PENDAHULUAN
yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana
(lack of fund).1 Tetapi seiring berjalannya waktu muncul persoalan baru ketika
dinilai tidak sesuai dengan ajaran agamanya, yaitu bunga. Untuk mengatasi situasi
seperti ini sejumlah ekonom muslim menawarkan konsep perbankan yang sesuai
dengan ajaran islam, yaitu sistem perbankan dengan mekanisme bagi hasil atau
sistem profit and loss sharing (PLS). Sistem ini yang mendasari operasional
perbankan syariah.2
Fungsi Perbankan Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank
1
Khotibul Umam, Veri Antoni, Corporate Action Pembentukan Bank Syariah : Akuisisi,
Konversi, dan Spin-off,(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2015), h. 1.
2
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah : Strategi
Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Return, dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di
Bank Syariah Sebagai Akibat Masalah Agency, (Jakarta : Rajawali, 2008), h. 17-18.
1
2
fasilitas pembiayaan.3
Tentang Bank Syariah Pasal 1 angka 7, yang dimaksud Bank Syariah adalah
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian
antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah
harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah
Islam.5
keberbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika
diamati secara teliti. Hal ini nampak dari banyaknya lembaga keuangan mikro
3
Veithzal Rivai, Arvyan Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,
(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), h. 33.
4
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), h. 56
5
Ismail, Perbankan Syariah, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 30
3
demikian inilah Bank yang berbasis syariah muncul dan mencoba menawarkan
Bank Syariah yang sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama Bank
pendapatan. Pembiayaan menjadi kegiatan utama lemabaga ini, oleh karena itu
Pembiayaan mikro merupakan salah satu produk dari BSM yang dapat dijadikan
pilihan bagi calon nasabah. Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang diberikan
kepada perorangan atau badan usaha yang sudah memiliki usaha yang berjalan 2
akad murabahah. Murabahah merupakan akad perjanjian jula beli anatara bank
dengan nasabah. Produk dari BSM ini merupakan pembiayaan penyertaan modal
usaha kecil yang khususnya membiayai penyertaan modal kerja mulai dari
(dua ratus juta rupiah). Dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal
6
Ahmad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelols dan
Pemerhati Bank Syariah dalam Format Koperasi), Yogyakarta:Debeta, 2008, h. 17
7
Wawancara dengan Windy selaku analis pembiayaan mikro di Bank Syariah Mandiri
Cabang Takengon, tgl 31 Juli 2018.
4
Setiap dana yang disalurkan oleh bank syariah selalu mengandung resiko
yang akan timbul karena adanya dana yang disalurkan tidak dapat kembali.8
Analisa pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
dapat digunakan sebagai acuan bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas
pembiayaan kepada calon nasabah maka perlu mengadakan evaluasi risiko dari
para calon nasabah. Adapun prinsip yang diterapkan dala pemberian pembiayaan
adalah prinsip “5-C” yaitu: Character (gambaran watak dan kepribadian dari
(jumlah dana yang diikutsertakan oleh nasabah dalam usaha yang dibiayai),
Collateral (jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada bank dalam pengambilan
saat mendatang).9
untuk menilai mutu permintaan pembiayaan baru yang diajukan oleh calon
8
Op. Cit. Ismail, h. 105
9
Muhammad, Manajemen bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMPYKPN, 2006), h. 261
5
diberikan yang diajukan oleh nasabah yang lama. Apabila Bank Syariah
diperkecil.10
di BSM Takengon melihat banyak lalu lintas pembiayaan yang dilakukan oleh
calon nasabah dengan jumlah yang tidak sedikit dan resiko yang ditimbulkan oleh
pula nasabah yang menunggak, apakah analisa awal yang dilakukan oleh pihak
bank terhadap calon nasabah yang mengajukan pembiayaan belum optimal. Maka
dari itu perbankan tersebut sangat perlu untuk melakukan analisa pembiayaan
yang lebih cermat dan teliti untuk menekan resiko tidak kembalinya dana.
oleh nasabah, sehingga dana yang akan disalurkan kepada calon nasabah dapat
pemberian pembiayaan mikro sangat menarik untuk diteliti. Oleh karena itu,
penulis ingin membahas masalah tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa
10
Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Islam, (Jakarta:PT.Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 171
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
pembiayaan mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang takengon.
D. Manfaat Penelitian
dalam memahami pembiayaan yang berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi semua pihak yang
ingin memahami ilmu Ekonomi Syariah, khususnya bagi pihak Bank Syariah
2. Manfaat praktis
pembiayaan.
E. Definisi Operasional
1. Prinsip 5C
a. Character (Karakter)
Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara
Kesalahan dalam menilai karakter calon nasabah akan berakibat fatal pada
telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang ditetapkan oleh Bank
bank, baik dari bank yang sama maupun bank yang berbeda, karena biasanya
2) Trade Checking
pembayaran.
3) Wawancara
dan interview.11
b. Capacity (Kapasitas)
kemampuan seseorang untuk berbisnis, karena watak yang baik saja tidak
11
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah,(Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003),h. 144.
12
Ibid, h. 145.
9
c. Capital (Modal)
setelah bank syariah memberikan pembiayaan. Untuk mengetahui hal ini, maka
3) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan calon nasabah, dan survei
d. Condition (Kondisi)
Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak
nasabah.
13
Ibid, h. 146.
10
e. Collateral (Jaminan)
Jaminan yang dimaksud harus mampu mengcover resiko bisnis calon nasabah.
Penilain terhadap jaminan itu harus ditinjau dari dua sudut yaitu sudut
ekonomisnya yaitu nilai ekonomis dari barang yang akan dijaminkan, dan aspek
dilindungi.
14
Ibid, h. 147.
15
Ibid
11
2. Pembiayaan Mikro
kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang usaha
memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut, dan dengan
adanya akad tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada
yang mudah, proses pembiayaan cepat, dan angsuran ringan serta tetap hingga
jatuh tempo adalah nilai plus dari produk pembiayaan mikro ini. Dengan
kecil dan pelaku UMKM dapat tetap menjalankan roda perekonomianya secara
maksimal.
produk yaitu:
Rp 10juta.
12
F. Penelitian terdahulu
di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Cepu.” hasil dari
16
www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada tanggal 15 Maret
2019,pukul 19.00 WIB.
17
Hasna Ambar Rina, “Implementasi 5C dalam Proses Analisis Pembiayaan Murabahah
di KJKS BMT Walisongo Semarang”, Tugas Akhir, (Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Walisongo Semarang, 2016). Eprint.walisongo.ac.id/7184/.
13
3. Gusti Bagus Fradita Anggriawan, Dkk (2017) dalam jurnalnya yang berjudul
Bpr Pasar Umum Denpasar - Bali)”. Hasil penelitian tersebut yaitu analisis
5C dan 7P ini dinilai sudah sangat efektif guna untuk mengetahui layak atau
bentuk bunga yang diterima bank sebagai biaya administrasi kredit yang
4. Muhammad Ichwan Noer Laily (2015) dalam Artikel Ilmiahnya yang berjudul
Kredit Mikro) Dan Kaitannya dengan Non Performing Loan Pada PT. Bank
5C pada pemberian kredit usaha menengahpada PT. Bank UMKM BPR Jatim
Cabang Lumajang sudah baik sesuai dengan kebijakan perbankan yang telah
18
Rohmatan, “Analisis Implementasi Prinsip 5C dalam Upaya Pencegahan Pembiayaan
Mudharabah Bermasalah di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Cepu”, Tugas
Akhir, (Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2015).
Eprint.walisongo.ac.id/7184/.
19
Gusti Bagus Fradita Anggriawan, Dkk, “Analisis Prinsip 5c Dan 7p Dalam Pemberian
Kredit Untuk Meminimalisir Kredit Bermasalah Dan Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus
Pada Pt. Bpr Pasar Umum Denpasar – Bali)”, Jurnal (Singaraja:Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha,2017). Ejournal.undiksha.ac.id.
14
kredit usaha kecil pada PT. Bank UMKM BPR Jatim Cabang Lumajang
NPL selama periode 2010-2012 cenderung stabil, PT. BPR sudah menjalan
analisis 5c diusaha kecil secara baik sesuai ketentuan dan kebijakan perbankan
namun masih terjadi kenaikan NPL. Dalam Prosedur Pemberian Kredit Usaha
Mikro Pada PT. Bank UMKM BPR Jatim Cabang Lumajang, penerapan 5c
yang diterapkan pada usaha mikro ini hanya 4C saja, collateral pada usaha
mikro ini tidak digunakan, collateral tidak digunakan karena pada kredit usaha
mikro ini pinjaman yang kecil dan tidak efektif jika menggunakan collateral
dikarenakan akan berdampak pada lamanya proses pemberian kredit dan rugi
nasabah.20
5. Indra Budi Utomo (2013) dalam Tugas akhir dengan judul “Implementasi 5C
akhir ini menekankan dan membahas tentang implementasi prinsip 5C, namun
20
Muhammad Ichwan Noer Laily,” Analisis 5C Terhadap Pemberian Kredit (Kredit
Menengah, Kredit Kecil, Kredit Mikro) Dan Kaitannya dengan Non Performing Loan Pada PT.
Bank Umkm BPR Jatim Cabang Lumajang”, Artikel ilmiah , (Jember : Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Jember,2015). Repository.unej.ac.id.
15
murābaḥah, hal ini terbukti dari hasil penelitian masih terjadi permasalahan
Of Economic) Pada Pt. Bank Sumut Kcp Usu”. Dalam penelitian ini
nasabah.22
menjadi jaminan bagi bank untuk melihat watak dari calon nasabah.
Kemudian peran Capacity merupakan dasar penilaian bank atas lancar atau
21
Indra Budi Utomo, “Implementasi 5C Dalam Pembiayaan Murābaḥah Di BMT
Tumang Kantor Cabang Ampel”, Tugas Akhir, 2013, perpus.iainsalatiga.ac.id.
22
Elzelyta N Siregar, “Analisa Penerapan Prinsip 5c (Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition Of Economic) Pada Pt. Bank Sumut Kcp Usu”, Tugas akhir, (Medan :
Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara,
2018). Repository.usu.ac.id.
16
sebelumnya yaitu dari segi lembaga yang berbeda, lembaga yang dituju
yang sama.
BTN Syariah Cabang Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016). Digilib.uin-suka.ac.id.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PRINSIP 5C
pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan
a. Character
latar belakang nasabah baik latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat
repay dari calon nasabah, yaitu keyakinan bank terhadap kemauan calon
telah diperjanjikan.25
24
Thamrin Abdullah, Francis Tantric, Bank Dan Lembaga Keuangan, Ed. 1, Cet. 2,
(Jakarta:Rajawali Pers, 2013), h. 173
25
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 120
18
19
yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidaklah semuda yang
kalinya. Oleh karena itu, upaya “penyidikan” tentang watak ini pihak bank
dapat dipercaya.26
1) BI Cheking
Checking dapat digunakan oleh bank untuk mengetahui dengan jelas calon
lain, maka cara yang efektif ditempuh yaitu dengan meneliti calon nasabah
26
Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank umum, (Bandung:
Alfabeta, 2009) h. 84
20
b. Capacity
diperjanjikan.29
27
Ismail,Op.cit, h. 121
28
Thamrin Abdullah, Francis Tantric, Op.cit.
29
Ismail,Op.cit, h. 121
21
hanya sekedar tambahan saja terbatas kepada hal-hal yang belum tersedia.
c. Capital
lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana modal yang ada
sekarang.31
prosentase antara jumlah utang dengan modal antara bank satu dengan
lain:
30
Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.cit,h. 84
31
Thamrin Abdullah, Francis Tantric, Op.cit.
32
Suharno, Analisa Kredit: Dilengkapi Contoh Kasus, (Jakarta: Djambatan, 2003) h. 14
22
ini penting untuk menilai tingkat debt to equity ratio. Perusahaan dianggap
2) Uang Muka
dapat diartikan sebagai jumlah uang muka yang dibayarkan oleh calon
Semakin besar uang muka yang dibayarkan oleh calon nasabah, semakin
d. Collateral
sehingga tidak terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan
33
Ismail, Op.cit, h. 123
34
Thamrin Abdullah, Francis Tantric, Op.cit.
23
sangat penting dan harus diperhatikan adalah purnajual dari agunan yang
akibat dari fungsi pertama ialah merupakan salah satu faktor penentu
1) Marketability
waktu.
2) Ascertainability of value
35
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada, 2014) h. 92
36
Ismail, Op.cit ,h. 124
37
Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.cit, h. 86
24
3) Stability of value
kewajiban debitur.
4) Transferability
e. Condition
sekarang dan kemungkinan untuk masa yang akan datang sesuai dengan
atau dorongan ekspor. Contoh lain yang berkaitan dengan mode, apakah
dengan selera konsumen (up to date) atau telah ketinggalan jaman (out of
38
Ismail, Op.cit, h. 124-125
39
Thamrin Abdullah, Francis Tantric, Op.cit.
25
hatian (prudent banking principles). Prinsip ini adalah suatu asas yang
40
Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Op.cit, h. 85
41
Sumarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003) h. 146
26
solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib
dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang
42
Rachmadi Usman, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2001) h. 18
43
Mulhadi, Prinsip Kehati-hatian (Prudent Banking Principles) dalam Kerangka UU
Perbankan di Indonesia, (Universitas Sumatera Utara: Diktat tidak diterbitkan, 2005) h 13
27
B. PEMBIAYAAN
1. Pengertian Pembiayaan
berasal dari kata biaya yang artinya uang yang dikeluarkan untuk mengadakan
Bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk
berdasarkan :
b) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
44
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka Cetakan Pertama, 2001,) h. 127
45
Bank Indonesia, Perbankan Syariah. (Jakarta :DPbs, 2010), h. 38
28
istisna’
multi jasa.
46
https://www.ekon.go.id/ekliping/.../n.27-n.28-permen-kukm-nomor-16-tahun-2015,
disalin tanggal 4 Agustus 2018, hlm. 5.
47
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamzil, (Yogyakarta: UII Press,
2004), h. 164.
29
2. Jenis-Jenis Pembiayaan
financing).49
b. Pembiayaan investasi
c. Pembiayaan konsumtif
3. Unsur-Unsur Pembiayaan
a. Kepercayaan
48
Sumar‟in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, ,( Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi I,
2012), h. 80.
49
Muhammad Safi‟i Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktik,(Jakarta Gema
Insani,cet 1,2014), h. 161.
50
Ibid, h. 167
30
b. Kesepakatan
c. Jangka waktu
d. Risiko
e. Balas Jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk
51
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000),h. 75.
31
4) Stabilitas ekonomi.
52
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Edisi revisi, Cet. 15,
Rajawali Pers, 2014), h. 87-88.
53
Sumar‟in, Op. Cit, h. 115-116.
32
a. Lancar
c. Kurang Lancar
54
Ibid, h. 116.
33
dari 90 hari
d. Diragukan
e. Macet
C. PEMBIAYAAN MURABAHAH
berarti Ar-Irbaah karena salah satu dari dua orang yang bertransaksi
pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (Margin).
55
Ibid., h. 107-108.
56
Abdul rahman Gazali, Fiqih Muamalat, Ed.1 Cet.1 (Jakarta :Kencana dan ICCE, 2010),
h. 54
35
jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas
yang dibolehkan.
disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku pembeli. Kemudian bank akan
Murababah juga berarti suatu akad jual beli atas barang tertentu,
harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual
murabahah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
57
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 223
58
Ismail, Op.cit, h. 138.
36
pengadaan bahan baku dan bahan penolong. Sementara itu, biaya proses
waktu sesuai dengan almanya perputaran modal kerja tersebut, yaitu dari
59
Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 100
60
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, h. 164
37
apa yang harus dilakukannya, dan penerima kuasa secara hukum menjadi
satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari
penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu sistem murabahah
adalah:
riba...”
61
Muhammad Mulyono, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta : UUP-
AMP YKPN, 2001), h. 45
62
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, h. 107
63
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjmah Bahasa Indonesia, (Bandung: jumanatul
Ali Art), h. 47
64
Ibid, h. 83
38
D. PEMBIAYAAN MIKRO
mikro atau pembiayaan pada sector mikro. Skim pembiayaan mikro pada bank
syariah ini didesain untuk melayani masyarakat yang memiliki penghasilan rendah
atau pengusaha mikro dan kecil. Skim pembiayaan mikro ini juga harus mampu
memenuhi persyaratan dan ketentuan yang tidak menyimpang dari Peraturan Bank
Complience).65
Tujuan produk pembiayaan ini dijalankan karena ada 3 (tiga) hal, yaitu:
pelayanan pembiayaan.
65
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2010), Cet. ke-1, h. 268.
66
Euis Amalia, Keadilan Distribusi Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), h. 42.
39
masyarakat.67
E. RISIKO PEMBIAYAAN
Konsep risiko berawal dari ketidakpastian atas waktu yang akan datang.
Ketidakmampuan kita mengetahui kejadian pada waktu yang akan datang terkait
erat dengan apa yang kita lakukan hari ini. Risiko merupakan hal yang tidak dapat
yang muncul secara alamiah. Risiko dapat diartikan sebagai probabilitas sesuatu
pembiayaan bermasalah.69
dihadapi oleh setiap bank karena risiko ini sering juga disebut dengan risiko
kewajibannya. Disatu sisi risiko ini dapat bersumber dari berbagai aktivitas
67
Mikha Paricha,”Pembiayaan Sektor Mikro dan Corporate”, dalam
http://mikhaparica.com/2013/04/pembiayaan-sektor-mikro-dan-corporate.html (8Oktober).
68
Sumar‟in, Op.cit. h. 109
69
Sumarin, Op. Cit, h. 111.
40
dan kegiatan jasa pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank.
Disisi lain risiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih debitur yang buruk.
yang telah disepakati bersama sebelumnya. Dalam hal ini yang menjadi
perhatian bank bukan hanya kondisi keuangan dan nilai pasar dari jaminan
2. Pembiayaan Bermasalah
kredit yang telah ditanda tanganinya, yang disebabkan oleh berbagai hal
Sehingga hal-hal tersebut memberikan dampak negatif bagi kedua belah pihak
berkurang atau menurun dan bahkan mungkin sudah tidak ada lagi. Dengan
70
Robert Tampubolon, Risk Management : Managemen Risiko Pendekatan Komersial, ,
(Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2004). h. 24.
71
Herman Dermawan, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),h. 126.
41
terjadi akibat kolusi dari pihak analis pembiayaan dengan pihak debitur
a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
untuk membayar.
72
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah,( Jakarta:
Sinar Grafika, 2012), h. 66.
42
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur mau membayar akan tetapi
tidak mampu.73
73
Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya ,( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
edisi Revisi, Cet. 6, 2002), h. 115 .
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Takengon yang terletak di Kota Takengon, yang berada di jalan sengeda Kota
Takengon.
B. Jenis Penelitian
terhadap suatu objek yang diteliti. Karena penelitian ini fokus pada permasalahan
informasi berkenaan dengan permasalahan yang akan diteliti lebih lanjut, dan
penelitian kualitatif.
74
Airha, Studi Kepustakaan,http://phairha.blogspot.co.id/2012/01.html, diakses pada
tanggal 15 maret 2019.
43
44
C. Sumber Data
a. Data primer
informasi dalam penelitian dan data tersebut diantaranya berupa informan yaitu
berkenaan dengan penelitian, dalam penelitian ini sebagai informan adalah bapak
b. Data sekunder
Diperoleh dengan cara membaca buku yang berkaitan dengan masalah yang
internet dan jurnal yang di anggap penting yang berhubungan dengan objek yang
diteliti yang mendukung penelitian ini. Perlunya data ini untuk menyesuaikan
a. Wawancara
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat di kontruksikan makna dalam suatu data
tertentu. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka
antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam pelaksaan wawancara ini
b. Dokumentasi
dokumen yang ada. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama
Data yang telah diperoleh akan dianalisis melalui metode analisa kualitatif,
yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
1. Reduksi data
pada penelitian.
75
Noeng, Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2003), h.78.
76
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2009) , h. 244
46
2. Penyajian data
informasi yang sudah diperoleh dari hasil reduksi informasi yang akan
yang telah ditetapkan pada awal observasi yang dilakukan oleh peneliti
yang penting dan apa yang harus dipelajari, mencari dan menemukan
F. Teknik Penulisan
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Sekolah tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
77
Lexy j Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002),h. 247-248.
78
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) MALIKUSSALEH Lhokseumawe, Tahun 2012.