SINTAKSIS
Santa 21053020
Annisa 21053022
Irna 21053023
Kelas : 4 A Reguler
UNIVERSITAS ASAHAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat, rahmat,dan taufik hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa juga kita hadiahkan kepada junjungan kita
Baginda Rasulullah SAW, semoga kita, orang tua kita, nenek dan kakek kita, guru-guru,
Dosen dan orang terdekat kita mendapat syafaat di Yaumil Mahsyar kelak nantinya. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Sintaksis yang bertemakan tentang “Pemfokusan Makna dengan Kalimat” selaku
dosen pembimbing mata kuliah Sintaksis dan kami ucapkan juga terimakasih kepada teman-
teman yang telah membantu dan mendukung kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang guna
membangun sempurnanya makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak/ibu
dosen Nila Sudarti, M.Pd
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
teman-teman dan bagi kami penulis terkhususnya.
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Kesimpulan..........................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk kalimat, klausa dan frasa.
Dalam Sintaksis pembicaraan atau pembahasaan pada umumnya dilakukan secara analistis.
Maksudnya, satuan bahasa dari yang terbesar sampai yang terkecil, dibicarakan strukturnya,
kategorinya, jenisnya, dan maknanya. Suatu cara yang mema[ng harus dilakukan untuk
mengenalkan satuan-satuan sintaksis yaitu kalimat, klausa, dan frasa. Kemudian dalam
pembiacaraan tentang sintaksis, bidang yang menjadi lahannya adalah unit bahasa berupa
kalimat, klausa dan frase. Manusia adalah bertutur sapa, berkisah, atau segala sesuatu yang
dapat dikatakan sebagai berbahasa, selalu memunculkan kalimat-kalimat yang dirangkai,
dijalin demikian rupa, sehingga berfungsi optimal bagi si penutur dalam upaya
mengembangkan akal budinya dan memelihara kerja sama dengan orang lain.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pemfokusan makna dengan kalimat?
b. Jelaskan bagian dari pemfokusan makna dengan kalimat!
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian pemfokusan makna dengan kalimat.
b. Untuk mengetahui apa saja bagian dari pemfokusan makna dengan kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemfokusan dengan intonasi lebih nyata dalam bahasa ragam lisan karena intonasi
dapat dirasakan. Dalam ragam tulis intonasi tentu tidak dapat didengar. Perhatikan
contoh,bagian yang diberi intonasi dicetak tebal.
Contoh:
2
Tekanan diberikan pada kata membaca, maka yang dilakukan oleh kakek adalah
membaca.
Kakek membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata komik, maka yang dibaca oleh kakek adalah komik.
Kakek membaca komik di kamar.
Tekanan diberikan pada kata di kamar, maka kakek membaca di kamar, bukan di
tempat lain.
C. Fokus dengan Partikel
a. Partikel yang ditempatkan di antara subjek dan predikat dalam sebuah kalimat.
Contoh:
Siska yang datang tadi pagi.
Makna kalimat tersebut lebih terfokus pada siska.
Dia yang mengambil bukumu.
Maknanya lebih terfokus pada kata dia.
Mereka yang dicurigai polisi.
b. Maknanya lebih terfokus pada kata mereka.
Partikel gabungan lah- yang ditempatkan di antara subjek dan predikat pada sebuah
kalimat verbal atau kalimat ajektivfal. Partikel gabungan lah- yang lebih tegas
daripada yang yang dibicarakan di atas. Contoh:
Dialah yang datang kemarin.
Kamilah yang ditegur beliau.
Orang itulah yang memberitahukan.
3
Diapun melompatlah dengan cepat.
Siska pun tersenyumlah dengan manisnya.
Konjungsi penegas yang dapat digunakan untuk pemfokusan makna kalimat adalah
kata bahkan, apalagi, dan lagipula. Ketiga kata ini lazim digunakan di muka klausa kedua
pada sebuah kalimat majemuk koordinatif. Contoh:
Permutasi adalah memindahkan unsur kalimat ke posisi depan karena unsur tersebut
ingin difokuskan maknyanya. Dalam permutasi, unsur kalimat yang ingin difokuskan
maknanya dipindahkan keposisi awal kalimat.
4
a. Pemindahan Predikat
Kalau fokus makna ingin ditekankan pada fungsi predikat, maka fungsi predikat
ditempatkan pada awal kalimat. Namun, pemindahan fungsi predikat tidak begitu saja
dapat dilakukan, karena karus diperhatikan dulu kategori kata (frasa) yang menduduki
fungsi predikat.
a) Kalau predikatnya berupa verba transitif, maka pemindahan predikat dapat dilakukan
seperti contoh
Keluar buronan itu dari persembunyianya
P S Ket.
Agar lebih fokus pada predikat itu maka ditambahkan partikel lah. Contoh
Predikat seperti pada contoh kalimat “Gunung tinggi” atau “orang gemuk” tidak dapat
dipindah ke posisi awal kalimat, sebab subjeknya tidak bersifat khas atau tertentu.jadi
susunanya :
Tinggi gunung
Gemuk orang
Tidak dapat diterima sebagai kalimat
5
d) Kalau predikatnya berupa kategori nomina, maka predikat itu dapat dipindahkan ke
posisi awal kalimat kalau subjeknya bersifat khas atau tertentu. Misalnya:
Pegawai swasta ayahku. (kalimat asal: Ayahku pegawai swasta.)
Kendaraan umum becak itu. (kalimat asal: Becak itu kendaraan umum.)
Binatang anjing itu. (kalimat asal: Anjing itu binatang)
Kalau subjeknya tidak bersifat khas atau tertentu seperti dalam kalimat “Anjing
binatang.” Dan “Becak itu kendaraan umum.” Makapredikatnya tidak dapat dipindahkan ke
posisi awal, sebab kalimat berikut tidak diterima.
Binatang anjing
Kendaraan umum becak
e) Kalau predikatnya berupa kata bilangan atau frase bilangan, maka predikat itu dapat
dipindahkan ke posisi awal. Contoh:
Sejuta rupiah harganya. (kalimat awal: Harganya sejuta rupiah).
Lima ekor anak kucing itu. (kalimat awal : Anak kucing itu lima ekor).
Seratus kilo meter jaraknya. (kalimat awal: Jaraknya seratus kilo meter).
f) Kalau predikatnya berupa farasa depan, maka predokat itu tidak dapat dipindahkan ke
posisi awal kalimat. Contoh:
Ke pasar ayahnya. (kalimat awal: Ayahnya ke pasar).
Di kamar nenekku. (kalimat awal: Nenekku di kamar).
Dari luar negeri barang itu. (kalimat awal: Barang itu dari luar negeri).
g) Pemindahan Objek
Objek sebuah kalimat aktif transitif tidak dapat dipindahkan ke posisi awal kalimat
karena objek tersebut terikat erat dengan predikatnya. Jadi, kalau mau dipindahkan
harus beserta predikatnya. Contoh:
Membaca komik nenek tua itu. (kalimat awal: Nenek tua itu membaca komik.)
Menendang bola adikku. (kalimat awal: Adikku menendang bola).
Membawa buku tulis Siska. (kalimat awal: Siska membawa buku tulis).
Jadi, sebenarnya di sini bukan pemindahan objek, melainkan pemindahan predikat.
Namun, kita dapat memindahkan objek kalau objek itu beradapada sebuah kalimat
pasif. Contoh:
Oleh pers masalah itu terlalu dibesar-besarkan. (kalimat awal: Masalah itu terlalu
dibesar-besarkan oleh pers).
6
Oleh pemerintah rancangan undang-undang itu telah diajukan kepada DPR. (kalimat
awal: Rancangan undang-undang itu telah diajukan kepada DPR oleh pemerintah).
Oleh kakek uang itu diserahkan kepada nenek. (kalimat awal: Uang itu diserahkan
kepada nenek oleh kakek).
h) Pemindahan Pelengkap
Pelengkap tidak dapat dipindahkan ke posisi awal, karena tugas pelengkap itu
melengkapi predikat. Jadi, pelengkap harus selalu berada di belakang predikat.
Contoh:
Air botol itu berisi. (kalimat awal: Botol itu berisi air).
Polisi menjadi abangnya. (kalimat awal: Abangnya menjadi polisi).
Penlanggaran tindakan itu merupakan. (kalimat awal: Tindakan itu merupakan
pelanggaran)
Fokus makna dapat juga dilakukan dengan mengontraskan dua bagian kalimat. Bagiat
pertama merupakan suatu tindakan atau keadaan, lalu bagian kedua menyatakan kebalikan
dari bagian pertama. Contoh:
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada akhirnya kami akan memberikan saran, guna membangun tatanan berbahasa
yang lebih baik lagi, khususnya pada bagian Wacana itu sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fillmore, Charless J. 1968. “The Case for Case” dalam Emmon Bach dan Robbert T. Harm
(Edit). Universal in Linguistics Theory. New York: Halt, Rinehart, N Winston Inc.
Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis.
Jakarta: Universitas Katolik Atma Jaya.