Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI AKAD RAHN PEMBIAYAAN GADAI EMAS

PADA BANK NAGARI CABANG SYARIAH BATUSANGKAR

Adina Mustika Milenia Insani


Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia
mustikaadina@gmail.com

ABSTRACT.
The main problems in this study are regarding the implementation of the rahn
contract for gold pawn financing and the constraints in the rahn contract for gold pawning
financing at Bank Nagari Syariah Batusangkar Branch. The purpose of the research in this
thesis is to explain the implementation of the gold pawn financing rahn contract and to explain
the constraints in the gold pawn financing contract at Nagari Bank Syariah Batusangkar
Branch.
The type of research used is field research using a descriptive qualitative approach.
The data collection technique that the author carried out was by direct interviews with
Funding Adm and gold pawning customers at Bank Nagari Batusangkar Syariah Branch and
documentation by studying written data that existed at Bank Nagari Batusangkar Syariah
Branch which was related to the author's research.
The results of this study indicate that the implementation of the rahn pawn financing
contract at Bank Nagari Syariah Batusangkar Branch is based on MUI Fatwa No. 25/DSN-
MUI/III/2002 concerning rahn and DSN MUI Fatwa No. 26/DSN-MUI/III/2002 concerning gold
pawning. And the obstacles faced by Bank Nagari Syariah Batusangkar Branch in financing
pawn gold are bad loans at maturity, customers unable to pay for financing, and human
resources.
Keywords: Implementation of the Rahn Agreement for Gold Pawn Financing

ABSTRAK.
Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai implementasi
akad rahn pembiayaan gadai emas dan kendala dalam akad rahn pembiayaan gadai
emas pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar. Tujuan penelitian dalam
skripsi ini adalah untuk menjelaskan implementasi akad rahn pembiayaan gadai
emas dan untuk menjelaskan kendala dalam akad rahn pembiayaan gadai emas
pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data
yang penulis lakukan dengan wawancara langsung dengan Adm Pembiayaan dan
nasabah gadai emas pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar dan
dokumentasi dengan mempelajari data-data tertulis yang ada pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar yang terkait dengan penelitia penulis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi akad rahn
pembiayaan gadai emas di Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar didasarkan
pada Fatwa MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn dan Fatwa DSN MUI
No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai emas. Dan kendala yang dihadapi pada
Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar dalam pembiayaan gadai emas adalah
kredit macet saat jatuh tempo, nasabah tidak sanggup membayar pembiayaan, dan
sumber daya manusia.
Kata kunci: Implementasi Akad Rahn Pembiayaan Gadai Emas
PENDAHULUAN
Perkembangan sistem keuangan syariah ditandai dengan didirikannya berbagai
lembaga keuangan syariah dan diterbitkannya berbagai instrumen keuangan
berbasis syariah. Lembaga keuangan secara esensial berbeda dengan lembaga
keuangan konvensional, baik dalam tujuan, mekanisme, kekuasaan, ruang lingkup,
serta tanggung jawabnya. Setiap institusi dalam lembaga keuangan syariah menjadi
bagian integral dari sistem keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah bertujuan
membantu mencapai tujuan sosio-ekonomi masyarakat islam (Soemitra, 2016: 27).
Secara umum keuangan perbankan memiliki peranan yang cukup penting
dalam aktivitas perekonomian. Lembaga perantara keuangan (perbankan) terbesar
adalah bank, dimana bank merupakan prasarana pendukung yang sangat fatal
dalam menunjang kelancaran perekonomian. Bank syariah memiliki sistem
operasional yang berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah memberikan
layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Dalam sistem operasional bank
syariah, pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk transaksi.
Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh dari nasabah
yang meminjam uang atau bunga yang dibayar kepada penyimpan dana di bank
Syariah.
Bank syariah sebagai lembaga intermediasi antara pihak investor yang
menginvestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor yang
menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dalam bentuk bagi
hasil atau bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah islam. Bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan pada umumnya pada akad
jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang diperoleh dalam bentuk margin
keuntungan, bentuk bagi hasil, dan/atau bentuk lainnya sesuai dengan syariah islam
(Ismail, 2011: 32).
Sejak keluarnya Undang-Undang No.10 Tahun 1998, perkembangan lembaga
perbankan syariah cukup pesat. Demikian pula Lembaga keuangan lain, juga sudah
membuka unit syariah, dimana salah satu produk layanan yang ditawarkan adalah
jasa layanan gadai syariah (rahn). Gadai syariah (rahn) adalah salah satu alternatif
pembiayaan dengan bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan berdasarkan pada prinsip syariat islam dan terhindar dari praktek
riba atau penambahan sejumlah uang atau persentase tertentu dari pokok utang
pada waktu membayarnya.
Rahn menurut syariah adalah menahan sesuatu dengan cara yang dibenarkan
yang memungkinkan untuk ditarik kembali. Yaitu menjadikan barang yang
mempunyai harta menurut pandangan syariah sebagai jaminan hutang, sehingga
orang yang bersangkutan boleh mengambil hutangnya semuanya atau sebagian.
Dengan kata lain rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada
pihak lain, dengan utang sebagai gantinya.
Rahn adalah salah satu jenis tabarru, karena apa yang diberikan oleh rahin
(pemilik barang) bukan atas imbalan akan sesuatu, ia termaksud transaksi (uqud)
‘ainiyah, dimana tidak dianggap sempurna kecuali bila sudah diterima ain al ma’qud.
Dan akad (transaksi) jenis ini ada lima yaitu hibah, i’arah,ida’, qard dan rahn.
Tabbru’ itu tidak sempurna kecuali dengan qardh.
Dalam teknis perbankan, akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada
pembiayaan yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan. Akad ini juga dapat
menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah guna keperluan yang
bersifat jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Bank
atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali biaya pemeliharaan
atau keamanan barang yang digadaikan tersebut (Anshori, 2007: 157-158).
Akad rahn bertujuan agar pemberi pinjaman lebih mempercayai pihak yang
berutang. Pemeliharaan dan penyimpanan barang gadaian pada hakikatnya adalah
kewajiban pihak yang menggadaikan (rahn), namun dapat juga dilakukan oleh pihak
yang menerima barang gadai (murthin) dan biayanya harus ditanggung rahin.
Besarnya biaya ini tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman. Dalam
rahn, barang gadaian tidak otomatis menjadi milik pihak yang menerima gadai
(pihak yang memberi pinjaman) sebagai pengganti piutangnya. Dengan kata lain
fungsi rahn di tangan murtahin (pemberi utang) hanya berfungsi sebagai jaminan
utang dari rahin (orang yang berutang). Namun, barang gadai tetap milik orang yang
berutang (Surepno, 2018: 176). Bank syariah menyediakan berbagai produk
layanan dan jasa yang banyak diminati oleh masyarakat, diantaranya adalah
pembiayaan gadai emas. Pembiayaan gadai emas banyak diminati oleh masyarakat
disebabkan karena kebutuhan meningkat dan salah satu cara memenuhi kebutuhan
tersebut dengan cepat adalah dengan menggadaikan barang berharga seperti emas.
Gadai emas adalah jalan keluar untuk mendapatkan uang tunai dengan waktu yang
secepat mungkin dengan jaminan barang berharga. Emas yang digadaikan tidak
akan menjadi milik orang lain dan biaya sewa atas emas yang digadaikan pun juga
murah di bank syariah. Setelah biaya biaya sewa lunas, bank mengembalikan emas
yang digadaikan tersebut dan nasabah juga bisa memenuhi kebutuhannya.
Gadai emas merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas
dalam bentuk perhiasan sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai secara
cepat, aman, dan mudah. Cepat dari pihak nasabah dalam mendapatkan dana
pinjaman tanpa prosedur yang panjang dibandingkan dengan produk pembiayaan
lainya. Aman dari pihak bank, karena bank memiliki barang jaminan yaitu emas
yang bernilai tinggi dan relatif stabil bahkan nilainya cenderung bertambah. Mudah
berarti pihak nasabah dapat kembali memiliki emas yang digadaikannya dengan
mengembalikan sejumlah uang pinjaman dari bank, sedangkan mudah dari pihak
bank yaitu ketika nasabah tidak mampu mengembalikan pinjamannya (utang) maka
bank dengan mudah dapat menjualnya dengan harga yang bersaing karena nilai
emas yang stabil akan bertambah. Faktor kemudahan, kecepatan dan keamanan atas
jasa gadai emas oleh bank syariah inilah yang menjadikan masyarakat tertarik untuk
bertransaksi apabila membutuhkan dana dalam jumlah cukup besar (Sudarsono,
2003:160)
Gadai emas syariah menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang membutuhkan
dana mendesak, dengan pembiayaan gadai emas maka masyarakat dapat secara
mudah dan cepat memenuhi kebutuhan akan dana tunai tanpa harus kehilangan
barang kesayangannya (emas). Dalam kegiatanya, gadai emas diperbolehkan
No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang pembiayaan rahn dan No.26/DSN-MUI/III/2002
tentang gadai emas syariah (Anshori, 2011: 139). Gadai diperbolehkan dengan
syarat dan rukun yang bebas dari unsur-unsur yang dilarang dan merusak
perjanjian. Menurut beberapa mazhab, rahn berarti perjanjian penyerahan harta
yang oleh pemiliknya dijadikan jaminan utang yang nantinya dapat dijadikan
sebagai pembayar hak piutang tersebut, baik seluruh maupun sebagian. Dari
mazhab tersebut, para ahli fiqih sepakat mengatakan bahwa akad rahn itu
dibolehkan, karena banyak kemaslahatan (faedah maupun manfaat) yang
terkandung di dalamnya dan terdapat aplikasi multi akad dalam rangka hubungan
antara sesama manusia (Sjahdeini, 1999: 77).
Dalam Aturan Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbs tanggal 29 Februari
2021 mengatur tentang bank Syariah atau UUS (Unit Usaha Syariah) dimana sudah
ditetapkan oleh pusat dan sudah mempunyai sertifikat tentang pembiayaan akad
rahn. Bank Nagari Syariah juga merupakan bank yang sedang mengembangkan
produk jasa pembiayaan gadai emas yang menggunakan prinsip syariah karena
pembiayaan gadai emas relatif mudah dalam hal proses sehingga masyarakat yang
sedang membutuhkan dana mendesak dapat mendapatkan pembiayaan dengan
mudah tampa harus menunggu lama. Pembiayaan gadai emas pada Bank Nagari
Cabang Syariah memiliki keunggulan yaitu pricing yang mudah, aman dan terjamin,
proses mudah dan cepat, pemeliharaan yang kompetitif, terkoneksi dengan rekening
tabungan dan jaringan yang luas. Berdasarkan data yang penulis peroleh dari
dokumen Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar, dapat diketahui bahwa jumlah
nasabah dalam pembiayaan gadai emas sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Jumlah Nasabah Pembiayaan Gadai Emas
Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar
Dari Tahun 2018-2021

No Tahun Jumlah Nasabah


1 2018 18
2 2019 22
3 2020 27
4 2021 34
Sumber: Dokumen Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar
Berdasarkan tabel 1.1 terdapat 101 jumlah nasabah dalam Pembiayaan Gadai
Emas Pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar. Pada tahun 2018 terdapat 18
jumlah nasabah. Pada tahun 2019 terdapat 22 jumlah nasabah. Pada tahun 2020
terdapat 27 jumlah nasabah. Pada tahun 2021 terdapat 34 jumlah nasabah. Dari
data diatas dapat dilihat kondisi nasabah Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar
pada pembiayaan gadai emas dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021 jumlah
nasabah pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Hal ini dapat diartikan bahwa gadai emas pada Bank Nagari Cabang
Syariah Batusangkar cenderung diminati oleh nasabah.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian ilmiah mengenai pelaksanaan gadai emas pada Bank Nagari Cabang
Syariah Batusangkar dengan judul: “IMPLEMENTASI AKAD RAHN PEMBIAYAAN
GADAI EMAS PADA BANK NAGARI CABANG SYARIAH BATUSANGKAR”

KAJIAN TEORI
Teori Akad Rahn
Rahn adalah suatu jenis transaksi tabarru, karena apa yang diberikan
oleh rahin (pemilik barang) bukan atas imbalan akan sesuatu, ia termasuk
transaksi (uqud) ‘ainiyah, dimana tidak dianggap sempurna kecuali bila sudah
diterima ain al ma’qud. Dan akad (transaksi) jenis ini ada lima yaitu hibah,
i’arah, ida’, qard dan rahn. Tabarru itu tidak sempurna kecuali dengan qardh.
Dalam teknis perbankan, akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada
pembiayaan yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan. Akad ini juga
dapat menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah guna
keperluan yang bersifat jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan
dan sebagainya. Bank atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun
kecuali biaya pemeliharaan atau keamanan barang yang digadaikan tersebut
(Anshori, 2007: 157-158).
Teori Pembiayaan Gadai Emas
Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan
dana kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran
dana dalam bentuk percepatan yang diberikan oleh pemilik dana kepada
pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dalam
bentuk pembiayaan yang diberikan pasti akan dibayar kembali. Penerima
pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga
pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah
diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad
pembiayaan (Ismail, 2011:105-106).
Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah
kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan
yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan orang lain
(Muhammad, 2005:304). Dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyedia uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan ini berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak yang lain mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Gadai emas syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak
penguasa secara fisik atas harta atau barang berharga berupa emas dari
nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-
rahn yaitu sebagai jaminan (al-marhun) atas pinjaman atau uang (al-marhun
bih) yang diberikan kepada nasabah atau peminjam tersebut. Gadai Emas
Bank Nagari Syariah merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan
berupa emas sebagai alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat. Produk
pembiayaan gadai emas ini dapat digunakan untuk pembiayaan komsumtif,
seperti untuk biaya gadai emas ini dapat digunakan untuk pembiayaan
konsumtif, seperti untuk pembiayaan pendidikan, biaya pengobatan,
penyelenggaraan hajatan dan bisa juga digunakan untuk pembiayaan
produktif seperti untuk modal usaha.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam hal ini
penulis melakukan penelitian pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa dan kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini memusatkan
perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Adapun penelitian deskriptif yang dimaksud penulis adalah dengan
mendeskripsikan tentang bagaimana Implementasi Akad Rahn Pembiayaan Gadai
Emas Pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


1. Implementasi Akad Rahn Pembiayaan Gadai Emas pada Bank Nagari Cabang
Syariah Batusangkar
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Adm
Pembiayaan dan Nasabah pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar
implementasi akad rahn pembiayaan gadai emas pada Bank Nagari Cabang
Syarah Batusangkar. Adapun hasil penelitian dari pokok permasalahan diatas
diantaranya sebagai berikut:
a. Berdasarkan permohonan nasabah, bank dengan ini setuju memberikan
fasilitas pembiayaan berdasarkan akad qardh kepada nasabah dengan
besaran dan jangka waktu sebagaimana yang dicantumkan dalam surat
bukti gadai emas dan nasabah menerima pembiayaan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa memberikan
fasilitas pembiayaan kepada nasabah berdasarkan akad qardh (pinjaman)
dengan besaran dan jangka waktu sebagaimana yang yang tercantum dalam
surat bukti gadai emas, dan nasabah menerima fasilitas pembiayaan yang
telah ditetapkan oleh bank.
Berdasarkan ketentuan nasabah menerima fasilitas pembiayaan yang
telah ditetapkan oleh bank. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yeni, Ibu Mega,
Ibu Epi bahwasanya berdasarkan permohonan pinjaman yang dilakukan
mereka menerima fasilitas pembiayaan dari bank, berdasarkan akad qardh
(pinjaman) dengan besaran dan jangka waktu yang tercantum dalam surat
bukti gadai emas dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank.
b. Nasabah menyerahkan barang jaminan secara sukarela dengan spesifikasi
sebagaimana yang tercantum dalam surat bukti gadai emas.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuan dari bank nasabah meneyerahkan barang jaminan sebagai
jaminan pelunasan utang piutang atas pembiayaan gadai emas, dan nasabah
menyerahkan barang jaminan secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak
bank.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Mega bahwasanya nasabah menyerahkan
barang jaminan berupa emas sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh
bank sebagai jaminan pelunasan hutang piutang gadai emas pada bank.
c. Selama jangka waktu pembiayaan atau sampai pembaiyaan dinyatakan
lunas oleh bank, barang gadai disimpan oleh bank.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa barang gadai
memang disimpan oleh bank selama jangka waktu atau sampai pembiayaan
dinyatakan lunas oleh bank, barang gadai disimpan oleh bank, dan selama
barang gadai disimpan oleh bank dan nasabah harus setuju dikenakan biaya
sewa atau ujrah.
Seperti yang dikatakan oleh bebarapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya nasabah sesuai dengan
pembiayaan yang dilakukan barang gadai disimpan oleh bank sampai
pembiayaan yang dilakukan lunas oleh pihak bank, dan setuju dikenakan
biaya sewa/ujrah atas penyimpanan barang gadai sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh bank.

d. Bank memberikan pembiayaan kepada nasabah dan nasabah menerima


pembiayaan dari bank sebesar nilai pembiayaan dengan jangka waktu
pembiayaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa pihak bank
setuju memberikan pembiayaan kepada nasabah dan memberikan fasilitas
pembiayaan sebesar nilai pembiayaan dengan jangka waktu pembiayaan
yang tercantum dalam surat bukti gadai emas.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Mega bahwasanya nasabah menerima
fasilitas pembiayaan dari bank sebesar nilai pembiayaan dengan jangka
waktu sebagaimana yang tercantum dalam dalam surat bukti gadai emas.
e. Nasabah menyerahkan barang gadai, daan bank menahan barang gadai
tersebut sebagai jaminan pelunasan atas pembiayaan yang diberikan oleh
bank.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa nasabah menyerahkan
barang gadai sebagai jaminan pelunasan atas fasilitas pembiayaan yang
diberikan oleh bank kepada nasabah sehingga dengan ini menyerahkan
secara sukarela barang gadai sebagaimana yang tercantum dalam surat
bukti gadai emas yang ditetapkan oleh bank, sampai pembiayaan lunas baru
diserahkan kembali barang gadai kepada nasabah.
Seperti yang dikatakan nasabah yang penulis wawancarai yaitu Ibu
Yeni, Ibu Mega bahwasanya nasabah menyerahkan barang jaminan sebagai
jaminan pelunasan atas fasilitas pembiayaan yang diberikan bank, sampai
pembiayaan lunas baru bank memberikan kembali barang jaminan yang
digadaikan.
f. Nasabah setuju untuk dikenakan biaya-biaya atas pemberian fasilitas
pembiayaan tersebut yang terdiri dari biaya administrasi dan biaya
sewa/ujrah atas penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai selama
jangka waktu pembiayaan.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukakan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa nasabah dengan
ini setuju untuk dikenakan biaya-biaya atas pemberian fasilitas pembiayaan
tersebut, biaya yang dikenakan nasabah terdiri dari biaya administrasi dan
biaya sewa/ujrah atas penyimpanan dan pemeliharaan barang gadai selama
jangka waktu pembiayaan dengan besaran sebagaimana yang tercantum
dalam ketentuan surat bukti gadai emas.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibu Mega bahwasanya sebelum pencairan yang dilakukan
bank, nasabah setuju untuk dikenakan untuk biaya atas penyimpanan dan
pemeliharaan barang gadai sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
g. Nasabah wajib melunasi seluruh kewajiban atau hutangnya kepada bank
saat jatuh tempo pembiayaan sesuai surat bukti gadai emas.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa saat jatuh tempo
pembiayaan nasabah wajib melunasi seluruh kewajiban atau hutang kepada
bank sesuai ketentuan yang telah ditetapkan, dan apabila nasabah tidak
melunasi kewajiban atau hutangnya pada saat jatuh tempo pembiayaan
kepada bank maka akan dikenakan denda sebagaimana dalam surat bukti
gadai emas.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Mega, Ibu Desi bahwasanya bahwa nasabah
wajib melunasi seluruh kewajiban dan hutangnya kepada bank, dan sesuai
apabila nasabah tidak melunasi pembiayaan tersebut maka akan dikenakan
denda sesuai dengan ketentuan yang ada pada bank.
h. Apabila jatuh tempo pembiayaan bertepatan dengan Hari Sabtu atau Hari
Minggu atau Hari Libur Nasional, maka pelunasan pembiayaan harus
dilaksanakan pada hari kerja sebelum Hari Sabtu atau Hari Minggu atau Hari
Libur Nasional.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa pada saat jatuh
tempo pembiayaan yang bertepatan dengan hari sabtu atau hari minggu
atau hari libur nasioanal maka nasabah harus melakukan pelunasan
pembiayaan sebelum hari sabtu atau hari minggu atau hari libur nasional,
pihak bank akan memberitahu nasabah terlebih dahulu bahwa pelunasan
pembiayaan bertepatan pada hari sabtu atau hari minggu atau hari libur
nasional, bank memberitahukan terlebih dahulu baik melalui kontak
langsung (melalui telpon/HP) dan apabila nasabah tidak melakukan
pembayaran sebelum jatuh tempo pembiayaan pada saat hari sabtu atau
hari minggu atau libur nasional maka nasabah akan dikenakan denda sesuai
yang telah ditetapkan oleh pihak bank.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibuk Mega bahwasanya pada saat jatuh tempo pembiayaan
yang bertepatan pada hari sabtu atau hari minggu atau hari libur nasional,
nasabah akan melunasi pembiayaan sebelum jatuh tempo, karena pihak
bank sudah memberitahu pelunasan pembiayaan yang harus dilakukan
sebelum hari libur tersebut.
i. Apabila nasabah tidak melunasi seluruh kewajiban kepada bank sesuai
dengan ketentuan diatas, maka nasabah dengan ini setuju dikenakan denda
sebesar biaya sewa/ujrah yang dicantumkan dalam surat bukti gadai emas.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Basangkar telah diperoleh bahwa nasabah yang tidak
melunasi seluruh kewajibannya kepada bank dan nasabah dikenakan denda
setinggi-tingginya sebesar biaya sewa yang dicatumkan dalam surat bukti
gadai emas, dan denda tersebut diperuntukan sebagai dana sosial dan biaya
ganti rugi yang besarnya ditetapkan sebesar biaya rill yang dikeluarkan oleh
bank atau dilakukan penjualan atas barang gadai tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Mega bahwasanya apabila nasabah tidak
melunasi seluruh kewajiban kepada bank, nasabah setuju dikenakan denda
setinggi-tingginya sebesar biaya sewa/ujrah yang telah ditetapkan oleh
bank.
j. Bank terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada nasabah untuk
mencari pembeli barang gadai atau menjual barang gadai tersebut dengan
batas waktu dan tatacara sesuai ketentuan yang berlaku di bank sebelum
dilakukan penjualan barang gadai oleh bank.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa memang benar pihak
bank memberikan kesempatan kepada nasabah untuk mencari pembeli
barang gadai atau menjual barang gadai tersebut dengan batas waktu dan
dan tatacara sesuai dengan ketentua yang ada pada bank.
Seperti yang dikatakan oleh beberapa nasabah yang penulis
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya pihak bank memerikan
kesempatan kepada nasabah untuk mencari pembeli atau menjual barang
gadai sebelum pihak bank yang melakukan penjualan karena nasabah tidak
sanggup melakukan pelunasan pembiayaan gadai emas tersebut.
k. Apabila lewat batas waktu sebagaimana bank telah memberikan
kesempatan kepada nasabah mencari orang untuk membeli barang gadai
atau menjual barang gadai maka tanpa harus mendapatkan
persetujuan/keputusan/perintah/wewenang dari pengadilan terlebih
dahulu nasabah menyetujui dan memberikan kuasa kepada bank melakukan
penjualan barang gadai.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai ketetapan oleh
bank tanpa harus mendapatkan persetujuan/ keputusan dari nasabah bank
berhak melakukan penjualan barang gadai karena melewati batas waktu
yang diberikan bank kepada nasabah untuk mencari pembeli barang gadai
atau mencari barang gadai tersebut.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Desi, Ibu Yeni bahwasanya tanpa harus mendapatkan persetujuan
dari nasabah, bank berhak menjual barang gadai sebagai pelunasan hutang
pembiayaan gadai emas, dan nasabah setuju apapun keputusan pihak bank
dalam penjualan barang gadai tersebut.
l. Nasabah akan menerima apapun hasil dari pelelangan atau penjualan barang
gadai yang dilakukan oleh bank dan tidak akan mengajukan tuntutan,
gugatan, keberatan kepada bank atas mekanisme dan penjualan barang
gadai tersebut.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa setelah pihak bank
menjual barang gadai tersebut, nasabah akan menerima/setuju apapun hasil
dari penjualan/ pelelangan barang gadai tersebut.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya apapun keputusan yang ditetapkan oleh
bank, nasabah nasabah tidak beleh protes maupun mengajukan
tuntutan/gugatan keberatan kepada bank atas penjualan barang gadai.
m. Apabila hasl penjualan atau lelang barang gadai tidak mencukupi untuk
melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada bank, maka nasabah dengan ini
berjanji dan wajib membayar seluruh kekurangannya.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan padda Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan ketentuan
yang ada pada bank apabila hasil penjualan atau lelang barang gadai tidak
mencukupi untuk melunasi seluruh kewajiban nasabah kepada bank, maka
nasabah wajib membayar seluruh kekurangannya.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Desi, Ibu Yeni bahwasanya apabila hasil pelelangan atau penjualan
yang dilakukan bank tidak mencukupi untuk pembiayaan, sesuai dengan
ketentuan nasabah wajib melunasi pembiayaan tersebut, demikian pula
apabila barang gadai tidak laku untuk dijual atau dilelang, maka nasabah
dengan ini tetap berkewajiban untuk melunasi seluruh kewajibannya pada
pihak bank.
n. Bank dapat memberikan atau melakukan perpanjangan atas pembiayaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada bank berdasarkan permohonan
yang diajukan nasabah kepada bank. Oleh karena itu, nasabah setuju
dilaksanakan kembali biaya sewa/ujrah atas penyimpanan dan
pemeliharaan barang gadai selama perpanjangan.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa bank dapat
memberikan atau melakukan perpanjangan fasilitas pembiayaan sesuai
syarat dan ketentuan yang berlaku pada bank berdasarkan permohonan
yang diajukan nasabah kepada bank, oleh karena itu nasabah setuju
dikenakan kembali biaya sewa/ujrah atas penyimpanan dan pemeliharaan
barang gadai.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanyan nasabah harus setuju untuk dikenakan
untuk dikenakan kembali biaya sewa/ujrah atas penyimpanan barang gadai
selama perpanjangan dan jangka waktu pembiayaan dengan besaran
sebagaimana yang tercantum dalam surat bukti gadai emas atau dokumen
perpanjangan yang berlaku pada bank yang dibayarkan sekaligus oleh
nasabah kepada bank sebelum perpanjangan jangka waktu pembiayaan atau
menurut mekanisme dan tatacara yang berlaku pada bank.
o. Nasabah dapat melunasi pembiayaan sebelum tanggal jatuh tempo
pembiayaan (pelunasan dipercepat). Apabila nasabah melakukan pelunasan
dipercepat, maka biaya sewa/ujrah yang telah dibayarkan nasabah kepada
bank akan dikembalikan kepada nasabah.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan ketentuan
yang ada pada bank, nasabah dapat melunasi pembiayaan sebelum tanggal
jatuh tempo pembiayaan atau pelunasan dipercepat, apabila nasabah
melakukan pelunasan dipercepat maka biaya sewa/ujrah yang lebayarkan
akan dikembalikan ke nasabah.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancari
yaitu Ibu Desi, Ibu Yeni bahwasanya pada saat nasabah melakukan
pelunasan dipercepat sebelum jatuh tempo pembiayaan, biaya sewa/ujrah
yang telah nasabah bayar kepada pihak bank dikembalikan dengan besaran
yang tetapkan oleh pihak bank.
p. Nasabah setuju membuka rekening tabungan untuk kepentingan penyaluran
pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuan pada bank nasabah wajib membuka rekening tabungan untuk
kepentingan penyaluran pembiayaan, baik melakukan pemotongan dana
pada rekening, dan pembayaran sekali kewajiban pada bank.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Desi, Ibu Yeni bahwasanya nasabah setuju membuka rekening
tabungan untuk kepentingan penyaluran fasilitas yang diberikan oleh bank.
Dengan ditandatanganinya akad ini, maka nasabah dengan ini memberikan
kuasa kepaada bank mendebet atau melakukan pemotongan rekening
nasabah sesuai dengan ketentuan dan tatacara yang berlaku pada bank
dalam rangka membayar segala kewajiban nasabah kepada bank seperti
biaya administrasi, biaya sewa/ujrah, pelunasan pembiayaan gadai emas,
pembayaran selisih pembiayaan jika terjadi penurunan harga emas, denda
dan biaya ganti rugi (jika ada) dan biaya kewajiban lainnya.
q. Apabila terdapat perbedaan pencatatan antara bank daan nasabah, maka
catatan pembukuan yang dijadikan acuan adalah catatan pembukuan yang
ada pada bank kecuali nasabah dapat membuktikan sebaliknya.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuan yang ada pada bank apabila terdapat perbedaan pencatatan
bukuan antara bank dan nasabah, maka catatan pembukuan yang menjadi
acuan adalah pembukuan yang ada pada bank, tetapi apabila nasabah bisa
membuktikan maka bank akan mengecek lagi atas kekeliruan tersebut.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulisan
wawancarai yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya sesuai dengan ketentuan
yang ada pada bank apabila nasabah dapat membuktikan perbedaan
pencatatan bukuan tersebut, maka pihak bank akan mengecek kembali atas
kekeliruan tersebut.
r. Bank berkewajiban mengasuransikan barang gadai sejak bank dan nasabah
menandatangani surat bukti gadai emas dan akad gadai emas sampai
berakhirnya jangka waktu pembiayaan dinyatakan lunas oleh bank.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa bank wajib
mengasuransi barang sejak pihak bank dan nasabah sepakat dalam
melaksankan pembiayaan sampai pembiayaan dinyatakan lunas.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya sesuai dengan kesepakatan antara
pihak bank dan nasabah, bank wajib mengasuransikan barang gadai sampai
barang gadai tersebut.
s. Bank wajib melakukan penggatian barang gadai apabila terjadi kerusakan
atau kehilangan barang gadai dalam masa penyimpanan dan pemeliharaan
oleh bank sepanjang kerusakan atau kehilangan tersebut terjadi karena
kondisi-kondisi yang timbul akibat dan diakaibatkan atas risiko-risiko yang
dijamini oleh perusahaan asuransi yang bekerja sama oleh bank.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuan yang ada pada bank, bank wajib melakukan penggantian barang
gadai apabila terjadi kerusakan atau kehilangan barang gadai dalam waktu
penyimpanan dan pemeliharaan oleh pihak bank, sepanjang kerusakan
tersebut terjadi karena kondisi yang ditimbulkan akibat risiko yang dialami
oleh perusahaan asuaransi, jadi maksimal pergantian tersebut sebesar nilai
taksiran bank dengan mempertimbangkan harga acuan emas yang
ditetapkan bank serta tidak memasukan semua komponen yang tidak dinilai
sebagai emas, antara lain bebatuan, logam bukan emas dan emas dengan
kadar yang tidak memenuhi spesifikasi emas.
t. Bank tidak wajib melakukan penggantian barang gadai apabila penyabab
kerusakan/ kehilangan barang gadai atas terjadi karena kondisi-kondisi
diluar tanggungan perusahaan asuransi.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa dengan
perjanjian antara bank dan perusahaan asuaransi, bank tidak wajib
melakukan penggantian barang gadai apabila penyebab kerusukan/
kehilangan barang gadai atas terjadi karena kondisi yang timbul diakibatkan
atas risiko-risiko diluar pertanggungan perusahaan asuransi yang bekerja
sama dengan bank antara lain gempa bumi, tsunami dan bencana alam
lainnya serta terorisme, sabotase, peperangan, kontaminasi radioaktif dan
kondisi force majeur atau kondisi-kondisi lainya yang dapat dikategorikan
sebagai force majeur.
u. Nasabah atau ahli waris nasabah atau kuasa nasabah wajib melakukan
pengambilan barang gadai setelah pembiayaan dinyatakan lunas oleh bank.
Berdasarkan hasil wawancara penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan ketentuan
pada bank apabila pembiayaan nasabah dinyatakan lunas maka nasabah
harus mengambil barang gadai atau bisa diwakilkan oleh ahli waris atau
kuasa nasabah, apabila nasabah tidak mengambil barang gadai tersebut
maka nasabah akan dikenakan biaya sewa/ujrah kembali sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan pada bank.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulis wawancarai
yaitu Ibu Yeni, Ibu Desi bahwasanya apabila pembiayaan dinyatakan lunas
oleh pihak bank maka nasabah wajib mengambil barang gadai yang
digadaikan kepada pihak bank, apabila nasabah tidak bisa mengambil bisa
diwakili oleh ahli waris nasabah atau kuasa nasabah yang wajib melakukan
pengambilan barang gadai. Apabila setelah dilakukan pelunasan pembiayaan
dan nasabah tidak melakukan pengambilan barang gadai maka nasabah
dapat dapat dikenakan biaya sewa/ujrah sesuai besaran tarif biaya
sewa/ujrah yang berlaku saat itu dan dibayarkan melalui prosedur
pembayaran yang berlaku pada bank.
v. Bank memberikan batas waktu pengambilan barang gadai paling lama 14
(empat belas) hari kalender terhitung sejak tanggal pelunasan pembiayaan.
Lewat dari batas waktu tersebut, barang gadai tetap tercatat dalam
penyimpanan dan pemeliharaan bank sebagai milik nasabah sampai dengan
6 (enam) bulan sejak tanggal pelunasan pembiayaan namun barang gadai
tersebut tidak diasuransikan oleh pihak bank dan pihak bank tidak wajib
menanggung kerugian jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang gadai.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar memberikan batas waktu pengambbilan
barang gadai paling lama 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak
pelunasan pembiayaan. Apabila lewat dari batas waktu tersebut, barang
gadai tetap tercatat dalam penyimpanan dan pemeliharaan bank sebagai
milik nasabah sampai dengan 6 (enam) bulan sejak tanggal pelunasan
pembiayaan namun barang gadai tersebut tidak diasuransikan oleh bank
dan bank tidak wajib menanggung kerugian jika terjadi kerusakan atau
hilang atas barang gadai tersebut. Namun apabila setelah 6 (enam) bulan
sejak tanggal pelunasan pembiayaan nasabah tidak melakukan pembiayaan
gadai, maka nasabah dengan ini setuju bahwa barang gadai tersebut akan
disalurkan sebagai sedekah atau wakaf dan pelaksanaanya diserahkan
berdasarkan pertimbangan bank dan oleh karenanya nasabah dengan ini
memberikan kuasa kepada bank untuk menyalurkan barang gadai tersebut
sebagai sedekah dan wakaf.
w. Kuasa-kuasa yang diberikan nasabah kepada bank sebagaimana yang
dimaksud di point k, point p, dan point s akad tidak dapat dibatalkan secara
sepihak atau tidak dapat ditarik kembali oleh nasabah karena ditentukan
oleh undang-undang sampai dengan pembiayaan nasabah dinyatakan lunas
oleh bank atau sampai dengan maksud dan tujuan sesuai dilaksanakan oleh
bank.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada Bank Nagari
Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa apabila lewat batas
waktu nasabah tidak dapat mencari pembeli atau menjual barang gadai
maka tanpa ada persetujuan atau keputusan atau weweng dari pengadilan
nasabah menyetujui memberikan kuasa kepada bank untuk menjual barang
gadai tersebut, dan nasabah harus setuju membuka rekening tabungan pada
bank untuk kepentingan penyaluran fasilitas yang diberikan bank kepada
nasabah, dan nasabah harus setuju apabila pihak bank menyalurkan barang
gadai sebagai sedekah atau wakaf yang pelaksanaannya yang didasarkan
karena pertimbangan pihak bank, yang mana pihak bank telah memberikan
batas waktu pengambilan barang sesuai ketentuan, makanya pihak bank
melakukan pertimbangan atas hal tersebut. Sehingga akad ini tidak dapat
dibatalkan secara sepihak dan tidak dapat ditarik kembali oleh nasabah
karena sebagaimanapun yang ditentukan oleh undang-undang sampai
dengan pembiayaan yang dinikmati nasabah dinyatakan lunas oleh bank,
atau sampai dengan maksud dan tujuan kuasa selesai dilaksanakan oleh
bank.
x. Nasabah dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa barang gadai yang
diserahkan dan dijaminkan kepada bank tersebut adalah emas asli, milik
pribadi nasabah, diperoleh secara sah dan tidak melawan hukum.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuannya barang gadai yang dijaminkan nasabah kepada bank harus
emas asli dan milik pribadi nasabah, dan diperoleh secara sah dan tidak
melawan hukum, belum dijual atau tidak dialihkan kepemilikannya, atau
tidak sedang diberikan kuasa kepada pihak lain dalam bentuk apapun untuk
menjauh/ mengalihkan kepemilikannya atau sedang gadaikan/ dibebani/
dijaminkan/ diagunkan dengan ikatan apapun kepada pihak manapun serta
tidak dalam sengketa dan bebas dalam situasi.
y. Apabila dikemudian hari ternyata barang gadai tersebut tidak asli/
dinyatakan palsu/ terbukti bukan milik pribadi nasabah/ diperoleh secara
tidak sah dan melawan hukum/ sedang digadaikan/ dibebani/ diagunkan
dengan apapun kepada pihak manapun atau sedang dalam sengketa dan
tidak bebas dari sitaan, maka nasabah wajib menanggung segala risiko dan
mengganti seluruh kerugian yang ditimbulkan karenanya secara dibebaskan
dan melindungi bank dan pegawainnya dari segala tuntutan dan/atau
gugatan dari manapun.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa apabila
dikemudian hari nasabah terbukti bahwa barang gadai tersebut palsu atau
terbukti bahwa barang gadai tersebut palsu atau terbukti bukan milik
pribadi dan diperoleh secara tidak sah atau melawan hukum atau sedang
digadaikan/ dibebani/ dijaminkan/ diagunkan dengan ikatan apapun
kepada pihak manapun atau dalam seketa dan tidak bebas dari sitaan, dan
nasabah wajib menngung segala risiko dan mengganti seluruh kerugian yang
timbul karena serta membebaskan dan melindungi bank dan pengawainya
dan segala tuntutan atau gugatan dari pihak manapun.
z. Akad gadai emas dan surat bukti gadai emas, formulir permohonan gadai
emas, surat-surat dan dokumen lainnya berikut dengan segala
perubahannya merupakan satu kesatuan dari bagian yang tidak terpisahkan
secara mengikat antara nasabah dan bank.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
ketentuan segala sesuatu yang berhubungan dengan gadai emas dan segala
perubahannya baik itu akad gadai emas, surat bukti gadai emas,
permohonan gadai emas, surat-surat dan dokumen lainya merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan serta mengikat antara nasabah dan
pihak bank.
aa. Naasabah menyatakan bahwa seluruh data atau keterangan dan
pertanyataan yang diberikan nasabah dalam akad ini berikut lampiran yang
berkaitan adalah benar dan sah dan oleh karenanya nasabah bertanggung
jawab atas segala risiko yang di timbulkan dikemudian hari.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa sesuai dengan
data dan keterangan dan pernyataan yang berikan adalah benar oleh
karenanya pihak bank bertanggung jawab atas segala risiko yang timbul
dikemudian hari.
Seperti yang dikatakan beberapa nasabah yang penulus wawancarai
yaitu Ibu Desi, Ibu Yeni bahwasanya baik itu seluruh data, keterangan,
pertanyaan yang nasabah berikan ke bank adalah benar dan sah, apabila
terdapat kekeliruan dikemudian hari saya bersedia menanggung risiko dari
pihak bank.
bb. Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami dan menafsirkan
bagian-bagian atau isi-isi dalam akad ini atau apabila terjadi perselisihan
dalam pelaksanaan dalam akad ini, maka para pihak bahwa segala
perbedaan pandapat dan perselisihan tersebut akan terlebih dahulu
diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar apabila terdapat perbedaan pendapat
dalam memahami dan menafsirkan bagian-bagian atau isi-isi dalam akad ini
atau apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan dalam akad ini, maka
para pihak sepakat bahwa segala perbedaan pendapat dan perselisihan
tersebut akan terlebih dahulu diselesaikan dengan cara musyawarah untuk
mencapai mufakat. Dalam hal ini apabila tidak tercapai mufakat dalam
menyelesaikan perbedaan pendapat dalam perselisihan tersebut, maka
pihak bank dan nasabah sepakat untuk memilih domisili hukum tetap dan
tidak berubah di kantor panitera pengadilan agama dimana kantor cabang
bank bertempat.
cc. Pelaksanaan akad dan segala perubahan-perubahannya tunduk kepada
peraturan Perundangan-undangan, berlaku di Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Ketentuan-ketentuan Perbankan Syariah termaksud dan tidak
terbatas pada peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Fatwa
DSN MUI).
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa pelaksanaan
gadai emas antara nasabah dan pihak bank setuju dan sepakat terhadap
pelaksanaan akad tersebut dengan segala perubahan-perubahannya tunduk
atau berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di
Negara Kesatuan Repuplik Indonesia dan ketentuan-ketentuan Perbankan
Syariah termaksud dan tidak terbatas pada Peraturan Bank Indonesia,
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Fatwa Dewan Syariah Nasioanal
Majelis Ulama Indonesia (Faatwa DSN MUI).
2. Kendala yang dihadapi Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar dalam
Pembiayaan Gadai Emas.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada Bank
Nagari Cabang Syariah Batusangkar telah diperoleh bahwa kendala yang
biassa ditemui berupa kredit macet saat jatuh tempo, nasabah tidak sanggup
membayar pembiyaan, dan sumber daya manusia. Sesuai yang dikatakan
oleh pihak bank apabila nasabah tidak mampu membayar membayar setelah
diperpanjang masa pembayaran uang pinjamannya dan tidak melakukan
perpanjangan gadai lagi, atau sudah jatuh tempo 4 bulan pertama nasabah
tidak sanggup untuk untuk perpanjangan perpanjangan uang pinjaman dan
berkeinginan untuk dilelang/ dijual, maka jaminan di lelang/ dijual. Sebelum
melaksanakan penjualan/ pelelangan, pihak bank akan memberitahukan
terlebih dahulu kepada nasabah, baik melalui kontak lansung (melalui
telpon/HP) maupun tidak langsung (melalui surat).

KESIMPULAN
Implementasi akad rahn pembiayaan gadai emas maka dapat disajikan
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan gadai emas pada Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar sudah
berjalan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang sudah ditetapkan oleh
Dewan Syariah Nasional. Jasa gadai dibolehkan dalam agama Islam dasarnya
Al-Qur’an, Hadist, dan Ijma’. Implementasi akad rahn sudah berjalan sesuai
dengan ketentuan dan sudah didasarkan pada Fatwa MUI DSN No. 25/ DSN
MUI/ III/ 2002 (tentang gadai) dan Fatwa MUI DSN No. 26/DSN MUI/ III/
2000 (tentang gadai emas).
2. Kendala yang dihadapi Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar dalam
pembiayaan gadai emas adalah sebagai berikut:
a. Kredit Macet Saat Jatuh Tempo
Secara SOP pada saat jatuh tempo kalau tidak ada pemberitahuan
dari nasabah ada hak dari pihak bank untuk menjual emasnya, tetapi dari
pihak bank mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada nasabah.
b. Nasabah Tidak Sanggup Membayar Pembiaayaan
Biasanya lima hari setelah jatuh tempo pihak bank memberikan
surat pemberitahuan kepada nasabah bahwa sudah jatuh tempo, kalau
tidak ada kabar dari nasabah maka akan dilakukan penjualan agunan,
tetapi kalau ada informasi dari nasabah bahwa nasabah tidak sanggup
membayar pembiayaan maka anggunan ini dijual untuk menutupi
gadainya.
c. Sumber Daya Manusia
Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar hanya satu orang
pegawai yang mengurusi semua pembiayaan gadai emas, sehingga
pelaksaan gadai emas yang cukup banyak dan membutuhkan waktu yang
cukup lama karena tenaga pegawai di bidang gadai emas masih terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
Anshori, A. G. (2007), Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
___________. (2011). Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Sjahdeini, S. R. (1999). Perbankan Islam dan Kedudukan Dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Soemitra, A. (2016). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Sudarsono , H. (2003). Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Indonesia :
Ekonisia.
Surepno. (2018). Studi Implementasi Akad Rahn (Gadai Syariah) Pada Lembaga
Keuangan Syariah. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law, Vol.1 No. 2,
176.

Anda mungkin juga menyukai