Anda di halaman 1dari 21

MATERI 2 : MEANING

Kelas III N
KELOMPOK – 9

1. Susanti Wijaya NIM.

2019 7470 095

2. Imat Abdullah NIM.

2019 7470 112

3. Yustina Anna Sri Utami NIM. 2019 7470

151
MAKNA

A. Memahami makna

Lynos dan Jaszezolt memberikan beberapa contoh untuk


memahami "makna" ditinjau dari Linguistik antara lain:
1. I did not mean to hurt you.
(Saya tidak bermaksud menyakiti hatimu)
2. Fame and riches mean nothing to the true scholar
(Kemasyuran dan kekayaan tidak berarti bagi yang benar-
benar sarjana)
3. Dark cloud means rain
(Mendung tebal menandakan akan hujan)

Makna "mean" pada setiap kalimat berbeda namun saling


berhubungan.
Untuk memahami "mean" yang berbeda dapat dengan
mensubtitusikan kata tersebut, dengan kata yang sama dalam
konteks yang sama 

I did not "mean" to hurt you


I did not "intend" to hurt
you.

"mean" = " intend"


Dark cloud "means" rain
Dark cloud "signs"
rain

"mean" = "sign“

Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa:

- Makna kata dalam suatu bahasa berhubungan satu sama lain


B. Hakikat bahasa
 
Ferdinan de Saussure membatasi bahasa sebagai berikut:
Bahasa adalah suatu system tanda yang terdiri dari dua sisi yang
saling melengkapi, isi dan bentuk :

1. Petanda signifie´ (signified "yang ditandai") / isi.


2. Significant (signifier) Penanda/ bentuk.

Concept

Sound
Image
Petanda adalah konsep pikiran sedangkan

Penanda adalah sesuatu yang berwujud (yang bisa di indera-kan).

Contoh:
Ferdinand de Saussure, juga menjelaskan bahwa sebuah tanda
atau kata satu sama lain berkaitan. Dia menggunakan diagram
Hubungan Antar Kata sebagai berikut:

signifie signifie signifie

signifiiant signifiant signifiant

kata kata kata

Contoh :
Dalam bahasa Inggris kata "chair" untuk menyebut tempat duduk
yang memiliki sandaran, sementara "stool" sama dengan bahasa
Indonesia, untuk menyebut tempat duduk tanpa sandaran.
C. Referensi dan Makna
 
Penjelasan Saeed tentang pemikiran Ferdinand de Saussure
tentang referensi (reference) dan makna (sense) bahwa makna
ekpresi, linguistik hadir dari dua sumber :

Bahasa : Yang merupakan bagian dari linguistic dan dunia


yang dideskripsikan olehnya.
Kata-kata berada dalam hubungannya dengan
dunia nyata atau klasifikasi mental tentangnya, kata-
kata mengikuti penuturnya untuk mengidentifikasi
bagian-bagian dari dunia, dan membuat pernyataan
tentangnya.
Contoh:
Dia melihat Paul (mengacu sesuatu yang khusus yaitu pada
sosok yang bernama Paul)
Perempuan itu membeli anjing (mengacu pada sosok yang
disebut perempuan)
Hubungan : Tempat bahasa menyangkutkannya ke dunia nyata,
biasanya disebut referensi
Hubungan semantik antar elemen di dalam
system perbendaharaan kata merupakan salah
satu aspek maknanya (sense)

Contoh referensi dan makna :

Hai, Siput, jalanlah lebih cepat.


Saat mendengar "siput" acuannya adalah pada hewan siput,
Namun "siput" juga bisa mengacu pada manusia yang cara
berjalannya sangat lambat.

Acuan yang dipindahkan hanyalah sifat dari manusia yang identik


dengan siput yang berjalan sangat pelan.
 
D. Segitiga Semiotik
 
Segitiga Semiotic oleh Ogden dan Richard dalam bukunya The
Meaning of Meaning (1923)

Pikiran
(Thought/Reference)

Symbol "cat" Referent


Keterangan:

(1). Menggambarkan bahwa bahasa adalah produk dari proses


pikiran atau otak, bukan semata-mata pemikiran melainkan
juga berupa kemauan, pengalaman, keluhan emosi dsb.

(2). Rangkaian bunyi atau huruf yang merupakan simbol-simbol


dari apa ada di dunia pikiran.
Simbol di sini adalah yang kita dengar.

(3). Referent/ Acuan yang nyata atau dunia nyata seperti yang
dilambangkan oleh bahasa.
E. Hubungan antara Makna dan Dunia Nyata
 
Pada sudut (3) pada gambar segitiga semiotic memberikan saran
bahwa antara bahasa dengan dunia nyata yang diacu oleh
sebuah kata bukan merupakan hubungan langsung oleh karena
itu garis penghubung diantaranya di lukiskan dengan garis
putus-putus. Ini berarti bahwa simbol pada sudut (2) tidak
langsung mengacu kepada acuan atau referentnya pada sudut
(3).

Contoh untuk membedakan "makna" dan "acuan"


Pada Polisemi, kata "bisa" ada 2 makna, bisa (racun) dan bisa
(dapat/mampu). Dari contoh tesebut dipahami bahwa bunyi yang
sama menunjuk pada referen yang berbeda.
F. Makna referensial atau denotasional dan makna
representasional
 
Pendekatan referensial adalah memberi makna pada sebuah
kata degan memperlihatkan bagaimana kata-kata itu langsung
berhubungan dengan hal, barang, atau situasi, yakni
berhubungan dengan dunia nyata.
Contoh:
Saya melihat Nelson Mandela di televisi semalam. (Nelson
Mandela mengidentifikasikan tokoh dunia)
Kami baru saja terbang dari Jakarta. (Jakarta menunujuk
sebuah kota)

Pendekatan representasional adalah dalam pendekatan ini


bahasa mewakili suatu teori tentang kenyataan, tentang tipe
barang dan situasi di dunia ini.
Contoh :
Johan sedang tidur (proses)
Johan tertidur (keadaan)
G. Pendekatan Referensial
 
Pendekatan Referensial adalah tindakan mengambil kata dengan
menghubungkannya dengan dunia nyata, sehingga untuk
melakukan deskripsi makna, perlu memperlihatkan bagaimmana
ekpresi bahasa dapat disangkutkan dengan dunia nyata.
 
Contoh:
Ada kasino di Jalan Nangka
Tidak ada kasino di Jalan Nangka

2 Kalimat tersebut diucapkan oleh orang yang sama dan alam


waktu yang sama, maka keduanya saling bertentangan. Pasti
salah satu dari 2 kalimat tersebut adalah salah.
H. Tipe-tipe Referensi

Contoh referensi: kursi, langit, mobil memiliki acuan tetap


(R.expression) saya, beliau, kamu tidak memiliki acuan tetap.
(non - R.expression)

I. Tipe kata no referensial:


(1). Expresi yang tidak mempunyai rujukan yang jelas dalam
dunia nyata ada 2 kelompok:
- Kata-kata yang mempunyai makna di tempatnya berada
dalam kalimat, membantu menyatakan hubungan kata
tapi tidak memiliki acuan apa /siapa.
Contoh : begitu, sangat, mungkin, seandainya, tidak dan
semua.
- Kata-kata yang dalam konteks tertentu bersifat
referensial, tetapi di tempat lain non referensial.
a. They performed a cholecystecotomy this morning (a
cholecystecotomy merujuk suatu tindakan operasi)
b. Cholecystecotomy is a serious procedure
(Cholecystecotomy merujuk Nomina generic / Noun)
Sehingga sebuah kalimat terkadang bersifat Ambigu.

(2).Kata-kata yang referensinya bervariasi, tidak tetap yakni


kata-kata ganti pronominal seperti saya, dia, kamu atau kata
penunjuk waktu seperti sekarang, besok, kemarin, dan kata
petunjuk tempat, seperti di sini, di sana, kata-kata yang
dalam pragmatik disebut Deiksis

(3). Sekelompok kata sulit bagaimana mengacunya


(i) Referen yang sama ditunjuk dengan banyak kata. Untuk
"seorang tetangga" kita dapat mengatakan : Tetangga
saya, Ibunya Ely, kepala SMP 2, istrinya Mikail, dsb.
(ii). Sebaliknya sebuah kata dapat mengacu kepada lebih dari
satu acuan. Kata Raja dan Ratu kecuali mengacu orang
yang memerintah, juga berarti "pion dalam permainan
catur".
(iii).Kata yang memiliki acuan yang tidak sama setiap kali
muncul dari konteks yang berbeda. Reirner tahun 2009
di Inggris Queen menunjuk Elizabeth II tapi kalau di
Denmark menunjuk Queen Elizabeth of Denmark. Dan
bila kita main catur queen adalah buah catur utama yang
kedua pada permainan catur. Pada permainan bridge,
queen adalah kartu terpenting ke tiga
 
J. Representasi mental
 
Referensial makna diperoleh dengan cara
menghubungkannya dengan kegiatan, hal, atau barang yang di
tunjuk dala dunia nyata.

"Pengertian" atau sense adalah representasi mental yaitu


peringkat yang selanjutnya disebut "Representasi mental".
Satuan mental itu adalah bayangan.
 
Contoh : "segitiga" sekelompok penutur mungkin mempunyai
bayangan mental yang sama, penutur lain
mempunyai bayangan yang salah, yang lain lagi
memasukkan juga wujud segi tiga yang sisinya tidak
sama panjang.
K. Konsep
 
Teori bayangan menunjukkan sebagian kata yang bersifat
abstrak maka di ganti dengan konsep. Konsep jauh lebih baik,
namun konsep juga bersifat kompleks, di satu pihak konsep bisa
ditangkap seperti obyek fisik dan di pihak lain bersifat sangat
khusus disimpan dalam otak manusia.

Konsep pada anak-anak

Anak-anak memperoleh konsep dari orang dewasa, misal konsep


tentang "daddy" dipikiran anak-anak semua orang laki-laki
dewasa dipanggilnya "daddy" inilah yang disebut overextending
konsep.
Kreteria konsep

Konsep yang baik adalah dengan kriteria memasukkan "semua


yang penting dan mencukupi persyaratan"
Contoh :
Zebra : mensyaratkan binatang berkaki 4, bergaris-garis,
herbivora
 
Kelemahan kriteria klasik:

Menurut Wittgenstein kriteria yang dikenakan untuk batasan


seperti konsep pada "zebra" masih belum memuaskan. Salah
satunya pada kata "game": melibatkan kalah menang, dikerjakan
oleh lebih dari seorang, ada aturan main. Batasan-batasan
tersebut bisa berubah bergantung pada konteks.
L. Makna Makna referensi, denotasi dan konotasi

Makna : arti sebuah leksem yang bersifat umum/konsep


yang mendasari kata.
Referen : suatu barang tertentu, orang, tempat, atau
kegiatan dan semacamnya yang ditunjukan oleh
suatu ekspresi atau pemakaian bahasa tertentu.
Contoh : Saya membeli kamus. Maka yang saya bawa
pulang adalah buku berwarna merah yang berisi
daftar kata dan keterangan makna .

Denotasi : menunjuk pada sesuatu keseluruhan barang yang


dalam kamus.
Konotasi : berlainan dengan sense, referent& denotasi
menunjuk kepada faktor sekunder yang mengandung
makna emotif seperti penghinaan, ejekan, atau
pujian.
contoh : Dasar perempuan!
 
M. Batasan berdasar "prototipe“

Batasan berdasarkan prototype memandang bahwa konsep


adalah sesuatu yang terstruktur, bersifat sentral, mengandung
kekhasan.

Contoh : konsep Furniture terdiri meja, kursi, lemari dan


lampu, namun yang lebih bersifat sentral adalah
meja dan kursi.

Anda mungkin juga menyukai