran,pengalaman atau perasaan secara ekspresif. Bentuk wacana ini
misalnya : pidato, orasi, dan cerita atau dongeng. Wacana fatis bertujuan
untuk memperlancar komunikasi seperti perkenalan diri. waacana
infomasional bertujuan memberi informasi kepada seorang atau khalayak.
Wacana estetis adalah wacana yang menekankan pada segi keindahan,
seperti puisi, pantun dan syair. Wacana direktif adalah wacana yang
mengaraah pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur.
c) Berdasarkan Mitra Tutur
Dari sudut pandang mitra tutur, wacana dibedakan menjadi wacana
interaksional dan transaksional.
- Wacana Interaksional, bercirikan adanya tanggapan timbal balik dari
penutur dan mitra tutur.
Contoh Wacana Interaksional :
Yudit : “Pagi Rama.”
Rama : “Pagi. Berangkat ya?”
Yudit : “Iya! Kamu gak kuliah?”
Rama : “Aku kuliah siang.”
Yudit : “Hm. Aku berangkat ya, daa.”

- Wacana Transaksional, bercirikan adanya pemenuhan oleh mitra tutur


atau pembaca atas harapan atau keinginan penutur atau penulis.
Contoh Wacana Transaksional :
Bu Ani : “Pak ke Jalan Limau Kebayoran ya Pak!”
Sopir Taksi : “Baik Bu.”
d) Berdasarkan Peserta Tutur
Berdasarkan Jumlah Peserta Tutur, wacana dibedakan atas wacana
monolog, dialog, dan polilog.
- Wacana Monolog (Pelakunya Hanya Satu Orang)
Contoh : Pidato
- Wacana Dialog (Pelakunya Dua Orang)
Contoh : Wawancara, Drama
- Wacana Polilog (Pelakunya Lebih Dari Dua Orang)
Contoh : Diskusi, Ceramah Interaktif

e) Berdasarkan Cara Memaparkan


Berdasarkan Cara Memaparkan (Pemaparan), wacana dibedakan atas
wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Wacana
narasi adalah wacana yang disusun dengan cara bercerita. Di dalam narasi
terdapat unsur-unsur penting sebuah cerita, misalnya unsur waktu, pelaku,
dan peristiwa. Wacana deskripsi adalah wacana yang dipaparkan dengan cara
merinci bagian-bagian suatu profil yang disampaikan. Wacana ekposisi
adalah wacan yang dipaparkan dengan cara menerangkan. Wacan ekposisi
bertujuan menginformasikan sesuatu. Wacana argumentasi dapat diartikan
dengan makna argumen yakni wacana berisi alasan yang dapat digunkan
untuk menerima atau menolak suat pendapat. Wacana persuassi adalah wacan
yang bersifat mengajak, membujuk, mengajukan atau memengaruhi.

9. Delapan komponen wholelanguage.


a) Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan guru untuk
siswanya. Membaca ini umumnya dilakukan oleh guru-guru kelas rendah
guru membacakan sebuah buku dan anak-anak menyimak.

b) Menulis Jurnal
Jurnal adalah laporan sehari-hari yang bersifat pribadi. Melalui jurnal
siswa dapat mengungkapkan perasaanya tentang suatu hal, menceritakan
kejadian disekitarnya, melaporkan kegiatan yang sudah dikerjakan
melalui tulisan.
c) Membaca Diam
Membaca diam adalah saat siswa membaca secara perorangan.
Komponen membaca diam dapat dilakukan rutin setiap hari sebelum
pelajaran jam pertama dimulai. Anak-anak membaca mandiri dalam hati.
Anak-anak tidak boleh melakukan kegiatan apapun selain membaca.;
d) Membaca Bersama
Dalam membaca bersama, guru dan siswa melakukan aktivitas membaca
bersama. Guru harus dapat menjadi model membaca yang baik. Setiap
siswa harus memperhatikan buku yang dibacanya.
e) Membaca Terbimbing
Dalam membaca terbimbing, siswa membaca untuk memahami teks,
kemudian mendiskusikannya dengan siswa lainnya. Guru berperan sebagai
pengamat dan fasilitator. Jika ad kemacetan dalam diskusi guru dapat
mengadakan intervensi untuk membantu memperlancar diskusi.

f) Menulis Terbimbing
Peran guru dalam menulis terbimbing adalah sebagai fasilitator,
pendorong, pemberi saran, bukan pengatur, bukan pemberipetunjuk. Guru
memonitor proses menulis yang dilakukan siswa.
g) Membaca Bebas
Dalam mebaca bebas siswa berkesempatan menentukan sendiri materi
yang ingin dibacanya. Dalam membaca bebas siswa bertanggung jawab
secara penuh terhadap bacaan yang sudah dipilihnya.
h) Menulis Bebas.
Menulis bebas bertujuan untukmeningkatkan kemampuan menulis,
meningkatkan kebiasaan menulis dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis. Dalam menulis bebas, siswa memiliki kesempatan menuangkan
segala ide tanpa intervensi dari guru. Siswa bertanggung jawab penuh atas
tulisannya. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator saja.

10. Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa adalah pendekatan yang


fokus pada pengembangan kemampuan berkomunikasi siswa dalam bahasa.
Dalam pendekatan komunitatif, siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dalam
kegiatan yang melibatkan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai