Oleh:
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
Simpulan.........................................................................................................................8
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat, dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengerjakan makalah ini dengan baik. Namun apabila masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini, mka sangat saya harapkan adanya masukan maupun kritik
yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam gramatika (tata bahasa) yang mempersoalkan hubungan antara kata dengn
satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Dalam
makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai unsur yang termasuk ke dalam tata bahasa,
yaitu kata dan frasa.
B. Rumusan Masalah
1.
2. Apa saja manfaat dari mempelajari tentang kata dan frasa?
B. Tujuan
1.
2. Menambah pengetahuan, menjadi tahu tentang pengertian kata dan frase, juga jenis
dan contoh dari kata dan frasa itu sendiri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kata
1. Pengertian Kata
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Ngapak kathā. Dalam
bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa", "cerita" atau
"dongeng”. Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
2. Jenis Kata
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
a) Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan, misalnya buku, kuda.
b) Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis,
misalnya baca, lari.
Verba transitif (membunuh),
Verba kerja intransitif (meninggal),
Pelengkap (berumah)
c) Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
d) Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan
kata benda, misalnya sekarang, agak.
e) Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
Orang pertama (kami),
Orang kedua (engkau),
Orang ketiga (mereka),
Kata ganti kepunyaan (-nya),
Kata ganti penunjuk (ini, itu)
f) Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
Angka kardinal (duabelas),
Angka ordinal (keduabelas)
g) Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan
peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
preposisi (kata depan) (contoh: dari),
konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi
subordinat (karena),
artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa
(misalnya the), dan
interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah).
2
3. Klasifikasi Kata
Tujuh kategori kata tersebut dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi kata, yaitu kelas
terbuka dan kelas tertutup, Kata yang tergolong dalam kelas terbuka dapat berkembang
atau justru berkurang seiring waktu. Penambahan kata dalam kelas terbuka dapat terjadi
karena proses morfologi dari kata tersebut, misalnya karena afiksasi. Kelas kata yang
termasuk dalam kelas terbuka adalah nomina, ajektifa, verba dan adverbia. Berlawanan
dengan kelas kata sebelumnya, kelas tertutup tidak dapat membentuk kata baru, oleh karena
itu jumlah kata dalam kelas ini tidak pernah bertambah atau berkurang. Contoh dari kelas
kata yang tergolong dalam kelas tertutup adalah pronomina, preposisi dan konjungsi.
3
B. Frasa
1. Pengertian Frasa
Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan
kalimat.
Frasa adalah gabungan kata yang bersifat nonpredikati. Berupa gabungan kata berarti frasa
setidaknya terdiri atas dua kata. Bersifat nonpredikatif berarti bahwa salah satu kata yang
terdapat dalam gabungan kata tersebut bukan berfungsi sebagai predikat. Sifat nonpredikatif
pada gabungan kata ini yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat. '
Dalam konstruksi frasa-frasa di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dengan beberapa
klausa di bawah ini:
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak
gunung adalah predikat.
2. Jenis Frasa
Frasa eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya.
Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat (UP).Frasa ini mempunya dua komponen.
Frasa yang memiliki perangkai preposisi dinamakan frasa eksosentris direktif atau biasa
disebut frasa preposional, sementara yang memiliki perangkai selain preposisi dinamakan
frasa eksosentris nondirektif.
4
a) Frasa eksosentris direktif
Ciri frase ini adalah salah satu komponennya adalah preposisi dan menempati fungsi
keterangan di dalam kalimat.
Contoh
di pasar
dari rumah
ke warung
dengan ayah
Ciri frasa ini adalah komponen pertamanya adalah artikulus, seperti si dan sang atau kata lain
seperti yang, para, dan kaum.
Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang salah satu kompenan atau unsurnya memiliki perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya. Artinya, salah satu komponen dapat
menggantikan kedudukan keseluruhan. Misal, frase sedang membaca pada kalimat Ani
sedang membaca buku. Komponen membaca dapat mengganti frase sedang membaca tanpa
mengubah makna frasa tersebut.
Frasa endoesentris berinduk tunggal adalah frasa yang memiliki induk frasa yang menjadi
penanda kategori frasa.
Frasa verbal
Frasa Verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara
morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba
terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan.
Frasa verba tidak dapat diberi kata ‘sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat.
Contoh:
1. bekerja keras
2. sedang berlari
Secara morfologis, pada kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata
‘sedang’ yang menunjukkan verba aktif.
Frasa nominal
Nominal adalah lawan dari verbal. Jika frasa verbal adalah frasa yang berfungsi sebagai kata
kerja, maka frasa nominal berfungsi sebagai kata benda.
5
Contoh
1. meja batu
2. gerabah buatan Bantu
Frasa pronominal
Contoh
1. kami berdua
2. bukan cuma dia
Frasa numeral
Contoh
1. cetakan pertama
2. dua pucuk surat
Frasa adjektival
Contoh
1. agak pusing
2. hitam kelam
Frasa koordinatif
Frasa koordinatif adalah frasa yang komponennya sederajat dan ditandai atau secara potensial
dapat diberi konjungsi koordinatif tunggal seperti dan, atau, tetapi maupun konjungsi
koordinatif terbagi, seperti baik ... atau, makin ... makin, baik ... maupun.
6
Contoh
Frasa apositif
Frasa apositif adalah frasa yang komponennya merujuk pada hal yang sama. Cirinya adalah
salah satu komponennya menerangkan komponen lainnya.
Contoh
7
BAB III
SIMPULAN
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih
morfem. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Dan frase
merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak terdiri dari
subjek dan predikat (nonpredikatif).
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap tentang
pembahasan kata maupun frase, pembaca dapat mempelajari buku-buku yang
didalamnyamembahas kata dan frase. Karena dalam makalah ini, saya selaku penulis hanya
membahas garis besarnya saja.
8
DAFTAR PUSTAKA