LANDASAN TEORETIS
A. Konsep Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
bahasa inggris yaitu Effective yang berarti berhasil, tepat atau manjur. Efektivitas
menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif jika
usaha itu mencapai tujuannya secara ideal efektivitas dapat dikatakan dengan
ukuran-ukuran yang pasti misalnya usaha X adalah 60% efektif dalam mencapai
tujuan Y.
Aan Komariah dan Cepi Tratna yang dimaksud Efektivitas adalah ukuran
yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu)
1
Djaka, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini,( Surakarta : Pustaka Mandiri,
2011), h. 45
2
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leader Ship Menuju Sekolah Efektif,
(Bandung:Bumi Aksara, 2005), h. 34
14
15
hasil”, jadi efektivitas adalah adanya keseuaian antara orang yang melakukan
di dalam suatu kegiatan, sehingga tujuan yang akan dicapai dapat tergambarkan
biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang
tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka dengan hal itu
efektivitas yang ada di dalam suatu kegiatan juga berjalan dengan baik.
pengertian diatas efektivitas dapat dartikan sebagai alat yang digunakan oleh
seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain dengan kata lain bawahan
kerjanya supaya dapat menjalankan tugas secara baik dan sesuai dengan tujuan
yaitu suatu proses dimana didalamnya terdapat tujuan, sasaran, dan personil yang
3
Mulyasa.Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 35
4
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 2010), h. 14
5
Astrid Susanto, Pendapat Umum, (Bandung: Bina Cipta, 2010), h. 18
16
akibat yang ditimbulkan dan merupakan hasil dari yang di inginkan atassegala
yang di upayakan dengan memberikan satu hal yang lebih menguntungkan atau
memberi rasa yang kepuasan.Efektif sendiri menjadi suatu bagian dari upaya atau
hendaki.6
memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagai penggunaan kata efesiensi
antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan
konsep efektivitas.Konsep ini adalah salah satu factor yang menentukan apakah
organisasi atau tidak. Dalam hal ini efektivitas merupakan pencapaian tujuan
organisasi melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efesien, ditinjau
6
Hari Lubis dan Martini Husaini, Teori Organisasi, (Bandung : Ghina Indonesia, 1987), h.
41
17
dari sisi masukan (input), proses, maupun keluar (output). Dalam hal ini yang
dimaksud sumber daya meliputi kesedian personil, sarana dan prasarana serta
metode dan proses yang digunakan. Suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan
karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung dari
efektivitas berarti kualitas dan kuantitas ( output ) barang dan jelas. Tingkat
ditentukan dengan hasil yang telah ditentukan dengan haasil nyata yang
diwujudkan. Namun,jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan
tidak tepat sehingga disebbakan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang
2. Ukuran Efektivitas
karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada
suatu sasaran dan tujuan yang akan dicapai, serta dapat menunjukkan seberapa
7
Ibid, h. 17
18
organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang
adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua
untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Pendekatan inilah
8
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi),
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 87.
9
Ibid
10
Lubis, S.B. Hari dan Martani Huseini, Pengantar Teori Organisasi: Suatu Pendekatan
Makro, (Jakarta: Departemen Ilmu Administrasi: FISIP UI, 1987), h. 55
19
dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai
Organisasi, yaitu:12
a. Karakteristik Organisasi
Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti
b. Karakteristik Lingkungan
c. Karakteristik Pekerja
yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan
sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya
11
Richard M, Streer. Efektivitas Orgnisasi. (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 53.
12
Richard M. Steers, Efektivitas Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1985), h. 46
20
yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh
dinyatakan oleh Steers tersebut dapat dijelaskan secara ringkas bahwa: 1) struktur
yang dibangun dan teknologi yang digunakan dalam organisasi akan sangat
B. Gaya Kepemimpinan
analisis dan pemanfaatan setiap situasi yang dihadapi dan akan memberikan
sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan
dirinya sendiri dengan orang lain. Gaya atau style hidupnya pasti akan mewarnai
kepuasan kerja dan produktivitas karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai
ketrampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya kepemimpinan adalah pola
13
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),
h. 34
14
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.
170.
22
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang
ia lihat.16
hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan
organisasi dengan sistem nilai tertentu dan visi tertentu pula untuk mencapai
tujuan.19
15
Frengky Basna. Analisis Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi
dan Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pendapatan Daerah Manado.Jurnal Riset Bisnis
dan Manajemen Vol. 4, No.3, 319-334.2016, h. 320.
16
Toha Mifta, Prilaku Organisasi KOsnep Dasar dan Implikasinya, (Jakarta: raja Grafindo
Persada, 2012), h. 49
17
Wahdjosumudjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tianjauan Teoritik dan
Permasalahannya (Jakarta: Raja Grafindo, 2012), h. 17.
18
Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi; Teori dan Praktik di Bidang Pendidikan
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 210.
19
Kisbiyanto, Manajemen Pendidikan Pendekatan Teoritik dan Praktik (Yogyakarta: Idea
Press, 2011), hal. 32.
23
pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan serta
kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang
dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.22 Terkait
dengan kepemimpinan dapat dipahami salah satu firman Allah SWT dalam surat
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan
kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
20
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan; Konsep dan Aplikasi (Purwokerto: STAIN Press,
2010), hal. 45
21
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Madrasah: Strategi Peningkatan Mutu dan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 236.
22
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 125-126.
24
atau amir sedangkan dalam ayat tersebut menggunakan kata “aimmah”, merujuk
terhadap isyarat tentang sosok pemimpin yang diharapkan, yaitu sosok pemimpin
yang ideal. Pemimpin yang ideal dalam Islam adalah yang mampu tampil
sebuah Negara yang tidak hanya memiliki kualifikasi kepemimpinan dalam me-
kompetensi keagamaan secara khusus. Seperti contoh keteladanan para nabi yang
yang akan memberi keberkahan bagi bangsa kapanpun. Dalam istilah lain
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, ciri utama yang
disebutkan di awal ayat yang berbicara tentang kepemimpinan ideal adalah bahwa
para pemimpin itu senantiasa mengajak rakyatnya kepada jalan Allah dan
23
Al-Qur’an, Departemen Agama RI (Jakarta: Surprise, 2013), hal. 329
25
kelompok ‘abid’ yang senantiasa tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah swt
bahwa perbuatan baik yang mereka perbuat lahir dari rasa iman kepada Allah dan
kata ‘lana (hanya kepada Kami)’ adalah batasan bahwa hanya kepada dan karena
pemimpin yang memang harus ada adalah keteladanan dalam kebaikan secara
Fi’lal khairat yang senantiasa mendapat bimbingan Allah adalah beramal dengan
seluruh syariat Allah secara integral dan paripurna dalam seluruh segmen
kehidupan.
kepemimpinan pasca Rasulullah dan sikap yang harus ditunjukkan oleh umat
Hisyam bin Urwah meriwayatkan dari Abu Shalih dari Abu Hurairah
bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Akan datang sepeninggalku
beberapa pemimpin untuk kalian. Ada seorang yang baik yang
memimpin kalian dengan kebaikan, namun ada juga pemimpin yang
buruk yang memimpin dengan kemaksiatan.Maka hendaklah kalian
24
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Terjemahan Abdul Ghoffar (Bogor: Pustaka Imam
asysyafi’I, 2003), hal. 104.
26
kekuasaannya.26
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat.27
prilaku yang konsisten yang ditunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika kita
Masaong, dan Arfan A gaya kepemimpinan adalah pola perilaku konsisten yang
diterapkan dalam bekerja dengan dan melalui orang lain. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang
25
Muslim ibn al Hajjaj al Qusyairi an, Shohih Muslim (Bairut: Dar Ihya al Kutub al
‘Arabiyyah, 1995), hal. 805.
26
J. Riberu, Dasar - Dasar Kepemimpinan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2015), hal. 7.
27
Nur Munajat, Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013), h. 119-120
28
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010), h.
76.
29
Abd. Kadim Masaong, dan Arfan A. Tilome, Kepemimpinan Multi Intelligens (Sinergi
Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan Gemilang (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 162-163
27
strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
30
Edward Sallis, Total Quality Management, Terj. Ahmad Ali Riyadi & Fahrurrozi
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2011), h. 170
31
Veitzhal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Cet ke-
8 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 45
32
Ibid
28
situasi. Untuk itu, pemimpin yang berhasil adalah yang mampu menerapkan
dan tindakan pemimpin yang nampak dari cara memberi tugas, cara
eksternal. Dari luar organisasi yaitu: kondisi ekonomi, tren industri, dan norma-
organisasi, mulai dari individu, kelompok dan tingkatan organisasi. Yang bersifat
Sedangkan dari faktor pribadi adalah pengalaman, nilai-nilai, harapan dan latar
belakang.34
kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada
33
Edi Sutrisno, Budaya Organisasi, Cet. Ke-8 (Jakarta: Kencana Media Persada, 2016), h.
224.
34
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership, Membangun Super Leadership
melalui Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 195
29
saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk
Traits of Leader
Characteristics of
the situasion
dorongan berprestasi. Kedua, pendekatan gaya meliputi (1) gaya dengan orientasi
tugas; (2) gaya berorientasi dengan karyawan. Gaya ini lebih memperhatikan
pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
yaitu (1) pemimpin; (2) bawahan; dan (3) berorientasi pada kelompok. Dalam
sebagai pemimpin.38
yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka
Gambar 2.3: Ringkasan Gaya Kepemimpinan menurut para ahli diolah dari
berbagai sumber
38
Ibid…, h. 96
39
Garry Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Indeks, 2016), hal. 45
31
penghargaan), legitimate (kekuatan yang sah), kekuatan yang timbul dari posisi
a. Gaya Otokratis/Otoriter
Otoktatis berasal dari kata oto yang berarti sendiri dan kratoos berarti
sendiri.42
40
Irfan Fahmi, Manajemen, Teori, Kasus, dan Solusi (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 68-
69.
41
Purwanto Djojopranoto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta :Mutiara sumber widya, 1991),
h 46
42
Rifa’i Moh, Administrai dan Supervisi pendidikan,( Bandung : Jemmar, 1989), h 38
32
yang memegang kekuasaan disebut otokrat yang biasanya dijabat oleh pemimpin
yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan sistem kerajaan.43 Sedangkan
dilingkungan sekolah bukan raja yang menjadi pemimpin akan tetapi kepala
sekolah yang memiliki gaya separti raja yang berkuasa mutlak dan sentral dalam
mufakat.
3) Prakarsa berasal dari pemimpin yaitu gaya kepala sekolah yang merasa
sekolah merasa orang yang paling benar dan tidak memiliki kesalahan.
5) Kaku dalam bersikap yaitu kepala sekolah yang tidak bisa bisa melihat
43
Partanto, Al Barry, Kamus Ilmiah, (Surabaya : Arkola, 1994), h 952
44
Sutarto, Dasar-dasar kepemimpinan Administrasi, (Yogyakarta : Gajah mada university
press, 1998). h 73
33
pemberian dan pembagian tugas dilakukan tanpa ada konsultasi dan musyawarah
stafnya dalam situasi formal dan tidak menginginkan hubungannya yang penuh
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi.
Pemimpin selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada “one an show”45
bersama, memegang kekuasaan yang ada pada gaya secara mutlak. Kepala
sekolah yang otoriter biasanya tidak terbuka, tidak mau menerima kritik, dan tidak
intruksi tentang apa yang harus dikerjakan serta dalam menanamkan disiplin
karena mempunyai keyakinan ia tahu apa yang harus dilakukannya dan merasa
jalan pikirannya paling benar. Dalam situasi kerja sama, ia berusaha mengambil
peran sebagai pengambil keputusan dan mengharapkan orang lain mendukung ide
dan gagasannya, ia tidak ingin dibantu apalagi dalam menentukan apa yang harus
ia lakukan.47
45
Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, ( Jakarta : Rajawali Press, 1998). h 38
46
Mulyasa E, Menjadi kepala sekolah profesional : dalam konteks mensukseskan BMS dan
KBK, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003), h 269
47
Anoraga dkk, psikologi industri dan sosial, (Jakarta : pustaka jaya, 1995), h 113
34
Gaya otokratis ini apabila ditetapkan dalam dunia pendidikan tidak tepat
karena dalam dunia pendidikan, kritik saran dan pendapat orang lain itu sangat
pendidikan.
b. Gaya Laissez-faire
komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan. Oleh karena itu gaya
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan diserahkan kepada bawahan. Karena arti laissez sendiri secara
harfiah yaitu mengizinkan dan faire adalah bebas, jadi pengertian laissez-faire
bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan disekolah yang memang benar-benar
mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu
dan sering disebut liberal, karena ia memberikan banyak kebabasan kepada para
sesuatu.
c. Gaya Demokratis
6) Regenerasi kepemimpinan.48
48
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 258
36
1) Instruksional
2) Pangkat dan jabatan menjadi alat utama memaksa anak buahnya untuk
melaksanakan tugas.
3) Serba formalistik.
anak buah tertekan oleh sikap god father-nya, maha tahu jadi anak buah
belum banyak tahu, close management bagi anak buahnya, all handle
kewibawaan yang telah ada pad diri pemimpin, sedangkan yang kedua
kekuasaan.
49
Ibid…, h. 256.
50
Sudarwan Danin, Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius (IQ + EQ), Etika,
Perilaku Motivasional dan Mitos, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 10.
37
a. Kepemimpinan otoriter
dilakukan, kapan harus dilakukan dan bagaimana hal itu harus dilakukan
b. Kepemimpinan partisipatif
c. Kepemimpinan delegatif
andil sesukanya namun cenderung kearah yang adil) adalah yang paling
perubahan,
Sekolah harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan
situasi dan kebutuhan serta memotivasi para guru dan pekerjanya supaya Sekolah
bermutu dan bisa diterima oleh masyarakat luas. Dari semua pernyataan para ahli
kepala Sekolah yang efektif. Yang pada intinya seorang pemimpin harus
memiliki nilai dan kemampuan yang lebih tinggi dari pada bawahannya.
51
Suparland, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta : Hikayat Publishing, 2006), h. 29-34.
52
Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), h. 181-
183.
39
pemimpin harus memiliki nilai dan kemmapuan yang lebih tinggi dari pada
baik, namun jika sebaliknya maka kemungkinan kepala sekolah yang akan ikut
Gambar 2.4
Factor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan
(Joseph Reitz, 1981)
Kepribadian,
pengalaman,masa Kebutuhan tugas
lalu dan harapan
Efektivitas kepemimpinan
pemimpin meliputi:
b. Harapan dan perilaku atasan sebagai contoh, atasan yang secara jelas
pemimpin.
imbalan dengan skala gaji yang ditunjang dengan intensif lain (dana
f. Harapan dan perilaku rekan. Sikap mereka ada yang merusak reputasi,
53
Indah D. Rahayu. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja (Studi pada Karyawan Tetap Maintenance Department
PT. Badak LNG Bontang), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 43 No.1, 1-9, 2017), diakses
pada 10 Juli 2019.
41
yang memiliki idealisme yang tinggi, visi yang jelas, dan kesadaran akan tujuan
yang jelas. Kepala sekolah memiliki visi pendidikan yang memahami tujuan
(confidence) dalam diri para guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya.
para staff, guru, dan pegawai serta stakeholder lainnya dalam penyusunan visi,
misi, tujuan, rencana strategis sekolah , dan program kerja tahunan sekolah , 2)
berkesinambungan.55
sekolah yang mengilhami dan selalu memberikan semangat kepada para guru,
54
Husaini usman, Manajemen, teori, Praktik, dan riset Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara,
2008), h. 232.
55
Ibid…, h. 232
42
kesadaran untuk berbagi dalam kreativitas dan ide-ide baru serta komitmen kuat
peduli dan mengembangkan nilai-nilai kreativitas para guru, pegawai, dan siswa,
yang mengarahkan para guru, pegawai, dan warga sekolah lainnya dengan selalu
selalu mendorong dan membuka peluang timbulnya kreativitas dan inisiatif baru,
ide-ide baru dan cara-cara baru dalam mengerjakan sesuatu. Dalam komponen ini,
kerja yang positif, etos kerja, etika kerja, disiplin, transparan, mandiri, dan
56
Ibid …, h. 233.
57
Ibid …, h. 233.
43
untuk mengembangkan kinerja, prestasi, dan karir para guru, pegawai, dan warga
sekolah lainnya.
mampu membangkitkan motivasi yang kuat untuk selalu bekerja keras, kesadaran
yang dijalankan kepala sekolah sangat penting bagi kehidupan sekolah . Kepala
di sekolah .
6. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan
a. Melayani
teori kepemimpinan, pemimpin yang efektif harus bisa melayani guna memenuhi
58
Ibid …, h. 233.
59
Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2015), h. 67.
44
b. Membuat keputusan
masalah adalah salah satu tugas dari seorang pemimpin.Seorang pemimpin harus
c. Keteladanan
positif bagi organisasi dan para pengikutnya, akan mampu menjadi teladan bagi
memiliki kemampuan luas, kreatif, visioner, bekerja secara jujur dan ikhlas, serta
60
Ibid…, h. 68.
45
d. Bertanggung jawab
sebagai bentuk dari amanah, dukungan atau kepercayaan orang lain yang
yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Tanggung jawab seorang pemimpin
e. Bekerja sama
Pemimpin yang efektif akan mampu menciptakan budaya kerja sama tim
dengan para bawahan, serta menciptakan lingkungan kerja yang baik. Dengan
terciptanya kerja sama yang baik, maka seluruh pekerjaan akan diselesaikan
dengan tepat waktu, tujuan yang diinginkan dapat dicapai. West menetapkan
kerja sama yang baik, 2) saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi
61
Ibid…, h. 68.
62
Ibid…, h. 69.
63
Ibid…, h. 69.
46
masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas,
4) Menciptakan perubahan
atau jasa, maupun bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang memiliki
inovatif dan kreatifitas akan menghindari pola kerja yang bersifat rutinitas
(monoton sehingga tidak memberikan arah perkembangan yang baik bagi yang
Tabel 2.5
Kajian Teori antara Variabel Penelitian
64
Ibid…, h. 78.
47