Anda di halaman 1dari 7

Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Cicil Emas Pada Pembiayaan

Mikro di PT. Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang Kabanjahe

Rizky Aditya Ananda


Universitas Islam Negeri Sumatra Utara
Nicoalfiandi17@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap
Cicil Emas pada Pembiayaan Mikro di PT Bank Syariah Indonesia Kantor cabang
Kabanjahe. Metode penelitian yang digunakan dalam menganilisis data yaitu penelitian
deksriptif kualitatif. Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan
data berupa wawancara dan dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan teknik
pengumpulan informan, wawancara untuk mengertahui sejauh mana Persepsi Masyarakat
Terhadap Cicil Emas pada Pembiayaan Mikro di PT Bank Syariah Indonesia Kantor cabang
Kabanjahe dan dokumentasi untuk melengkapi syarat ataupun ketentuan dalam menganalisa
data.

Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Cicil Emas, Pembiayaan Mikro

ABSTRACT
This study aims to determine the Analysis of Public Perception of the Golden
Installment on Micro Financing at PT Bank Syariah Indonesia Kabanjahe branch office.
The research method used in analyzing the data is descriptive qualitative research. This
research was conducted using data collection techniques in the form of interviews and
documentation carried out using informant collection techniques, interviews to find out the
extent to which Public Perceptions of the Golden Installment on Micro Financing at PT
Bank Syariah Indonesia Kabanjahe branch office and documentation to complete the terms
or conditions in analyze data.

Keywords: Public Perception, Golden Installment, Micro Financing

PENDAHULUAN
Bank merupakan lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima
simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. Dana yang
dihimpun oleh bank berasal dari nasabah yang memiliki kelebihan dana, kemudian dana
tersebut disalurkan kembali kepada yang membutuhkan melalui produk pembiayaan. Di
Indonesia terdapat dua bentuk bank, yaitu konvensional dan Bank Syariah. Bank Syariah
Indonesia pada dasarnya melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya (Karim,2010:18). Bank juga
merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian suatu
negara.
Semakin berkembang industri perbankan maka semakin baik pula pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi untuk menghimpun dan
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian, bank menjadi wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efesien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat (Triandaru dan
Budisantoso, 2009:10).
Masalah ekonomi sebenarnya muncul akibat adanya perbedaan antara kebutuhan
manusia dan sumberdaya (alat pemenuh kebutuhan) yang ada, yang mana kebutuhan
manusia mempunyai sifat tak terbatas. Setiap individu senantiasa berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, namun walau demikian sering sekali muncul kebutuhan-kebutuhan
baru yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu tersebut. Cepatnya peningkatan
kebutuhan masyarakat dirasakan oleh seluruh masyarakat sehingga menimbulkan
keterbatasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka yang semakin beraneka ragam.
Demikian pula majunya cara berfikir masyarakat akan mendorong masyarakat untuk
menghasilkan dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya dapat
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing individu. Apalagi seiring dengan
perkembangan zaman menuntut masyarakat untuk bisa memprediksi akan kebutuhan di
masa yang akan datang dan bagaimana pemenuhannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan
untuk mempersiapan pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang adalah dengan cara
berinvestasi.Investasi dapat didefenisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang effisien selama periode waktu yang tertentu.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu sebuah metode
pengolahan data dengan menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan objek penelitian
dengan penyajian data secara lebih mendalam terhadap objek penelitian (Prabowo &
Heriyanto, 2013). Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Indonesia (BSI) Kc Kabanjahe.
Penelitian yang dilakukan secara offline dengan dua orang praktisi yaitu pada tanggal 24
januari-24 februari 2022 pukul 12.45 dengan Muhammad Rifai selaku Manajer Marketing
Mikro dan pada tanggal 24 januari 2022 pukul 09.00 dengan Andika Syahputra selaku
Micro Business Staff di Bank Syariah Indonesia (BSI).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data
yang belum tersedia, dan untuk memperoleh data tersebut peneliti harus menggunakan
beberapa instrument penelitian dan istrumen yang digunakan dalam penelitian ini dari data
primer yaitu wawancara dengan satu narasumber (Tanjung & Devi, 2013). Peneliti
menggunakan metode kualitatif deskriptif dalam menganalisis data. Data yang diperoleh
melalui wawancara dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif yaitu dengan mengolah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
dideskriptifkan secara menyeluruh.
Data wawancara dalam penelitian adalah sumber data utama yang menjadi bahan
analisis data untuk menjawab masalah penelitian. Analisis data dimulai dengan melakukan
wawancara mendalam dengan informan. Sesudahnya peneliti membuat transkip hasil
wawancara dengan memutar kembali rekaman wawancara kemudian menuliskan kata-kata
yang sesuai dengan yang ada pada rekaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil
wawancara ke dalam transkip, selanjutnya peneliti membuat reduksi data dengan abstraksi,
yaitu mengambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan mengabaikan data yang
tidak diperlukan (Prabowo & Heriyanto, 2013).
Analisis dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul.
Proses analisis dimulai dari membaca, mempelajari, menelaah, dan menganalisis data
dengan menggunakan analisis. Selanjutnya dari proses data tersebut, penulis mengambil
kesimpulan yang bersifat khusus. Setelah dilakukan wawancara dengan dua narasumber
yaitu bapak Muhammad Abduh selaku Micro Marketing Manager dan bapak Robbi
Kurniawan selaku Micro Business Staff tentang Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap
Cicil Emas pada Pembiayaan Mikro di PT Bank Syariah Indonesia Kantor cabang
Kabanjahe, kemudian ditafsirkan dengan kerangka pemikiran berdasarkan studi pustaka, dan
terakhir adalah menarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan penelitian.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pengertian Cicil Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cicil adalah “bayar
sedikit demi sedikit.”
Cicil emas adalah suatu produk kepemilikan emas kepada masyarakat oleh lembaga
keuangan dalam hal ini adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 77/DSN/MUI/V/2010
tentang Jual Beli Emas secara Tidak Tunai 24 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 266. 23 Bank Syariah Indonesia dengan cara mencicil
(angsur). Dalam ekonomi islam cicil (angsuran/kredit) adalah pembiayaan. Pembiayaan
investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi dan keperluan penambahan
modal.
Berikut ciri-ciri pembiayaan investasi:
1. Pengadaan barang-barang modal
2. Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah
3. Berjangka waktu menengah dan panjang.

Akad pada Cicil Emas Akad yang digunakan pada pembiayaan kepemilikan emas
adalah murabahah dengan jaminan diikat dengan rahn (gadai). Murabahah Murabahah
adalah akad jual beli atas barang tertentu, dengan penjual menyebutkan dengan jelas barang
yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.
Syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki (hak
kepemilikan telah berada di tangan si penjual). Artinya, keuntungan dan
resiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan
yang timbul dari akad yang sah. Ketentuan ini sesuai dengan kaidah, bahwa
keuntungan yang terkait dengan resiko dapat mengambil keuntungan.
2. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal dan biaya-biaya lain
yang lazim dikeluarkan dalam jual beli pada suatu komoditas, semuanya
harus diketahui oleh pembeli saat transaksi. Ini merupakan suatu syarat sah
murabahah. Gita Danuprata, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Mardani,
Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012),

3. Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan, baik nominal maupun


persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah
murabahah.

4. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat pada pembeli


untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih baik
syarat seperti itu tidak ditetapkan, karena pengawasan barang merupakan
kewajiban penjual disamping untuk menjaga kepercayaan yang sebaik-
baiknya.

Tabel 1
CICIL EMAS PEMBIAYAAN MIKRO
Jumlah nasabah Tanggal akad Harga emas
2 01-Feb-22 8.330,000
2 02-Feb-22 8.330,000
2 03-Feb-22 8.330,000
2 04-Feb-22 8.330,000
2 05-Feb-22 8.330,000
2 06-Feb-22 8.330,000
2 07-Feb-22 8.330,000
1 08-Feb-22 8.330,000
1 09-Feb-22 8.330,000
1 10-Feb-22 8.330,000
1 11-Feb-22 8.330,000
1 12-Feb-22 8.330,000
1 13-Feb-22 8.330,000
1 14-Feb-22 8.330,000
1 15-Feb-22 8.330,000
1 16-Feb-22 8.330,000
1 17-Feb-22 8.330,000
Faktor Penyebab Rendahnya Minat Masyarakat Mencicil Emas Cicil emas
merupakan produk yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan maksud
untuk membantu masyarakat yang ingin memiliki emas namun tidak memiliki modal cash
(uang tunai). Dengan demikian seseorang yang berpendapatan rendah sekalipun dapat
berinvestasi emas. Alasan tersebut seharusnya menjadikan minat masyarakat untuk mencicil
emas meningkat. Ditambah lagi likuiditas emas yang tinggi dan harganya yang dinilai stabil
juga menjadi alasan mengapa investasi emas dianggap cukup menjajikan. Kenyataan yang
terlihat di Bank Syariah Indonesia (BSI) Cabang Kabanjahe adalah rendahnya minat untuk
mencicil emas.
Dalam hal ini Nazli Lestari selaku Officer Cicil Emas mengatakan bahwa, Masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui produk cicil emas ini dikarenakan produk ini
masih terbilang produk baru dimana diluncurkan oleh BSI pada tahun 2013. Kebanyakan
dari mereka yang mengetahui adalah nasabah dari produk lain. Oleh sebab itu, nasabah
produk cicil emas ini sebagian besarnya adalah nasabah produk lain dari BSI ini sendiri.
Selain itu ada penyebab lain mengapa minat untuk mencicil emas dinilai rendah,
Berikut jawaban dari Kristian Hasugian ketika ditanya persepsinya mengenai produk
cicil emas, Investasi emas sangat penting tetapi bukanlah menjadi suatu keharusan. Masih
ada hal lain yang harus didahului daripada melakukan cicil emas ini, seperti untuk biaya
sekolah anak misalnya. Saya punya dua anak yang butuh biaya besar. Mereka kuliah di
akademi keperawatan dan akademi pelayaran. Daripada cicil emas lebih baik untuk biaya
bulanan mereka saja.
Hal senada disampaikan oleh Erik Firmansyah, Masih ada kebutuhan lain yang lebih
penting daripada mencicil emas yaitu kebutuhan pokok saya. Apalagi biaya hidup saya tidak
ditanggung orang tua, dengan penghasilan yang saya dapat sebisa mungkin untuk menutupi
kebutuhan saya. Pernah satu waktu saya punya modal untuk investasi, sempat terpikir untuk
cicil emas namun tidak jadi karena saya akhirnya buka usaha warung makan yang lebih
cepat terlihat hasilnya, dan yang menjalankan keluarga saya, saya hanya memodali.
Dari pernyataan diatas juga menggambarkan bagaimana sikap calon nasabah,
dimana lebih memilih untuk investasi lain dibandingkan mencicil emas. Ada pernyataan
yang berbeda yang disampaikan oleh Pardomuan R., Saya sebelumnya tidak pernah
berinvestasi walaupun saya tahu investasi itu penting. Hal itu mempengaruhi minat saya,
khususnya untuk investasi emas ini. Keluarga saya juga mendukung kalau seandainya saya
berinvestasi dengan produk cicil emas alasannya adalah daripada uang habis lebih baik
investasi saja, jadi ketika perlu dana lagi bisa diuangkan kembali.
Sikap tersebut menjelaskan bahwa investasi bukan merupakan gaya hidupnya.
Kebiasaan seseorang akan mencerminkan bagaimana ia akan bersikap. Keluarga juga
berperan dalam menentukan sikap. Nazli Lestari mengungkapkan sebagai berikut, Beberapa
diantara calon nasabah wanita beralasan suaminya tidak akan setuju kalau ia membeli
produk cicil emas. Ini terkait juga dengan faktor pengetahuan. Masih banyak yang belum
mengetahui seluk beluk cicil emas, jadi mereka hanya berfikir tentang proses cicilnya saja
bukan apa manfaatnya setelah memiliki emas tersebut. Berbeda dengan yang diungkapkan
Kristian Hasugian mengenai dukungan keluarganya, Keluarga saya sangat mendukung
ketika saya mengatakan akan mencicil emas, namun kembali lagi prioritas saya adalah biaya
hidup untuk keluarga dan sekolah anak saya.
Ini menjadi pertimbangan saya sehingga membeli produk cicil emas tidak terealisasi
hingga sekarang. Menurut officer cicil emas, ada faktor lain yang menentukan minat
seseorang untuk membeli produk cicil emas, yaitu dilihat dari produk itu sendiri. Nazli
Lestari mengatakan, Proses pencicilan minimal dua tahun dianggap memberatkan.
Alasannya adalah cicilan terlalu lama membebani keuangan. Sementara ada pihak
kompetitor yang menawarkan jangka waktu yang lebih singkat yaitu minimal tiga bulan dan
maksimal tiga tahun ditambah lagi tersedia emas dengan berat lima gram serta tidak perlu BI
Chacking untuk bisa menjadi nasabah.
Pardomuan R. mengungkapkan pendapatnya mengenai jangka waktu pencicilan
emas, Nazli Lestari, Officer Cicil Emas, wawancara di bank Syariah Indonesia (BSI)
Cabang Kabanjahe, Selain jangka waktu pencicilan yang dinilai terlalu lama, masih ada hal
lain yang disampaikan oleh Nazli Lestari, yaitu faktor harga, Pada dasarnya calon konsumen
yang keberatan atas harga yang ditentukan tidak sebanyak calon konsumen yang keberatan
mengenai jangka waktu.
Angsuran dinilai masih terjangkau, hanya saja untuk kalangan tertentu (yang tidak
punya penghasilan tetap) harga dianggap memberatkan. Oleh sebab itu saya sebagai orang
yang bertanggung jawab atas cicil emas ini mengambil kebijakan sebelum menawarkan
produk secara langsung saya memilih-milih target nasabah. Pertimbangannya adalah
kemampuan nasabah dilhat dari 5C yaitu, Capital dimana modal untuk pembelian produk
cicil emas berupa uang muka 20 % dan penghasilan nasabah untuk angsuran, Character
adalah karakter calon nasabah apakah calon nasabah tersebut akan disiplin terhadap
angsurannya yang dapat dipertimbangkan melalui BI Chacking, Collateral, yaitu berupa
jaminan bahwa calon nasabah tidak akan mangkir dari kewajibannya dimana emas yang
dibeli dijadikan jaminan selama jangka waktu angsuran, Capability adalah kemampuan
calon nasabah untuk membayar kewajibannya ditinjau dari keuangan calon nasabah, terakhir
adalah Condition, yaitu kondisi calon nasabah baik kodisi keuangan maupun kondisi
keluarga calon nasabah.

KESIMPULAN
Faktor penyebab rendahnya minat masyarakat mencicil emas di Bank Syariah
Indonesia (BSI) Cabang Kabanjahe adalah sebagai berikut:
1. Faktor Psikis Beberapa penyebab rendahnya minat masyarakat mencicil emas
yang dipengaruhi oleh faktor psikis antara lain:
a) Persepsi, bahwa bahwa investasi emas penting namun bukanlah
menjadi suatu kebutuhan (keharusan). Masih ada kebutuhan pokok
yang harus didahului daripada melakukan cicil emas.
b) Sikap, dimana berinvestasi bukanlah gaya hidupnya. Sikap lainnya
adalah dimana lebih memilih investasi jenis lain.
c) Pengetahuan, bahwa masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui produk cicil emas ini dikarenakan produk ini adalah
produk baru.
2. Faktor Sosial, bahwa kurangnya dukungan keluarga dan dengan melakukan
cicil emas dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap biaya kebutuhan pokok
keluarganya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Afnan, Chairul. “Jual Beli Emas Secara tidak Tunai (Kajian terhadap Fatwa DSN MUI
Nomor 77/DSNMUI/V/2010)” (Skripsi, FakultasSyariahdanHukum UIN Sunan
Kalijaga)Yogyakarta. 2013
Agusli, Devonalita dan Kuto, Yohanes Sondang. “Analisa Pengaruh Dimensi Ekuitas Merek
terhadap Minat Beli Konsumen Hotel Midtown Surabaya” dalam Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra, Vol.1, No.2 (2013)
Ahmadi, Ruslam. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2014
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2012
Assauri, Sofjan.Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi. Cetakan ke-11. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada. 2011
Bungin, Burhan.Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
2012

Anda mungkin juga menyukai