Anda di halaman 1dari 5

1. a.

Bahasa sebagai Sebuah Sistem

Bahasa adalah sebuah sistem. Artinya, bahasa itu bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara tak
beraturan melainkan sebaliknya. Bahasa adalah sejumlah unsur yang beraturan. Unsur-unsur bahasa itu
diatur. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan atau kaidah atau pola yang teratur dan berulang, baik dalam
tata bunyi, tata bentuk kata maupun tata kalimat. Apabila aturan atau kaidah ini dilanggar maka
komunikasi dapat terhambat. Contoh:

b. Bahasa Itu adalah Bunyi

Tidak semua bunyi dapat digolongkan sebagai bahasa. Hanya bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia
dapat disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa ujaranlah yang
disebut bahasa. Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun arbitrer atau manasuka.

c. Bahasa Itu Produktif

Sebagai sistem dari unsur-unsur yang jumlahnya terbatas dapat dipakas secaratidak terbatas oleh
pemakainya. Bahasa Indonesia mempunyai kurang dari 30 fonem. Namun, dari jumlah itu kita dapat
menghasilkan 30.000 kata yang mengandung fonem tersebut. Demikian pula dari sudut penuturan
bahasa Indonesia hanya mempunyai lima tipe kalimat, yakni pernyataan, pertanyaan, perintah,
keinginan, dan seruan. Dari kelima tipe tersebut kita dapat menyusun kalimat bahasa Indonesia yang
jumlahnya ribuan.

2.
a) Fungsi emotif; bahasa digunakan dalam mengungkapkan perasaan manusia. Misalnya, rasa
sedih, gembira, marah, kesal, kecewa, puas. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
(ekspresi diri) tujuan manusia mengungkapkan perasaannya bermacam-macam, antara lain agar
terbebas dari semua tekanan emosi keadaan hatinya, suka dukanya diungkapkan dengan bahasa
agar tekanan jiwanya dapat tersalur. Apabila tidak, tekanan perasaan akan membelenggu jiwa
seseorang sehingga secara psikologis keseimbangan jiwanya akan terganggu. Untuk
menghindari hal ini bahasa membantu manusia mengungkapkan emosinya. Sebagai contoh,
ketika Anda merasa sedih ditinggalkan seseorang, Anda bercerita kepada teman Anda betapa
hancurnya perasaan Anda ditinggalkan begitu saja oleh orang yang Anda cintai.

b) Fungsi konatif; bahasa digunakan untuk memotivasi orang lain agar bersikap dan berbuat
sesuatu. Usaha untuk mempengaruhi dan tindak tanduk orang lain merupakan kegiatan kontrol
sosial. Bahasa berfungsi untuk mendukung kegiatan sosial agar berlangsung dengan lancar.
Manusia menggunakan bahasa untuk mendapat tanggapan yang berbentuk ucapan maupun
perbuatan. Seseorang tidak dapat mempengaruhi orang lain apabila bahasa yang digunakannya
tidak runtut, kacau, dan pilihan katanya kurang tepat. Sebagai contoh, seorang guru menasihati
murid-muridnya agar selalu menjaga kebersihan kelas. Agar nasihatnya didengar, dipahami dan
dituruti muridnya dengan perbuatan rajin membersihkan kelas, tentu guru tersebut harus
mengutarakan nasihatnya dengan bahasa yang baik, urutannya mudah diikuti, kalimatnya
sederhana, mudah dipahami, dan disertai alasan yang logis. Jadi, fungsi konatif bahasa dalam hal
ini akan terwujud.
c) Fungsi referensial; bahasa digunakan sekelompok manusia untuk membicarakan suatu
permasalahan dengan topik tertentu. Dengan bahasa seseorang belajar mengenal segala
sesuatu dalam lingkungannya, baik agama, moral, kebudayaan, adat istiadat, teknologi dan ilmu
pengetahuan. Sebagai alat komunikasi, bahasa menjadi media antara manusia yang satu dengan
yang lain karena bahasa dapat mengungkapkan maksud dan pikiran kita. Bahasa memungkinkan
kita bekerja sama dalam masyarakat. Contohnya, setiap perundingan atau musyawarah
menggunakan bahasa. Rapat dinas menyusun program kerja, pimpinan rapat dan anggota rapat
merundingkan atau memusyawarahkan program kerja sebelum mengambil keputusan dengan
media komunikasi bahasa.

d) Fungsi puitik, bahasa digunakan untuk menyampaikan suatu amanat atau pesan tertentu.
Bahasa mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan kemauan dan tingkah laku seseorang.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan media untuk menyampaikan 8emua yang kita
rasakan, pikirkan dan kita ketahui kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita mempelajari,
mewarisi yang pernah diperoleh orang-orang terdahulu, Contohnya, sambutan kepala sekolah
yang akan memasuki masa pensiun. Sambutan ini disampaikan dengan bahasa sebagai alat
untuk menyampaikan amanat dan pesan. pesannya untuk guru dan murid yang akan
ditinggalkan.

3. Bentuk kata dalam bahasa indonesia ada empat yaitu:

A. Kata Dasar

Kata dasar adalah morfem dasar, contoh: malam, ini, tidak, merah, angkat, dua. Struktur kata dasar
dalam bahasa Indonesia ditetapkan berdasarkan suku kata. Kata dasar dalam bahasa Indonesia dibentuk
dari empat macam suku kata, yaitu:

V : vokal V-K : vokalkonsonan KV :konsonanvokal

K-V-K: konsonan-vokal-konsonan

Contoh: a-kal : V+K-V-K

as-pal : V-K+K-V-K

ta-li : K-V4K-V

kun-ci: KVK+KV

Wacana di atas didukung oleh kalimat. Kalimat didukung oleh kata dan kata didukung oleh morfem.
Apabila kita perhatikan (kata-kata tercetak tebal dan tercetak biasa) mengandung perbedaan, yakni:
kata-kata yang tidak mengandung imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) atau unsur dasar dan kata-kata
yang mengandung imbuhan atau unsur tambahan. Misalnya, “Kualitas ucapan seseorang dapat
menentukan kualitas pribadi”.

Kalimat di atas terdiri atas unsur dasar kualitas ucap, orang, dapat, tenta, kualitas, pribadi. Unsur
tambahan-an pada ucapan dan se-, se- pada seseorang, me- dan-kan pada menentukan.
Unsur dasar dan imbuhan tergolong morfem. Unsur dasar disebut morfem bebas dan unsur tambahan
atau imbuhan disebut morfem terikat. Perhatikan analisis berikut!

belas morfem di atas dapat dikelompokkan menjadi Kelompok pertama kualitas, ucap, orang, dapat,
tentu kualitas, pribadi. Unsur dasar pada kelompok pertama dapat berdiri sendiri karena sudah
mengandung makna yang dapat dikomunikasikan. Kelompok kedua: -an, se-, sedan me-kan. Unsur
tambahan pada kelompok kedua tidak dapat berdiri sendiri. Unsur ini baru berfungsi bila diikatkan pada
unsur dasar. Contoh: ucapan, seorang, menentukan Unsur dasar yang dapat berdiri sendiri, seperti
kualitas, ucap, orang, dapat, tentu, kualitas, pribadi karena telah mengandung makna dan dapat
dikomunikasikan tergolong pada morfem bebas. Makna morfem bebas dapat dilihat dalam kamus
(leksikon).

C. Kata Ulang

Jenis kata ulang:

1. Kata ulang murni: anak-anak, lari-lari, dua-dua.

2. Kata ulang berubah bunyi: sayur-mayur, serba-serbi.

3. Kata ulang sebagian: tetumbuhan: tetangga: tetamu, leluhur.

4. Kata ulang berimbuhan: berjam jam, menari-nari, kenalan-kenalan. Makna kata ulang:

Banyak, semua, seluruh: Sampah-sampah ditimbun di penampungan sampah.

Macam-macam: Kami menanam buah-buahan.

Agak: Bajunya kebiru-biruan.

Kata majemuk karena memiliki ciri:

1. merupakan gabungan kata,

2. gabungan kata terdiri atas kata dasar,

3. gabungan kata itu membentuk sebuah arti baru: Taman bunga memang indah. Kata majemuk tidak
dapat dipisahkan oleh kata lain. Penyisipan kata lain di antara dua unsur dasar tersebut akan
mengakibatkan makna yang berbeda. Perhatikan: Taman bunga memang indah Taman dan bunga
memang indah Mereka tidak hirau panas terik matahari Mereka tidak hirau panas terik mata dan hari

Kata majemuk menurut sifat hubungannya antarunsur pembentuknya terdiri atas berikut ini.

1. Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang erat hubungan antar unsur pembentuknya.
Salah satu unsur pembentuknya merupakan unsur pusat. Contoh: taman bunga, matahari, pemandu
wisata, kereta taman, kereta api, jam taman.

2. Kata majemuk eksosentris adalah kata majemuk yang hubungan antarunsur pembentuknya renggang.
Kedudukan unsur-unsur pembentuknya sama. Contoh: besar kecil, tua muda, pagi sore, terang
benderang, cantik molek.
Contoh penerapan materi morfologi pada pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran kaidah
kebahasaan, seperti imbuhan diterapkan dalam pembelajaran aspek mendengar berbicara, membaca,
menulis dan sastra.

Contoh: Silabus Sekolah Dasar

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

Satuan Pendidikan: Sekolah Dasar

4. a. Ibu saya sedang menanam bunga matahari di taman indah

Ibu saya (S) sedang menanam (P) bunga matahari (O) di taman (Ket tempat).

Ibu saya (frasa) menanam (bukan frasa) bunga matahari (frase) di taman indah (frasa).

Kata Ibu saya merujuk pada frasa kata benda.

Kata bunga matahahari merujuk pada frasa kata benda.

Kata taman indah merujuk pada frasa kata tempat.

Jadi kalimat diatas frasa kata tempat, kata benda, dan kata benda.

b. Anak-anak berlatih menari-nari di kelas.

Anak-anak (S) sedang berlatih (P) menari-nari (O) di kelas (Ket).

Anak-anak (bukan frasa) sedang berlatih (Frasa) menari-nari (bukan frasa) di kelas (bukan frasa).

Kata sedang berlatih merujuk pada frasa kata kerja.

Jadi kalimat diatas frasa kata kerja

c. Andre sedang memetik buah durian di kebun.

Andre (S) sedang memetik (P) buah durian (O) di kebun (Ket).

Andre (bukan frase) sedang memetik (frase) buah durian (frase) di kebun (bukan frase).

Kata sedang memetik merujuk pada kata kerja.

Kata buah durian merujuk pada kata benda.

Jadi kalimat diatas frasa kata benda dan kata kerja.

Anda mungkin juga menyukai