Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MORPHOSYNTAXE

KALIMAT ENONSIATIF, INTEROGATIF, DAN EKSLAMATIF

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Morphosyntaxe yang
diampu oleh DIES OKTAVIA DWI ASTUTI, S. Pd., M. Hum.

Disusun Oleh:
Retno Wahyu Utami (2301421023)
Arum Esti Pertiwi (2301421025)
Mega Ovtaviany (2301421039)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS S1


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ditinjau dari interaksi sosial sehari-hari, bahasa memiliki pola fungsional.
Dimana pola tersebut terdiri dari fungsi struktural dan fungsi pragmatis. Dari kedua
fungsi tersebutlah fungsi-fungsi saling bersinggungan satu sama lain. Seperti halnya
dalam cabang linguistik morphosyntaxe. Morphosyntaxe merupakan penggabungan
dua cabang ilmu linguistik yang terdiri dari morphology dan syntaxe. Kedua cabang
ini termasuk unsur penting pembentuk sistem bahasa. Secara konvensional, dalam
tingkatan linguistik sintaksis berada pada tingkatan yang sama dengan morfologi.
Dari cabang ilmu ini yakni morfologi dan sintaksis keduanya memiliki perbedaan,
morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata, satuan terkecilnya morfem.
Sedangkan, sintaksis berbicara tentang hubungan diantara kata-kata dalam kalimat,
satuan terkecilnya adalah frase. Selain frase, sintaksis juga berbicara mengenai klausa
dan kalimat. Frase merupakan kesatuan bahasa yang lebih besar dari kata, karena
frase terdiri atas dua atau lebih kata yang mempunyai makna baru. Contoh : Chez
moi. Kedua kata ini memiliki masing-masing makna, kemudian kedua kata ini
digabungkan maka akan menghasilkan makna yang berbeda. Menurut (Kridalaksana,
1993:110) Klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki tataran di atas frasa dan di
bawah kalimat, berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek
dan predikat, dan berpotensi untuk menjadi kalimat. Pemahaman mengenai cabang
keilmuan linguistik ini terutama kedua cabang ilmu ini perlu dipelajari secara
mendetail agar setiap unsur pembentuk bahasa atau aspek-aspek struktural pembentuk
dapat dimengerti serta dipahami secara praktis dan terukur kegunaan dari kedua
cabang ilmu ini dalam sistem kebahasaan.
Mengapa diperlukannya pemahaman secara mendetail, hal ini dikarenakan
bahasa yang bersifat dinamis. Oleh karena bahasa yang bersifat dinamis tersebut,
memungkinkan terjadinya perubahan tatanan dari generasi ke generasi. Pemahaman
secara mendetail dan komprehensif inilah kunci agar generasi selanjutnya tidak
kehilangan pemahaman subtantif mengenai bahasa yang semestinya. Sebab itu di
dalam makalah ini akan di jelasakan secara terperinci salah satu unsur morphosyntaks
yakni jenis kalimat. Di dalam Bahasa perancis sendiri jenis kalimat terbagi menjadi
empat jenis antara lain; énonsiatif, ekslamatif, injonctive dan interogatif. Keempat
jenis kalimat ini diketahui merupakan pengelompokan kalimat berdasarkan fungsi dan
intonasinya. Kalimat deklaratif memiliki pengertian yang sama dengan kalimat
énonsiatif. Kata deklaratif sendiri berasal dari bahasa latin, declaratio, yang artinya
pernyataan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan terperinci serta bentuk-bentuk kalimat mengenai kalimat
enonsiatif?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu kalimat untuk mengetahui bahwa kalimat
tersebut merupakan kalimat enonsiatif ?
3. Bagaimana penjelasan terperinci mengenai kalimat interogatif ?
4. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu kalimat untuk mengetahui bahwa kalimat
tersebut merupakan kalimat interogatif ?
5. Bagaimana penjelasan terperinci mengenai kalimat ekslamatif ?
6. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu kalimat untuk mengetahui bahwa kalimat
tersebut merupakan kalimat ekslamatif ?

C. Tujuan
1. Untuk memahami konsep kalimat enonsiatif beserta unsurnya secara terperinci.
2. Untuk lebih memahami dan dapat mengidentifikasi bagaimana suatu kalimat
berbentuk kalimat enonsiatif.
3. Untuk dapat mempermudah pemahaman mengenai kalimat interogatif.
4. Untuk memberikan konsep sederhana bagaimana ciri dari kalimat interogatif.
5. Untuk memberikan penjelasan terperinci apa yang dimaksud dengan kalimat
ekslamatif.
6. Untuk memperjelas bagaimana kalimat ekslamatif terbentuk.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalimat Énonsiatif
Kalimat énonsiatif atau déclarative merupakan model kalimat dasar yang
digunakan penulis atau pembicara yang digunakan untuk menyampaikan informasi,
pendapat, untuk menceritakan sebuah cerita, untuk menyatakan fakta dan ide. Ini
adalah jenis kalimat yang paling sering dan paling tidak bermuatan emosi. Kalimat ini
juga merupakan kalimat yang digunakan dalam memberitakan sesuatu, dan secara
umum kalimat ini digunakan sebagai kalimat pernyataan. Menururt pendapat Abdul
Chaer (2015: 187), kalimat énonsiatif merupakan kalimat yang berisi penyampaian
pernyataan yang ditujukan kepada orang lain. Kalimat énonsiatif ini merupakan jenis
kalimat yang tidak memerlukan jawaban baik secara lisan maupun dengan tindakan.
Namun, bisa saja diberikan komentar oleh pendengar bila dianggap perlu. Untuk
membuat kalimat ini diperlukan :

Sujet + Verbe + …….

Sebagaimana sebuah susunan kata dibentuk untuk menjadi sebuah kalimat. Setelah
sebuah kalimat terbentuk, maka kalimat tersebut biasanya diakhiri dengan tanda titik.
Dalam mengidentifikasi kalimat énonsiatif atau declarative diperlukan ciri-ciri
tertentu untuk memudahkan, berikut merupakan ciri-ciri dari kalimat énonsiatif:
a) Kalimat enonciative diucapkan dengan intonasi naik pertama, kemudian turun:
Nous par- tons cette nuit. Pada bagian tons merupakan bagian dengan
intonasi yang naik.
b) Kalimat enonciative biasanya diakhiri dengan tanda titik.
c) Kata kerja atau verbe dalam kalimat énonsiatif sering berbentuk indikatif atau
berisi fakta, opini, dan pernyataan tegas (atau berupa kondisional yang
merupakan bagian dari indikatif).
d) Sujet atau subjek biasanya berada di depan verbe atau kata kerja.

Par Example:
1. Nous sortons
Nous (Sujet) + sortons (Verbe)
2. Elles partent en voyage.
Elles (Sujet) + partent (Verbe) + en voyage (adverbia) + Un Point (.)
3. J’apprends la langue française.
Je (Sujet) + apprends (Verbe) + la langue française (objet) + Un Point (.)

B. Kalimat Interrogative
Kalimat interrogative adalah suatu bentuk verba atau kalimat yang
kegunaannya untuk mengungkapkan pertanyaan (Kridalaksana 1984). Kalimat ini
mengandung unsur kalimat tanya yang memiliki intonasi didalamnya. Menurut
Moeliono dkk. (1993:404-405), kalimat interrogative biasanya ditandai dengan kata
tanya yang biasa digunakan seperti kapan, bagaimana, apa, siapa, mengapa, dimana
dengan penambahan partikel kah sebagai penghalus atau tidak. Pada bahasa tulis
biasanya ditandai dengan tanda tanya pada akhir kalimat. Lalu pada Bahasa lisan
ditandai dengan intonasi yang sedikit naik. Jawaban yang diperoleh bisa berupa iya
atau tidak. Fungsi kalimat interogatif adalah untuk menanyakan sesuatu pada lawan
bicara.

Ada dua jenis kalimat Interogatif :

i. Interogatif total, biasanya menghendaki jawaban „oui‟, „ya‟, „si‟, (ya untuk
kalimat interogatif negatif) dan non „tidak‟. Dalam membuat kalimat
interogatif jenis ini, maka semula kalimat dengan intonasi rendah diubah
menjadi kalimat dengan intonasi tinggi.
Contoh : Ils mangent le gâteau. → Ils mangent le gâteau ?

Dalam Bahasa Prancis ada tiga cara untuk bertanya yaitu:

1) Intonasi
Saat mengucapkan “tu aimes le chocholat?” yang artinya “kamu suka coklat”.
Disini perlu menaikan sedikit nada intonasi.
2) Bisa menggunakan que’est-ce que atau est-ce que
- Penggunaan est-ce que. Contohnya Est-ce que vous n'avez pas faim?
(kamu tidak lapar?). biasanya jika bertanya menggunakan Est-ce que maka
jawabannya ya atau tidak.
- Penggunaan que’est-ce. Contohnya Qu'est-ce que vous étudiez ? -Apa
yang anda pelajari?. Tentu jawabannya tidak bisa dengan ya atau tidak.
Namun lebih panjang untuk jawabannya.
3) Inversion
Yaitu perlu mengubah posisi verba dan subjek. Contohnya seperti aimes-tu le
chocolat ? Pada kalimat ini tidak perlu menggunakan tanda tanya karena sudah
pasti kalimat tanya. Hal ini juga jarang digunakan saat Bahasa lisan.
4) Menggunakan qui (siapa), que (apa), quand (kapan), comment (bagaimana),
pourqoi (mengapa), où (dimana). Atau jika dalam Bahasa Indonesia biasa
disebut dengan 5W+1H. Contohnya comment tu écris ça (bagaimana kamu
menulis itu).
Contoh :
• Qui est venu ?
• Qu'est-ce qui bouge ?
• Quand vas-tu ?
• Comment ça va ?
• Pourquoi êtes-vous allé ?
• Où allez-vous ?
5) Ketika pertanyaan berbentuk negatif seperti “Tu ne prends pas de café ?” yang
artinya “Kamu tidak minum kopi ?” kalau jawabannya positif maka gunakan
si daripada oui. Kalau jawabannya negative tetap menggunakan non.
6) Dengan menambahkan “n’est-ce pas’’ (atau bukan ?) seperti‘’ Ils mangent le
gâteau, n’est-ce pas ?’’.

ii. Interogatif sebagian (Interogative partiale)


Kalimat interogatif (parsial) adalah kalimat interogatif yang menggunakan
kata tanya, siapa, darimana, dimana, kapan, dan sebagainya.
a) Subsitusi dengan kalimat tanya
Contoh : “Le chien est sorti de la maison du voisin.’’
Anjing itu keluar dari rumah tetangga.
Mengubah kalimat énonsiatif menjadi kalimat tanya dengan
mengubah de la maison du voisin menggunakan kalimat tanya d’où ?
→ Le chien est sorti d’où ? ou D’où le chien est sorti ?
Anjing itu keluar darimana? atau darimana anjing itu keluar?
b) Dengan menambahkan kata “est – ce que‟.
→ D’où est-ce que le chien est sorti ?
Darimanakah anjing itu keluar?
c) Dengan inversi Subjek – Predikat menjadi Predikat – Subjek.
→ D’où est sorti le chien ?
Darimana keluarnya anjing itu ?

C. Kalimat Ekslamatif
Kalimat eksklamatif atau la phrase exclamative yaitu kalimat yang digunakan
untuk mengungkapkan perasaan, seperti perasaan emosi, takut, kagum, gembira, sedih
dan lain-lain. Yang biasa disebut kalimat seru. Selain itu kalimat ini diakhiri dengan
tanda seru. Semua kalimat deklaratif atau interogatif dapat diubah ke dalam kalimat
eksklamatif dengan ditandai oleh intonasi naik atau turun.

Contoh :

- Kalimat Deklaratif :

Tu dois être morte de fatigué ! (Kamu akan sangat kelelahan !)

- Kalimat Interogatif :

Est – ce que tu te rends compte ! (Apakah kamu menyadari !)

- Kalimat eksklamatif juga dapat ditandai dengan kata-kata seperti

„quel‟, „quelle‟, „que‟.

Contoh :

• Quelle belle fille ! (Alangkah cantiknya anak itu !)


• Que c‟est beau ! (Alangkan indahnya !)
- Eksklamatif sering terjadi dalam kalimat tidak lengkap.

Contoh:

• Idiot ! (Idiot ! )
• Félicitation ! (Selamat !)

Ciri-ciri kalimat eksklamatif diantaranya yaitu:


a. intonasi naik bila diucapkan secara langsung
b. menggunakan inversi
c. menggunakan adverbia
d. adanya tanda seru di akhir kalimat

Salah satu contoh kalimat eksklamatif dalam bahasa Prancis, yaitu :

Quelle chance tu as.

Kalimat tersebut berfungsi untuk mengungkapkan ekspresi gembira.

Dubois melalui Rahayu, 2013:36 menjelaskan bahwa bentuk kalimat eksklamatif


dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:

a. kalimat eksklamatif yang didahului oleh kata quel atau quelle.


Contohnya: Quelle belle fille !
Alangkah cantiknya anak itu !
b. kalimat eksklamatif yang didahului dengan kata que, comme dan ce que.
Contoh : Que c’est beau !
Alangkan indahnya !
c. Kalimat eksklamatif yang didahului kata si, tellement, tant dan tel.
Contoh : Il est si intéressant !
Itu sangat menarik !
d. Kalimat eksklamatif dapat berbentuk seperti kalimat impératif, yang
membedakan hanyalah intonasi saat kalimat diucapkan.
BAB III
SIMPULAN

Dari penjelasan terperinci pada halaman sebelumnya dapat kita ambil kesimpulan
bahwa jenis kalimat dalam Bahasa perancis terbagi menjadi empat jenis, yang terdiri dari
kalimat énonsiatif, ekslamatif, injonctive dan interogatif. Dari keempat jenis tersebut, pada
makalah ini telah tercantum penjelasan yang terperinci tiga dari empat jenis kalimat. Secara
singkat kalimat énonsiatif berarti sebuah kalimat yang berisi pernyataan dimana terdapat
subjek dan kata kerja. Kalimat ekslamaif merupakan kalimat yang dimana biasanya
digunakan untuk menekankan ungkapan ekspresi. Kalimat ekslamatif juga sering digunakan
saat kita mengomentari suatu hal. Kemudian, kalimat Interogatif merupakan kalimat yang
digunakan seseorang apabila ingin mempertanyakan suatu hal. Dari ketiga jenis kalimat
tersebut, maka kita dapat menemukan kesamaannya dengan jenis kalimat dalam bahasa
lainnya. Dalam pengidentifikasian kita dapat menggunakan ciri-ciri yang telah dirincikan
diatas untuk mempermudah pengelompokan suatu kalimat.
DAFTAR PUSTAKA

D, D., M, A., & M, M. (2021). Paradigma Strukturalisme Bahasa: Fonologi, Morfologi,


Sintaksis, dan Semantik. Jurnal Ilmiah SEMANTIKA, 28-40.

Dra. Siti Perdi Rahayu, M. (2017). Sintaksis Bahasa Prancis. Jakarta: TamanPena.com.

Gravisse, M., & Groosse, A. (2008). Le Bon Usage. Bruxelles: De Boeck & Larcier s.a.

Karimah, S. (2010). Makalah Sintaksis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Komariyah. (2017). TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM SAMBA KARYA OLIVER
NACACHE DAN ERIC TOLEDANO. Yogyakarta: UNIVERSITAS NEGERI
YOGYAKARTA.

Liuw, J. K. (2021). SISTEM VERBA BAHASA PERANCIS. KOMPETENSI: JURNAL


BAHASA DAN SENI, 621-625.

Manshur, A., & Nisa, L. A. (2022). ANALISIS SINTAKSIS KALIMAT DEKLARATIF


DAN KALIMAT INTEROGATIF DALAM FILM INCREDIBLE LOVE TAHUN
2021. PENEROKA : Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
49-51.

Pandean, M. L. (2018). KALIMAT TANYA DALAM BAHASA INDONESIA. Kajian


Linguistik, 77-78.

T, S., & Rita. (2017). BAHASA INDONESIA SEBAGAI MEDIA PRIMERKOMUNIKASI


PEMBELAJARAN. BAHASTRA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
67.

Anda mungkin juga menyukai