Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG KATA

DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 3
HIJRAH WATI
DIANA PUTRI
MOH SAFEI

INSTITUT AGAMA ISLAM LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2022/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT. Karna atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah. Makalah ini berisi tentang “Kata.”

Teman-teman yang sudah membantu secara langsung maupun tidak langsung sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi tentang angka anak putus sekolah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik, saran, dan petunjuk yang bersifat membangun guna
kesempurnaan dalam menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk yang membaca maupun penulisnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. ii
BAB I ……………………………………………………………………………… 1
PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………....... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………… 1
BAB II …………………………………………………………………………....... 2
PEMBAHASAN ………………………………………………………………..... 2
A. Pengertian Kata ………………...……..…………………………......... 2
B. Unsur Pembentukan Kata ……………………………………………... 2
C. Kata Dasar dan Berimbuhan …………………………………………... 5
BAB III ……………………………………………………………………………. 9
PENUTUP …………………………………………………………………………. 9
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 9
B. Saran …………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata adalah suatu bagian yang terkecil dalam sebuah tata bahasa, namun
meskipun demikian kata merupakan suatu yang sangat vital dan fungsional yang
struktural dalam pembentukan kohesi di sebuah kalimat maupun bagian terbesar dari
itu sehingga menjadi sebuah paragrap dalam bahasa.
Kalimat efektif sangatlah memiliki kaitan yang erat akan pola kata di
dalamnya. Begitupun sebuah paragraf, juga memiliki susunan kalimat yang benar
sangat ditentukan melalui struktur katanya. Dengan demikian, dapat kita tarik sebuah
kesimpulan bersama bahwa sangatlah penting tingkat pemahaman kita akan sebuah
kata.
Lebih dari itu, jika kita kaji secara lebih mendalam, maka kata memiliki
cakupan yang sangatlah luas di dalamnya yang bahkan tidak cukup dengan penjelasan
sekilas, karena perlu diuraikan untuk dapat lebih mudah dipahami. Disinlah jelas
terlihat bahwa pengetahuan akan kata merupakan sebuah kebutuhan yang harus
dipenuhi, bukan hanya bagi pelajar tetapi para pengguna bahasa seperti pada
masyarakat umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kata?
2. Apa unsur-unsur pembentukan kata?
3. Apa kata dasar dan berimbuhan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kata.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentukan kata.
3. Untuk mengetahui kata dasar dan berimbuhan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem
yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk
yang lebih keci
B. Unsur Pembentukan Kata
Pembentukan kata disebut juga morfologi. Sedangkan morfologi adalah
subsistem yang berupa proses untuk mengolah leksem atau huruf menjadi kata Untuk
dapat digunakan dalam kalimat atau pertuturan tertentu, maka setiap bentuk dasar,
terutama dalam bahasa fleksi dan aglutunasi, harus dibentuk lebih dahulu menjadi
sebuah kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun
proses komposisi. Pembentukan kata ini mempunyai dua sifat, yaitu:
Inflektif yaitu Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya
berupa afiks, yang mungkin berupa prefiks, infiks, dan sufiks atau juga berupa
modifikasi internal, yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu. Derivatif,
Pembentukan kata secara infektif, tidak membentuk kata baru, atau kata lain yang
berbeda identitas leksikalnya dengan bentuk dasarnya. Hal ini berbeda dengan
pembentukan kata secara derivatif atau derivasional. Pembentukan kata secara
derivatif membentuk kata baru, kata yang identitas leksikalnya tidak sama dengan
kata.
Berikut ini beberapa proses pembentukan kata, yaitu :
1. Gramatikalisasi
Proses gramatikalisasi adalah proses perubahan tataran dari morfem ke kata,
yang dalam tataran sintaksis merupakan perubahan tataran pertama. Tidak semua
morfem dengan sendirinya dapat langsung berubah menjadi kata. Seperti morfem
ber-, ter-, ke-, dan sejenisnya yang tergolong morfem terikat tidak dapat langsung
menjadi kata. Seperti halnya juang tidak dapat langsung menjadi kata karena
juang termasuk morfem terikat. Sedangkan rumah dapat langsung menjadi kata
karena dapat berdiri sendiri dan bermakna.
2. Afiks (imbuhan)
Satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila di tambahkan pada
kata dasar akan mengubah makna dan membentuk kata baru. Afiks tidak dapat
berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain seperti kata dasar. istilah afiks
termasuk, prefiks, sufiks, dan konfiks.
a. Prefiks (awalan)
Afiks (imbuhan) yang melekat di depan kata dasar untuk membentuk kata
baru dengan arti yang berbeda.
b. Sufiks (akhiran)
Afiks yang melekat di belakang kata dasar untuk membentuk kata baru
dengan arti yang berbeda.Contoh; Gilang –em- = gemilang
c. Konfiks (sirkumfiks / simulfiks)
Konfiks yang terdiri dari dua unsur, satu di muka bentuk dasar dan satu di
belakang bentuk dasar, dan berfungsi sebagai satu morfem terbagi. Konfiks
adalah satu afiks dengan satu makna gramatikal, sedangkan kombinasi afiks
bukanlah satu afiks, dan kemungkinan dengan beberapa makna gramatikal.
Dalam bahasa Indonesia setidak-tidaknya ada empat konfiks yaitu: ke-…-ar,
pen-…-an, per-…-an, dan ber-…-an. Contoh: keadaan, pengiriman,
persahabatan, bertolongan.
d. Kombinasi Afiks
Kombinasi afiks adalah pembentukan kata berupa pemberian afiks. Secara
kombinasi dari dua afiks atau lebih yang dihubungkan dengan sebuah bentuk
dasar. Dalam bahasa Indonesia misalnya dikenal beberapa kombinasi afiks:
me-kan, me-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, pe-an, dan se-nya.
3. Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik
secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi,
seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki (dari dasar
laki), dan reduplikasi dengan perubahan bunyi, seperti bolak-balik (dari dasar
balik). Reduplikasi semu, seperti mondar-mandir, yaitu sejenis bentuk kata yang
tampaknya sebagai hasil reduplikasi, tetapi tidak jelas bentuk dasarnya yang
diulang.
Proses reduplikasi dapat bersifat paradigmatis (infleksional) dan dapat pula
bersifat derivasional. Reduplikasi yang paradigmatic tidak mengubah identitas
leksikal, melainkan hanya memberi makna gramatikal. Misalnya, meja-meja
berarti “banyak meja” dan kecil-kecil yang berarti “banyak yang kecil”. Yang
bersifat derivasional membentuk kata baru atau kata yang identitas leksikalnya
berbeda dengan bentuk dasarnya. Dalam bahasa Indonesia bentuk laba-laba dari
dasar laba dan pura-pura dari dasar pura.
4. Komposisi
Komposisi adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan
morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat sehingga terbentuk sebuah
konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau yang baru.
Dalam bahasa Indonesia proses komposisi ini sangat produktif. Hal ini dapat
dipahami, karena dalam perkembangannya bahasa Indonesia banyak sekali
memerlukan kosakata untuk menampung konsep-konsep yang belum ada
kosakatanya atau istilahnya dalam bahasa Indonesia. Produktifnya proses
komposisi itu dalam bahasa Indonesia menimbulkan berbagai masalah dan
berbagai pendapat karena komposisi itu memiliki jenis dan makna yang berbeda-
beda. Masalah-masalah itu antara lain masalah kata majemuk.
Prinsip ringkas penulisan kata gabungan adalah:
a. Ditulis terpisah antar unsurnya. Contoh: darah daging.
b. Boleh diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian dan
menghindari salah pengertian. Contoh: orang-tua muda.
c. Ditulis terpisah jika hanya diberi awalan atau akhiran. Contoh:
berterima kasih.
d. Ditulis serangkai jika sekaligus diberi awalan dan akhiran. Contoh:
menyebarluaskan.
e. Ditulis serangkai untuk beberapa lama yang telah ditentukan.
Contohnya: manakala, kilometer.
5. Konversi dan Modifikasi Internal
Konversi, sering juga disebut derivasi zero, transmutasi dan transposisi, adalah
proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan
unsur segmental.
Modifikasi internal (sering disebut juga penambahan internal atau perubahan
internal) adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang
biasanya berupa vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap Contoh: 'dia
laki-laki menulis', 'sudah ditulis’
6. Pemendekan
Pemendekan adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan
leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat tetapi maknanya tetap sama
dengan makna bentuk utuhnya. Hasil proses pemendekan ini kita sebut
kependekan. Misalnya, bentuk lab (utuhnya laboratorium), hlm (utuhnya
halaman), l (utuhnya liter), hankam (utuhnya pertahanan dan keamanan), dan SD
(utuhnya Sekolah Dasar)

C. Kata Dasar dan Berimbuhan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata merupakan suatu unsur bahasa
yang diucapkan atau ditulis dan merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran
yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata merupakan salah satu unsur yang
membentuk berbagai jenis-jenis kalimat. Kata majemuk dan kata hubung (konjungsi)
merupakan beberapa diantara jenis-jenis kata. yang ada. Artikel kali ini akan
membahas dua jenis kata lainnya, yakni kata dasar dan kata berimbuhan.  Keduanya
akan dijelaskan baik itu definisinya maupun contoh-contohnya.
1. Kata Dasar
Dalam istilah linguistik, kata dasar diartikan sebagai dasar dari pembentukan
kata yang lebih besar. Kata dasar merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri
dan tersusun atas morfem atau gabungan morfem. Kata dasar juga mempunyai
sejumlah ciri, yaitu:
a. Satuan paling kecil dan mempunyai makna sendiri.
b. Merupakan Dasar dari pembentukan kata, baik itu kata yang memiliki
imbuhan atau yamg merupakan kata turunan.
c. Jika mendapat tambahan atau imbuhan, maka kata dasar akan mengalami
perbedaan makna.
d. Kumpulan dari kata dasar dapat menjadi suatu kesatuan kalimat tanpa perlu
dibubuhi imbuhan.

Kata dasar terdiri atas dua jenis, yaitu kata dasar tunggal dan kata dasar
kompleks. Kata dasar tunggal atau monomorfenis merupakan kata dasar yang
hanya terdiri atas stu morfem. Sementara itu, kata dasar kompleks adalah kata
dasar yang mempunyai dua morfem atau lebih. Kata dasar kompleks terjadi jika
sebuah kata dasar mengalami beberapa proses, seperti pemberian imbuhan atau
menngalami reduplikasi (perulangan kata).

Contoh Kata Dasar Tunggal:

1) Api
2) Air
3) Rumah
4) Badai
5) Tahu
6) Bulan
7) Puisi
8) Aksara
9) Mobil
10) Radio

Contoh Kata Dasar Kompleks:

1) Bersantai
2) Memakai
3) Melarang
4) Berkemah
5) Berkemas
6) Main-main
7) Dedaunan
8) Kupu-kupu
9) Bolak-balik
10) Melihat-lihat

2. Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik itu
awalan, sisipan, akhiran, serta awalan-akhiran. Karena pemberian imbuhan
tersebut, maka kata turunan mengalami pergeseran makna. Nama lain dari kata 
berimbuhan adalah kata turunan. Baca :Macam Macam Imbuhan Konfiks, Macam
Macam Imbuhan Sufiks, Macam Macam Imbuhan Prefiks, Macam-Macam
Imbuhan.
Contoh Kata Berimbuhan yang Menggunakan Imbuhan Awalan:
1) Berjoget
2) Bermain
3) Mencuri
4) Bermain-main
5) Menangis

Contoh Kata Berimbuhan yang Menggunakan Imbuhan Sisipan:

1) Gemilang (kata dasar: gilang, imbuhan sisipan: -em-)


2) Gerigi (kata dasar: gigi, imbuhan sisipan: -er-)
3) Kemelut (kata dasar: kelut, imbuhan sisipan: -em-)
4) Gemetar (kata dasar: getar, imbuhan sisipan: -em-)
5) Gemuruh (kata dasar: guruh, imbuhan sisipan: -em-)

Contoh Kata Berimbuhan yang Menggunakan Imbuhan Akhiran:

1) Mingguan
2) Tahunan
3) Hadirin
4) Satuan
5) Puluhan

Contoh Kata Berimbuhan yang Menggunakan Imbuhan Awalan-Akhiran:

1) Pertanggungjawaban
2) Kesatuan
3) Persatuan
4) Pertanyaan
5) Kepastian
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem
yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah
bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk
yang lebih kecil.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR ISI

https://dosenbahasa.com/kata-dasar-dan-kata-berimbuhan
http://www.rijal09.com/2016/05/pembentukan-kata.html
http://makalahheru.blogspot.co.id/2015/05/kata-dalam-bahasa-indonesia_77.html

Anda mungkin juga menyukai