Anda di halaman 1dari 12

TATA KATA BAHASA INDONESIA

diajukan untuk memenuhi tugas bahasa indonesia dari ibu Nurhasanah, S.S.,
M.Hum.

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Ega Mulya (10060319015)


Daifa Ermanda (10060319016)
Ayu Suci Dewi (10060319018)
Ratna Hoerunisa (10060319019)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNISVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019 M / 1441 H
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’Tata Kata Bahasa
Indonesia’’.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia di jurusan farmasi Unisba. Dalam penulisan dan menyusun makalah,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata
kuliah Bahasa Indonesia, ibu Nurhasanah, S.S., M.Hum. yang telah
memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bandung, 24 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................... 1

1.3 Tujuan....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

2.1. Pengertian Kata ....................................................................

2.2. Macam-Macam Kata Berdasarkan Bentuknya................................

2.2.1. Kata Dasar

2.2.2. Kata Turunan

2.2.3. Kata Pengulangan

2.2.4. Kata Majemuk

Bab III PENUTUP…………………............................................................ 6

3.1 Kesimpulan……....................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ……………………….................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa
afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar,
kata turunan, kata ulang,dan kata majemuk Kata dasar adalah kata yang
merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan
pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal
(prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau
akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami
perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah
gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara
tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur
bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata
juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.
Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti.
Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil
(a minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga.Jika ditinjau
dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang
oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai
bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira)
atau gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat).

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana yang dimaksud dengan kata?


2) Bagaimana yang dimaksud dengan kata dasar, kata turunan, kata imbuhan ,
kata pengulangan dan kata pemajemukkan?
3) Bagaimana contoh-contoh kata dasar, kata turunan, kata imbuhan kata
pengulangan dan kata pemajemukkan?

1.3 Tujuan Masalah


1) Dapat mengetahui apa itu kata.
2) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kata dasar,kata turunan ,kata
imbuhan kata pengulangan dan kata pemajemukkan.
3) Dapat mengetahui contoh-contoh kata dasar, kata turunan, kata imbuhan kata
pengulangan dan kata pemajemukkan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kata

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa
afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan,
kata ulang, dan kata majemuk.

2.2 Macam-Macam Kata Berdasarkan Bentuknya

2.2.1 Kata Dasar


Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukkan atau dapat
diartikan sebagai kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar
adalah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar.
Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah,
pindah, dan lain – lain. Ia masih utuh, belum mengalami perubahan terutama
karena mendapat imbuhan, perulangan, dan persenyawaan artinya Kata dasar
menjadi dasar pembentukkan kata berimbuhan atau kata jadian, kata ulang, dan
kata majemuk.
· Ciri-ciri kata dasar:
1. Di dalam kata dasar tidak terdapat imbuhan
2. Tidak terdapat kata dasar lain
3. Tidak dapat perulangan kata
4. Tidak dapat persenyawaan kata

2.2.2 Kata Turunan


Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang
telah beruba bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut
telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks),
dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya adalah menanam, berlari,
tertinggal,bermain,berkelahi,bercanda,catatan,gemetar ,dan lain – lain.
Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan,
sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
· Macam-Macam Imbuhan

1. Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar.
Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-,
ke-, di-, pe-, dan ter-
Contoh:
Kata dasar sapu memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me
-, maka berubah menjadi menyapu yang berarti kegiatan membersihkan.
contoh kalimat:Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan sapu lidi.

2. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar.
Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-.
Contoh:
Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks –I, maka
berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh.
contoh kalimat:Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!

3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada
beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah,
-tah, dan –pun.
Contoh:
Kata dasar hitung bermakna kegiatan menjumlah, setelah mendapat awalan –
akhiran (konfiks) menjadi diperhitungkan yang bermakna mempertimbangkan.
contoh kalimat:Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam penilaian ini.

4.Gabungan imbuhan
Berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus. Contoh : ber-
kan, ber-an, per-an, pe-an, per-i, me-kan, memper-, memper-kan, memper-i.
me-kan ( contoh: meninggikan, merendahakan )
di-kan ( contoh: dilagukan, didengarkan )
memper-kan ( contoh: memperkerjakan, memperundingkan )

2.2.3 Kata Pengulangan


Kata-kata yang mengalami proses pengulangan atau reduplikasi disebut
juga dengan kata ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam,
misalnya pengulangaan kata secara utuh atau murni, pengulangan bunyi kata,
penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan pengulangan kata
berimbuhan.
·
Penggolongan Kata Ulang Berdasarkan Bentuknya dibedakan menjadi:

1. Dwipurwa (kata ulang sebagian)


Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang terjadi pada sebagian kata
biasanya terjadi pada bagian awal kata.

Contoh:

Tetua, Lelaki, Sesaji, Leluhur, Dedaunan, Pepohonan, Rerumputan, Bebatuan,


Tetangga, Leluasa, Pegunungan

3
Contoh kalimat:
Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan di dalam hutan.
Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang yang terjadi.

2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh)


Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada semua atau keseluruhan kata.
Contoh:
Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah, macam-macam, tinggi-tinggi,
kata-kata, sama-sama, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.

3. Kata ulang berubah bunyi


Reduplikasi bentuk ini terjadi pengulangan bunyi pada unsur pertama maupun
unsur kedua dalam kalimat.
Contoh:
Gerak-gerik, sayur-mayur, warna-warni, teka-teki, sayur-mayur, utak-atik, serba-
serbi, gotong-royong, lauk-pauk, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Gerak-gerik pria misterius itu harus diwaspadai.
Makanlah makanan sehat seperti sayur-mayur dan lauk-pauk.

4. Kata ulang berimbuhan


Pengulangan kata ulang berimbuhan terjadi dengan menambahkan imbuhan pada
unsur kata pertama atau unsur kata kedua.
Contoh:
Tarik-menarik, bermain-main, bersenang-senang, melihat-lihat, berandai-andai,
bersiap-siap, rumah-rumahan, batu-batuan, bermaaf-maafan, tukar-menukar, sapa-
menyapa, pukul-memukul, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-maafan.
Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin.
5. Kata ulang semu
Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang sebenarnya bukan
hasil reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata ulang utuh adalah kata yang
direduplikasi tidak akan memiliki makna jika dipisah.
Contoh:
Laba-laba, kura-kura, undur-undur, orong-orong, empek-empek, kupu-kupu, ubur-
ubur, pura-pura, cumi-cumi, ubun-ubun, dan lain-lain.

Contoh kalimat:
Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.
Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.

2.2.4 Kata Majemuk


Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua
buah kata yang menimbulkan suatu kata baru. sedangkan,pengertian proses
pemajemukan kata menurut Tata Baku Bahasa Indonesia (1988) yang menyatakan
bahwa pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan
morfem dengan kata, atau kata dengan kata yangmenimbulkan pengertian baru
yang khusus.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemajemukan kata adalah proses penggabungan kata dengan kata, kata dengan
pokok kata, atau pokok kata dengan pokok kata yang menghasilkan makna baru
secara khusus. Penggabungan kata dengan kata misalnya pada kata rumah
sakit. Kata dengan pokok kata misalnya pada kata pasukan tempur. Dan
penggabungan pokok kata dengan pokok kata misalnya pada kata jual beli.
Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang
mengandung satu pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap
kata. tetapi gabungan kata itu secara bersama-sama membentuk suatu makna atau
arti baru.

Kata majemuk mempunyai ciri-ciri :


1. Gabungan kata itu menimbulkan makna baru;
2. Gabungan kata itu tidak dapat dipisahkan ;
3. Gabungan kata itu tidak dapat disisipi unsur lain ;
4. Tidak dapat diganti salah satu unsurnya;
5. Tidak dapat dipertukarkan letak unsur-unsurnya.
Sifat Kata Majemuk :
1. Kata majemuk eksosentris yaitu kata majemuk yang antar unsurnya tidak
saling menerangkan. Contoh : laki bini, tua muda, tikar bantal.
2. Kata majemuk endosentris yaitu kata majemuk yang salah satu unsurnya
menjadi inti sedangkan unsur lain menerangkannya. Contoh : rumah sakit,
pasukan tempur ·

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata
dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk yang masing-masing jenis
memiliki fungsi dan pemahaman yang berbeda-beda.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya belum mencakup semua pembahasan mengenai tata
kata dalam bahasa Indinesia, oleh karena itu untuk melengkapinya perlu ditunjang
dengan membaca dan mempelajari tentang tata kata dalam bahasa Indonesia dari
berbagai buku-buku yang membahas tentang tata kata.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, R.(2012). Tata Kata Bahasa Indonesia. Tersedia online di


http://rikihidayathidayat.blogspot.co.id/2012/01/tata-kata-bahasa-
indonesia.html#close [diakses tanggal 24 Oktober 2019]

Pramono, D.(2015).Proses Morfologis Pemajemukan Kata. Tersedia online di


http://dedeheripramono.blogspot.co.id/2015/10/proses-morfologis-pemajemukan-
kata.html [diakses tanggal 24 Oktober 2019]

Tim Dosen Bahasa Indonesia.(2019).Buku Ajar


BahasaIndonesia.Bandung:LSIPK Universitas Islam Bandung

Anda mungkin juga menyukai