Anda di halaman 1dari 35

Tes Kompetensi Bersastra

Hello !
We are Group IX
• Hestu Pamularsih 20197470023
• Anah Herlina 20197470085
• Sujoni 20197470077
Tujuan Pembelajaran Sastra

Tujuan pembelajaran sastra adalah tercapainya kompetensi


bersastra.

Kompetensi bersastra dimaknai sebagai kegiatan seperti


membaca, menafsirkan, menganalisa, menilai, dll. Sebagai
sarana untuk meraih tujuan apresiasi.
Pembuatan Tes Kompetensi Bersastra

Merespon Menyusun Ranah


Jawaban Jawaban Afektif
Tes Kompetensi Bersastra dengan Merespon Jawaban
• Tes kompetensi bersastra yang diukur dengan merespon jawaban yang telah disediakan mesti berupa tes
objektif. Untuk mengerjakan tugas, peserta didik tinggal memilih jawaban itu.
• Tugas ini mungkin kurang ideal, untuk tujuan pengukuran kompetensi bersastra, namun dapat dijadikan
sebagai pelengkap tugas yang lain.
• Sastra hadir melalui bacaan, suara dan keduanya secara bersamaan. Jadi boleh dikatakan “meminjam”
kompetensi berbahasa reseptif membaca dan menyimak.
• Maka, ranah yang paling dibutuhkan untuk berapresiasi adalah ranah kongnitif, khususnya jenjang
pemahaman
• Pengukuran hasil pembelajaran kompetensi bersastra ditekankan pada pembuatan soal tes yang
mempertimbangkan kadar keapresiatifan soal-soal terkait.
• Soal-soal dapat dikaitkan dengan jenjang berpikir.
• Agar alat tes yang dibuat berkadar apresiasi yang tinggi, penulisan butir-butir soal sebaiknya berangkat
dari teks-teks kesastraan secara konkret.
• Teks kesastraan yang diujikan sebaiknya cukup lengkap dan bervariasi. Misal dari ketiga genre sastra :
Puisi, Fiksi dan Naskah Drama.
• Teks kesastraan mengandung ciri tertentu karya tersebut dan disesuaikan dengan perkembangan kejiwaan
dan pengalaman peserta didik.
Tes Berdasarkan Teks Puisi

• Teks-teks puisi yang dijadikan bahan tes sebaiknya dipilih yang sesuai
dengan pengalaman kognitif peserta didik atau tidak terlalu abstrak atau sulit
sehingga menjadi hal yang ditakutkan oleh siswa.

• Jika semua pertanyaan berangkat dari contoh konkret puisi, soal akan
berkadar apresiasi tinggi dan itu amat menunjang tujuan capaian kompetensi
bersastra. Namun boleh juga tes-tes berbasis puisi menyangkut hal-hal atau
teori tentang berpuisi.

• Hal yang paling sering ditanyakan adalah kandungan makna puisi, baik
berupa tema, pesan, moral, makna konotasi dan lainnya yang masih tentang
pemaknaan.
Contoh Tes Berdasarkan Teks Puisi
SAJAK PUTIH
Judul puisi “sajak putih” merupakan lambang yang menunjuk pada makna…
Bersandar pada tari warna pelangi a. Hari yang bersih
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
b. Cinta yang suci
Harum rambutmu mengalun bergelut senda c. Doa yang khusuk
d. Kematian yang ikhlas
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
*Diperbolehkan membuat soal yang berbau teoritis, tetapi jumlahnya disesuaikan dengan
Meriak muka air kolam jiwa jumlah soal keseluruhan
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku Bait pertama dan ketiga puisi di atas berpola persajakan akhir a-b-a-b seperti
pada puisi lama, contoh puisi lama yang berpola a-b-a-b adalah…
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah a. Syair
Selama kau darah mengalir dari luka, b. Pantun
Antara kita mati datang tidak membelah c. Gurindam
d. Talibun
(Khairil Anwar, Deru Campur Debu)
*Diperbolehkan membuat soal yang berkaitan dengan unsur kesejarahan dari penyairnya, dan
sebaiknya hal tersebut masih berkaitan dengan karakteristik karya-karyanya.
Tes Berdasarkan Teks Fiksi

Karena tidak memungkinkan untuk mengutip seluruh teks sebuah cerpen atau novel
ke dalam soal, maka sebaiknya mengutip bagian-bagian yang menunjukkan
identitas dan karakteristik teks fiksi yang bersangkutan. Misalnya, pada bagian yang
memuat nama tokoh, terimplisit karakter, kandungan pesan moral dan lainnya
tergantung aspek apa yang mau ditanyakan dalam soal tes. Tes kesastraan yang
demikian hampir tidak berbeda halnya dengan tes kompetensi membaca.

Jika tidak mengutip suatu teks dan hanya berasumsi bahwa siswa telah membaca
karya tersebut maka tes dapat terjebak dalam mengukur kemampuan hafalan.
Contoh Tes Berdasarkan Teks Fiksi
Sekarang hari kamis, sudah empat hari Lintang tak muncul juga. Aku melamun memandangi
tempat duduk di sebelahku yang kosong. Aku sedih melihat dahan filicium tempat ia
bertengger jika kami memandangi pelangi. Ia tak ada di sana. Kami sangat kehilangan dan
cemas. Aku rindu pada Lintang.
Berdasarkan nama tokoh yang disebut, penggalan cerita fiksi di atas berasal dari novel…
a. Laskar Pelangi
b. Ayat-ayat Cinta
c. Dalam Mihrab Cinta
d. Rindu Ibu adalah Rinduku

Berdasarkan wacana yang terlihat pada kutipan, sikap kawan-kawannya terhadap Lintang adalah sebagai berikut,
kecuali…
a. Merindukan
b. Memusuhi
c. Mencemaskan
d. Menyayangi
Tes Berdasarkan Teks Drama
Sama halnya dengan teks fiksi, teks drama tidak dapat disajikan secara
penuh dalam pembuatan soal tes kompetensi bersastra karena jumlah
halaman yang umumnya panjang.

Soal ujian berdasarkan teks drama menampilkan dialog antar tokoh dan
mungkin sedikit penjelasan pementasannya. Jadi tes ini mirip dengan tes
kompetensi membaca berdasarkan tes dialog di atas. Hanya saja, dialog
yang dikutip di sini secara jelas merupakan bagian dari sebuah teks
drama dengan judul tertentu.

Soal ujian berbasis naskah drama yang mengambil sebagian teks, juga
sama dengan fiksi di atas, dapat dikategorikn sebagai tes yang berkadar
apresiasif tinggi.
Contoh Tes Berdasarkan Teks Drama

LAMPU BERUBAH

Arjuna : Aduh, Dinda Srikandi, bagaimana mungkin aku tega memenuhi apa yang kamu minta ?

Srikandi : Kangmas tadi sudah janji, akan memenuhi apa saja yang aku minta. Janji Satria adalah suci.
Jika tidak, seumur hidup kehormatan akan tercemar.

Arjuna : Kakang Semar adalah sesepuh yang sangat kuhirmati. Aku tidak tega menghina dia. Mintalah
yang lain, kijang kencana, cupumanik astagina, pusaka swargaloka, atau apa saja, asal jangan yang
berhubungan dengan kuncung di kepala Kakang Semar

Konflik penggalan teks drama di atas terutama dipicu oleh…


a. Srikandi calon pengantin yang amat dicinti Arjuna
b. Srikandi memaksakan kehendaknya yang sulit dipenuhi
c. Arjuna amat menghormati Semar sesepuh kesayangannya
d. Tamu undangan pesta perkawinan sudah berdatangan
Tes Kompetensi Bersastra dengan Menyusun Jawaban

1. Tugas Menjawab Pertanyaan

2. Membuat Sinopsis dan Parafrase

3. Tugas Menganalisis Teks Kesastraan

4. Tugas Proyek

5. Tugas Menulis Teks


Kesastraan
Tugas Menjawab Pertanyaan

• Jika dalam tes kompetensi bersastra dengan merespon jawaban peserta didik terlihat
dibatasi kebebasan berekspresi untuk merespon teks – teks kesastraan yang dibaca,
tidak demikian halnya dengan tugas yang memberi kesempatan kepada mereka untuk
menyusun jawaban sendiri.
• Menurut Saryono (2009:52) Pembacaan teks kesastraan merupakan pergulatan
intensif antara dunia yang dibangun oleh pengarang dan tanggapan yang diberikan
oleh pembaca yang telah memiliki dunia sendiri.
• Pertanyaan yang dimaksud adalah pertanyaan yang jawabannya membutuhkan
jawaban uraian dan bukan jawaban pendek seprti pertanyaan terhadap fakta atau
hafalan.
• Pertanyaan – pertanyaan yang dimaksud haruslah berangkat dari teks kesastraan
tertentu yang sudah digunakan untuk dibaca yang dapat berupa puisi, fiksi, dan
naskah darma.
Contoh pertanyaan dan tugas berdasarkan teks fiksi

1. Bagaimana karakter tokoh – tokoh utama cerita (puisi,novel,film)?


2. Bagaimana hubungan antar tokoh dalam cerita?
3. Kenapa cerita ini menggunakan latar belakang sejarah?
4. Bagaimana pendapat anda tentang cerita itu realitas dapat terjadi dalam kehidupan sesungguhnya?
5. Apa niali moral yang terkandung dalam cerita tersebut?
6. Jelaskan tentang fakta dan opini dalam cerita tersebut?
7. Bagaimana pengaruh cerita itu bagi pembaca?
8. Jelaskan bagaimana cerita itu bisa disukai banyak oarang?
Rubik Penilaian Pertanyaan Kompetensi
Bersastra
Tingkat Capaian Kerja
NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5

1 Ketepan Jawaban
2 Keluasan dan keaslian jawaban

3 Kelogisan argumentasi
4 Ketepatan kata
5 Gaya penuturan
Jumlah
Nilai
Membuat Sinopsis dan Parafrase
• Menurut Kridalaksana (2008: 172) Parafrase adalah pengungkapan kembali konsep
dengan cara lain dalam bahasa yang sama, tanpa mengubah maknanya.
• Sinopsis adalah ikhtisar atau ringkasan dari karangan yang biasanya diterbitkan
bersama – sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis (sumber: KBBI).
• Sinopsis menggambarkan isi cerita dari sebuah karya. Karya tersebut tidak hanya
sebatas karya tulis seperti buku/novel, namun juga karya lain seperti film dan
pementasan suatu pertunjukan dengan jalan cerita.
• Melalui sebuah sinopsis, penikmat karya dapat memperoleh inti bahasan dari suatu
karya. Hal ini kemudian akan mempengaruhi seseorang untuk menikmati secara
keseluruhan dari suatu karya atau tidak. Sinopsis akan menjadi dasar penentuan
sebuah keputusan. Sehingga, keberadaan sinopsis menjadi penting. Oleh karena itu,
penulisan sinopsis tentu tidak boleh secara bisa saja atau malah secara sembarangan.
Membuat Sinopsis
1.Menentukan tema dan pokok – pokok penting cerita
• Tema dan pokok – pokok penting cerita memiliki peranan penting. Dari tema dan
pokok – poko cerita ini akan menggambarkan garis besar sebuah cerita. Sinopsis perlu
dikembangkan melalui pokok – pokok utama cerita dalam beberapa kalimat. Penulisan
kalimat perlu memperhatikan cara penulisan yang baik dan benar.

2.Membuka sinopsis dengan alur cerita


• Sinopsis memeberikan gambaaran yang jelas akan jalan cerita dari sebuah bacaan.
Sehingga, penyampaian alur perlu diberikan dengan sebaik mungkin. Alur utama
harus terlihat dengan jelas agar memberikan gambaran cerita yang jelas kepada
pembaca. Sinopsis perlu dibuat dengan menceritakan konflik utama yang menjadi alur
cerita. Selanjutnya, sinopsis perlu diakhiri dengan memperlihatkan penyelesaian
konflik cerita. Namun penyampaian akhir cerita ini perlu dibuat dengan cara yang
menarik agar pembaca mempunyai keinginan untuk membaca keseluruhan isi cerita.
Membuat Sinopsis

3. Menyertakan keunikan cerita


• Setiap cerita yang memiliki keunikan akan lebih menarik pembaca. Sehingga,
keunikan dari sebuah cerita perlu disampaikan dalam sinopsis cerita. Sampaikan
keunikan cerita terbaik yang ada dalam cerita ke dalam sinopsis. Keunikan cerita ini
akan menjadi daya tarik dari naskah yang ditulis.

4. Memperhatikan isi sinopsis


• Isis sinopsis tidak boleh bertentangan dengan isi cerita secara keseluruhan. Kalimat
yang digunakan pada isi sinopsis sebaiknya ringkas, padat, dan jelas. Penyusunan
kalimat juga perlu memeperhatikan penggunaan kalimat efektif, jelas, dan menarik.
Selain itu, kalimat yang digunakan juga harus memenuhi bahasa yang mudah
dipahami.
Fungsi Sinopsis
• Memberikan sebuah gambaran ringkas dan singkat tentang isi cerita atau naskah.
• Memberikan gambaran yang jelas secara sederhana mengenai urutan atau kronologi
ceritanya.
• Sebagai prolog atau epilog dari suatu naskah yang akan dipentaskan.
• Sebagai draft pedoman bagi pemain atau pemeran untuk melakukan improvisasi.

Ciri-Ciri Sinopsis
1. Sinopsis biasanya memiliki panjang sekitar 3-10 halaman. Alur ceritanya ditulis berurutan sesuai
dengan alur cerita aslinya. Bahasa yang digunakan biasanya lebih membujuk calon pembaca untuk
tertarik dengan bentuk ajakan yang dikemas secara halus.
2. Sinopsis tidak bertujuan untuk membuat penasaran calon pembaca. Justru ebaliknya, sinopsis harus
menggambarkan kejelasan alur cerita tanpa ada yang ditutupi. Kemasannya adalah menarik, bukan
membuat penasaran. Sehingga tidak mungkin sinopsis dibuat dengan memotong sebagian
Rubik Penilaian Sinopsis

Tingkat Capaian Kerja


NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6

1 Kesesuaian isi cerita


2 Ketepatan pemilihan detil cerita

3 Ketepatan pengembangan alur


4 Ketepatan dalam kalimat
5 Gaya penuturan
Jumlah
Nilai
Membuat Parafrase
1. Membaca teks keseluruhan
2. Menentukan pokok-pokok pikiran wacana
3. Menetukan tuturan yang hendak menjadi variasinya
4. Menyusun pokok pikiran tanpa mengabah arti
5. Menyempurnakan pokok pikiran
6. Membentuk wacana sesuai keinginan
Rubrik Penilaian Tugas Membuat Parafrase Puisi

Tingkat Capaian Kerja


NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6

1 Kemampuan Pemahaman
2 Ketepatan makna

3 Kreativitas
4 Pilihan kata dan kalimat
5 Gaya penuturan/bahasa
Jumlah
Nilai
Cara Memparafrasekan Puisi
Menjadi Prosa
• Membaca atau mendengarkan pembacaan puisi dengan seksama
• Pahami isi kandungan puisi secara utuh
• Jelaskan kata-kata kias atau ungkapan yang terdapat dalam puisi
• Uraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan
menggunakan kalimat sendiri
• Sampaikan secara lisan atau dibacakan
Tugas Menganalisis Teks Kesastraan

Siswa dapat memahami makna secara lebih baik terhadap


karya bersangkutan, sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kelemahan suatu teks dengan bukti yang konkret.
Untuk siswa sekolah menengah, tugas ini baru sebatas
pengenalan, sehingga puisi dan fiksi yang dianalisis harus
dipilih yang sederhana. Tugas dapat berbentuk individu
maupun kelompok.
Rubrik Penilaian Tugas Analisis Kesastraan
Tingkat Capaian Kerja
NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5 6

1 Ketepatan Analisis
2 Ketepatan Argumentasi

3 Penunjukkan Bukti Pendukung


4 Ketepatan kata dan kalimat
5 Gaya penuturan/bahasa
Jumlah
Nilai

Tugas analisis teks kesastraan yang pertama adalah analisis puisi. Dalam tugas ini, siswa dituntut
untuk menganalisis tema, majas, diksi, citraan, dan amanat puisi yang diambil dari surat kabar dan
majalah.
Tugas Proyek
• Tugas proyek diberikan kepada peserta didik secara berkelompok (misalnya 3-5).
• Tugas proyek diberikan kepada peserta didik untuk menghasilkan sebuah karya tertentu
yang membanggakan.
• Hasil kerja akhir dapat berbentuk laporan tertulis, rekaman video atau gabungan antara
laporan tertulis dan rekaman video.
• Depdiknas (2006) Tugas Proyek adalah kegiatan investigasi sejak perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian , pengelolahan dan penyajian data,
• Tugas Proyek adalah tugas bersama kawan sekelompok, maka peserta didik diharuskan
mampu bekerja bersama mulai dari pembagian tugas, berdiskusi, dan pemecahan
masalah.
• Pemberian tugas proyek peserta didik harus menguasai pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis data, sampai dengan pemaknaan dan penyimpulan oleh peserta
didik.
Rubik Penulisan Tugas Proyek Analisis Fiksi/Puisi
Tingkat Capaian Kerja
NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Keluasan dan keakuratan isi
2 Keaslian dan ketepatan analisis

3 Ketepatan argumentasi
4 Penunjukan bukti pendukung
5 Peamaknaan dan penyimpulan
6 Ketepatan kata dan kalimat
7 Gaya penuturan
8 Ejaan dan tata tulis
Jumlah
Nilai
Rubik Penulisan Tugas Proyek
Tingkat Capaian Kerja
NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Keluasan dan keakuratan isi
2 Organisasi Lain

3 Argumentasi dan penyimpulan


4 Struktur bahasa
5 Diksi dan gaya bahasa
6 Ejaan dan tata tulis
Jumlah
Nilai
Tugas Menulis Teks Kesastraan

Tugas menulis teks kesastraan penting diberikan untuk


melatih siswa mengekspersikan pengalaman jiwa, ide, dan
gagasan, atau sesuatu yang ingin diungkapkan. Namun,
pada dasarnya, tugas ini dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengalaman menulis kreatif subjektif. Teks
kesastraan yang dimaksud dapat berupa puisi, fiksi, dan
drama.
Rubik Penulisan Tugas Menulis Kesastraan
Tingkat Capaian Kerja
NO Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Kebaharuan tema dan makna
2 Keaslian pengucapan

3 Kekuatan Imajinasi
4 Ketepatan diksi
5 Pendayaan, pemajasan dan citraan
6 Respons afektif guru
Jumlah
Nilai
Penilaian Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup banyak dimensi yang antara lain :


• Mencakup watak perilaku perasaan,
• Sikap,
• Minat,
• Emosi,
• Motivasi,
• Kecenderungan berperilaku,
• Derajat penerimaan atau penolakan sesuatu, dll.
Langkah-Langkah Pengukuran Ranah
Afektif
1. Penentuan komponen afeksi apa yang akan diinventori.
2. Penentuan cara inventori data afektif yang akan dipilih.
3. Pembuatan kisi-kisi pengujian dan indicator (pertanyaan) tiap
komponen afektif.
4. Pembuatan daftar pertanyaan angket yang sesuai dengan kisi-
kisi.
5. Pelaksanaan pengisian angket oleh peserta didik dan
penyekoran.
6. Pembuatan pedoman posisi afektif siswa.
Inventori Ranah Afektif

Inventori ranah afektif dapat dilakukan melalui cara:

Pengamatan
Wawancara
Pemberian Angket
Gabungan cara di atas
3. Penilaian Ranah Afektif
Tingkat Capaian Kinerja
NO Pertanyaan
Angket 1 2 3 4 5
pengukuran 1 Saya senang pada pembelajaran kesastraan
Ranah Afektif 2 Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pembelajaran kesastraan
untuk Sikap 3 Saya akan bertanya jika tidak memahami penjelasan guru
dan Minat 4 Saya menyediakan waktu untuk belajar kesastraan
terhadap 5 Saya senang membaca berbagai karya sastra
Kesastraan 6 Saya selalu mempunyai waktu untuk membaca berbagai karya sastra
7 Saya sering berusaha memahami isi bacaan karya sastra
8 Saya merasakan ada manfaat yang besar dari membaca karya sastra
9 Saya berusaha mendapatkan buku-buku karya sastra
10 Saya senang membeli buku-buku karya sastra
Jumlah
Nilai

Anda mungkin juga menyukai