Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan. Dengan bahasa, seseorang bisa berinteraksi dengan lingkungannya dan juga dapat

mengekspresikan perasaan jiwanya, ataupun untuk mengadakan kontrol sosial. Keraf, Gray mengungkapkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Jadi jelaslah bahwa secara umum bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Maka dari itu, kita perlu mengetahui tata bahasa atau dengan kata lain aturan bahasa yang baik dan benar agar tidak salah dalam penggunaan bahasa, khususnya dalam bahasa Indonesia. Secara umum tata bahasa Indonesia meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. 2. Rumusan Masalah A. Apa itu tata bahasa Indonesia? B. Apa saja yang termasuk ke dalam tata bahasa Indonesia?

3. Tujuan Masalah A. Untuk mendeskripsikan tata bahasa Indonesia. B. Untuk mendeskripsikan apa saja yang termasuk ke dalam tata bahasa Indonesia.

Tata Bahasa Indonesia| 1

BAB II TATA BAHASA INDONESIA


Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi : a. untuk tujuan praktis : mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. b. untuk tujuan artistik : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. c. sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan. d. untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis) Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik.

Tata Bahasa Indonesia| 2

1. Fonologi a. Pengertian Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti ilmu. Bidang ini meliputi 2 bagian: Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa dapat diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.

b. Vokal dan Konsonan Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan

menggerakkan udara keluar tanpa rintangan. Konsonan adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan, dalam hal ini yang dimaksud adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi artikulator .

c. Diftong Diftong adalah dua vokal berurutan yang diucapkan dalam satu kesatuan waktu. Diftong dalam bahasa Indonesia adalah ai, au, dan oi. Contoh : petai, lantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pulau, amboi, sepoi.

Tata Bahasa Indonesia| 3

d. Fonem merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi. Contoh : Pola & pula : membedakan /o/ dan /u/ Barang & parang : membedakan /b/ dan /p/

2. Morfologi Morfologi adalah ilmu bahasa yang berbicara tentang seluk-beluk kata dan proses pembentukannya.

A. Kata Berimbuhan a. Kata Berimbuhan me-, me-kan, me-i Dalam mempelajari setiap imbuhan, setidaknya terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian, yaitu fungsi imbuhan, pemakaian imbuhan, dan makna/arti imbuhan tersebut.

1. Imbuhan meBerfungsi membentuk kata kerja (transitif dan intransitif) dan dalam beberapa kasus dapat membentuk jenis kata lain. Dalam membentuk kata berimbuhan prefiks me- bervariasi menjadi me-, mem-, men- meng-, meny-, dan menge- bergantung pada bentuk (atau huruf pertama) kata dasar yang dilekatinya. Makna imbuhan me- antara lain : a) Menyatakan menggunakan : Contoh : membajak, menyisir, mencangkul b) Menyatakan membuat Contoh : menyambal, menggulai c) Menyatakan berbuat Contoh : menguap, mengaum

Tata Bahasa Indonesia| 4

d) Menyatakan memberi .... pada Contoh : mengecat, memupuk e) Menyatakan mencari atau mengumpulkan Contoh : merumpt, merotan f) Menyatakan proses atau berlangsung Contoh : menguning, menghijau

2. Imbuhan me-kan Berfungsi membentuk kata kerja transitif dan dalam beberapa kasus (kalimat) dapat menjadi jenis kata lain. Beberapa makna imbuhan me-kan, antara lain : a) Menyatakan membuat jadi (kausatif) Contoh : meninggikan, menjatuhkan b) Menyatakan melakukan tindakan untuk orang lain : Contoh : membukakan, menjualkan c) Menyatakan menuju ke Contoh : menepikan, mendaratkan d) Menyatakan menganggap sebagai Contoh : mendewakan

3. Imbuhan me-i Berfungsi membentuk jenis kata kerja transitif. Beberapa makna imbuhan me-i : a) Menyatakan menyebabkan jadi atau kausatif Contoh : mengotori, membasahi b) Menyatakan bahwa suatu tindakan dilakukan secara berulang-ulang Contoh : melempari, mencabuti c) Menyatakan memberi Contoh : menggarami, menyampuli d) Menyatakan tindakan untuk orang lain

Tata Bahasa Indonesia| 5

Contoh : meminjami, menghadiahi e) Menyatakan lokatif atau tempat Contoh : memasuki, menduduki

b. Kata Berimbuhan pe-an dan per-an 1. Imbuhan pe-an Berfungsi membentuk jenis kata benda, yang diturunkan dari kata kerja berawalan me-. Imbuhan pe-an mengalami variasi bentuk (alomorf) menjadi pe-an, peman, pen-an, peng-an, peny-an, dan penge-an. Beberapa makna imbuhan pe-an : a) Menyatakan proses Contoh : pembentukan, pembuatan b) Menyatakan tempat Contoh : penggilingan, penggorengan c) Menyatakan hal Contoh : perasaan, penderitaan

2. Imbuhan per-an Berfungsi membentuk kata benda yang diturunkan dari kata kerja berawalan ber-. Memiliki alomorf per-an, pe-an, dan pel-an. Makna imbuhan per-an di antaranya : a) Meyatakan hasil Contoh : persatuan, perluasan b) Menyatakan tempat Contoh : perhentian, permukiman c) Menyatakan hal (abstrak) Contoh : pertunjukan, perdamaian d) Menyatakan kumpulan Contoh : perumahan, pertokoan

Tata Bahasa Indonesia| 6

e) Menyatakan proses Contoh : perhitungan, perdebatan

B. Kata Ulang atau Reduplikasi 1. Macam-Macam Bentuk Ulang a. Kata ulang seluruhnya/dwilingga Contoh : gadis-gadis, toko-toko b. Kata ulang berimbuhan Contoh : surat-menyurat, tusuk-menusuk c. Kata ulang berubah bunyi Contoh : sayur-mayur, lauk-pauk d. Kata ulang dwipurna Contoh : pepohonan, tetangga e. Kata ulang semu/tak sebenarnya Contoh : kupu-kupu, gado-gado

2. Makna Kata Ulang a. Menyatakan hal : masak-memasak, karang-mengarang b. Menyerupai : kekanak-kanakan, kemerah-merahan c. Melemahkan : pusing-pusing, pening-pening d. Serba atau seragam : putih-putih e. Berbalasan atau resiprok : bersalam-salaman

3. Pemakaian Kata Ulang Bentuk ulang tidak dapat digunakan sekaligus dengan artinya dalam satu kalimat. Contoh : Ibu itu sering memanggil-manggil anaknya yang baru saja dimakamkan. (kalimat yang salah) Ibu itu memanggil-manggil anaknya yang baru saja

dimakamkan. (kalimat baku)

Tata Bahasa Indonesia| 7

3.

Semantik Adalah bagian dari tata bahasa yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Dalam semantik hanya dibicarakan tentang mkna kata dan perkembangan makna kata. a. Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna sama. b. Antonim adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan. Contoh : besar >< kecil c. Padanan kata adalah kesejajaran makna dengan kata dalam bahasa lain. Contoh : sophisticated (Inggris) = canggih (Indonesia) d. Perubahan makna : 1) Meluas, adalah cakupan dan pemakaian makna sebuah kata sekarang lebih luas/banyak daripada makna semula. Contoh : bapak, ibu, adik, saudara 2) Menyempit, adalah cakupan atau pemakaian sebuah kata sekarang lebih sempit/terbatas daripada makna semula. Contoh : sarjana, madrasah 3) Ameliorasi, adalah makna kata sekarang dirasakan lebih baik atau lebih tinggi daripada makna semula. Contoh : perempuan wanita 4) Peyorasi, makna kata sekarang dirasakan lebih buruk, kurang baik, atau kurang sopan daripada makna semula. Contoh : gerombolan 5) Sinestesia, perubahan makna yang terjadi karena pertukaran fungsi indera yang berbeda. Contoh : senyumnya sangat manis

Tata Bahasa Indonesia| 8

6) Asosiasi, perubahan makna yang muncul karena persamaan sifat. Contoh : beri saja pegawai itu amplop agar urusanmu cepat selesai e. Hubungan makna dengan bentuk 1) Homonim adalah kata-kata yang sama (lafal dan bentuk), tetapi maknanya berbeda. Contoh : bisa = racun bisa = dapat

2) Homograf adalah dua kata yang sama bentuk atau tulisan, tetapi lafal dan makna berbeda. Contoh : teras-teras, apel-apel 3) Homofon adalah dua kata yang sama bunyi atau lafal, tetapi tulisan dan makna berbeda. Contoh : tank-tang, bank-bang 4) Hiponim adalah kata yang maknanya terangkum dalam makna yang lebih luas. Bagian hiponim adalah : Superordinant adalah makna atas atau luas (bersifat vertikal). Contoh : bunga Kohiponimi adalah makna bawah atau sempit (bersifat horisontal). Contoh : ros, mawar, melati polisemi adalah kata yang memiliki banyak makna, tetapi termasuk satu alur pusat. Contoh : mata (alur pusat) sapi, angin, hari

f. Idiom atau ungkapan Adalah kata atau kelompok kata yang memunculkan makna kiasan. Contoh : bukanlah suami yang baik namanya bila hanya makan keringat istri setiap hari.

Tata Bahasa Indonesia| 9

4.

Sintaksis Adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. a. Kalimat Inti Adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua inti yang merupakan unsur pusat (inti S dan inti P). Ciri kalimatnya : 1) Terdiri atas dua kata 2) Berintonasi normal (kalimat berita) 3) Bersusunan biasa (S P) 4) Positif Contoh : kami berdiskusi

b. Kalimat Luas Adalah kalimat inti yang diperluas dengan satu atau beberapa unsur penjelas. Contoh : kami berdiskusi tentang tawuran antarpelajar

c. Kalimat Transformasi Adalah kalimat inti yang telah mengalami perubahan intonasi, urutan kata, penambahan unsur, dan dijadikan kalimat majemuk bertingkat. Contoh : Kami berdiskusi?

d. Kalimat Efektif Adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa baku serta dapat menyampaikan informasi secara tepat. Ciri kalimatnya : 1) Minimal berunsur subjek dan predikat 2) Semua kata yang digunakan kata baku

Tata Bahasa Indonesia| 10

3) Hemat dalam penggunaan kata 4) Menerapkan kaidah EYD secara tepat 5) Hubungan fungsi-fungsi kalimat jelas 6) Logis atau masuk di akal Contoh : hadirin dipersilahkan duduk kembali

e. Kalimat Tunggal dan Majemuk 1) Kalimat Tunggal Adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa (unsur fungsi kalimat seperti subjek dan predikat hanyalah satu). Contoh : kami sedang belajar 2) Kalimat Majemuk Adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. a) Kalimat Majemuk Setara b) Kalimat Majemuk Bertingkat

f. Frase Adalah sekelompok kata yang tidak predikatif, tidak berunsur subjek dan predikat. Frase tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat. 1) Frase Setara Adalah frase yang kedua unsurnya sama derajatnya, sama kedudukannya. Tidak dikenakan pola DM/MD (diterangkan-menerangkan) Contoh : anak istrinya masih berada di Surabaya 2) Frase Bertingkat Adalah frase yang kedua unsurnya tidak sama derajatnya, ada unsur inti (D) dan ada yang bukan inti (M). Frase ini berpola DM, MD, MDM. Contoh : calon mahasiswa

Tata Bahasa Indonesia| 11

g. Klausa Adalah kelompok kata yang sudah memiliki subjek dan predikat, tetapi belum mempunyai intonasi akhir. Contoh : manisnya senyum nenek S P

Jenis klausa atau sifat klausa : Klausa atasan = klausa pokok = induk kalimat Klausa bawahan = klausa terikat = anak kalimat Untuk menentukan klausa bawahan atau anak kalimat, klausa itu memiliki kata hubung berikut : a) Sebab = karena hubungan sebab atau kausal b) Agar = supaya hubungan tujuan atau final c) Ketika = sejak = setelah = pada saat = pada waktu = sesudah hubungan waktu d) Kecuali = selain hubungan batas e) Bahwa perluasan subjek dan objek f) Sehingga hubungan akibat g) Meskipun atau walaupun hubungan perlawanan Contoh : ketika berada di Jakarta, Sudirman menikah lagi. Klausa bawahan klausa pokok

h. Kalimat Adalah arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final. Contoh : pakaian harus bersih setiap saat

Tata Bahasa Indonesia| 12

BAB III PENUTUP


1. Simpulan Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa terdiri atas fonologi, yang mempelajari cara menghasilkan bunyi. Morfologi, yang mempelajari tentang seluk-beluk kata dan pembentukannya. Semantik, adalah bagian yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, dan mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Serta sintaksis, yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.

2. Saran Dengan mempelajari tata bahasa, alangkah baiknya apabila kita dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-hari. Agar kita dapat terbiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tata Bahasa Indonesia| 13

Anda mungkin juga menyukai