Anda di halaman 1dari 40

TES KOMPETENSI

BERSASTRA
Dosen Pengampu: Prof. Burhan Nurgiyantoro

Disusun oleh:
Rina Meriska (19715251049)
1. Tujuan dan Bahan Pembelajaran
Kompetensi bersastra
Tujuan dan Bahan Pembelajaran
? Kompetensi bersastra
Tujuan pembelajaran sastra secara umum ditekankan, atau demi
terwujudnya, kompetensi bersastra atau kompetensi mengapresiasi sastra
peserta didik secara memadai. Walau terlihat masih umum, tujuan capaian
kompetensi tersebut paling tidak telah memberi arah terhadap rumusan
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang lebih khusus dan
operasional.
Namun, setidaknya tujuan pembelajaran sastra itu haruslah diarahkan
agar peserta didik memeroleh sesuatu, sesuatu yang bernilai lebih dibanding
bacaan-bacaan lain yang bukan bacaan kesastraan.
?

Kejelasan tujuan pembelajaran (sastra) penting


sebab akan memberikan acuan bagi pemilihan
bahan yang sesuai. Teks kesastraan adalah aspek
bahan, maka pemilihan bahan pembelajaran
haruslah memungkinkan berbagai tujuan dan
manfaat tersebut dapat diperoleh.
Secara garis besar pembelajaran sastra dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
Dalam pembelajaran apresiasi
sastra yang langsung, peserta
didik secara kritis dibimbing untuk
Apresiasi Apresiasi tidak membaca dan memahami,

langsung
mengenali berbagai unsurnya yang
langsung khas, menunjukan kaitan diantara
berbagai unsur, menunjukan
keindahan, menunjukan berbagai
pengalaman dan pengetahuan
yang dapat diperoleh, dan lain-lain
yang semuanya tercakup dalam
Bahan apresiasi yang tidak wadah apresiasi.
Bahan pembelajaran apresiasi sastra
langsung menyaran pada bahan
langsung menunjuk pada bahan yang Pembelajaran kompetensi
pembelajaran yang bersifat
berupa teks-teks kesastran yang bersastra yang bersifat langsung
teoritis dan kesejarahan,
pada umumnya teks puisi, fiksi dan haruslah lebih ditekankan.
tepatnya teori sastra dan sejarah
drama.
sastra, atau pengetahuan tentang
sastra.
2. Penilaian dalam Pembelajaran Sastra
Penilaian dalam hal ini
dapat berfungsi ganda;
1) Mengungkapkan kompetensi
bersastra peserta didik, dan
2) Menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran kompetensi bersastra.
Fungsi pertama jelas dan menjadi
tujuan penulisan ini. Fungsi kedua
juga akan terjadi jika penilaian yang
dilakuakan lebih ditekankan pada
tujuan untuk mengungkap
kompetensi bersastra peserta didik
secara langsung.
Pemilihan bahan yang diujikan dan kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik tentu
saja hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan kejiwaan dan kognitif peserta
didik. Bahan yang akan diberikan untuk peserta
didik tingkat SD, SMP, SMA, dan mahasiswa
tentu saja tidak sama.
Pemilihan bahan sastra yang sulit, misalnya
puisi yang abstrak dan sulit dipahami, justru akan
memperkecil motivasi peserta didik dan
membuatnya menjadi tidak tertarik.
Tugas-tugas kesastraan sebenarnya
sangat luas, tidak hanya terbatas pada
tugas yang diberikan di sekolah,
melainkan juga tugas-tugas yang
dilakukan di luar sekolah. Tugas ini
misalnya berupa kegiatan mengikuti lomba
penulisan (puisi, cerpen, essai dan lain-
lain), atau lomba baca puisi, pentas
drama, dan bahkan juga hanya menonton.
3. Kadar Apresiatif tugas Kesastraan
Tugas yang dimaksud dapat berkadar apresiatif
tinggi, sedang, dan rendah. Hal itu menunjukan bahwa
dalam hal apresiasi terdapat sifat gradasi yang
memerlihatkan adanya tingkatan-tingkatan keapresiatifan,
dan tidak dapat digeneralisir sebagai tugas yang
apresiatif atau tidak apresiatif.
Peserta didik harus membaca dengan sungguh-
sungguh. Jadi, tugas tersebut berupa “memerlukan”
secara langsung sebuah teks tertentu baik berupa
pembacaan, mengidentifikasikan, pemahaman,
penganalisisan, penemuan unsur tertentu, pemberian
pertimbangan tertentu, dan lain-lain. Tugas kesastraan
yang demikian adalah tes atau tugas yang berkadar
apresiatif tinggi.
Tugas kesastraan yang hanya berdasarkan sinopsis
(fiksi atau drama, entah buatan sendiri atau orang lain)
atau kutipan-kutipan kalimat tertentu atau baris-baris
tertentu dari fiksi, drama, atau puisi.
Dengan kata lain, tugas itu tidak mensyaratkan
peserta didik berhadapan langsung dengan sebuah teks
sastra. Namun, juga masih mengandung unsur apresiasi
“lumayan” atau berkadar “masih lebih baik daripada tidak
sama sekali”, karena masih merujuk karya-karya tertentu
walau tidak secara langsung. Tes atau tugas kesastraan
tersebut dapat diidentifikasi sebagai tes atau tugas yang
berkadar apresiatif sedang.
Soal yang menanyakan hal-hal teoritis dan historis.
Misalnya, soal yang menanyakan pengertian-pengertian
aspek intrinsik karya (tema, alur, penokohan, rima irama)
dan kesejarahan (kapan karya itu terbit, karya siapa, apa
saja karya pengarang itu). Tes atau tugas tersebut karena
tidak secara langsung berkaitan dengan karya tertentu
dan dapat dijawab tanpa peserta didik harus membaca
suatu karya, adalah tes atau tugas kesastraan yang
berkadar apresiatif rendah.
4. Pembuatan Tes Kompetensi
Bersastra
(a) Tes kompetensi bersastra dengan merespon jawaban, (b) Tes kompetensi
bersastra dengan menyusun jawaban, (c) Penilaian ranah afektif
Pembuatan Tes Kompetensi Bersastra

1) Tes kompetensi bersastra dengan merespon


jawaban,
1) Tes berdasarkan teks puisi
2) Tes berdasarkan teks fiksi
3) Tes berdasarkan teks drama
2) Tes kompetensi bersastra dengan menyusun
jawaban,
1) Tugas menjawab pertanyaan
2) Membuat sinopsis dan parafrasa puisi
3) Tugas menganalisis teks kesusastraan
4) Tugas proyek
5) Tugas menulis teks kesastraan
3) Penilaian ranah afektif
Tes kompetensi bersastra dengan merespon
jawaban
Tes Berdasarkan Teks Puisi
SAJAK PUTIH Yang paling sering ditanyakan
Bersandar pada tari warna pelangi adalah kandungan makna puisi, baik
Kau depanku bertudung sutra senja berupa tema, pesan, moral, makna
Di hitam matamu kembang mawar dan melati konotasi, maupun yang lain tetapi masih
Harum rambutmu mengalun bergelut senda di sekitar pemaknaan.
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba 1. Judul puisi “Sajak Putih” merupakan lambang yang
Meriak muka air kolam jiwa
menunjuk pada makna ...
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku A. Hati yang bersih
Hidup dari hidupku, pintu terbuka B. Cinta yang suci*
Selama matamu bagiku menengadah C. Do’a yang khusuk
Selama kau darah mengalir dari luka
D. Kematian yang ikhlas
Antara kita Mati datang tidak membelah...
Karya : Chairil Anwar
Tes Berdasarkan Teks Fiksi
Soal tes yang berkaitan dengan teks-teks fiksi
hanya dapat mengutip sebagian naskah saja. Atau,
kita beramsumsi bahwa peserta didik sudah pernah
membaca karya-karya tertentu karena pernah
ditugaskan atau dibicarakan di kelas.

Bagian yang dikutip biasanya menunjukkan 1. Novel-novel di bawah ini bertemakan masalah
identitas dan karakteristik teks fiksi yang religius dan cinta, kecuali ...
bersangkutan. Misalnya, pada bagian yang memuat A. Ayat-ayat Cinta
nama tokoh, terimplisit karakter, dan kandungan pesan B. Dalam Mihrap Cinta
moral, dan lain-lain C. Maut dan Cinta*
D. Di Bawah Lindungan Ka’bah
Tes Berdasarkan Teks Drama

Sama halnya dengan teks fiksi, teks drama tidak dapat disajikan secara
penuh dalam pembuatan soal tes kompetensi bersastra karena jumlah halaman
yang umumnya panjang. Agar kutipan tersebut bermakna, pengambilan bagian yang
dikutip haruslah mengandung nama-nama tokoh, sedikit konflik, mungkin juga
cerminan tema, pesan, dan lain-lain yang merupakan identitas teks drama.

Soal ujian berbasis naskah drama dikategorikan sebagai tes yang berkadar
apresiatif tinggi.
Tes Berdasarkan Teks Drama
LAMPU BERJUBAH
(N. Riantiarno, Semar Gugat)

ARJUNA : Aduh. Dinda Srikandi, bagaimana mungkin aku tega memenuhi apa yang
kamu minta?
SRIKANDI : Kangmas tadi sudah jani, akan memenuhi apa saja yang aku minta. Janji
satria, adalah suci. Jika tidak, seumur hidup kehormatan akan tercemar.
ARJUNA : Kakang Semar adalah sesepuh yang sangat kuhormarti. Aku tidak tega
menghina dia. Mintalah yang lain, kijang kencana, cupumanik astagina,
pusaka swargaloka, atau apa saja, aal jangan yang berhubungan dengan
kuncung di kepala Kakang Semar.
SRIKANDI : Permintaan tak akan kuubah. Dan janji Kangmas tetap kutagih. Lagipula
ini hanya sekedar pembuktian apakah Kangmas cinta padaku atau tidak.
Aku kira, Kakang Semar pasti akan paham. Dan merelakan.
ARJUNA : permintaanmu jauh lebih sulit dibanding permintaan Dinda Sumbadra dulu.
SRIKANDI : Aku memang bukan Sumbadra. Aku Srikandi. Penuhi permintaanku, kalau
tidak pernikahan kita batal.
ARJUNA : Aduh, dewa. Aku tidak bisa ... sungguh. Tidak bisa. (menangis sangat sedih)
Tes Berdasarkan Teks Drama

1. Konflik penggalan teks drama di atas terutama dipicu oleh ...


A. Srikandi calon penggantian yang amat dicintai Arjuna
B. Srikandi memaksa khendaknya yang sulit dipenuhi*
C. Arjuna amat menghormati Semar sesepuh kesayangannya
D. Tamu undangan pesta perwakilan sudah berdatangan
Tes kompetensi bersastra dengan menyusun
jawaban
Tugas menjawab pertanyaan
Sajak Rajawali
(W.S. Rendra)
sangkar besi rajawali terbang tinggi memasuki sepi
tidak bisa mengubah rajawali memandang dunia
menjadi seekor burung nuri rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
rajawali adalah pacar langit mengolah hidupnya
dan di dalam sangkar besi
rajawali terbang tinggi
rajawali merasa pasti
membela langit dengan setia
bahwa langit akan selalu menanti
dan ia akan mematuk kedua matamu
hidup adalah merjan-merjan kemungkinan wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka.
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana

langit tanpa rajawali


adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara
Contoh pertanyaan esai:

1. Jelaskan bentuk persajakan puisi “Sajak Rajawali” di atas.


2. Selain untuk mencapai efek persajakan, unsur bunyi juga dipakai
untuk membangkitkan suasana tertentu. Jelaskan hal tersebut dalam
puisi di atas.
3. Jelaskan bagaimana penyair mendayakan unsur pemajasan, dan
bagaimana efek yang terbangkitkan.
4. Jelaskan efek yang terbangkitkan.
5. Jelaskan makna yang terkandung dalam puisi “Sajak Rajawali” di
atas.
Tabel 1
Contoh Rubrik Penilaian Petanyaan Kompetensi Bersastra
Tingkat Capaian Kinerja
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1 Ketepatan jawaban
2 Keluasan dan
keaslian jawaban
3 Kelogisan
argumentasi
4 Ketepatan kata dan
kalimat
5 Gaya penutur
Jumlah skor:
Nilai:
Tugas membuat sinopsis dan parafrase puisi

a) Ambilah beberapa bab novel “Laskar Pelangi”, misalnya


bab 1 dan 2. Tugas:
1) Ubahlah sudut pandang orang pertama “aku” menjadi
orang ketiga “dia”.
2) Ubahlah teks tersebut menjadi naskah drama.

3) Jika teks drama, tugas: ubahlah teks drama itu menjadi


cerita prosa.
Tugas membuat sinopsis dan parafrase puisi
b) Pilihlah satu atau beberapa buah puisi, misalnya puisi “Aku”
karya Chairil Anwar dan puisi “Rumpun Alang-alang” karya
W.S. Rendra. Tugas itu dapat bberupa hal-hal berikut:
1) Berilah tanda-tanda jeda puisi di atas.
2) Berilah penanda-penanda hubungan dengan memunculkan
kata-kata yang cocok pada baris-baris dan bait puisi di
atas.
3) Buatlah parafrase puisi di atas.
Tabel 2
Contoh Rubik Penilaian Tugas Membuat Sinopsis
Tingkat Capaian Kinerja
No. Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5

1 Kesesuaian isi cerita


2 Ketepatan pemilihan
detail cerita
3 Ketepatan
pengembangan alur
4 Ketepatan kata dan
kalimat
5 Gaya penuturan

Jumlah skor:
Nilai:
Tabel 3
Contoh Rubik Penilaian Tugas Membuat Parafrase Puisi
Tingkat Capaian Kinerja
N
Aspek yang Dinilai
o. 1 2 3 4 5
1 Kemampuan
pemahaman
2 Ketepatan makna

3 Kreativitas

4 Pilihan kata dan kalimat

5 Gaya penuturan

Jumlah skor:
Nilai:
Tugas menganalisis teks kesastraan
Tentukanlah judul-judul puisi yang ditugaskan untuk dianalisis,
dapat satu atau sejumlah judul, misalnya “Bunga Mawar” dan
“Halaman Rumahku”:

1) Analisislah unsur persajakan puisi di atas.


2) Analisislah unsur diksi puisi di atas.
3) Analisislah pendayagunaan unsur pemajasan, permainan struktur,
dan citraan puisi di atas.
4) Analisislah unsur tema dan kandungan moral puisi di atas.
5) dll
Tabel 4
Contoh Rubrik Penilaian Tugas Menganalisis Fiksi/Puisi
Tingkat Capaian Kinerja
No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5

1
Ketepatan analisis
2 Ketepatan argumentasi

3 Petunjukan bukti pendukung

4 Ketepatan kata dan kalimat

5 Gaya penuturan

Jumlah skor:
Nilai:
Tugas proyek
Tugas menganalisis teks fiksi, misalnya novel tetralogi Laskar Pelangi, atau
Harry Potter (jilid 1-3). Tugas proyek dapat berbunyi:
 Analisilah penokohan, tema, dan pesan dalam novel tetralogi Laskar
Pelangi (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor, dan Maryamah
Karpov). Analisis harus disertai bukti-bukti pendukung seperti kutipan-
kutipan verbatim novel atau dari sumber lain.
 Analisis dibuat dalam bentuk laporan. Isi laporan terdiri atas: Judul, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Landasan teori, Bab 4
Kesimpulan, Daftar Pustaka, dan Sinopsis.
Tabel 5
Contoh Penilaian Tugas Proyek
Nama Siswa : (semua ditulis)
Kelas/Semester :
Sekolah :
Judul Karya :
Skor Skor Keterangan
Maksi
No. Aspek yang dinilai mal

1 Keluasan dan keakuratan isi 25


2 Organisasi isi 20
3 Argumentasi dan penyimpulan 15
4 Struktur bahasa 20
5 Diksi dan gaya bahasa 15
6 Ejaan dan tata tulis 5
Jumlah Skor:
Nilai:
Tugas menulis teks kesastraan
Tugas kesastraan sebenarnya juga dapat berkaitan dengan
penciptaan secara kreatif. Artinya peserta didik ditugasi untuk
membuat karya sastra baik yang bergenre puisi, fiksi, maupun
drama. Tugas ini pengalaman jiwa, ide dan gagapenting untuk
melatih mereka mengapresiasikan san, atau sesuatu yang ingin
diungkapkan. Berikut rubik yang digunakan untuk penilaian
menulis teks kesastraan;
Tabel 7
Contoh Rubik Penilaian Tugas Menulis Puisi
Tingkat Capaian Kinerja
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1
Kebaruan tema dan makna
2 Keaslian pengucapan

3 Kekuatan imajinasi
4 Ketepatan diksi
5 Pendayaan pemajasan dan
citraan
6 Respon efektif guru
Jumlah skor:
Nilai:
Tabel 8
Contoh Rubik Penilaian Tugas Menulis Fiksi
Tingkat Capaian Kinerja
No. Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5
1 Kebaruan tema dan kandungan
makna
2 Kekuatan imajinasi
3 Kebaruan dan kekuatan tokoh
4 Kebaruan dan kekuatan alur
5 kesatupaduan
6 Kelancaran cerita
7 Keefektifan stile
8 Respon efektif guru
Jumlah skor:
Nilai:
Penilaian ranah afektif
Untuk melakukan pengukuran ranah afektif, langkah yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut (Nurgiantoro, 2017);

a) Penentukan komponen afeksi apa yang akan diiventori, misalnya apakah unsur sikap,
minat, motivasi, watak perilaku perasaan, atau yang lain.
b) Penentukan cara inventori data afektif yang akan dipilih, misalnya apakah lewat
pengamatan, wawancara, atau pemberian angket.
c) Pembuatan kisi-kisi pengujian dan indikator (pertanyaan) tiap komponen afektif.
Misalnya, jika menyatakan aspek sikap, maka secara subtansial hal-hal apa saja yang
perlu ditanyakan yang mendukung sikap. Penentuan hal ini tidak boleh asal-asalan, tetapi
harus didukung oleh landasan keilmuan.
d) Pembuatan daftar pertanyaan angket yang sesuai dengan kisi-kisi. Selain itu,
juga ditentukan rentangan skala penilaian (skala likert), misal 1—5, 5 (sangat
tinggi) dan 1 (sangat rendah). Sebelum diberikan kepada peserta didik, sebaiknya
angket tersebut dibaca oleh sejawat untuk memeroleh masukan.
e) Pelaksanaan pengisian angket peserta didik dan diikuti penyekoran. Misalnya,
jika ada 10 buah pertanyaan, skor tertinggi 50 dan terendah 10.
f) Pembuatan pedoman posisi afektif siswa, misalnya: 41- ke atas: tinggi; 26—40:
sedang; 10—25: rendah. Perhitungan skor afektif peserta didik dan
pengelompokan ke dalam posisi-posisi tersebut dan kemudian dilakukan tindak
lanjut sesuai dengan perolehan masing-masing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai