Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pada masyarakat di negara maju dan berkembang ini, bank menjadi lembaga

yang sangat strategis dan memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian

suatu negara. Seiring dengan berkembangnya perbankan saat ini, sistem keuangan di

Indonesia dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan bank

dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan non bank terdiri dari Koperasi

Syariah, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah.1

Salah satu lembaga keuangan mikro syariah yaitu Baitul Maal wat Tamwil

atau BMT yang sudah dikenal banyak oleh masyarakat. BMT merupakan lembaga

keuangan yang bertujuan untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat

kepada masyarakat yang membutuhkan. Baitul Maal wa Tamwil sangat berperan

penting karena dapat membantu dan mendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil

yang sesuai dengan ketentuan syariah. BMT adalah lembaga keuangan yang

operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist

Nabi Muhammad SAW.2

BMT Al-Azhary mempunyai produk-produk yang hampir sama dengan

perbankan syariah, hanya saja yang membedakan adalah sistem dan operasionalnya.

Ada beberapa jenis produk unggul yaitu produk simpanan, produk pembiayaan dan

produk jasa. Produk simpanan meliputi simpanan wadiah, simpanan mudharabah,


1
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: kencana, 2009), hlm 45-50.
2
Nika, “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Akad Mudharabah di BMT El-Hamid
156 Kota Semarang”. (Skripsi Fakultas Syariah), (UIN Banten: 2020), hlm 3-4.
simpanan pendidikan, simpanan idhul fitri, simpanan qurban, simpanan haji dan

umroh, serta simpanan nikah. Produk pembiayaan meliputi pembiayaan Rahn,

pembiayaan mudharabah dan pembiayaan Murabahah. Kegiatan menghimpun dana

dilakukan dengan menjalankan produk berupa tabungan, sedangkan penyaluran dana

dilakukan berupa pembiayaan.

Pembiayaan adalah suatu kegiatan pemberian fasilitas keuangan yang

diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung kelancaran usaha maupun

untuk investasi yang telah direncanakan. Pembiayaan bank syariah harus memenuhi

dua aspek yaitu syar’i dan aspek ekonomi. Aspek syar’i merupakan setiap realisasi

pembiayaan kepada nasabah, bank syariah harus tetap berpedoman kepada syariat

Islam (tidak mengandung maisir, gharar, dan riba). Yang dimaksud dengan aspek

ekonomi yaitu mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi bank maupun

nasabah.3

Pada kegiatan menyalurkan dana, pihak BMT tidak selalu berjalan dengan

lancar, pasti akan dihadapi dengan terjadinya permasalahan yang disebabkan oleh

pembiayaan bermasalah. Yang dimaksud dengan pembiayaan bermasalah disini yaitu

pembiayaan yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau

unsur kesengajaan atau kondisi diluar kemampuan debitur.4 Pembiayaan bermasalah

ini salah satu resiko besar yang terdapat dalam dunia perbankan karena berdampak

buruk terhadap tingkat kesehatan likuiditas bank dan berpengaruh juga pada tingkat
3
Muhammad Turmudi, “Manajemen Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Lembaga Perbankan
Syariah”, (Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol 1, No.1, Juni 2016) hlm 98.
4
Nur Mellinda Lestari, Setiawati, “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Akad
Mudharabah Di Bank Muamalat Indonesia Serta Pengaruhnya Terhadap Penurunan Tingkat Non
Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia”, (Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 9, No. 1, Mei
2018) hlm 78.
kepercayaan para deposan yang menitipkan dananya, hal ini diperlukan kehati-hatian

sedini mungkin.

Dalam terjadinya masalah pada pembiayaan, ada beberapa faktor baik itu

internal maupun faktor eksternal. Faktor internal terjadi karena sistem dan prosedur,

kelemahan sumber daya manusia, kelemahan pembinaan dan pengawasan, kelemahan

monitoring dan skema pembiayaan yang kurang tepat. Sedangkan faktor eksternal

disebabkan oleh sikap dan perilaku nasabah, kondisi suatu perekonomian,

penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan kredit tidak sesuai

dengan tujuan awal.5

Gadai emas syariah merupakan salah satu produk yang sangat populer di

kalangan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan. Gadai emas syariah adalah

penggadaian atau penyerahan hak penguasa secara fisik atas harta atau barang

(berupa emas) dari nasabah (ar-rahn) kepada pihak bank (al-murtahin) untuk dikelola

dengan prinsip Ar-rahn yaitu sebagai jaminan (al-marhun) atas pinjaman atau hutang

(al-marhunbih) yang diberikan nasabah atau peminjam.6 Produk gadai emas yang

dijalankan bank syariah yaitu bank memberikan pembiayaan atau pinjaman kepada

nasabah dengan prinsip qardh dalam rangka rahn dengan menggadaikan emas

nasabah sebagai jaminan dan nasabah di wajibkan membayar biaya sewa kepada bank

berdasarkan prinsip ijarah.7

5
Jumi Atika, “Prinsip Kehati-hatian Dalam Pencegahan Pembiayaan Bermasalah”, (Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, Vol 1, No.2, Juli-Desember 2015) hlm 26-27.
6
Nila Pratiwi, “Penerapan Pembiayaan Gadai Emas di BRI Syariah”, (Jurnal Lembaga Keuangan dan
Perbankan, Vol 1, No.1, Januari-Juni 2016), hlm 2.
7
Iwan Setiawan, “Penerapan Gadai Emas Pada Bank Syariah Perspektif Hukum Ekonomi Islam”,
(Jurnal Hukum dan Perundangan Islam, Vol 6, No. 1, April 2016), hlm 211.
Pembiayaan gadai emas syariah adalah salah satu jenis pembiayaan yang

diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah yang

membutuhkan dana dengan menggunakan emas sebagai jaminannya. 8 Dengan adanya

pembiayaan gadai emas ini dapat memudahkan nasabah yang membutuhkan

tambahan dana tetapi tidak memiliki barang yang berharga seperti BPKB atau

sertifikat tanah. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) juga memberikan keamanan atas

emas yang telah dijadikan jaminan oleh nasabah. Praktik seperti ini telah ada sejak

zaman Rasulullah SAW, dan Rasulullah sendiri pernah melakukannya. Gadai

mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi dan dilakukan secara sukarela atas dasar

tolong –menolong.9

Dalam proses pembiayaan gadai emas ada beberapa kendala, diantara kasus

yang terjadi pada KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah yaitu anggota masih

menunggak pembayaran sehingga tercipta pembiayaan macet yang disebabkan oleh

faktor Financial dari nasabah seperti bangkrut, cerai, dan musibah lainnya. Pihak

BMT mengunjungi rumah para nasabah yang belum melunasi hutang pada saat jatuh

tempo sudah melewati batas, jika tidak ada tindakan pembayaran pihak BMT

meminta ijin untuk melelang emas yang telah mereka gadaikan sebagai jaminan

hutang, nasabah juga memohon untuk diperpanjang jatuh tempo tersebut dan pihak

BMT memberikan keringanan kepada nasabah atas jatuh tempo yang ingin

diperpanjang, tetapi nasabah selalu lalai dalam menepati janjinya. Kejadian itu sering

8
Maya Mitra Kuswanti, “Analisis Penerapan Akad Pembiayaan Take Over dan Pembiayaan Gadai
Emas Syariah pad BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri Cabang Pembantu Kanigoro Blitar”.
(Skripsi Fakultas Syariah), (IAIN Tulungagung: 2016) hlm 4.
9
Imam Mustofa, FiqihMuamalah Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hlm 193.
terjadi, itulah penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah di KSPPS BMT Al-

Azhary Cabang Sokobanah.10

Dari kasus di atas ada satu kasus yang sangat tidak disangka, yaitu kisaran 4

tahun yang lalu terjadi sebuah kasus pemalsuan emas di KSPPS BMT Al-Azhary

Cabang Sokobanah yang menghebohkan masyarakat sekitar. Ada seorang nasabah

yang sering menggadaikan emas bukan hanya di BMT saja tetapi di setiap pegadaian

yang ada, emas yang digadaikan tersebut besar yang bernilai cukup tinggi, nasabah

tersebut tidak mengambil atau membayar emas tersebut pada saat jatuh tempo tiba,

kejadian itu terjadi beberapa kali. Pihak BMT mencurigai hal itu, sehingga

melakukan pengecekan pada emas yang digadaikan oleh nasabah tersebut. Hasil dari

pengecekan tersebut ternyata benar adanya pemalsuan emas, yang diluarnya dilapisi

emas asli tetapi isi dalam emas tersebut hanyalah besi. Kasus tersebut sudah ditangani

oleh pihak yang berwenang dan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. 11 Saat

melakukan wawancara langsung kepada pihak BMT, yang mana jumlah anggota

nasabah untuk tahun ini yang bermasalah pada pembiayaan produk gadai emas yaitu

110 anggota. Dengan berjalannya waktu Alhamdulillah masalah dalam pembiayaan

dapat teratasi dan kian membaik.12

Dapat dikatakan bahwasannya produk Rahn merupakan pembiayaan yang

beresiko tinggi disebabkan nasabah tidak mampu membayar sebagian atau seluruh

jumlah uang dari harga yang disepakati dengan waktu melampaui batas pembayaran

atau angsuran yang telah disepakati. Dari kasus-kasus tersebut, KSPPS BMT Al-

10
Apriyeni Dwi Mulya, Wawancara Secara Langsung, (23 november 2022)
11
Pratiwi Mulya Puspita, Wawancara Secara Langsung, (23 November 2022)
12
Bapak Moh. Dahlan, Wawancara Secara Langsung, (14 Desember 2022)
Azhary Cabang Sokobanah harus menerapkan prinsip kehati-hatian yang merupakan

suatu prinsip bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam menghimpun dan

menyalurkan dana kepada masyarakat, prinsip kehati-hatian sangat penting bagi

lembaga keuangan syariah. Dalam pembiayaan prinsip kehati-hatian bertujuan untuk

menjaga keamanan dan kesehatan serta kelancaran pengembalian pembiayaan dari

para nasabah. Adanya prinsip ini diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu dalam

menyimpan dananya di bank syariah.13

Dilihat dari pernyataan di atas, KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

mengalami pembiayaan bermasalah pada suatu produk yaitu gadai emas. Apabila

pembiayaan yang bermasalah ini tetap dibiarkan maka akan menimbulkan dampak

negatif terhadap pihak BMT, yakni kerugian dan tidak kembalinya sebagian atau

keseluruhan dana yang telah disalurkan. Maka dari hal itu perlu adanya startegi

penyelesaian yang efektif terhadap pembiayaan yang bermasalah.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Strategi

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Gadai Emas di KSPPS

BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan dari uraian konteks penelitian di atas, maka rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:


13
Jumi Atika, “Prinsip Kehati-Hatian dalam Pencegahan Pembiayaan Bermasalah”, (Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, Vol 1, No.2, Juli-Desember 2015) hlm 28.
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada produk

gadai emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang sokobanah?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

dalam mengatasi pembiayaan produk gadai emas yang bermasalah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas maka tujuan dilakukan penelitian ini

untuk:

1. Untuk menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah

pada produk gadai emas di BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah.

2. Untuk menganalisa strategi yang dilakukan BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

dalam mengatasi pembiayaan produk gadai emas yang bermasalah.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini yaitu dapat menambah ilmu serta memperkaya

wawasan. Penelitian ini diharapkan memiliki banyak kegunaan baik secara teori

maupun praktik bagi beberapa pihak misalnya, sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini dengan harapan menambah khazanah

keilmuan tentang Lembaga keuangan syariah dan produknya.

2. Kegunaan Praktisi

a. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan suatu proses untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan, pengalaman dan suatu perjuangan untuk mendapatkan gelar sarjana.

b. Bagi BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi dan menjadi bahan masukan

kepada BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah agar lebih efisien dalam melayani

masyarakat dan lebih teliti dalam memberikan pembiayaan sehingga dapat

meminimalisir teradinya pembiayaan bermasalah.

c. Bagi Civitas Akademisi IAIN Madura

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk tambahan

pengetahuan serta referensi kepustakaan bagi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam dalam penelitian berikutnya.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang bagaimana penyelesaian

pembiayaan bermasalah serta mengetahui penyebab dan langkah yang dilakukan

dalam menangani pembiayaan bermasalah.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman atas proposal yang berjudul: “Strategi

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Produk Gadai Emas di KSPPS BMT Al-

Azhary Nusantara Cabang Sokobanah” maka penulis memandang penting untuk

menjelaskan dan menegaskan istilah-istilah yang ada pada judul diantaranya sebagai

berikut :

1. Strategi
Strategi merupakan sebuah rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan,

dan rangkaian yang bisa bersatu menjadi suatu kesatuan yang utuh.

2. Penyelesaian

Penyelesaian adalah proses penyelesaian suatu permasalahan atau kejadian

melalui berbagai upaya pemilihan dari beberapa alternatif atau opsi yang mendekati

kebenaran atau dianggap benar untuk suatu tujuan tertentu.

3. Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan Bermasalah merupakan suatu keadaan dimana nasabah sudah

tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti

yang telah diperjanjikan sehingga akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian

karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan

yang tidak dapat diterima.14

Sedangkan penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah upaya dan tindakan

untuk menarik kembali pembiayaan debitur dengan kategori macet atau bermasalah,

terutama yang sudah jatuh tempo atau sudah memenuhi syarat pelunasan.15

4. Gadai Emas

Gadai emas dapat diartikan sebagai akad pembiayaan yang diberikan BMT

melalui penyerahan agunan dalam bentuk emas yang diserahkan oleh murtahin.

F. Kajian Penelitian Terdahulu


14
Muhammad Turmudi, “Manajemen Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Lembaga Perbankan
Syariah”, (Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol 1, No. 1, Juni 2016) hlm 100.
15
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), hlm 94.
Kajian terdahulu merupakan upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

pertimbangan, selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru bagi penelitian

selanjutnya disamping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan

penelitian serta menunjukkan orisinalitas dari penelitian. Pada bagian ini peneliti

mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang

hendak di lakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah

terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Berikut merupakan penelitian terdahulu

yang masih terkait dengan tema yang penulis kaji:

1. Reza Yudistira dengan judul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

pada Bank Syariah Mandiri”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan teknik analisis interaktif, teknik pengumpulan datanya yaitu

studi lapangan dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dihasilkan simpulan, pelaksanaan pemberian pembiayaan di PT.

BSM Cabang Jatinegara telah dilakukan sesuai prosedur yang telah ditentukan

serta peraturan-peraturan pokok pembiayaan yang berlaku. Pihak BSM juga

telah berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir terjadinya

pembiayaan bermasalah dengan mengadakan pembinaan dan pengawasan

terhadap debitur dan manajemen perusahaan. Cara penyelesaian menggunakan

cara Revitalisasi pembiayaan, yaitu penataan kembali, penjadwalan kembali

dan persyaratan kembali. Kesesuaian konsep dan implementasi penyelesaian


pembiayaan bermasalah pada PT BSM Cabang Jatinegara sesuai dengan

Fatwa DSN MUI.16

2. Nadya Mellan Fitriana dengan Judul “Analisi Metode Penyelesaian

Pembiayaan Bermasalah pada Pembiayaan Mikro Murabahah di Bank BRI

Syariah Kantor Cabang Madiun”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif, dengan pengambilan sumber data wawancara, observasi

dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa faktor

yang menyebabkan pembiayaan mikro murabahah bermasalah di bank BRI

Syariah itu dikarenakan faktor internal dan nasabah itu sendiri seperti :

penurunan pendapatan usaha yang diperoleh nasabah, nasabah mengalami

kesulitan untuk pembayaran. Sehingga dilakukan penjadwalan kembali,

persyaratan kembali dan penataan kembali. Tinjauan hukum sesuai dengan

prinsip hukum Islam, karena dalam menangani hal tersebut melakukan cara

seperti musyawarah secara kekeluargaan terlebih dahulu.17

3. Aqidatul Izza dengan Judul “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah

Produk Multiguna tanpa Agunan di BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu

Tanggulangin Sidoarjo”. Penelitian ini menggunakan metode penilitan

kualitatif deskriptif dan metode pengumpulan data melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

mekanisme pembiayaan pada produk Multiguna Tanpa Agunan sudah sesuai

16
Reza Yudistira, “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Bank Syariah Mandiri”
(Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011) 83-84.
17
Nadya Mellan Fitriana, “Analisi Metode Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Pembiayaan
Mikro Murabahah di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Madiun” (Skripsi, IAIN Ponorogo, Ponorogo,
2019) 70.
dengan ketentuan umum yang berlaku. Dan pembiayaan bermasalah

disebabkan oleh kurangnya i’tikad baik anggota, anggota mengalami musibah,

dan kurangnya tingkat ketelitian dari pihak internal. Adapun strategi yang

dilakukan pada pembiayaan bermasalah di produk Multiguna Tanpa Agunan

dengan melakukan analisa 5C dan menerapkan sistem penyelamatan berupa

rescheduling dan reconditioning.melalui strategi tersebut pihak BMT dapat

meminimalisir kerugian.18

4. Nurfitrah Ukhti dengan Judul “Analisi Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan

Bermasalah di Bank Syariah Kota Bengkulu (Studi pada Bank BNI Syariah).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan

data primer berupa observasi, wawancara,dan dokumentasi. Dari hasil

penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan faktor-faktor penyebab

pembiayaan bermasalah terdiri dari dua yaitu faktor dari nasabah dan faktor

dari pihak Bank BNI Syariah. Sedangkan upaya yang dilakukan pihak Bank

BNI Syariah dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah adalah dengan

melakukan penagihan secara langsung, memberikan surat peringatan sebanyak

3 kali dan memberikan solusi atas pembiayaan bermasalah dengan prinsip 3R

yaitu penjadwalan kembali (Rescheduling), Persyaratan kembali

(Reconditioning), dan penataan kembali (Restructuring).19

18
Aqidatul Izza, “Strategi Penanganan Pembiayaan Bermasalah Produk Multiguna Tanpa Agunan di
BMT UGT Sidogiri Cabang Pembantu Tanggulangin Sidoarjo” (Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya,
Surabaya, 2018) 86-87.
19
Nurfitrah Ukhti, “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah Kota
Bengkulu (Studi pada Bank BNI Syariah), (Skripsi IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2019) 67.
5. Firmansyah M Salman dengan Judul “Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan

Bermasalah Pada Produk Rahn di BMT NU Cabang Pragaan”. Penelitian ini

menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan sumber data

yang dipilih primer dan sekunder. Hasil penelitian dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa mekanisme penyelesaian pembiayaan bermasalah pada

BMT NU Cabang Pragaan telah dilaksanakan secara sistematis, dalam

mengatasi pembiayaan bermasalah masih mengedepankan asa kekeluargaan

dan cara penanganannya yaitu menggunakan rescheduling, reconditioning.

Penerapan mekanisme penyelesaian pembiayaan bermasalah dinilai kurang

efektif karena setiap tahunnya mengalami masalah atau macet.20

6. Laili Maulistina dengan Judul “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Terhadap Akad Murabahah dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, data yang digunakan data primer

dan sekunder dengan teknik pengumpulan data observasi,wawancara dan

dokumentasi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyelesaian

pembiayaan bermasalah terhadap produk murabahah bermasalah diselesaikan

dengan strategi penagihan secara intensif, memberikan teguran atau surat

peringatan I s/d III, rescheduling, reconditioning, dan restructuring, dan

penghapusan pembukuan. Proses penyelesaian murabahah bermasalah dalam

perspektif ekonomi Islam melalui non-litigasi sudah sesuai dengan perspektif

ekonomi Islam dan fatwa-fatwa DSN MUI.21


20
Firmansyah M Salman, “Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Produk Rahn di
BMT NU Cabang Pragaan” (Skripsi, IAIN Madura, Pamekasan, 2020)
21
Laili Maulistina, “Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Terhadap Akad Murabahah
Dalam Perspektif Ekonomi Islamn” (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017) 130-132.
Tabel 1.1
Kajian Terdahulu
No. Nama Judul Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1. Reza Strategi 1. Konteks 1. Lokasi
Yudistira Penyelesaian penelitian yang penelitian
(2011) Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
Bermasalah tentang strategi penelitian
pada Bank penyelesaian 3. Fokus
Syariah Mandiri pembiayaan penelitian
bermasalah.
2. Menggunakan
metode penelitian
kualitatif
deskriptif.
3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.
2. Nadya Analisi Metode 1. Konteks 1. Lokasi
Mellan Penyelesaian penelitian yang penelitian
Fitriana Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
(2019) Bermasalah tentang penelitian
pada penyelesaian 3. Produk
Pembiayaan pembiayaan penelitian
Mikro bermasalah 4. Fokus
Murabahah di 2. Menggunakan penelitian
Bank BRI metode penelitian
Syariah Kantor kualitatif.
Cabang Madiun. 3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.

3. Aqidatul Izza Strategi 1. Konteks 1. Lokasi


(2018) Penanganan penelitian yang penelitian
Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
Bermasalah tentang strategi penelitian
Produk dalam 3. produk
Multiguna penyelesaian yang
Tanpa Agunan pembiayaan diteliti
di BMT UGT bermasalah
Sidogiri Cabang 2. Menggunakan
Pembantu metode penelitian
Tanggulangin kualitatif
Sidoarjo deskriptif.
3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.
4. Nurfitrah Analisi Faktor- 1. Konteks 1. Lokasi
Ukhti (2019) Faktor Penyebab penelitian yang penelitian
Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
Bermasalah di tentang faktor- penelitian
Bank Syariah faktor 3. Fokus
Kota Bengkulu pembiayaan penelitian
(Studi pada bermasalah
Bank BNI 2. Menggunakan
Syariah) metode penelitian
kualitatif
deskriptif.
3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.

5. Firmansyah Mekanisme 1. Konteks 1. Lokasi


M Salman Penyelesaian penelitian yang penelitian
(2020) Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
Bermasalah tentang penelitian
Pada Produk penyelesaian 3. Fokus
Rahn di BMT pembiayaan penelitian
NU Cabang bermasalah
Pragaan 2. Menggunakan
metode penelitian
kualitatif
deskriptif.

3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.
6. Laili Strategi 1. Konteks 1. Lokasi
Maulistina Penyelesaian penelitian yang penelitian
(2017) Pembiayaan sama membahas 2. Tahun
Bermasalah tentang penelitian
Terhadap Akad penyelesaian 3. Produk
Murabahah pembiayaan yang
dalam Perspektif bermasalah diteliti
Ekonomi Islam 2. Menggunakan 4. Fokus
metode penelitian penelitian
kualitatif
deskriptif
3. Teknik
pengumpulan
data yaitu
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.

BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil KSPSS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

1. Sejarah Singkat BMT


Baitul Maal wat Tamwil (BMT) NU lahir dari adanya sebuah keprihatinan

pengurus MWC NU Gapura atas kondisi masyarakat Sumenep pada umumnya dan

masyarakat Kecamatan Gapura pada khususnya.Dimana kesejahteraan mereka tidak

ada peningkatan secara signifikan dikarenakan semakin merajalelanya praktik

rentenir dengan bunga hingga 50% perbulan yang membuat usaha masyarakat sulit

untuk berkembang.22

Melihat kondisi masyarakat saat itu, lembaga perekonomian MWC NU

Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep mewujudkan sebuah idealisme dan

keinginan dalam bentuk “Program Penguatan Ekonomi Kerakyatan untuk

Kesejahteraan Masyarakat”. Akhirnya pada tanggal 1 Juni 2004 pengurus MWC NU

menyepakati untuk mendirikan sebuah usaha simpan pinjam berbasis syariah yaitu

Baitul Maal wa Tamwil Nuansa Umat yang disingkat dengan sebutan BMT NU.

Berdirinya KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah ini tidak jauh berbeda

dari sejarah berdirinya KSPPS BMT NU Gapura. Yaitu dengan melihat kondisi

masyarakat saat ini yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan

mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu

untuk meningkatkan pendapatan mereka, tidak punya posisi tawar dengan pihak lain

dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil,

padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelola oleh system

kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka dengan

memperhatikan permasalahan tersebut. Maka dari itu dirintislah KSPPS BMT (Baitul

Maal wat Tamwil) Al-Azhary Cabang Sokobanah.BMT Al-Azhary ini merupakan

22
https://bmtnujatim.com , pada tanggal 15 april 2023 pukul 10.35
keuangan mikro syariah yang notabennya adalah lembaga keuangan aset umat dengan

prinsip operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syariah islam. BMT Al-Azhary

dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui kegiatan

simpanan dan pinjaman serta kegiatan-kegiatan lain yang berdampak pada

peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan kearah yang lebih baik, lebih aman,

serta lebih adil.Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka dibentuklah

divisi Baitul Maal dan dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara optimal

melayani umat. Sebagai lembaga bisnis maka dibentuklah BaitulMaal wat Tamwil

yang dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang keuangan, insyaallah

akan menampilkan lembaga keuangan syariah yang sehat, berkualitas, dan memenuhi

harapan umat.23

2. Visi dan Misi KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

Visi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga, sedangkan misi

yaitu hal-hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi suatu lembaga.

a. Visi KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu

berperan aktif sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

b. Misi KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

23
www.bmtalazhary.co.id pada tanggal 15 april 2023 pukul 12.00
1) Menerapkan dan mengembangkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan

ekonomi, Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah.

2) Membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafa (kurang

mampu) secara terpola dan kesinambungan.

3) Memberikan layanan prima pada seluruh anggota dan mitra KSPPS BMT

Al-Azhary.

4) Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan

layanan KSPPS BMT Al-Azhary.

5) Mengembangkan SDI yang berkualitas, professional dan memiliki

integritas tinggi.

3. Struktur KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

SUSUNAN PENGURUS
DAN STAF KANTOR CABANG
SOKOBANAH
BH. 003041/BH/M.KUKM.2/1/2017

RAPAT ANGGOTA
TAHUNAN (RAT)

DEWAN SYARIAH
NASIONAL PENGURUS Dewan Pengawas Syariah
H.Anas Al Hifni, SE.M.SI Ketua: Kh. NanangMustoa AZ
Ketua : Kh. Syaiful Islam
WakilKetua: Kh. Abdurrahman Ali
Anggota
n : Kh. Badruttamam
Sekertaris: H. Fauzan
Anggota : Kh. Hafiluddin Nasim
WakilSekertaris: Moh. Dahlan
Anggota : Kh. Amrullah Sidik
Bendahara: Abdurrahman Anggota : Alief Sukendri. SE, Ak

PetugasPen
HRD GENERAL MANAGER gawas
Intern
……………… Mahmudi

TAMWIL MANAGER
MANAGER MAAL PUSAT SOKOBANAH

Ust.SibawehWahnan Moh.Ruslan

KASIR
KASIR
AnalisPinjaman/
Abd.Rahman.S.Pd.I
……………….
Pembiayaan

PENGGALANGAN DANA PEMBUKUAN PENDANAAN PEMBIAYAAN

……………………. ………………….. Moh.Dahlan.S.Pd Moh.Hodus.S.Sos

4. Produk KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah


Dalam produk tabungan dan pembiayaan yang dapat ditawarkan kepada

anggota untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat

memenuhi suatu kebutuhan. Pada KSPPS BMT Al-Azhary ini memiliki beberapa

produk unggulan untuk memenuhi kebutuhan anggota dan menarik masyarakat agar

menabung dan melakukan pembiayaan, diantaranya :

a. Tabungan Wadiah

Simpanan dengan akad titipan yang atas seijin nasabah dapat digunakan untuk

operasional BMT Al-Azhary dengan ketentuan nasabah tidak dapat bagi hasil atas

penyimpanannya,tetapi berhak mendapatkan konpensasi yang nilainya ditentukan

BMT Al-Azhary.

b. Tabungan Berjangka

Tabungan dengan akad mudharabah mutlaqah, untuk mengelola dana tersebut

secara professional dan diinvestasikan pada usaha-usaha yang menguntungkan dan

sesuai syariah. 6 bulan dengan nisbah 30%, 9 bulan dengan nisbah 35%, dan 12 bulan

dengan nisbah 40%.

c. Simpanan Pendidikan

Simpanan yang diperuntukkan dana pendidikan untuk putra-putri mitra,

simpanan sekolah madrasah dan pesantren. Penarikan dapat dilakukan 2x dalam 1

tahun, simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah mendapatkan bagi hasil setiap

bulan dengan nisbah 20% (mitra).


d. Simpanan Idhul Fitrih

Simpanan yang dapat memudahkan anda untuk keperluan lebaran idhul

fitrih.Penarikan dapat dilakukan 1x menjelang idhul fitrih, simpanan ini

menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah mendapatkan bagi hasil setiap bulan

dengan nisbah 20% (mitra).

e. Simpanan Qurban

Simpanan ini untuk keperluan pembelian hewan qurban, penarikan dapat

dilakukan 1x menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah dan akan mendapatkan hasil setiap bulannya dengan nisbah

20% (mitra).

f. Simpanan Nikah

Simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan pernikahan,

penarikan dilakukan 1x 1 bulan menjelang pernikahan.Simpnan ini menggunakan

prinsip mudharabah mutlaqah dan mendapatkan bagi hasil setiap bulannya dengan

nisbah 20% (mitra).

g. Simpanan Haji

Simpanan diperuntukkan bagi yang merencanakan untuk menunaikan ibadah

haji, simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah dan mendapatkan bagi

hasil setiap bulannya dengan nisbah 20% (mitra).


h. Simpanan Ibadah Umroh

Diperuntukkan yang ingin sangat mudah melakukan ibadah umroh ke tanah

suci, jikamenabung 25.000 perhari dalam jangka 3 tahun (25 X jumlah hari X bulan X

jumlah tahun) akan diberangkatkan umroh dengan 15 perjalanan.

Sedangkan produk pembiayaan syariah di BMT Al-Azhary Cabang

Sokobanah yaitu :

a. Mudharabah

Akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (shahibul maal) dengan

mitra selaku pengelola usaha (mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan

halal.Hasil keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati kedua belah pihak.

b. Musyarakah

Akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra dimana

sumber modalnya dari kedua belah pihak, sedangkan kerugian ditanggung kedua

belah pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing.

c. Gadai atau Rahn

Pembiayaan dengan menyerahkan barang atau bukti kepemilikan barang

sebagai tanggungan pinjaman dengan nilai pinjaman maksimal 80% dari harga
barang.Barang yang dapat digadaikan berupa perhiasan emas dan barang berharga

lainnya.Masa pinjaman maksimal 4 bulan dan dapat diperpanjang maksimal 3 kali.

d. Piutang Murabahah

Akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al-Azhary dengan

menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah keuntungan/margin

yang disepakati kedua belah pihak. BMT membelikan kebutuhan/ memberi kuasa

mitra untuk membeli kebutuhan atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual pada

mitra dengan harga pokok + keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama,

diangsur selama jangka waktu tertentu.

e. Piutang Ijarah

Akad sewa menyewa barang/jasa antara BMT dan mitra, BMT menyewakan

barang/jasa dengan harga yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu

tertentu.

5. Budaya Kerja

Untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas kerja koperasi, maka BMT Al-

Azhary memiliki budaya kerja yang dianut dari Nabi Muhammad SAW, agar

senantiasa tetap selalu menjaga etos kerja tanpa mengesampingkan nilai islami,

budaya kerja tersebut yaitu :

a. Shiddiq (menjaga martabat dan integritas)

b. Amanah (terpercaya dengan penuh tanggung jawab)


c. Fathonah (professional dalam bekerja)

d. Tabligh (bekerja dengan penuh ketrbukaan)

e. Istiqomah (konsisten menuju kesuksesan)24

B. Paparan Data

Dalam penyajian data ini, peneliti memaparkan data hasil dari penelitian yang

diperoleh dari kegiatan pengolahan data melalui hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian. Di bawah ini

akan dijabarkan mengenai data yang didapat untuk menjawab masalah yang diangkat.

Adapun data tersebut sebagai berikut.

1. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah Pada

Produk Gadai Emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah.

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang mengalami kesulitan

pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau kondisi diluar

kemampuan debitur. Dalam suatu lembaga keuangan baik bank atau non bank dalam

penyaluran pembiayaan tentulah tidak akan terhindar dari namanya pembiayaan

bermasalah. Pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan yang kualitas pembayarannya

berada dalam kategori lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Dalam

menyalurkan dana nya, BMT Al-Azhary harus memperhatikan risiko yang akan

terjadi ketika sudah menyalurkan dananya. Karena dengan risiko tersebut akan

mengakibatkan terjadinya pembiayaan bermasalah yang akan berpengaruh pada


24
https://bmtnujatim.com , pada tanggal 15 April pukul 12.50
naiknya NPL (Non Performing Loan) sehingga tingkat kesehatan keuangan BMT Al-

Azhary akan menurun.

Seakurat apapun pihak BMT Al-Azhary saat menyalurkan pembiayaan, pasti

akan terjadi pembiayaan bermasalah atau kemacetan dalam pembayaran. Hal ini

disebabkan oleh faktor-faktor baik itu dari pihak nasabah maupun dari pihak BMT

Al-Azhary sendiri.Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pembiayaan

bermasalah pada produk gadai emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

maka peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Moh.Dahlan, S.Pd selaku Wakil

Sekretaris di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah dengan hasil sebagai

berikut :

“ada dua faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya suatu masalah


pembiayaan terutama di produk gadai emas ini, seperti faktor internal dari
pengurus BMT sendiri yang kurang berhati-hati dalam melaksanakan prosedur
pembiayaan, kurangnya ketelitian dalam melakukan penaksiran emas dan
terlalu percaya sama orang yang dikenal. Selain faktor internal yang dapat
kami atasi juga terdapat faktor eksternal yaitu dari nasabah yang sangat
mempengaruhi penyebab terjadinya masalah pembiayaan, salah satunya yaitu
dari segi usaha nasabah itu bangkrut atau mengalami penurunan pendapatan,
kena tipu orang sehingga sulit bagi nasabah untuk menebus/melunasi pada saat
jatuh tempo”25

Adapun penyebab yang sering terjadi pada pembiayaan bermasalah seperti

yang dikatakan Bapak Moh. Ruslan, S.E selaku Manager di KSPPS BMT Al-Azhary

Cabang Sokobanah bahwa :

“Penyebab pembiayaan bermasalah di gadai emas itu yang pertama dan sering
terjadi berasal dari anggota sendiri. Dimana ketika mereka melakukan
penggadaian tapi lupa untuk mengecek tanggal jatuh temponya, kelalaian yang
lain seperti anggota ganti nomor HP tapi tidak mengkonfirmasi kepada pihak

25
Moh. Dahlan, Selaku Wakil Sekretaris, Wawancara Langsung, 15 Januari
BMT, sehingga membuat kami kesulitan untuk menghubungi anggota. Yang
kedua omset usaha yang mereka punya tidak stabil, di BMT ini kalau ingin
melakukan pembiayaan anggota dianjurkan untuk membuka rekening terlebih
dahulu untuk menabung, hal ini juga bisa meminimalisir terjadinya
pembiayaan bermasalah.”26

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Moh.Hodus. S.Sos selaku bagian

pembiayaan di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah bahwa :

“faktor yang pertama itu bisa dari anggota itu sendiri, mereka menggadaikan
emasnya itu dikarenakan suatu kebutuhan, mereka tidak memikirkan
bagaimana cara untuk melunasi tanggungannya pada saat jatuh tempo, yang
kedua dari usaha anggota yang mengalami penurunan pendapatan sehingga
membuat anggota kesulitan untuk membayar, anggota yang telat membayar
tunggakan itu biasanya saat pihak BMT mengirim pesan lewat via whatsapp
tidak ada balasan dari anggota terkadang anggota ganti nomor HP tidak
mengkonfirmasi kepada BMT.”27

Nasabah memiliki unsur kesengajaan seperti yang disampaikan oleh Bapak

Rahmatullah selaku marketing di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

dengan hasil sebagai berikut :

“biasanya faktor utama yang sering ditemukan itu dari anggota itu sendiri,
seperti ada unsur kesengajaan untuk tidak membayar tanggungan dan
kurangnya rasa tanggung jawab yang dimiliki nasabah saat melakukan
pembiayaan pada produk gadai emas. Terkadang anggota itu hanya memiliki
kemauan untuk membayarnya tapi kemampuan membayar tidak ada.”28

Adapun kejadian pemalsuan emas yang pernah dialami BMT Al-Azhary yang

membuat pihak BMT untuk lebih berhati-hati saat melaksanakan prosedur

pembiayaan seperti yang disampaikan oleh Bapak Rahmatullah :

26
Moh. Ruslan, Selaku Manager, Wawancara Langsung, 13 Maret

27
Moh.Hodus. S.Sos, Selaku Bagian Pembiayaan, Wawancara Langsung, 13 Maret
28
Rahmatullah, Selaku Bagian Marketing, Wawancara Langsung, 13 Maret
“Orang yang melakukan kenakalan seperti itu bukan orang yang punya emas,
biasanya mereka menyuruh orang yang kita kenal seperti tetangga, teman,
ataupun yang biasa gadai emas disini, mereka mau karena mereka tidak tau
kalau itu emas palsu, jadi yang disuruh itu tidak gemetar atau mencurigakan
sama sekali. Dan orang yang melakukan itu mengatas namakan masyarakat
sekitar padahal dia bukan asli penduduk sokobanah. Ada yang sebelumnya
diketahui ada juga yang lolos pengecekan karena lapisan luar emas asli itu
tebal.”29

Dari hasil data sebelumnya diperkuat dengan pendapat dari Ibu Yana selaku

nasabah gadai emas di KSPPS BMT Al-Azhary Sokobanah yang mengatakan

bahwa :

“saya itu punya usaha rias pengantin beserta dekorasi pengantin dek, saya
butuh dana untuk memperbesar dekor yang saya miliki sehingga saya dapat
bersaing dengan perias lainnya yang ada diluar daerah. Pada saat itu yang saya
punya hanya emas berupa kalung, jadi saya gadaikan ke BMT Al-Azhary.Saya
berfikir kalau kalung itu dijual saya tidak mampu beli lagi tapi kalau
digadaikan saya bisa tebus dengan pendapatan dari job rias pengantin
saya.Penyebab saya tidak bisa melunasi itu karena job saya sepi apalagi kalau
perias itu tidak setiap hari ada ada job dek, dan juga gara-gara banyak
persaingan yang lebih mewah dari luar daerahmasuk ke desa saya sehingga
masyarakat disini lebih tertarik dibandingkan usaha rias pengantin yang saya
punya. Disisi lain omset usaha saya menurun, jadi saya yang mau bayarke
BMT itu kesulitan, dan pada saat jatuh tempo pembayaran saya tidak dapat
membayar ke pihak BMT.”30

Hal ini hampir sama disampaikan oleh Ibu Sakdiyah selaku nasabah gadai

emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah mengatakan bahwa :

“waktu itu saya butuh dana untuk berjualan kue, jadi saya gadaikan cincin
emas saya ke BMT Al-Azhary, awalnya tiap minggu saya mampu membayar
biaya pemeliharaannya saja tapi belum mampu untuk menebusnya, saya fikir
nanti kalau sudah terkumpul uangnya mau ditebus ternyata saya itu tidak dapat
mengatur keuangan, hasil jualan kue saya gunakan untuk biaya hidup sehari-
hari sehingga jualan habis modalpun ikutan habis. Hal itu penyebab saya tidak
29
Rahmatullah, Selaku Bagian Marketing, Wawancara Langsung, 9 Mei

30
Yana, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 14 Maret
bisa membayar, saya juga menggadaikan emas bukan hanya ke BMT Al-
Azhary saja dek, saya juga menggadaikan emas ke lembaga lain, jadi kadang
saya kalau saat jatuh tempo itu tidak membayar soalnya saya punya banyak
tanggungan dan uang hasil dari usaha saya menurun.”31

Selaras dengan yang disampaikan oleh Ibu Apriyeni Dwi :

“Saya punya usaha jualan cemilan seperti stup roti, aneka sosis dan minuman
KAU, untuk memperbesar usaha saya jadi saya ada rencana menggadaikan
gelang saya ke BMT Al-Azhary untuk mendapatkan modal membangun outlet
di kawasan yang strategis, berhubung rumah saya di pelosok dek jadi saya
punya ide seperti itu untuk mengembangkan usaha saya. Setelah saya
membuka outlet ternyata perlahan pesaing itu bermunculan, jualannya juga
sama dengan saya bahkan mereka itu menjualnya dibawah harga yang saya
jual. Apalagi dek disini hanya awal-awal saja rame tapi tambah lama tambah
sepi, hal seperti itu yang membuat saya tidak bisa membayar tunggakan
kepada BMT, karena belom ada balik modal atas usaha yang saya bangun.”32

Sama hal nya yang dialami oleh ibu Pratiwi Mulya sebagai berikut :

“Di sini saya hanya berjualan pentol dek, sedangkan persaingan dikawasan
saya ini banyak seperti abang-abang pentol keliling yang bisa langsung
kerumah pembeli, sedangkan saya menetap diam hanya berjualan di gerobak
saja. Dari banyak persaingan itu yang membuat hasil pendapatan saya
menurun, itulah penyebab saya tidak bisa bayar tanggungan ke BMT.”33

Begitu juga Nuraini yang mengalami penurunan pendapatan sehingga tidak

bisa membayar tunggakan, mengatakan :

“faktonya itu karena jualan saya yang semakin sepi dek, apalagi sekarang
disini banyak took-toko yang jualannya sama. Kadang ada yang beli kesini itu
mulai sedikit mungkin karena toko saya yang barangnya sudah sedikit dan
tidak lengkap. Orang yang mau beli sesuatu ditoko saya itu kadang gajadi beli
dek, karena di toko saya tidak tersedia. Dari situ saya kesulitan untuk
membayar ke BMT soalnya pendapatan saya berkurang.”34

Jadi dari pendapat beberapa anggota di atas dapat disimpulkan bahwa faktor

penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas di BMT Al-

31
Sakdiyah, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 14 Maret
32
Apriyeni Dwi M, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 9 Mei
33
Pratiwi Mulya P, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 9 Mei
34
Nuraini, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 9 Mei
Azhary yaitu usaha yang dimiliki nasabah mengalami penurunan pendapatan

dikarenakan banyaknya pesaing dan nasabah kurang mampu dalam mengatur

keuangan, sehingga nasabah mengalami kesulitan untuk melunasi tanggungan

pembiayaan ke pihak BMT Al-Azhary.

Hasil Observasi yang peneliti lakukan mengenai faktor penyebab terjadinya

pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas di BMT Al-Azhary Sokobanah

memang benar adanya. Bahwasannya faktor internal yang terjadi karena kesalahan

dari pihak BMT Al-Azhary Sendiri dimana penyedia pembiayaan layanan kurang

berhati-hati dalam melaksanakan prosedur pembiayaan kepada anggota, kurangnya

ketelitian saat melakukan penaksiran terhadap barang yang digadaikan berupa emas

dan terlalu percaya kepada orang yang dikenal sehingga pernah terjadi pemalsuan

emas yang dilakukan anggota. Faktor eksternal yang terjadi karena permasalahan dari

anggota yang usahanya bangkrut dan mengalami penurunan pendapatan dikarenakan

banyaknya pesaing dan kurangnya mengatur keuangan sehingga mengalami kesulitan

untuk melunasi tanggungan pembiayaan pada saat jatuh tempo.Selain faktor diatas

terdapat faktor-faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya permasalahan

pembiayaan gadai emas di BMT Al-Azhary diantaranya anggota menyepelekan

pembayaran, adanya unsur kesengajaan serta kurangnya kesadaran diri untuk

melunasi tanggungan.

2. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Gadai Emas


di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah
Dalam melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah ada beberapa

penerapan strategi yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan, di KSPPS BMT Al-

Azhary cabang sokobanah juga menerapkan strategi saat melakukan penyelesaian

pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas. Sebelum melakukan pembiayaan

calon mitra yang ingin menggadaikan barangnya harus mengikuti SOP (Strandart

Operating Procedure) yang sudah diatur oleh pihak BMT Al-Azhary Sokobanah,

sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Moh. Dahlan selaku Wakil Sekretaris di

KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah sebagai berikut :

“Pada saat ingin melakukan penggadaian emas yang pertama calon mitra itu
harus mengikuti aturan yang dibuat oleh pihak BMT Al-Azhary mengenai
pembiayaan pada produk gadai emas, seperti calon mitra bisa menyetujui atau
tidak hasil dari penaksiran emas yang ingin digadaikan, terkadang ada calon
mitra yang meminta modal lebih padahal emas yang digadaikan beratnya tidak
sampai dengan yang diinginkan, dan juga ditahap awal adanya persetujuan
akad, calon mitra juga harus melampirkan KTP beserta nomor HP agar pihak
BMT Al-Azhary dapat menghubungi anggota jika ada informasi apapun
mengenai pembiayaan dan dapat memudahkan dalam proses penggadaian,
disini juga kan dianjurkan untuk memiliki tabungan.”35

Adapun tahapan strategi yang dilakukan pihak BMT Al-Azhary Cabang

Sokobanah untuk penagihan dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah, hal ini

disampaikan oleh Bapak Moh. Ruslan selaku Manager :

“Tahapan strategi penanganan pertama yang dilakukan BMT yaitu Strategi


Administrative dengan cara menghubungi anggota yang melakukan
penggadaian melalui via telepon, wa ataupun SMS, Strategi Rescheduling
dilakukan setelah 1 minggu tidak ada perpanjangan/penebusan, maka kita
mengirimkan surat teguran, dan setelah 2 minggu mengirim surat teguran
belum juga ada tindakan dari anggota, maka kita melakukan Strategi
Penyitaan/Eksekusi dengan memberitahukan bahwasannya emas akan dilelang
pada hari ke 30 dari awal pemberitahuan jatuh tempo. Dan ketika tetap tidak

35
Moh. Dahlan, Selaku Wakil Sekretaris, Wawancara Langsung, 15 Januari
ada tindakan maka Strategi Penghapus Bukuan dilakukan dengan cara emas
anggota akan di jual dengan kesepakatan bersama anggota.”36
Jika anggota tetap melanggar pihak BMT memberikan solusi dan edukasi

kepada anggota seperti yang disampaikan oleh Bapak Moh. Hodus. S.Sos selaku

bagian pembiayaan di KSPPS BMT Al-Azhary Sokobanah :

“Jika pihak BMT sudah melakukan tahapan yang seharusnya dilakukan


kepada anggota yang bermasalah tetapi tetap tidak ada tindakan, maka pihak
BMT mengunjungi rumah dan bermusyawarah secara kekeluargaan supaya
tidak merugikan salah satu pihak, kami juga memberi solusi kepada anggota
untuk membayar dengan cara dicicil bisa perhari, perminggu itu disesuaikan
dari pendapatan anggota. Alhamdulillah pembiayaan bermasalah ada
penurunan sampai saat ini kami bisa mengatasi permasalahan dengan metode
yang kami pakai.”37

Selaras dengan yang disampaikan Bapak Rahmatullah selaku marketing di

KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah:

“Setelah jatuh tempo pihak BMT Al-Azhary melakukan komunikasi kepada


anggota, pihak BMT melakukan penanganan ini tidak dalam penekanan
melainkan dengan musyawarah dan kekeluargaan bersama dengan cara
memberi tenggangan waktu untuk melalukan perpanjangan dan melakukan
tawar menawar atas perpanjangan waktu tersebut, dan jika anggota ingin
melakukan perpanjangan waktu maka anggota hanya membayar biaya
pemeliharaannya saja. Pihak BMT memberikan keringanan kepada anggota
bisa membayar dengan mencicil sesuai dengan hasil pendapatan. Hal seperti
itu juga menjadi solusi mengatasi pembiayaan bermasalah pada produk gadai
emas di KSPPS BMT Al-Azhary.”38

Dari hasil data sebelumnya diperkuat lagi dengan pendapat dai Ibu Yana

selaku anggota gadai emas :

“iya memang benar dek, pihak BMT itu menghubungi saya saat jatuh tempo
sudah tiba, terkadang saya lupa dek kalau jatuh tempo sudah tiba. Saya juga
belom bisa untuk menebus emas saya maka dari itu saya minta perpanjangan

36
Moh. Ruslan, Selaku Manager, Wawancara Langsung, 13 Maret
37
Moh. Hodus, Selaku Bagian Pembiayaan, Wawancara Langsung 13 Maret
38
Rahmatullah, Selaku Bagian Marketing, Wawancara Langsung, 13 Maret
waktu kepada pihak BTM dan disana juga bisa membayar dengan cara dicicil
atau bisa juga hanya membayar uang biaya pemeliharaannya saja.”39

Selaras dengan yang disampaikan Ibu Sakdiyah :

“ketika sudah jatuh tempo saya di telfon oleh BMT, saat itu saya tidak
memegang uang untuk menebus cincin emas saya, jadi saya minta
perpanjangan waktu, kadang juga saya membayar biaya pemeliharaannya
saja.”

Pihak BMT Al-Azhary memberikan solusi kepada anggota supaya anggota

bisa membayar tanggungan yang mereka punya seperti yang dikatakan oleh Ibu

Apriyeni Dwi :

“Pihak BMT tidak mengekang anggotanya untuk wajib melunasi/menebus


barang yang kita gadaikan, tapi saat saya mengeluh perihal pendapatan saya
yang menurun BMT memberikan solusi kepada saya dengan cara mencicil
perhari, perminggu bisa. Disana kan saya punya tabungan dek jadi ketika tidak
punya uang sama sekali saya minta pihak BMT untuk menarik tabungan guna
membayar tunggakan. Saya juga merasa terbantu dengan adanya solusi seperti
itu.”40

Jadi kesimpulan dari pendapat anggota diatas bahwasannya anggota masih

memiliki itikad baik untuk melunasi tanggungannya, dan pihak KSPPS BMT Al-

Azhary memang benar memberikan peringatan kepada anggota terkait tunggakan

yang harus dibayar, disisi lain pihak BMT Al-Azhary juga memberikan solusi atau

arahan bagaimana kedepannya supaya tidak ada kerugian diantara kedua pihak

dengan cara musyawarah kekeluargaan. Hal itu bisa meminimalisir terjadinya

pembiayaan bermasalah di produk gadai emas.

39
Yana, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 5 April

40
Apriyeni Dwi, Selaku Anggota Gadai Emas, Wawancara Langsung, 9 Mei
Dari strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah yang terjadi di KSPPS

BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah terdapat juga dampak yang dialami oleh pihak

BMT Al-Azhary ketika mengalami pembiayaan bermasalah.

Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Moh. Dahlan selaku

Wakil Sekretaris di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah mengatakan:

“dampak yang paling signifkan yang terjadi di KSPPS BMT Al-Azhary ini
apabila terjadi pembiayaan bermasalah seperti uang yang kami putar itu akan
berkurang, otomatis mengurangi tingkat kesehatan pada BMT dan keuangan
kami itu akan terganggu juga. Hal ini tidak luput dari anggota yang terkadang
dengan sengaja tidak membayar atau sudah tidak mampu lagi membayar
kewajibannya, sehingga kita akan memberikan solusi kepada anggota, salah
satunya dengan cara melakukan penjualan bersama.”41

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Moh. Ruslan selaku Manager di KSPPS

BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah mengatakan :

“Dampaknya itu pasti ada bak, kerana memang itulah resiko bisnis.Yang
paling penting bagaimana kita pihak BMT Al-Azhary dapat mengatasi suatu
permasalahan yang terjadi seperti pembiayaan bermasalah tersebut.Terkadang
ada anggota yang meminta keringanan perpanjangan waktu untuk bisa
membayarnya.Dan mereka juga masih ada keinginan untuk membayar dengan
cara mencicil sesuai dengan hasil pendapatan anggota, bagi kami tidak ada
masalah asalkan anggota ada keinginan untuk membayar atau melunasi
tanggungan kepada BMT.”42

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Moh. Hodus. S.Sos selaku bagian

pembiayaan di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah :

“untuk dampak yang dialami pihak BMT Al-Azhary pasti ada karena ketika
anggota mengalami tunggakan pembayaran maka akan berpengaruh juga pada
keuangan di BMT Al-Azhary ini, dan apabila ada anggota yang lalai atau
dengan sengaja tidak mau melakukan pembayaran kewajibannya, maka kita

41
Moh. Dahlan, Selaku Wakil Sekretaris, Wawancara Langsung, 15 Januari
42
Moh. Ruslan, Selaku Manager, Wawancara Langsung, 13 Maret
akan mengambil tindakan yang memang seperlunya BMT lakukan pada
anggota, seperti mendatangi rumah anggota setiap hari, kalau memang tetap
tidak membayar maka akan dilakukan negoisasi bersama untuk penjualan
agunan dengan catatan dijual bersama.”43

Dari hasil Observasi yang peneliti lakukan mengenai strategi penyelesaian

pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang

Sokobanah bahwasannya pihak BMT melakukan suatu perjanjian dengan anggota

yang ingin menggadaikan emas agar memudahkan untuk melakukan panggadaian.

Selain itu pihak BMT Al-Azhary ini menghubungi anggota yang memiliki tunggakan

melewati via Telepon atau via WA, namun apabila tidak ada tanggapan dari anggota

maka pihak BMT Al-Azhary akan mengirimkan surat teguran yang berisikan bahwa

tanggal angsuran sudah mengalami jatuh tempo, dan apabila masih terjadi lagi pihak

BMT akan mendatangi langsung rumah anggota tersebut untuk bermusyawarah

apakah barang tersebut mau dijual atau dilelang, jika dijual maka kita menjual

bersama anggota yang memiliki barang tersebut.

C. Temuan Penelitian

Setelah peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudia peneliti akan memaparkan sesuai

dengan yang diperoleh dilapangan, sehingga peneliti menemukan beberapa hal

sebagai bentuk temuan penelitian.

1. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pembiayaan Bermasalah pada

Produk Gadai Emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah.

43
Moh. Hodus , Selaku Bagian Pembiayaan, Wawancara Langsung, 13 Maret
Ada beberapa faktor penyebab pembiayaan bermasalah pada produk gadai

emas yang terbagi dalam dua hal, yaitu faktor internal dari pengurus dan eksternal

dari anggota. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah pada

produk gadai emas di KSPPS BMT Al-Azhary cabang Sokobanah:

a. Yang pertama adalah faktor internal, dimana faktor internal disini terjadi

dari dalam kepengurusan pembiayaan pada produk gadai emas di KSPPS

BMT Al-Azhary cabang Sokobanah. Pengurus BMT pada pembiayaan

produk gadai emas kurang berhati-hati sebagai pihak penyedia pelayanan,

mulai dari melaksanakan prosedur pembiayaan kepada anggota,

kurangnya ketelitian saat melakukan penaksiran emas dan terlalu percaya

kepada orang yang dikenal seperti teman, tetangga sehingga terjadi

kejadian pemalsuan emas yang dilakukan oleh anggota.

b. Anggota yang melakukan penipuan emas bukan asli penduduk sokobanah

tapi menggunakan KTP masyarakat sekitar dengan cara menyuruh orang

untuk melakukannya.

c. Ada beberapa faktor esksternal dari anggota yang menyebabkan

permasalahan dalam pembiayaan ini. Seperti penurunan pendapatan, tidak

bisa mengatur keuangan, usaha anggota yang bangkrut karena banyak

pesaing, ditipu orang, dan jualan sepi.

d. Selain itu anggota melakukan kelalaian seperti ganti nomor HP tidak

mengkonfirmasi kepada pihak BMT, rasa tanggung jawab anggota yang

kurang.
2. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Produk Gadai Emas

di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah.

Strategi penyelesaian disini digunakan untuk meminimalisir terjadinya

masalah dalam pembiayaan. Sebagai pihak yang memberikan pelayanan kepada

anggotanya diharuskan mempersiapkan strategi untuk menyelesaikan setiap

permasalahan yang terdapat dalam pembiayaan pada produk gadai emas yang mereka

berikan kepada setiap anggotanya, mulai dari awal bagaimana prosedur pelayanan

pemberian pembiayaan sampai prosedur penagihan kepada setiap anggota sehingga

dapat melunasi tanggungan dalam jatuh temponya. Berikut adalah strategi

penyelesaian yang dilakukan oleh pihak KSPPS BMT Al-Azhary cabang Sokobanah:

a. Yang pertama, calon mitra itu harus mengikuti aturan yang dibuat oleh

pihak BMT Al-Azhary mengenai pembiayaan pada produk gadai emas,

b. Yang kedua, Strategi Administrative dengan melakukan peringatan kepada

anggota dan menghubungi anggota melalui via telepon dan WA bila

anggota telat membayar saat jatuh tempo.

c. Strategi Rescheduling, melakukan perpanjangan waktu atas tunggakan.

d. Strategi Penyitaan/Eksekusi dimana setelah 2 minggu belum ada

perpanjangan maka pihak BMT Al-Azhary akan mengirimkan surat

teguran berupa penagihan kepada anggota. Misal dalam waktu yang

diberikan pihak BMT kepada anggota dan sampai peringatan ke 3x tetap

tidak melakukan pelunasan , cara kita yaitu mengunjungi rumah

pelanggan kita harus bersabar dan memberikan solusi kepada anggota bisa

membayar dengan cara dicicil perhari, perminggu bisa.


e. Strategi Penghapus Bukuan dilakukan kepada nasabah yang tidak ada

keinginan untuk membayar dan kita sudah memberi peringatan tetap tidak

ada tindakan, maka pihak BMT bermusyawarah dengan mendatangi

kerumahnya dan menyelesaikan secara kekeluargaan dengan bersama-

sama menjual jaminan barang yang anggota gadaikan.

D. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti mengkaji hasil penelitian di KSPPS BMT Al-

Azhary Cabang Sokobanah. Peneliti akan memaparkan temuan tentang strategi

penyelesaian yang diterapkan oleh BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah dalam

mengatasi pembiayaan berasalah pada produk gadai emas :

1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada

Produk Gadai Emas di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah

Pembiayaan bermasalah yang terjadi di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang

Sokobanah itu karena adanya dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Mengenai faktor-faktor pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas, biasanya

terjadi karena adanya faktor yang tidak terduga yang dapat mempengaruhi kelancaran

dan mengakibatkan kerugian bagi pihak BMT Al-Azhary. Faktor tersebut disebabkan

oleh faktor internal yang terjadi dari pihak BMT Al-Azhary sendiri, salah satunya

kurang berhati-hati sebagai pihak penyedia pelayanan, mulai dari melaksanakan

prosedur pembiayaan kepada anggota, kurangnya ketelitian saat melakukan

penaksiran emas dan terlalu percaya kepada orang yang dikenal seperti teman,

tetangga sehingga terjadi kejadian pemalsuan emas yang dilakukan oleh anggota.
Sedangkan faktor eksternal pembiayaan bermasalah pada produk gadai emas

di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah yaitu berasal dari anggota itu sendiri.

Seperti anggota yang mengalami penurunan atau kerugian dalam mengelola

usahanya, yang akan mengakibatkan usahanya tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan ketika melakukan pengajuan gadai emas. Dari awal anggota yakin akan

usaha yang dimiliki akan meningkat, namun kenyataan berbeda sehingga anggota

mengalami kesulitan saat akan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, dari

hal ini dapat menimbulkan suatu permasalahan dalam pembiayaan gadai emas.

Mengenai tanda-tanda dari anggota yang mengalami pembiayaan bermasalah

bisa dilihat dari segi keinginan anggota untuk melakukan perjanjian awal yang dibuat

oleh pihak BMT Al-Azhary, terkadang tidak sesuai dengan ketentuan awal melainkan

berkurang dari ketentuan sebelumnya.Ada juga yang dengan sengaja anggota

mengganti nomor HP nya tanpa mengkonfirmasi kepada pihak BMT sehingga

menyebabkan kesulitan bagi pihak BMT untuk menghubungi anggota saat sudah

jatuh tempo.

Dari apa yang dipaparkan diatas dapat dijelaskan bahwa faktor internal dari

BMT Al-Azhary terjadi karena ketidak hati-hatian karyawan dalam melakukan

pembiayaan pada produk gadai emas di BMT Al-Azhary Sokobanah, sedangkan

faktor eksternal terjadi dari anggota dikarenakan ada beberapa anggota yang masih

menyalahgunakan waktu pemabayaran saat jatuh tempo, ada juga anggota yang nakal

dengan menipu daya pihak BMT Al-Azhary dengan cara menaruh emas palsu. Maka

dari hal tersebut yang membuat pihak BMT Al-Azhary ini mengalami pembiayaan

bermasalah.
2. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Gadai Emas

di KSPPS BMT Al-Azhary Cabang Sokobanah.

Pembiayaan bermasalah yang sering terjadi di produk gadai emas karena

adanya kelalaian dari pihak mitra maupun pihak BMT dalam hal jatuh tempo. Selain

itu ada juga penyebab lain dari pihak mitra yang nakal dengan menipu daya pihak

BMT dengan cara menaruh emas palsu dan nomer yang salah. Dan adapun strategi

yang dilakukan pihak BMT yaitu :

a. Strategi administrative dengan melakukan peringatan kepada nasabah

sebanyak 3 kali, berdiskusi bersama nasabah terkait pembiayaan

bermasalah, dan mendatangi rumah nasabah tersebut. Sama halnya dengan

yang diterapkan oleh pihak BMT bahwasannya pihak BMT melakukan

strategi seperti diatas dengan cara menghubungi nasabah melewati via

telefon ataupun via whatapp. setelah 15 hari tidak ada tindakan dari

anggota, maka kita mengunjungi langsung rumah anggota memberi solusi

untuk melakukan tenggangan waktu seperti perpanjangan dan melakukan

tawar menawar atas perpanjangan waktu tersebut

b. Strategi Penyitaan/Eksekusi Jaminan setelah pihak BMT Al-Azhary

mengirim surat teguran penagihan tapi tidak ada perubahan maka anggota

meminta pihak lembaga untuk membantu menjualkan agunan/jaminan

yang didasarkan asas kekeluargaan. Pihak BMT melakukan strategi ini

untuk menstabilkan keuangan.


c. Strategi Penghapusan Bukuan bagi nasabah yang masuk kedalam kriteria

macet maka pihak lembaga akan melakukan penghapusan bukuan dengan

cara menjual jaminan. Dalam BMT telah menerapkan strategi seperti ini

dengan cara menjual jaminan nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama.

Anda mungkin juga menyukai