Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

“PERBANDINGAN MORFEM BAHASA GORONTALO

DENGAN BAHASA KAIDIPANG”

Disusun oleh :

Ambarwati Pahu (311420044)

Kelas : 4A

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami beri
judul “Perbandingan Morfem Bahasa Gorontalo dengan Bahasa Bolangitang”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Bahasa Gorontalo” dari
dosen pengampu Pak Dr. Dakia N. Djou, M.Hum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
memberikan tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya
dalam hal perbandingan morfem Bahasa daerah.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada atas bimbingan beliau.
Kritik dan saran snagat saya butuhkan, saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua.

Gorontalo,6 juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..2

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………..3

1. latar belakang……………………………………………………………………………….3

2. rumusan masalah……………………………………………………………………………3

3. tujuan…………………………………………………………………………………………3

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………..4

1. pengertian morfem………………………………………………………………………….4

2. jenis jenis morfem…………………………………………………………………………..4

3. perbandingan morfem Bahasa Gorontalo dengan Bahasa kaidipang…………………..7

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………..9

1. kesimpulan………………………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….10

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu
linguistik. Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000–7.000 bahasa.[1] Namun,
perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang mungkin terjadi antara
bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat
disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai
contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen
terhadap modalitas. Sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif
untuk dapat mempelajari dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk
menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan
yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. Semua bahasa bergantung pada proses
semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna tertentu.
Menurut Plato, pengertian bahasa adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan
onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide
seseorang dalam arus udara lewat mulut.
Bahasa daerah yaitu sebuah bahasa yang digunakan pada suatu regional yang ada apda suatu
negara yang memiliki kawasan lebih kecil daripada negara tersebut. Bahasa daerah berbeda
dengan bahasa suatu negara, bahasa daerah hanya dipergunakan oleh sebagaian warga saja yaitu
oleh warga yang menduduki wilayah tersebut.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apa yang di maksud dengan morfem?
2.2 bagaimana dengan jenis jenis morfem?
2.3 Bagaimana perbandingan morfem Bahasa Gorontalo dengan Bahasa bolangitang?
3. Tujuan
3.1 Untuk Mengetahui Penjelasan dari Morfem
3.2 Untuk Mengetahu Jenis Jenis dari Morfem
3.3 Untuk Mengetahui Perbandingan Morfem Bahasa Gorontalo dengan Bahasa Kaidipang
3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Morfem


Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti
membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan
arti. Morfem merupakan unit terkecil dari tata bahasa yang memiliki arti. Morfem tidak dapat
dibagi menjadi bentuk yang lebih kecil dari bahasa lagi. Dalam tata bahasa Inggris, morfem
berfungsi untuk membedakan bentuk jamak (plural), mengatakan masa lalu (past tense), dan
sebagainya. Grammar tradisional tidak mengakui konsep atau morfem jangka, morfem karena
unit tidak dalam sintaks, dan tidak semua morfem memiliki makna filosofis.
Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli:
Chaer, 1994: 146.Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna
Kridalaksana, 1993: 141.Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif
stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya (ter-), (di-),
(pensil), dan sebagainya adalah morfem .
Keraf, 1984: 52.Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang
dapat dibedakan artinya.
Dapatlah disimpulkan bahwa morfem tidak lain adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang
bermakna, yang dapat berupa imbuhan atau pun kata.
2.2 Jenis Jenis Morfem
1. Morfem Bebas
Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri.
Contoh : rumah, pulang, jatuh, pergi, kota, senang, takut, gerak, ibu, ilmu, aku, kita, dan
sebagainya. Sebagai morfem bebas sebuah tuturan atau ucapan mengandung makna leksikal.
Morfem bebas tersebut dapat berupa kata dasar, dapat juga berupa pokok kata.
Contoh :
a. Berupa kata dasar: Kata-kata pulang, makan, ibu, saya, pergi, minum, tidur, dan sebagainya,
merupakan kata dasar yang telah mengandung makna leksikal walaupun tidak dibentuk oleh
unsur atau morfem lain. Dengan demikian sebuah morfem bebas dapat juga berupa morfem dasar
atau kata dasar. 4
b. Berupa pokok kata: Beberapa morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan/ucapan
namun secara gramatik memiliki sifat kebebasan, disebut sebagai “pokok kata”.
Contoh: kata “berhenti” : terdiri atas dua morfem, yakni ber dan henti. Dalam ujaran/ tuturan
biasa bentuk “henti” tidak pernah dipakai. Bentuk itu dinamakan pokok kata.
2. Morfem Terikat
Morfem terikat ialah morfem yang selalu melekat pada morfem lain.
Contoh : ber, ter, me, di, se, kan, per, an, kan, i, wan, man, wati, ke-an, pe-an, se-nya, dan
sebagainya.
Morfem terikat baru mempunyai arti setelah mengikatkan diri pada morfem lain.
Contoh : Morfem “ter” tidak mempunyai makna. Dalam kata “terjatuh” morfem “ter” baru
mempunyai makna, terjatuh: morfem “ter” berarti tidak sengaja.
Morfem “ter” tidak mempunyai makna apa-apa sebelum mengikatkan diri pada morfem lain.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
∙ Sani terjatuh saat ke rumah Sinta.
∙ Ali bersepeda ke sekolah.
Selanjutnya morfem ter, ber, dan ke-an diebut morfem terikat. Dalam tata bahasa Indonesia
selanjutnya morfem terikat disebut juga sebagai afiks. Dengan kata lain bahwa semua afiks
merupakan morfem terikat.Morfem terikat terdiri atas afiks, yang meliputi:
a. Prefiks atau Awalan
Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin
pula kata jadian) (Arifin dan Junaiyah, 2008: 6). Di dalam bahasa Indonesia terdapat awalan,
yaitu ber, me, ter, se, di, per, pe, ke, dan lain-lain.
Contoh : bersegi, persegi, bertinju, petinju, menggali, penggali, meninju, petinju
b. Infiks atau Sisipan
Sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di tengah dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:6). Bahasa
Indonesia memiliki empat buah sisipan, yaitu -el, -em, -er, dan –in seperti : getar geletar kelut
kemelut, getar gemetar kerja kinerja, gigi gerigi
c. Sufiks atau Akhiran
5
Akhiran adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhir dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:6). Bahasa
Indonesia memiliki akhiran – i, -an, -kan, -nya. Karena adanya kontak dengan bahasa-bahasa
lain, kini bahasa Indonesia juga memiliki afiks-afiks yang berasal dari bahasa asing: -wan, -wati,
-at, -isme, -(is)asi, -logi, dan –tas.
Contoh : ambil ambili, ambilkan, ambilan dunia duniawi
d. Konfiks
Konfiks, lazim juga disebut imbuhan terbelah, adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada
awal dan akhir dasar (Arifin dan Junaiyah, 2008:7). Konfiks harus diletakkan sekaligus pada
dasar (harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja
memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna, seperti
– Konfiks ke-….-an pada keahlian, keutamaan, kegelisahan
– Konfiks se-…..-nya pada seadanya, sebaiknya, sewajarnya
– Konfiks per-….-an pada perjuangan, pergaulan, pertemuan
– Konfiks per-….-kan pada pergolakkan, permalukan, permudahkan
– Konfiks diper-….-i pada diperbarui, diawali, dinaiki
– Konfiks ber-….-an pada berhamburan, berciuman, berpelukan.

6
2.3 perbandingan morfem Bahasa Gorontalo dengan Bahasa kaidipang
a. Bahasa Gorontalo
● Prefiks mo-,lo-,po-,mohi-,poti-,potiti-,me’i. awalan me- berubah menjadi mem- jika kata
dasar diawali huruf b, f, p, v. awalan me- dan pe- tetap jika kata dasar di awali dengan
huruf I, m, n, r, w, y. contoh :
(1). /mo- + [buntungo]/ [nomina] ‘tangan dikepal’  /momuntungo/ [verba] ‘meninju’
(2). /lo- + [rijiki]/ [nomina] ‘makanan’ /lorijiki/ [verba] ‘telah makan’
(3). /po- + [peengito]/ [nomina] ‘suapan’  /popeengita/ [verba] ‘menyuap’
(4). /po- + [tuango]/ [nomina] ‘isi’  /poluwango/ [nomina] ‘pengisi’
(5). /mohi- + [sapatu] / [nomina] ‘sepatu’  /mohisapatu/ [verba] ‘memakai sepatu’
(6). /poti-+ [piyohu]/ [adjektiva] ‘baik’  /potipiyohu/ [verba] ‘perbaikilah’
(7). /potiti- + [dungga]/ [verba] ‘tiba’  /potitidungga/ [verba] ‘tibalah’
(8). /me’i- + [tuango]/ [nomina] ‘isi’  /me’ituango/ [verba] ‘minta diisi’
● Sufiks -lo,-wa
(1). /-lo/ + [tutupito]/ [nomina] ‘jepitan’  /tilupitolo/ [verba] ‘dijepit saja’
(2). /-lo/ + [kubingo]/ [nomina] ‘cubit’ /kilubingolo/ [verba] ‘dicubit saja’
(3). /-lo/ + [tepa]/ [nomina] ‘tendangan’ /tilepalo/ [nomina] ‘ditendang saja’
(4). /-lo/ + [tontongo]/ [nomina] ‘pandangan’  /tontongalo/ [verba] ‘dipandang’
(5). /-lo/ + [tayango]/ [verba] ‘lompat’  /tayangolo/ [verba] ‘lompatlah’
(6). /-lo/ + [bilohu]/ [verba] ‘lihat’  /bilohelo/ [verba] ‘dilihat’
(7). /-lo/ + [hulo’o]/ [nomina] ‘duduk’  /hulo’olo/ [verba] ‘duduklah’
(8). /-wa/ + [otala]/ [nomina] ‘salah’  /otalawa/ [verba] ‘membuat salah’
(9). /-wa/ + [po’ota]/ [nomina] ‘petunjuk’  /po’otaawa/ [verba] ‘berkenalan’
● Infiks -li-,-um-,-il-.
(1). /-li-/ + [iyomo]/ [verba] ‘senyum’  /ilimiomo/ [verba] ‘telah tersenyum’
(2). /-li-/ + [iyopo]/ [adjektiva] ‘kecil’  /ilimiyopo/ [adjektiva] ‘telah mengecil’
(3). /-um-/ + [aita]/ [nomina] ‘pegangan’  /umaito/ [nomina] ‘merekat’
(4). /-il-/ + [aita]/ [nomina] ‘pegangan’  /tilonggo’aita/ [verba] ‘berpegang bersama’
(5). /-il-/ + [tihulo]/ [nomina] ‘berdiri’  /tilimihulo/ [verba] ‘akan berdiri’
(6). /-il-/ + [bangun]/ [verba] ‘bangun’  /bilongu/ [verba] ‘dibangunkan’
(7). /-il-/ + [tonggodu]/ [verba] ‘tendang’  /tilonggodu/ [verba] ‘menendang’
b. Bahasa kaidipang
● Prefiks mo-, mogi-,mopo-,mogo-,po-,ko-.
(1). /mo-+[piito]/ [verba]’ambil’ /mopiito/[verba]’mengambil’
(2). /mo-+[hela]/ [verba]’tarik’ /mohela/[verba]’menarik’
(3). /po-+[tunu]/ [adjektiva]’tunjuk’ /potunu/[adjektiva]’penunjuk’
(4). /mogi-+[sapatu]/ [nomina]’sepatu’ /mogisapatu/[verba]’memakai sepatu’
(5). /mopo-+[pakea]/ [nomina]’pakaian’ /mopopake/ [verba]’memakaikan’
(6). /mogo-+[gisogu]/ [verba] ‘main’  /mogogisogu/ [verba] ‘bermain’
(7). /mo-+[nunjuro]/ [adjektiva] ‘bakar’  /monunjuro/ [verba] ‘membakar’
(8). /mopo-+[pate]/ [adjektiva] ‘mati’  /mopopate/ [verba] ‘ mematikan’
(9). /mopo-+[peengu]/ [verba] ‘mandi’  /mopopeengu/ [verba] ‘memandikan’
(10). /mopo-+[ganti]/ [verba] ‘ganti’  /mopogantii/ [verba] ‘menggantikan’
(11). /po-+[peengu]/ [verba] ‘mandi’ /popopeengu/ [nomina] ‘pemandian’
(12). /ko-+[sikola]/ [nomina] ‘sekola’  /kosikola/ [verba] ‘ disekolah’
(13). /mo-+[tabia]/ [adjektiva] ‘sayang’  /mototabia/ [adjektiva] ‘saling menyayangi’
(14). /mo-+[ngoyango]/ [verba] ‘goyang’  /mongoyango/ [verba] ‘mengoyang’
(15). /mo-+[korutu] / [verba] ‘masak’  /mokorutu/ [verba] ‘memasak’
(16). /mo-+[misito] / [verba] ‘robek’ /momisito/ [verba] ‘merobek’
(17). /mo-+[rako] / [verba] ‘jalan’  /morako/ [verba] ‘berjalan’
(18). /mo-+[hibokuto]/ [verba] ‘lari’  /mohibokutu/ [verba] ‘berlari’
(19). /po-+[bage]/ [verba] ‘pukul’  /pobage/ [verba] ‘pemukul’
(20). /moko-+[bindako] /[adjektiva] ‘pusing’  /mokobindako/ [verba] ‘memusingkan’
Setelah saya melakukan perbandingan morfem di atas maka dapat di simpulkan bahwa
Bahasa daerah Gorontalo dengan Bahasa daerah kaidipang memiliki persamaan morfem. Karena
Bahasa Gorontalo ini memiliki rumpun Bahasa bolmong, jadi memiliki persamaan Bahasa
dengan daerah kaidipang. Karena kaidipang berasal dari daerah bolaang mengondow utara.

8
BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan
Bahasa dipergunakan manusia dalam segala aktivitas kehidupan. Dengan demikian, bahasa
merupakan hal yang paling hakiki dalam kehidupan manusia. Bahasa sendiri memiliki fungsi
penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk berkomunikasi. Selain sebagai alat komunikasi
maupun berinteraksi, bahasa juga memiliki arti penting sebagai metode pembelajaran pada
lingkup bahasa itu sendiri. Setelah saya melakukan perbandingan morfem di atas maka dapat di
simpulkan bahwa Bahasa daerah Gorontalo dengan Bahasa daerah kaidipang memiliki
persamaan morfem. Karena Bahasa Gorontalo ini memiliki rumpun Bahasa bolmong, jadi
memiliki persamaan Bahasa dengan daerah kaidipang. Karena kaidipang berasal dari daerah
bolaang mengondow utara. Pada intinya Bahasa Gorontalo dan Bahasa kaidipang saling terkait.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://materiips.com/fungsi-bahasa-daerah#:~:text=Bahasa%20daerah%20yaitu%20sebuah
%20bahasa%20yang%20digunakan%20pada,saja%20yaitu%20oleh%20warga%20yang
%20menduduki%20wilayah%20tersebut.

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/10/morfem-adalah.html

pentingnya bahasa - Cari (bing.com)

10

Anda mungkin juga menyukai