PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok usaha kecil dan mikro biasanya berada dalam sektor usaha
riil dengan modal yang terbatas. Masalah terbesar dalam pengembangan usaha
mikro adalah mereka tidak memiliki akses untuk masuk ke dalam lembaga
salah satu faktor penunjang yang penting adalah ketersediaan modal yang
1
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal watTamwil, UII Press, Yogyakarta, 2004,
hlm. 26.
berdasarkan sistem konvensional dan lembaga keuangan berdasarkan sistem
syariah (Islam).2
Islam baik bank maupun non bank. Dikenal dua jenis lembaga keuangan
syariah bank yaitu Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Syariah,
dalam bentuk Asuransi Takaful (AT), Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan
Prinsip Bagi Hasil, BMT pun tumbuh subur mengikuti kebijakan pemerintah
tersebut. Hingga saat ini badan hukum yang memayungi BMT adalah
1
Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi yang disebut
merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal. Pelopor
2
Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro juga memerlukan penyesuaian
usaha jasa keuangan syariah. Implikasi ini kemudian diakomodir dalam Paket
KSPPS/USPPS Koperasi.
dilihat dengan adanya “dual banking system”, yang artinya bank konvensional
muslim saja yang bisa menikmati layanan Koperasi Syariah ini, tetapi layanan
ini dapat dinikmati oleh siapa saja meskipun bukan seorang muslim asalkan
tetap bersedia untuk mengikuti cara bisnis yang ditentukan sesuai syariah.
3
masyarakat dan lembaga keuangan, serta mengedepankan keadilan dalam
dalam waktu yang telah ditetapkan bahkan lalai dengan kewajibannya. Akad
pembayarannya dilakukan secara kredit atau cicilan. Akad ini merupakan akad
jual beli barang yang telah mencantumkan harga dan keuntungan (margin)
yang sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah pihak yaitu penjual dan
5
Bank Indonesia, Sekilas perbankan syari’ah di Indonesia, dalamiihttp://www.bi.go.id/id/
perbankan/syariah/Contents/Default.aspx, diakses tanggal 1 Maret 2019.
4
sehingga lembaga keuangan harus selalu memperhatikan asas perkreditan
yang sehat.
macet agar tidak menimbulkan kerugian finansial. Banyak cara yang bisa
penyitaan bagi nasabah yang dengan sengaja atau lalai tidak membayar
transaksi bagi hasil dan dikemas dalam bentuk mudharabah dan musyarakah,
6
Faisal, “Restrukturisasi Pembiayaan Murâbahah dalam Mendukung Manajemen Risiko
Sebagai Implementasi Prudential Principle pada Bank Syariah di Indonesia”, Jurnal Dinamika
Hukum, Vol. 11 No. 3, (2011), hlm. 45
5
sewa menyewa yang dikemas dalam akad ijarah atau sewa beli yang dikemas
murabahah, salam dan istisna, pinjam meminjam yang dikemas dalam bentuk
piutang qardh, dan sewa menyewa jasa yang dikemas dalam bentuk Ijarah
kabupaten Pati ataupun Provinsi Jawa Tengah, di tingkat nasional pun KSPPS
peran dalam BMT Summit 2011 di Jakarta pada bulan Desember yang
6
penghargaan sebagai koperasi berprestasi 2019 dari Menteri Koperasidan
lancar. Terdapat anggota (debitor) yang pembayarannya lancar ada pula yang
bersifat sportif untuk menyelesaikan masalah itu dengan pihak kreditor, dan
banyak dirugikan.
hukum, yaitu dapat diselesaikan melalui proses litigasi maupun non litigasi.
7
masing-masing. Proses litigasi penyelesaianya dilakukan di dalam pengadilan
antara dua pihak. Berbeda dengan proses non litigasi yang dihasilkan adalah
yang menempatkan kedua belah pihak dalam posisi menang. Win win solution
peradilan arbitrase yang bisa dijadikan alternatif bagi publik. Dalam putusan
peradilan arbitrase bisa dilakukan lewat sekali proses peradilan. Adapun dasar
syariah. KSPPS Fastabiq menjunjung tinggi keadilan sehingga tidak ada pihak
9
Rohmadi Usman, Pilihan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan, Bandung, Citra
Aditya Bhakti 2009, hlm. 3.
8
yang dirugikan dengan penyelesaian tersebut. Desain penyelesaian ini kiranya
(debitor).
macet, langkah yang diambil oleh KSPPS Fastabiq ialah dengan cara
debitor yang biasa disebut dengan SP. SP ini berguna untuk mengingatkan
kepada debitor tapi dalam jangka waktu 3 bulan tidak ada iktikad untuk
Berikut adalah data persentase NPF yang dialami KSPPS Fastabiq dari
bulan Januari sampai Mei 2019, disajikan dalam tabel sebagai berikut :
9
BULAN PROSENTASE NPF
Januari 25,76 %
Februari 24,52%
Maret 24,46%
April 23,54%
Mei 23,80%
Dilihat dari table di atas bahwa pada bulan Januari NPF sebesar
pula di bulan Maret terdapat penurunan tetapi sangat tipis sebesar 24,46%,
penurunan ini terjadi pula di bulan April yaitu sebesar 23,54%, namun di
bulan Mei ada kenaikan jumlah NPF yang semula 23,54% menjadi 23,80%.
jumlah penurunan NPF disetiap bulannya, karena setelah terjadi beberapa kali
penurunan di bulan januari hingga april, kemudian di bulan mei NPF kembali
meningkat.
B. Rumusan Masalah
10
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Keaslian Penelitian
dan objek penelitiannya berbeda. Berikut ini adalah hasil penelusuran penulis
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Jaya pura dapat
11
penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur non litigasi dapat ditempuh
Adapun pembeda dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti berbeda,
Khoiro Ummah. Selain itu peneliti juga akan melakukan penelitian tentang
Syariah Mandiri Kantor cabang Kudus”. Hasil penelitian ini adalah Upaya
prinsip kehati-hatian.
12
penelitian ini meneliti penyelesaian kredit macet di KSPPS Fastabiq
Khoiro Ummah. Selain itu peneliti juga akan melakukan penelitian tentang
kredit macet dengan akad murabahah dapat dilakukan melalui dua cara
Indonesia dan didampingi oleh tim remedial dari kantor pusat. Sedangkan
kesamaan visi dan misi dalam prinsip penyelesaian yang berbasis syariah.
13
4. Ilham Febriansyah, (2017) dalam penelitiannya dengan judul
Adapun pembeda dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti berbeda,
KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah. Selain itu peneliti juga akan melakukan
14
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang diteliti oleh
Adapun pembeda dalam penelitian ini adalah objek yang diteliti berbeda,
ini dapat dianggap asli dan layak untuk diteliti, jikalau ada penelitian lain
sebelumnya.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
yaitu:
15
1) Manfaat teoritis;
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat berguna sebagai upaya menambah
2) Kegunaan praktis;
2) Bagi masyarakat :
F. Metode Penelitian
sebagai berikut :
16
1. Metode Pendekatan
sebab pada dasarnya hukum tidak hanya dilihat sebagai bagian riil dan
dan lebih menekankan pada penelitian lapangan, tetapi juga mendasar pada
aspek yuridis. Aspek yuridis dalam penelitian ini adalah semua peraturan
17
ditinjau dari hukum perjanjian kredit. Sedangkan aspek empirisnya yaitu
2. Spesifikasi Penelitian
untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada saat ini.
11
Soerjano Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1981, hlm 10.
18
variabel, gejala, atau keadaan.12 Dikatakan deskriptif, karena penelitian ini
dengan cara mempelajari secara mendalam dan dalam jangka waktu yang
sesuatu hal. Esensi studi kasus pada dasarnya merupakan studi yang
adalah seluruh objek atau seluruh unit yang akan diteliti, atau dapat
karakteristik sama. Populasi dalam penelitian ini adalah semua yang terlibat
hukumnya.
12
Andi Prastowo, ”Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif Rancangan
Penelitian”, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011, hlm 179.
13
Ibid., hlm 186-187.
14
Suharsimi arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Publik”, Rineka cipta,
Jakarta, 2008, hlm. 115.
15
Noeng Muhadjir, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, Rake Sarasin, Yogyakarta, 1996,
hlm. 27.
19
Penentuan sampel merupakan suatu proses dalam memilih suatu bagian
yang representatif dari seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang
berikut :
2) Manager Cabang
3) Marketing Pembiayaan
Secara umum, jenis data yang diperlukan dalam suatu penelitian hukum
terarah pada penelitian data primer dan data sekunder.16 Jenis dan sumber
a) Data Primer
atau data utama diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan
penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan tambahan yang
16
Ibid., hlm 6.
17
Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalamania
Indonesia, Jakarta, hlm 10.
20
berkaitan mengenai masalah kredit macet pembiayaan murabahah di
dilakukan terhadap:
2) Manager Cabang
3) Marketimg Pembiayaan
b) Data Sekunder
21
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, dan bahan
18
Soerjono Soekanto, 1982, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta, hlm 52.
19
Ibid., hlm 13.
22
b) Bahan Hukum Sekunder
seterusnya.
Disini penulis akan menggunakan data primer dan data sekunder, yaitu data
20
Ibid, hlm 160.
23
yang diperoleh dari hasil penelaahan kepustakaan atau penelaahan terhadap
berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah atau
kualitatif yaitu data yang sudah didapatkan dari studi lapangan dan studi
dengan faktor dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat kemudian
8. Sistematika Penelitian
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
24
Merupakan bagian pendahuluan yang memberikan informasi yang
bersifat umum dan menyeluruh secara sistematis yang terdiri dari latar
tinjauan secara umum tentang kredit macet, tinjauan umum tentang prinsip
BAB IV PENUTUP
yang merupakan jawaban umum dari permasalahan yang ditarik dari hasil
penelitian, selain itu dalam bab ini juga berisi tentang saran yang
25
26