Anda di halaman 1dari 11

PROSES KOMPOSISI DAN PEMAJEMUKAN KATA DALAM KALIMAT

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 1

1. David Angelus E. Laia NIM : 202124011


2. Dermawani Ziliwu NIM : 202124012
3. Desni Popintaria Waruwu NIM : 202124013

Dosen Pengampu: Lestari Waruwu S.Pd.,M.Pd

UNIVERSITAS NIAS GUNUNGSITOLI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Morfologi Bahasa Indonesia tentang Proses Komposisi dan Pemajemukan Kata dalam Kalimat.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih dengan hati yang tulus
kepada pihak yang telah membantu. Secara khusus penulis kami mengucapkan terimakasih
kepada bapak Lestari Waruwu S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Morfologi
Bahasa Indonesia karena telah memberikan bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Gunungsitoli, Mei 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................................
C. Tujuan……………………………………………………………………...................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komposisi/Pemajemukan...........................................................................
B. Ciri-ciri Kata Majemuk
C. Jenis-jenis Komposisi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………...............
B. Saran……………………………………………………………………….................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses morfologis merupakan proses pembentukkan kata dengan cara
menggabungkan morfem yang satu dengan morfem lain sehingga menghasilkan kata.
Proses gramatikal akan memunculkan adanya makna gramatikal atau makna gramatis,
yaitu makna yang timbul akibat bertemunya morfem yang satu dengan morfem yang
lain. Ada tiga cara yang bisa dilakukan dalam proses morfologi bahasa Indonesia. ketiga
cara itu antara lain (1) afiksasi, yaitu proses pembentukkan kata dengan cara
menggabungkan bentuk dasar dengan afiks sehingga menghasilkan kata berimbuhan, (2)
reduplikasi, yaitu proses pembentukkan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar
dengan morfem ulang sehingga menghasilkan kata ulang, dan (3) pemajemukkan, yaitu
proses pembentukkan kata dengan cara menggabungkan bentuk dasar yang satu dengan
yang lain sehingga menghasilkan kata majemuk yang memilki makna baru.
Dalam kegiatan berkomunikasi yang kita lakukan, baik secara langsung (tatap
muka atu pun secara tidak langsung) menggunakan media kerap kita sering menemukan
gabungan dua kata tetapi memiliki satu makna. Kata-kata yang dimaksud seperti kata
rumah sakit, rumah makan, besar kepala, dan tangan panjang. Kata rumah sakit memiliki
makna gedung merawat orang sakit, rumah makan berarti rumah untuk makan, besar
kepala berarti orang sombong dan kata tangan panjang yang berarti suka mencuri.
Di dalam bahasa Indonesia kata-kata tersebut disebut dengan kata majemuk. Kata
majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya (Ramlan, 2009 :76).
Kata rumah sakit yang terdiri dari kata “rumah” dan ”sakit” begitu juga dengan tangan
panjang yang terdiri dari kata “tangan” dan “panjang”.
Di samping itu kata majemuk juga ada yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata. Pokok kata adalah satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan
secara gramatik tidak memiliki sifat bebas (Ramlan, 2009:31). Kata majemuk yang
tergolong dalam hal ini misalnya daya juang, daya tahan serta ruang baca dan ada pula
yang terdiri dari pokok kata semua misalnya lomba lari, jual beli, dan simpan pinjam.
Dalam pemajemukan sering terjadi permasalahan baik dalam perlakuan terhadap kata
mejemuk maupun kerancuannya dengan bentuk lain (dalam hal ini adalah frasa, idiom, dan
reduplikasi beubah bunyi). Oleh karena itu, penulis menyusun makalah yang membahas
perlakuan terhadap pemajemukan (komposisi) yaitu proses penggabungan dua kata atau lebih.

B. Rumusan masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komposisi atau pemajemukan

Komposisi, disebut juga pemajemukan atau perpaduan, ialah proses penggabungan


dua leksem atau lebih yang membentuk suatu kata. Hasil proses ini bisa disebut paduan
leksem, kompositum atau kata majemuk.

1. Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua buah kata
yang menimbulkan suatu kata baru (M. Ramlan, 1985 ).
2. Pemajemukan adalah proses pembentukan suatu konstruksi melalui penggabungan 2
morfem / kata atau lebih (Samsuri, 1978 ).
3. Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem dasar
yang hasil keseluruhannya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis,
gramatikal, dan semantik yang khusus menurut kaidah bahasa yang bukan pemajemukan
(Harimurti Kridalaksana, 1982 )
4. Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem dengan
kata, atau kata dengan kata yang menimbulkan pengertian baru yang khusus (TBBI,
1988:168)

B. Ciri-ciri Kata Majemuk


1. Tidak Dapat Disisipi
Ini merupakan ciri utama dari sebuah kata majemuk. Berbeda dengan frasa yang
dapat disisipi oleh kata hubung atau kata lainnya untuk mempertegas makna, antara
dua unsur kata majemuk tidak dapat disisipi kata apa pun.
Bandingkan ‘rumah mewah’ dengan ‘rumah sakit’. ‘Rumah mewah’ adalah
sebuah frasa karena di antara kedua kata penyusunnya dapat disisipkan kata ‘yang’
dan tidak mengubah maknanya secara keseluruhan. ‘Rumah sakit’ adalah kata
majemuk karena di antara komponennya tidak dapat disisipkan apa pun.
2. Tidak Dapat Diperluas
Sebuah kompositum tidak dapat diperluas menggunakan imbuhan pada salah satu
komponennya saja, kecuali jika diaplikasikan kepada
keseluruhan kompositum tersebut. Sebagai contoh, kata majemuk ‘tanggung jawab’
tidak bisa dibentuk menjadi ‘pertanggungan jawab’ atau ‘tanggung perjawaban’,
tetapi bisa dibentuk menjadi ‘pertanggungjawaban’.
Begitu pun jika diberikan satu imbuhan berupa awalan atau akhiran saja. Prefiks
hanya dapat diimbuhkan pada kata pertama, sedangkan sufiks hanya dapat
diimbuhkan pada kata terakhir. Sebagai contoh, ‘tanggung jawab’ dapat diberi awalan
‘pe-‘ menjadi ‘penanggung jawab’, bukan ‘tanggung penjawab’, dan jika diberi
akhiran ‘-nya’ menjadi ‘tanggung jawabnya’, bukan ‘tanggungnya jawab’.

3. Tidak Dapat Ditukar


Posisi dua kata dasar pembentuk sebuah kompositum tidak dapt ditukar atau
dibalik tanpa mengubah atau malah menghilangkan maknanya. Kata ‘kacamata’ yang
bermakna alat bantu penglihatan, jika dibalik menjadi ‘mata kaca’, maknanya
berubah menjadi ‘mata yang terbuat dari kaca’. Kata ‘buah bibir’ yang berarti ‘bahan
pembicaraan’ tidak dapat ditukar posisinya menjadi ‘bibir buah’ yang tidak
bermakna.

C. Jenis-jenis Komposisi
1. Komposisi Nominal

Komposisi nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori


nomina. Misalnya komposisi kakek nenek dan baju baru pada kalimat berikut:

a. Kakek nenek pergi berlebaran


b. Mereka memakai baju baru.

Sebagai pengisi fungsi subjek komposisi kakek nenek berkategori nomina; dan
sebagai pengisi objek komposisi baju baru juga berkategori nomina.
Komposisi nominal juga dapat di bentuk dari dasar:

a. Nomina + nomina, seperti kakek nenek, meja kayu dan sate kambing
b. Nomina + verba, seperti meja makan, buku ajar dan ruang tunggu.
c. Nomina + adjektifa, seperti guru muda, mobil kecil dan meja hijau.
d. Adverbia + nomina, seperti bukan uang, banyak buaya dan beberapa murid.

2. Komposisi Verbal

Komposisi Verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal.
Misalnya komposisi menyanyi menaridan datang mengahadap pada kedua kalimat
berikut:

a. Mereka menyanyi menari sepanjang malam.


b. Dia datang menghadap kepala sekolah.

Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi menari dan datang


menghadap berkategori verba.

Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar;

a. Verba + verba, seperti menyanyi menari, datang menghadap, duduk termenung,


dan lari bersembunyi.
b. Verba + nomina, seperti gigit jari, membanting tulang, makan tangan, dan lompat
galah.
c. Verba + adjektifa, seperti lompat tinggi, lari cepat, berkata keras, dan makan
besar.
d. Adverbia + verba, seperti sudah makan, tidak datang, belum jumpa, dan masih
tidur.

3. Komposisi Ajektival

Komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan klausa, berkategori


ajektiva. Misalnya komposisi cantik molek dan kaya miskin dalam klausa berikut;
a. Gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
b. Kaya miskin di hadapan Allah sama aja.

Komposisi ajektival dapat dibentuk dari dasar;

a. ajektifa + ajektifa, seperti tua muda, besar kecil dan putih baru.
b. ajektifa + nomina, seperti merah darah, keras hati dan biru laut.
c. ajektifa + verba, seperti takut pulang, malu bertanya dan berani pulang.
d. adverbia + ajektifa, seperti tidak berani, sangat indah dan agak nakal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai