PENDAHULUAN
yang kelebihan dana (surplus of fund) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana
(lack of fund).1 Tetapi seiring berjalannya waktu muncul persoalan baru ketika
dinilai tidak sesuai dengan ajaran agamanya, yaitu bunga. Untuk mengatasi situasi
seperti ini sejumlah ekonom muslim menawarkan konsep perbankan yang sesuai
dengan ajaran islam, yaitu sistem perbankan dengan mekanisme bagi hasil atau
sistem profit and loss sharing (PLS). Sistem ini yang mendasari operasional
perbankan syariah.2
Fungsi Perbankan Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank
fasilitas pembiayaan.3
1
Khotibul Umam, Veri Antoni, Corporate Action Pembentukan Bank Syariah : Akuisisi,
Konversi, dan Spin-off,(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2015), h. 1.
2
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah : Strategi
Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Return, dan Meminimalkan Risiko Pembiayaan di
Bank Syariah Sebagai Akibat Masalah Agency, (Jakarta : Rajawali, 2008), h. 17-18.
3
Veithzal Rivai, Arvyan Arifin, Islamic Banking : Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi,
(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), h. 33.
1
2
Tentang Bank Syariah Pasal 1 angka 7, yang dimaksud Bank Syariah adalah
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
hukum Islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian
antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah
harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah
Islam.5
keberbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika
diamati secara teliti. Hal ini nampak dari banyaknya lembaga keuangan mikro
demikian inilah Bank yang berbasis syariah muncul dan mencoba menawarkan
4
Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,
2012), h. 56
5
Ismail, Perbankan Syariah, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 30
6
Ahmad Sumiyanto, Menuju Koperasi Modern (Panduan untuk Pemilik, Pengelols dan
Pemerhati Bank Syariah dalam Format Koperasi), Yogyakarta:Debeta, 2008, h. 17
3
Bank Syariah yang sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama Bank
pendapatan. Pembiayaan menjadi kegiatan utama lemabaga ini, oleh karena itu
Pembiayaan mikro merupakan salah satu produk dari BSM yang dapat dijadikan
pilihan bagi calon nasabah. Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang diberikan
kepada perorangan atau badan usaha yang sudah memiliki usaha yang berjalan 2
akad murabahah. Murabahah merupakan akad perjanjian jula beli anatara bank
dengan nasabah. Produk dari BSM ini merupakan pembiayaan penyertaan modal
usaha kecil yang khususnya membiayai penyertaan modal kerja mulai dari
(dua ratus juta rupiah). Dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal
Setiap dana yang disalurkan oleh bank syariah selalu mengandung resiko
yang akan timbul karena adanya dana yang disalurkan tidak dapat kembali.8
7
Wawancara dengan Windy selaku analis pembiayaan mikro di Bank Syariah Mandiri
Cabang Takengon, tgl 31 Juli 2018.
8
Ismail, Perbankan Syariah…, h. 105
4
Analisa pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
dapat digunakan sebagai acuan bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas
pembiayaan kepada calon nasabah maka perlu mengadakan evaluasi risiko dari
para calon nasabah. Adapun prinsip yang diterapkan dala pemberian pembiayaan
adalah prinsip “5-C” yaitu: Character (gambaran watak dan kepribadian dari
(jumlah dana yang diikutsertakan oleh nasabah dalam usaha yang dibiayai),
Collateral (jaminan yang diberikan oleh nasabah kepada bank dalam pengambilan
saat mendatang).9
untuk menilai mutu permintaan pembiayaan baru yang diajukan oleh calon
diberikan yang diajukan oleh nasabah yang lama. Apabila Bank Syariah
9
Muhammad, Manajemen bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMPYKPN, 2006), h. 261
5
diperkecil.10
di BSM Takengon melihat banyak lalu lintas pembiayaan yang dilakukan oleh
calon nasabah dengan jumlah yang tidak sedikit dan resiko yang ditimbulkan oleh
pula nasabah yang menunggak, apakah analisa awal yang dilakukan oleh pihak
bank terhadap calon nasabah yang mengajukan pembiayaan belum optimal. Maka
dari itu perbankan tersebut sangat perlu untuk melakukan analisa pembiayaan
yang lebih cermat dan teliti untuk menekan resiko tidak kembalinya dana.
oleh nasabah, sehingga dana yang akan disalurkan kepada calon nasabah dapat
pemberian pembiayaan mikro sangat menarik untuk diteliti. Oleh karena itu,
penulis ingin membahas masalah tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa
10
Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Islam, (Jakarta:PT.Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 171
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Cabang takengon.
D. Manfaat Penelitian
dalam memahami pembiayaan yang berguna baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi semua pihak yang
ingin memahami ilmu Ekonomi Syariah, khususnya bagi pihak Bank Syariah
2. Manfaat praktis
pembiayaan.
E. Definisi Operasional
1. Prinsip 5C
pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan prinsip
2. Pembiayaan Mikro
kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang usaha
memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut, dan dengan
adanya akad tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada
yang mudah, proses pembiayaan cepat, dan angsuran ringan serta tetap hingga
8
jatuh tempo adalah nilai plus dari produk pembiayaan mikro ini. Dengan
kecil dan pelaku UMKM dapat tetap menjalankan roda perekonomianya secara
maksimal.11
F. Penelitian terdahulu
Ada beberapa kajian yang menjadi landasan penelitian ini antara lain yaitu:
Walisongo Semarang.12
Rina yaitu pada tujuan penelitian. Jika penelitian Hasna Ambar Rina
sangat berbeda maka akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula..
11
www.syariahmandiri.co.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada tanggal 15 Maret
2019,pukul 19.00 WIB.
12
Hasna Ambar Rina, “Implementasi 5C dalam Proses Analisis Pembiayaan Murabahah
di KJKS BMT Walisongo Semarang”, Tugas Akhir, (Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Walisongo Semarang, 2016). Eprint.walisongo.ac.id/7184/.
9
sangat berbeda maka akan memberikan hasil penelitian yang berbeda pula..
Kasus Pada Pt. Bpr Pasar Umum Denpasar - Bali)”. Hasil penelitian
tersebut yaitu analisis 5C dan 7P ini dinilai sudah sangat efektif guna
untuk mengetahui layak atau tidak layaknya kredit yang diberikan ke calon
13
Rohmatan, “Analisis Implementasi Prinsip 5C dalam Upaya Pencegahan Pembiayaan
Mudharabah Bermasalah di KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS) Cabang Cepu”, Tugas
Akhir, (Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2015).
Eprint.walisongo.ac.id/7184/.
10
5c, namun waktu dan lokasi penelitian yang sangat berbeda maka akan
Kredit Kecil, Kredit Mikro) Dan Kaitannya dengan Non Performing Loan
Pada PT. Bank Umkm BPR Jatim Cabang Lumajang”. Hasil penelitiannya
14
Gusti Bagus Fradita Anggriawan, Dkk, “Analisis Prinsip 5c Dan 7p Dalam Pemberian
Kredit Untuk Meminimalisir Kredit Bermasalah Dan Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus
Pada Pt. Bpr Pasar Umum Denpasar – Bali)”, Jurnal (Singaraja:Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha,2017). Ejournal.undiksha.ac.id.
11
diusaha kecil secara baik sesuai ketentuan dan kebijakan perbankan namun
Mikro Pada PT. Bank UMKM BPR Jatim Cabang Lumajang, penerapan
5c yang diterapkan pada usaha mikro ini hanya 4C saja, collateral pada
usaha mikro ini tidak digunakan, collateral tidak digunakan karena pada
kredit usaha mikro ini pinjaman yang kecil dan tidak efektif jika
proses pemberian kredit dan rugi jika harus adanya penambahan karyawan
Ichwan Noer Laily aitu pada tujuan penelitian. Jika penelitian Muhammad
namun waktu dan lokasi penelitian yang sangat berbeda maka akan
5. Indra Budi Utomo (2013) dalam Tugas akhir dengan judul “Implementasi
15
Muhammad Ichwan Noer Laily,” Analisis 5C Terhadap Pemberian Kredit (Kredit
Menengah, Kredit Kecil, Kredit Mikro) Dan Kaitannya dengan Non Performing Loan Pada PT.
Bank Umkm BPR Jatim Cabang Lumajang”, Artikel ilmiah , (Jember : Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Jember,2015). Repository.unej.ac.id.
12
pada pembiayaan murābaḥah, hal ini terbukti dari hasil penelitian masih
Utomo yaitu pada tujuan penelitian. Jika penelitian Indra Budi Utomo
menggunakan 5c, namun waktu dan lokasi penelitian yang sangat berbeda
16
Indra Budi Utomo, “Implementasi 5C Dalam Pembiayaan Murābaḥah Di BMT Tumang
Kantor Cabang Ampel”, Tugas Akhir, 2013, perpus.iainsalatiga.ac.id.
17
Elzelyta N Siregar, “Analisa Penerapan Prinsip 5c (Character, Capacity, Capital,
Collateral, Condition Of Economic) Pada Pt. Bank Sumut Kcp Usu”, Tugas akhir, (Medan :
Program Studi Diploma III Keuangan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara,
2018). Repository.usu.ac.id.
13
namun waktu dan lokasi penelitian yang sangat berbeda maka akan
penilaian bank atas lancar atau tidaknya calon debitur untuk mengansur
pembiayaan bermasalah.18
18
Yuli Artiningsih, “Peranan Penilaian Prinsip 5C dalam Pemberian Pembiayaan di BTN
Syariah Cabang Yogyakarta”, Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2016). Digilib.uin-suka.ac.id.
14
namun waktu dan lokasi penelitian yang sangat berbeda maka akan