Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : Dina Wulandari


Kelas : A2
Semester : IV
Mata Kuliah : Wacana Bahasa Indonesia
Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen Pengasuh : Emilda, S.Pd., M.Pd.
Waktu : 90 Menit

1. Sebutkan dan jelaskan empat aspek gramatikal!


Jawaban : Aspek gramatikal wacana meliputi :
a. Pengacuan (referensi), salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau
suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya.
b. Penyulihan (substitusi), ialah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
penggantian satuan lingual tertentu (yang telah disebut) dengan satuan
lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda.
c. Pelepasan (ellipsis), adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang
berupa penghilangan atau pelesapan satuan lingual tertentu yang telah
disebutkan sebelumnya.
d. Perangkaian (konjungsi), adalah salah satu jenis kohesi gramatikal
yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur satu dengan unsur
yang lain dalam wacana.

2. Apa yang dimaksud dengan aspek leksikal?


Jawaban : Aspek leksikal merupakan alat kohesi dlam wacana yang berkaitan dengan
hubungan antarunsur dalam wacana secara sistematis dan bukan secara
gramatikal.

3. Sebutkan 6 macam aspek leksikal dan berikan contohnya!


Jawaban : 6 aspek leksikal dalam wacana yaitu,
a. Repetisi (pengulangan), adalah pengulangan satuan lingual (bunyi,
suku kata, kata, atau bagian kalimat) yang dianggap penting untuk
memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.
Contoh pada repitisi simploke :
Kamu bilang hidup ini brengsek. biarin
Kamu bilang hidup ini gak punya arti. Biarin
b. Sinonimi (padan kata), yaitu salah satu aspek leksikal untuk
mendukung kepaduan wacana dan berfungsi menjalin hubungan
makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dan satuan lingual
lain dalam wacana.
Contoh pada sinonimi morfem (bebas) dan morfem (terikat) :
Aku mohon kau mengerti perasaanku
Kamu boleh bermain sesuka hatimu
Dia terus berusaha mencari jatidirinya.

c. Antonimi (lawan kata), yaitu satuan ligual yang maknanya


berlawanan/bereposisi dengan satuan lingual yang lain.
Contoh pada oposisi mutlak :
Hidup dan matinya perusahaan tergantung dari usaha kita. Jangan
hanya diam menunggu kehancuran, mari kita mencoba bergerak
dengan cara lain.

d. Kolokasi (sanding kata), Kolokasi atau sanding kata tertentu dalam


menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara
berdampingan .
Contoh pemakaian kata-kata yang berkolokasi adalah sebagai berikut :
Waktu aku masih kecil ayah sering mengajakku ke sawah. Ayah
adalah seorang petani yang sukses. Dengan lahan yang luas dan bibit
padi yang berkualitas serat didukung sistem pengolahan yang
sempurna maka panen pun melimpah. Dari hasil panen itu pula
keluarga ayahku mampu bertahan hidup secara layak.

e. Hiponimi (hubungan atas bawah), dapat diartikan sebagai satuan


bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap merupakan
bagian dari makna satuan ligual yang lain.
Contoh penggunaan hiponimi :
Binatang melata termasuk kategori hewan reptil. Reptile yang hidup
di darat dan di air ialah katak dan ular. Cicak adalah reptil yang
biasa merayap di dinding. Adapun jenis reptil yang hidup di semak-
semak dan rumput adalah kadal. Sementara itu, reptile yang dapat
berubah warna sesuai dengan lingkungannya yaitu bunglon.

f. Ekuivalensi (kesepadanan), hubungan kesepadanan antara satuan


lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah
paradigma.
Contoh penggunaan ekuivalensi :
Andi memperoleh predikat pelajar teladan. Dia memang tekun sekali
dalam belajar. Apa yang telah diajarkan oelh guru pengajar di
sekolah diterima dan di pahaminya dengan baik. Andi merasa senang
dan tertarik pada semua pelajaran.

4. Apa yang anda ketahui tetang (1) praanggapan (presupposition), (2) tindak tutur (speech
acts), (3) implikatur percakapan (conversational implicature), dan (4) deiksis serta
berikan contohnya.
Jawaban :
1) Praanggapan (presupposition) adalah cabang dari kajian pragmatik yang
berhubungan dengan adanya makna yang tersirat atau tambahan makna dari
makna yang tersurat.
Contoh praanggapan semantik :
Bu Evi tidak jadi berangkat kuliah. Anak bungsunya demam.
Dari kata-kata yang ada dalam pernyataan itu dapat ditarik praanggapan sebagai
berikut :
a. Bu Evi seharusnya berangkat kuliah.
b. Bu Evi mempunyai beberapa anak.
2) Tindak tutur (speech acts) menurut Yule (2006: 82) secara singkat menyatakan
bahwa tindak tutur merupakan tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan.
3) Implikatur percakapan (conversational implicature) merupakan implikasi
pragmatis yang terkandung di dalam suatu tuturan percakapan akibat terjadinya
pelanggaran prinsip percakapan.
Contoh : Selamat ya, sekarang ayahmu sudah mempunyai kursi.
Implikatur percakapan tuturan itu adalah bahwa dahulu ayah X belum mempunyai
kedudukan atau jabatan.
4) Deiksis, adalah kata atau frasa yang rujukannya tidak tetap.
Ada tiga jenis deiksis yaitu :
deiksis ruang (misalnya ini, di situ, dan begitu),
deiksis persona (misalnya saya, kamu, dan ia), dan
deiksis waktu (misalnya kemarin, sekarang, dan besok).
5. Sebutkan dan jelaskan beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam analisis
wacana kritis!
Jawaban :
Beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam analisis wacana kritis yaitu :
a. Sifat Struktur dan Proses Cultural dan Sosial Merupakan Sebagian
Linguistik-Kewacanaan.
b. Wacana itu Tersusun dan Bersifat Konstitutif.
c. Penggunaan Bahasa Hendaknya Dianalisis Secara Empiris dalam Konteks
Sosialnya.
d. Fungsi Wacana Secara Ideologis.
e. Penelitian Kritis.

6. Apa yang dimaksud dengan analisis wacana dan sebutkan metode analisis wacana!
Jawaban : Analisis Wacana adalah cara atau metode untuk mengkaji wacana yang ada
atau terkandung dalam pesan-pesan komunikasi baik itu secara tekstual
ataupun kontekstual.
Metode analisi wacana ada 12 yaitu :
 Metode analisis isi
 Grounded theory
 Metode etnografi
 Metode MCD etnometodologis
 Metode analisis percakapan etnometodologis
 Metode semiotik naratif
 Metode SYMLOG
 Metode CDA
 Metode pragmatik fungsional
 Metode teori pembedaan
 Metode hermeneutik objektif
 Metode friming.

Anda mungkin juga menyukai