Anda di halaman 1dari 85

1

PENGARUH TINGKAT MARGIN DAN PELAYANAN TERHADAP


KEPUASAN ANGGOTA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH
(Studi Kasus di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Reza Feliana Putri


NPM. 171120047
Program Studi : Perbankan Syariah

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU)
METRO - LAMPUNG
1443 H/2021 M
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan di suatu perekonomian. Kesejahteraan dan kemajuan suatu

perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukkan oleh

perubahan output nasional. Adanya perubahan output dalam perekonomian

merupakan analisis ekonomi jangka pendek.1

Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di bidang

keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat

terutama guna membiayai investasi perusahaan. Pada saat ini, di samping

lembaga keuangan konvensional, terdaapat lembaga keuangan syari’ah yang

semakin hari semkin besar dan terus berkembang hingga sekarang. Seirang

dengan perkembangan tersebut, perlu kiranya di kaji, bagaimana sejarah

lembaga keuangan syari’ah, sehingga bisa dilihat bagaimana landasan utama

berdirinya lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syari’ah.2

Lembaga keuangan syariah melakukan kegiatan penyaluran dana

kepada masyarakat dalam bentuk: Pembiayaan dengan prinsip syariah bagi

hasil berdasarkan akad mudharabah atau musyarakah; Pembiayaan untuk

1
Ahmad Ma’ruf dan Latri Wihastuti, “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan
dan Prospeknya”, dalam Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 9, Nomor 1, April
2008, hlm. 46
2
Idwal, B, “Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah”, dalam Jurnal Ilmiah
Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan, Vol. 6, No. 2, 2019, hlm. 1
3

transaksi jual beli berdasarkan akad Pembiayaan Akad Murabahah, salam dan

Istishna.

Produk Pembiayaan Akad Murabahah pada Bank Syariah bertujuan

untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada klien untuk membeli

barang walaupun klien tersebut tidak memiliki uang tunai yang cukup untuk

membayar. Pembiayaan Akad Murabahah menurut Fatwa DSN MUI

N0.04/DSN-MUI/IV/2000, adalah menjual sesuatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan

harga yang lebih sebagai laba.3 Adapun dasar hukum murabahah yaitu:

      


         
        
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’: 29)4

Berdasarkan ayat tersebut diatas, telah dianjurkan untuk melakukan

perniagaan degnan cara suka sama suka, sebagaimana pembiayaan Akad

Murabahah yang merupakan jual beli secara angsuran dengan menggunakan

prinsip syariah. Anggota yang menggunakan produk jual beli ini bisa disebut

dengan konsumen (pembeli) sedangkan Bank Syariah adalah Penjual.

Eksistensi produk ini tentu tidak terlepas dari peran internal dan eksternal.

Peran internal adalah pelaku perbankan (Pegawai) yang menjalankan produk

ini dengan tetap berpegang teguh dengan nilai syariat dan selalu berusaha

berinovasi mengikuti arus jaman yang semakin maju. Implikasinya adalah

peran eksternal (konsumen) memilih menggunakan produk ini sebagai media


3
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakata: Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 494
4
Al-Qur’an [4]: 29
4

memenuhi kebutuhan akan suatu barang. Faktor kepuasan inilah yang

menjadikan anggota kembali mempercayakan pembiayaannya pada produk

ini.

Kepuasan konsumen adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan,

keinginan dan harapan konsumen terhadap sebuah produk dan jasa. Konsumen

yang puas mengonsumsi produk tersebut secara terus menerus, mendorong

konsumen untuk loyal terhadap suatu produk dan jasa tersebut dari mulut ke

mulut.5

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen

dalam menggunakan produk yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan,

emosional, harga dan biaya. Pada produk Pembiayaan Akad Murabahah yang

menjadi faktor utama adalah harga dan kualitas pelayanan.

Harga pada Pembiayaan Akad Murabahah ditunjukkan dengan

margin. Margin keuntungan adalah presentase tertentu yang ditetapkan

pertahun perhitungan margin keuntungan secaraharian, maka jumlah hari

dalam setahun ditetapkan 360 hari; perhitungan margin keuntungan secara

bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.6 Margin adalah harga atau laba

yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu

bentuk natural certainty contracts, karena dalam Pembiayaan Akad

Murabahah ditentukan berupa required rate of profit-nya (keuntungan yang

ingin diperoleh).7 Pelayanan dapat diartikan setiap tindakan membantu,

menolong, memudahkan, menyenangkan dan manfaat bagi orang lain.

Pelayanan anggota adalah rangkaian kegiatan sikap dan perilaku petugas bank
5
Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm. 233
6
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, hlm. 279-280
7
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, hlm. 113
5

dalam menerima kehadiran atau berkomunikasi dengan anggota secara

langsung maupun tidak langsung.8 Maka besaran margin bisa menjadi faktor

harga dan pelayanan merupakan faktor kualitas pelayanan yang dapat

mempengaruhi kepuasan anggota. Besaran margin dan pelayanan yang

mendukung di pada lingkungan perbankan membuat masyarakat lebih selektif

dalam memilih perbankan tempat mengajukan pembiayaan. Faktor ini perlu

dikaji guna kedepannya anggota yang kembali mengggunakan kembali produk

pada lembaga keuangan syariah ini meningkat.

Anggota Pembiayaan Akad Murabahah sampai pada akhir bulan

Agustus 2020 sebanyak 203 anggota di BMT Mitra Sejahtera mandiri Bumi

Nabung. Tentunya hal ini tidak terlepas dari harga dan kualitas pelayanan

yang diberikan oleh BMT tersebut. Besaran margin yang terjangkau serta

sangat kompetitif dibandingkan dengan lembaga keuangan syariah lainnya.

Sementara pada faktor pelayanan di BMT tersebut, memberikan pelayanan

yang lebih luwes dalam pelaksanaan akad, pelayanan jemput bola setiap hari,

tabungan dan angsuran. Faktor harga dan pelayanan itu pula yang membuat

banyak anggota pada BMT Mitra Sejahtera mandiri Bumi Nabung

mempercayakan dana mereka.9

BMT Mitra Sejahtera mandiri Bumi Nabung merupakan lembaga

keuangan syariah yang mampu memberikan pembiayaan yang bersaing dari

segi harga dan kualitas pelayanan dari lembaga keuangan syariah lainnya yang

sudah berdiri lebih dahulu. Harga dan kualitas pelayanan menjadi kunci dari

eksistensi sebuah bank. Margin atau harga yang ditetapkan merupakan


8
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung : Alfabeta,
2012), hlm. 212
9
Data Prasurvey di BMT Mitra Sejahtera mandiri Bumi Nabung, 25 Agustus 2020
6

kebijakan yang diambil bank untuk mendapatkan laba namun tetap pada porsi

jangkauan anggota. Namun perbedaan yang signifikan pada besaran margin

tentu akan berpengaruh pada kepuasan anggota. Sudut pandang yang disadari

oleh BMT Mitra Sejahtera mandiri Bumi Nabung adalah perspektif mahal atau

tidaknya sebuah harga, anggota yang mampu menilainya. Hal yang perlu

ditingkatkan untuk menutupi kekurangan adalah dengan meningkatkan faktor

kepuasan lainnya.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk karya tulis dengan judul

“Pengaruh Tingkat Margin Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota

Pada Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka identifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

2. Subjek penelitian ini adalah anggota pembiayaan murabahah

3. Kepuasan anggota BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung tahun 2020

pada faktor margin dan pelayanan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


7

1. Adakah pengaruh Tingkat Margin Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan

Anggota Pada Pembiayaan Murabahah di BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Bumi Nabung ?

2. Seberapa besar pengaruh Tingkat Margin Dan Pelayanan Terhadap

Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Tingkat Margin Dan

Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah di

BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tingkat Margin Dan

Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah di

BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

E. Manfaat dan Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

pengembangan ilmu khususnya mengenai Pengaruh Tingkat Margin Dan

Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah.


8

2. Manfaat praktis

a. Bagi lembaga pendidikan

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada lembaga

keuangan syariah agar lembaga tersebut mengetahui Pengaruh Tingkat

Margin Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan

Murabahah.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai upaya untuk mendalami

masalah yang ada kaitannya dengan Pengaruh Tingkat Margin Dan

Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah

di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.


9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kajian Teori

1. Tingkat Margin

a. Pengertian Margin

Bank Syariah dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai penjual

dalam menawarkan harga jual berdasarkan harga pokok yang

diberitahukan secara jujur ditambah dengan keuntungan yang

diharapkan dari anggota yang bertindak sebagai pembeli. Sedangkan

pembeli melakukan penawaran sebesar harga pokok yang ditambah

dengan keuntungan yang diinginkan oleh anggota.

Menurut Karim, secara teknis yang dimaksud dengan marjin

keuntungan adalah presentase tertentu yang ditetapkan pertahun

perhitungan marjin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam

setahun ditetapkan 30 hari, perhitungan marjin keuntungan secara

bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulanan.10

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan

dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih

perusahaan atas penjualan.11

10
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm.280
11
Rina Milyati Yuniastuti, “Uji Parsial Cash Ratio, Debt To Equity Ratio Dan Total
Assets Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”, dalam Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 04. No.01, Januari 2018, hlm. 100
10

Harahap mengatakan bahwa Angka ini menunjukkan berapa

besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Net Profit Margin adalah rasio yang menunjukan

kemampuan perusahaan menghasilkan sejumlah laba dari setiap

tingkat penjualan tertentu yang dinyatakan dalam presentasi.12

Menurut Agus Sartono mendefinisikan bahwa “ profit margin

merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan

penjualan.13

Margin adalah kenaikan bersih dari aset bersih sebagai akibat

dari memegang aset yang mengalami peningkatan nilai selama periode

yang dipilih oleh pernyataan pendapatan. Keuntungan juga bisa

diperoleh dari pemindahan saling tergantung insidental yang sah dan

yang tidak saling tergantung, kecuali transfer yang tidak saling

tergantung dengan pemegang saham, atau pemegang-pemegang

rekening investasi tak terbatas dan yang setara dengannya.14

Berdasarkan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

margin adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun

12
Osin Tompodung, “Analisis Net Profit Margin Pada Usaha Laundry Di Kota Manado”,
dalam Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, hlm.1684
13
Sukma, Nurdiana Mulyatini, Elin Herlina, “Pengaruh Rasio Likuiditas Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Suatu Studi pada PT. Telkom Indonesia, Tbk yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2017)”, dalam Business Management and
Enterpreneurship Journal, Vol. 1, No. 2, Juni 2019, hlm. 10
14
Trizuan, Sandi Andika, “Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah Terhadap
Peningkatan Modal Bank Syari’ah Mandiri”, dalam IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita,
Vol.8, No.2 Desember 2019, hlm. 254
11

perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam

setahun ditetapkan 360 hari. Perhitungan margin keuntungan secara

bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.

Pada umumnya, anggota pembiayaan melakukan pembayaran


secara angsuran. Tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau
sewa berdasarkan Murabahah, salam, istishna’, dan atau ijarah disebut
sebagai piutang. Besarnya piutang tergantung pada plafond
pembiayaan, yakni jumlah pembiayaan (harga beli ditambah harga
pokok) yang tercantum di dalam perjanjian pembiayaan.15

Berdasarkan penjelasan tersebut pembayaran pembiayaan

dilakukan dengan cara angsuran, sesuai dengan kesepakatan yang telah

dilakukan.

b. Indikator Margin Keuntungan

Yang dimaksud dengan Referensi Margin Keuntungan adalah

margin keuntungan yang ditetapkan dalam rapat ALCO Bank Syariah.

Penetapa margin keuntungan pembiayaan berdasarkan rekomendasi

usul dan saran dari Tim ALCO Bank Syariah, dengan

mempertimbangkan beberapa hal berikut :16

1) Direct Competitor’s Market

Yang dimaksud Direct Competitor’s Market Rate (DCMR)

adalah tingkat margin keuntungan rata-rata perbankan syariah, atau

tingkat margin keuntungan rata-rata beberapa bank syariah yang

ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kelompok kompetitor

langsung atau tingkat margin keuntungan bank syariah tertentu

15
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, hlm. 280
16
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, hlm. 280-281
12

yang ditetapkan dalam rapat ALCO sebagai kompetitor langsung

terdekat.

2) Inderect Competitor’s Market Rate

Yang dimaksud dengan Inderect Competitor’s Market Rate

(ICMR) adalah tingkat suku bunga rata-rata perbankan

konvensional yang dalam rapat ALCO ditetapkan sebagai

kelompok kopetitor tidak langsung atau tingkat rata-rata suku

bunga bank konpetitor tidak langsung yang terdekat.

3) Expected Competitive Return for Investors (ECRI)

Yang dimaksud dengan Expected Competitive Return for

Investors (ECRI) adalah target bagi hasil kompetitif yang

diharapkan dapat diberikan kepada dana pihak ketiga.

4) Acquirin Cost

Yang dimaksud dengan Acquirin Cost adalah biaya yang

dikeluarkan oleh bank yang langsung terkait dengan upaya yang

memperoleh dana pihak ketiga.

5) Overhead Cost

Yang dimaksud dengan Overhead Cost adalah biaya yang

dikeluarkan oleh bank yang tidak langsung terkait dengan upaya

untuk memperoleh dana pihak ketiga.

c. Penetapan Harga Jual

Setelah memperoleh referensi margin keuntungan, bank

melakukan penetapan harga jual. Harga jual adalah penjumlahan harga


13

beli atau harga pokok atau harga perolehan bank dan marjin

keuntungan.17

d. Pengakuan Angsuran Harga Jual

Angsuran harga jual terdiri dari angsuran harga beli atau harga

pokok dan angsuran margin keuntungan. Pengakuan angsuran dapat

dihitung dengan menggunakan empat metode, yaitu :18

1) Metode Margin Keuntungan Menurun

Margin keuntunan menurun adalah perhitungan margin

keuntungan yang semakin menurun sesuai dengan menurunnya

harga pokok sebagai akibat adanya cicilan atau angsuran harga

pokok, jumlah angsuran (harga pokok dan margin keuntungan)

yang dibayar anggota setiap bulan semakin menurun.

2) Margin Keuntungan Rata-rata

Margin Keuntungan Rata-rata adalah margin keuntungan

menurun yang perhitungannya secara tetap dan jumlah angsuran

(harga pokok dan margin keuntungan) dibayar anggota tetap setiap

bulan.

3) Margin Keuntungan Flat

Margin Keuntungan Flat adalah perhitungan margin

keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap

dari satu periode ke periode lainnya, walaupun debetnya menurun

sebagai akibat dari dana angsuran harga pokok.

17
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, hlm.281
18
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, hlm. 281-282
14

4) Margin Keuntungan Annuits

Margin keuntunan Annuitas adalah margin keuntungan

yang diperoleh dari perhitungan secara annuitas. Perhitungan

annuitas adalah suatu cara pengembalian pembiayaan dengan

pembiayaan angsuran harga pokok dan margin keuntungan secara

tetap. Perhitungan ini akan menghasilkan pola angsuran harga

pokok yang semakin membesar dan margin keuntungan yang

semakin menurun.

e. Perhitungan Margin/Keuntungan untuk Pembiayaan Murabahah

Contoh :

CV adyaksa melakukan negosiasi pada 1 April 20xx dengan Bank

Amanah Syariah untuk memperoleh fasilitas Murabahah dengan

pesanan untuk pembelian Mobil kantor dengan rincian sebagai berikut:

1) Harga barang : Rp. 150 juta

2) Uang muka : Rp. 15 juta (10% dari harga barang)

3) Pembiayaan oleh bank : Rp. 135 juta

4) Margin : Rp. 27 juta (20% dari pembiayaan oleh

bank)

5) Harga jual : Rp. 177 juta (harga barang plus margin)

6) Jumlah bulan angsuran : 24 bulan

7) Biaya administrasi : 1 % dari pembiayaan oleh bank

Cara perhitungan angsuran perbulan

Rumus perhitungan angsuran:

Angsuran/bulan = Jumlah piutang – uang muka


Jangka waktu angsuran
15

Misalkan data Murabahah dengan kasus di atas, di mana Jumlah

Piutang Rp. 177 juta, Unag Muka Rp. 15 juta, Jangka waktu 24 bulan

maka angsuran per bulan dapat dihitung:

Angsuran perbulan = Rp. 177.000.000 – Rp. 15.000.000


24

= Rp. 6.750.000

Cara perhitungan pendapatan margin

Pendapatan margin = total margin/total piutang bersih X 100%

= Rp. 27.0000.000/Rp. 177.000.000 X 100%

= 15,25423%

Jadi, pendapatan margin perbulan sebesar Rp. 1.029.660,- (6.750.000 x

15,25423%)19

2. Pelayanan

a. Pengertian Pelayanan

Menurut Drs. H. Malayu S.P Hasibuan, pelayanan adalah

kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya.

Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah

tamah, adil, cepat, tepat dan dengan etika yang baik sehingga

memenuhi kebutuhan dan kepuasan yang menerimanya.20

Menurut Philip Kotler, pelayanan atau service adalah setiap

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak

lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

19
Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.
65-67
20
Malayu S.P Hasibuan, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm.
152
16

kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau mungkin

juga tidak terkait dengan produk fisik.21

Pelayanan penting bagi suatu penyedia jasa dalam upaya

memberikan kepuasaan kepada pelanggan sehingga pelanggan tetap

percaya kepada instansi dan meminimumkan pelanggan pindah ke

instansi lain. pelayanan bermutu hanya bisa dipahami dari sudut

pandang pelanggan sehingga instansi harus merumuskan pelayanan

bermutu melalui sudut pandang pelanggan tersebut.22

Berdasarkan pengertian diatas, pelayanan merupakan suatu

kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi kepada kelompok ataupun

individu untuk memenuhi kebutuhan nya dalam bentuk jasa, tidak

berwujud dan tidak dapat dimiliki.

b. Kualitas Pelayanan

Perusahaan jasa dapat bersaing dengan cara menjual jasa berupa

pelayanan yang berkualitas dan bermutu. Menurut parasuraman dan

Lupiyoadi mengemukakan bahwa kualitas layanan (service quality)

adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan anggota

atas layanan yang mereka terima atau peroleh. 23

21
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12 jilid 2,
(Indonesia: Macana Jaya Cemerlang, 2008), hlm. 42
22
Tri Astuti dan Indah Mustikawati, “Pengaruh Persepsi Anggota tentang Tingkat Suku
Bunga, Promosi dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Menabung Anggota”, Dalam Jurnal
Nominal, Vol. II, No. I Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2013, hlm.
185
23
M. Azka Haris, dkk., “Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Menggunakan Dimensi
Banking Service Quality dengan Metode Service Quality (Studi Kasus di Bank “X”)”, Dalam
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional, Vol. 2, No. 04 Bandung: Intitut Teknologi Nasional
Bandung Oktober 2014, hlm. 123
17

Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian anggota

terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan

tingkat layanan yang diharapkan (expected service). Kualitas

pelayanan industri perbankan ditentukan oleh penilaian anggota,

sehingga kepuasan anggota dapat dicapai dengan memberikan kualitas

pelayanan yang dapat diterima anggota.24

Jadi kualitas pelayanan adalah tinggi rendahnya penilaian

anggota terhadap pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang

diharapkan.

c. Dimensi Pelayanan

Parasuraman, Zeithmal dan Berry, mengidentifikasi sepuluh

dimensi pokok yakni reliabilitas, daya tanggap, kompetensi, akses,

kesopanan, komunikasi, kredibilitas, keamanan, kemampuan

memahami pelanggan dan bukti fisik. Namun pada penelitian

berikutnya parasuraman dan kawan kawan menyempurnakan dan

merangkum sepuluh dimensi tersebut. Kompetensi kesopanan,

krediabilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance).

Sedangkan akses, komunikasi dan kemampuan memahami pelanggan

dikategorikan sebagai empati (empathy).25

Menurut Buchory dan Djaslim Saladin sebagaimana dikutip oleh

M. Nur Arianto Arif, setidaknya ada lima kriteria pokok kualitas

pelayanan yaitu sebagai berikut:


24
Roni Andespa, “Studi Perbandingan Kualitas Pelayanan Industri Perbankan Syariah
dengan Konvensional”, Dalam Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan, Vol. 1, No. 1 Padang:
Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang Januari – Juni 2006, hlm. 79
25
Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan, dan Penelitian, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2014), hlm. 282
18

1) Bentuk fisik (tangibles), yaitu berupa hal-hal berwujud yang

tampak oleh konsumen termasuk letak kantor yang strategis, lokasi

parkir, kebersihan dan kerapihan kantor, keindahan kantor,

seragam karyawan, penampilan formulir, desain brosur, iklan,

penampilan buku tabungan, giro, buku cek dan sebagainya.26

2) Kehandalan (reability), yaitu kemudahan prosedur membuka

tabungan, giro, mengirim uang, mengambil tabungan,

menyelesaikan keluhan dan jam layanan.27

3) Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kemampuan bank untuk

menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani anggota

dengan baik.28

4) Jaminan dan kepastian (Assurance) yaitu perilaku petugas yang

ramah penuh senyum, kepercayaan terhadap perusahaan, jaminan

perasaan aman di bank.29

5) Empaty (empathy) yaitu kemudahan menghubungi kantor, adanya

perhatian serius terhadap segala kegiatan dan terhadap pribadi

anggota tanpa membedakan status sosialnya.30

3. Kepuasan Anggota Pada Pembiayaan Murabahah

a. Kepuasan Anggota

1) Pengertian Kepuasan Anggota

26
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta,
2013), hlm. 338
27
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 338
28
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 338
29
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 338
30
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, hlm. 338
19

Kepuasan anggota dalam lembaga keuangan, Kepuasan

anggota telah menjadi konsep sentral dalam teori dan praktik

pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi

aktivitas bisnis.31 Kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi,

pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan,

kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan.32 Menurut

Kotler, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk

yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan.33

Jadi, kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi pasca

pembelian dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas

kinerja / hasil yang diterima dan yang diharapkan.

2) Indikator Kepuasan Anggota

Ciri-ciri pelanggan yang merasa puas diantaranya:

a) Menjadi lebih setia atau menjadi pelanggan yang loyal

b) Membeli lebih banyak jika perusahaan memperkenalkan

produk atau jasa baru dan menyempurnakan produk yang ada

c) Memberi komentar yang menguntungkan tentang produk

perusahaan

31
Natalia Ribka Lemempow, dkk, “Analisis Faktor-faktor Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Anggota Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Bahu Mall Manado”, dalam Jurnal
EMBA, Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado, Vol. 3, No. 3, Sept. 2015, hlm. 1277
32
Apolinaris Hendrawan, IWK Teja Sukmana, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Tamu Di Hotel Brown Feather Batu Belig”, dalam Vol.13, No.1. 28 Februari 2018,
hlm. 56
33
Dwi Aliyyah Apriyani & Sunarti, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Konsumen (Survei pada Konsumen The Little A Coffee Shop Sidoarjo)”, dalam Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017 hlm. 2
20

d) Kurang memperhatikan produk, iklan, pesaing, kurang sensitif

pada harga.

e) Memberikan gagasan-gagasan atau ide kepada perusahaan

f) Membutuhkan biaya pelayannan yang lebih kecil daripada

biaya pelanggan baru, karena transaksi menjadi rutin.34

3) Mengukur Kepuasan Anggota

Menurut Kotler dalam dalam Alma, ada beberapa cara

mengukur kepuasan pelanggan yaitu:

a) Complaint and suggestion system (Sistem keluhan dan saran).


Keluhan dan saran tersebut dapat disampaikan melalui kartu
komentar, customer hot line, telepon bebas pulsa. Informasi ini
dapat memberikan ide dan masukan kepada perusahaan yang
memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap
terhadap kritik dan saran tersebut.
b) Customer satisfaction surveys (Survey kepuasan pelanggan),
dalam hal ini perusahaan melakukan survei untuk mendeteksi
komentar pelanggan. Survei ini dapat dilakukan melalui pos,
telepon, atau wawancara pribadi, atau pelanggan diminta
mengisi angket.
c) Ghost Shopping (Pembeli bayangan), dalam hal ini perusahaan
menyuruh orang tertentu sebagai pembeli ke perusahaan lain
atau ke perusahaannya sendiri.
d) Lost Customer Analysis (Analisa pelanggan yang lari),
langganan yang hilang, dicoba dihubungi. Mereka diminta
untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke
perusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang
tidak bisa di atasi atau terlambat di atasi. Dari kontak semacam
ini akan diperoleh informasi dan akan memperbaiki kinerja
perusahaan sendiri agar tidak ada lagi langganan yang lari
dengan cara meningkatkan kepuasan mereka. 35
Penulis mengukur tingkat kepuasan dengan Customer

satisfaction surveys (survey kepuasan anggota) dimana survei

34
Sirhan Fikri, dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Mahasiswa”, dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, Malang: Universitas Merdeka, Vol. 3, No. 1,
Januari 2016, hlm. 123
35
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 285-286
21

dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada anggota.

Dengan hasil pengukuran tingkat kepuasan anggota dapat

menunjukkan hal-hal apa saja yang membuat anggota tidak puas

untuk segera diperbaiki, sehingga pelanggan tidak kecewa dan

tetap menjadi anggota yang loyal.

4) Kepuasan Anggota dalam Islam

Kepuasan anggota dalam perspektif Islam berbeda dengan

konsep kepuasan konvensional. Dalam konvensional kepuasan

dapat diraih ketika sesorang mendapatkan manfaat dari produk

yang diterimanya, sedangkan dalam perspektif islam, kepuasan

seseorang dapat diraih karena kemaslahatan dari produk tersebut.

Kepuasan seseorang dapat diraih manakala kebutuhan fisik

maupun nonfisik seseorang terpenuhi. Kebutuhan fisik bukan

berarti keinginan semata, tetapi kebutuhan yang memiliki nilai

manfaat tertentu (berdasarkan pada tingkat kemaslahatan).

Sedangkan kebutuhan nonfisik berupa nilai ibadah yang didapati

dari apa yang telah dilakukan. Untuk mencapai tingkat kepuasan

dalam kegiatan konsumsi, Islam memberikan panduan, yaitu:

a) Barang yang dikonsumsi tidak haram

     


        
          

Artinya: “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu
bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan
yang disembelih dengan (menyebut nama) selain
Allah. Tetapi barang siapa yang terpaksa
(memakannya), bukan karena menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
22

baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha


Penyayang.” (al-Baqarah: 173).36

b) Cara memperolehnya tidak dengan spekulasi

    


     
    
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Sesungguhnya
minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala,
dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu
beruntung.” (al-Maidah: 90).37

c) Tidak menimbun barang dan melakukan kegiatan pasar gelap

     


       
        
  

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah kamu


saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh,
Allah Maha Penyayang kepadamu” (an-Nisa: 29).38

d) Tidak mengandung riba

      


      
     
      
       
       
      


Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri


melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

36
QS. Al-Baqarah: 173
37
QS. Al-Maidah: 90
38
QS. An-Nisa: 29
23

orang gila. Yang demikian itu karena mereka


berkata bahwa Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah di perolehnya dahulu menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barang siapa mengulangi, maka mereka itu
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (al-
Baqarah: 275).39

e) Memperhitungkan zakat dan infak.

     


       
     

Artinya: “Dan laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat.


Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk
dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi
Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.” (al-Baqarah: 110).40

b. Pembiayaan Murabahah

1) Pengertian Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan berasal dari kata biaya, definisi biaya menurut

supriyono adalah biaya pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk

memperoleh barang atau jasa. Secara bahasa, biaya (cost) dapat

diartikan sebagai pengeluaran, dalam istilah ekonomi

biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter

lainnya.41

39
QS. Al-Baqarah: 275
40
QS. Al-Baqarah: 110
41
Masditou, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan Yang Bermutu”,
dalam Jurnal ANSIRU PAI V o l. 1 N o. 2. Juli - Des 2017 hlm. 125
24

Pengertian atas kata “pembiayaan adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan biaya.42 Sedangkan menurut M. Syafi’i

Antonio, menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu

tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.43

Menurut Kasmir pengertian pembiayaan adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mengewajibkan pihak yang dibiayai tertentu

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.44

Berikut ini penulis akan menerangkan pengertian

Murabahah baik dari segi bahasa maupun istilah yaitu sebagai

berikut: Murabahah berasal dari kata ribh, yang berarti perolehan,

keuntungan, atau tambahan.45

Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang sudah disepakati. Karakteristik

Murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli

mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah

keuntungan yang ditambahkan pada biaya (cost) tersebut.46


42
Irsan Habsy, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMP Negeri 13 Kota Ternate”,
dalam EDUKASI - Jurnal Pendidikan, Vol. 13 No.2 Juni 2015, hlm. 546
43
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001), hlm. 160
44
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 82
45
Eka Nuraini Rachmawati & Ab Mumin bin Ab Ghani, “Akad Jual Beli Dalam
Perspektif Fikih Dan Praktiknya Di Pasar Modal Indonesia”, dalam Jurnal Al-‘Adalah Vol. XII,
No. 4, Desember 2015, hlm. 787.
46
Bagya Agung P. “Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis
Terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia)”, dalam Jurnal Hukum
25

Murabahah adalah prinsip bai’ (jual beli) dimana harga

jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan

(ribh) yang telah disepakati.47

Menurut definisi lain, pembiayaan Murabahah adalah

transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang

ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana

penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada

pembeli.48

Para ulama generasi awal seperti Imam Maliki dan Syafi’i

yang secara khusus mengatakan bahwa jual beli Murabahah adalah

boleh hukumnya, walaupun mereka tidak dapat memperkuat

pendapat mereka dengan satu hadis pun. Imam Maliki, misalnya

membenarkan keabsahan pendapatnya hanya dengan merujuk pada

adanya praktik penduduk mengenai transaksi ini: Terdapat

kesepakatan dari ahli Madinah mengenai keabsahan seseorang

yang membelikan pakaian di kota dan kemudian ia membawanya

ke kota lain untuk menjualnya lagi dengan suatu keuntungan yang

disepakat”.49

Karena dalam definisinya disebutkan adanya “keuntungan

yang disepakati”, karakteristik Murabahah adalah penjual harus

memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan

no. 1 vol. 16 Januari 2009, hlm. 108


47
Siswadi, “Kiat-Kiat Jitu Mengatasi Permasalahan Produk Murabahah Dalam Lembaga
Keuangan Syari’ah”, dalam Jurnal Ummul Qura Vol IX, No. 1, Maret 2017, hlm. 84 .
48
Rahmat Ilyas, “Kontrak Pembiayaan Murabahah dan Musawamah”, dalam Jurnal
Bisnis, Vol. 3, No. 2, Desember 2015, hlm. 300
49
Muhamad Farid, “Murabahah dalam Perspektif Fiqih Empat Madzhab”, dalam Jurnal
Episteme, Vol. 8, No. 1, Juni 2013, hlm. 123-124.
26

menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan dalam pada

biaya tersebut.50

Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang

sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun

demikian bentuk jual beli ini kemudian diguankan oleh perbankan

syariah dengan menambahkan beberapa konsep lain sehingga

menjadi bentuk pembiayaan. Dalam pembiayaan ini, bank sebagai

pemilik dana membelikan barang sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan oleh anggota yang membutuhkan pembiayaan,

kemudian menjualnya ke anggota tersebut dengan penambahan

keuntungan tetap.51

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa jual beli Murabahah adalah Jual Beli dimana penjual

memberitahukan kepada pembeli harga pembelian suatu dan

barang dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih

berdasarkan kesepakatan bersama.

2) Dasar Hukum Murabahah

Beberapa ayat-ayat Al-Quran yang dapat digunakan sebagai

dasar atau landasan bolehnya Jual-Beli (Murabahah). Hal inipun

yang digunakan oleh para pelaku ekonomi islam sebagai landasan

hukum diperbolehkannya Murabahah.

a) Al-Quran

50
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm.113
51
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
hlm. 82-83
27

Didalam alquran telah dijelaskan tentang dasar hukum

Murabahah yaitu yang diterangkan dalam surat Al-Baqarah

ayat 275 dan An-Nisa’ ayat 29 sebagai berikut

      


      
     
       
       
       
      
Artinya:  Orang-orang yang makan (mengambil)  riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu  (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang
itu adalah penghuni- (QS. Al Baqarah: 275).52

     


       
         
 
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-
Nisa’: 29)53

b) Hadits

Dalam hadis Rasululah SAW juga diterangkan tentang

dasar hukum Murabahah sebagai berikut:

52
Al-Qur’an [2]: 275
53
Al-Qur’an [4]: 29
28

‫ف‬ ٍ ‫ح َّد َثنَ أ علِي بن عي ا ٍس ح َّد ثَنَ ا اَب و َغس ا َن حُم َّم ُد بن مطَ َّر‬
ُ ُْ َ َ ُْ َ ََ ُ ْ ُّ َ َ
ِ ‫قَ ا َل ح َّد ثَنِيمح َّم ُد بن الْمْن َك ِد ٍر عن ج ا بِ ٍر ب ِن عب ِد‬
‫اهلل َر ِض َي‬ َْ ْ َ ْ َ ُ ُْ َ ُ َ
ِ َ َ‫هلل ص َّل اهلل علَي ِه وس لَّم ق‬ ِ ‫اهلل عْنهم ا اَ َّن رس و اَل‬
ُ‫ال َرح َم اهلل‬ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َُ َ ُ
ِ ‫وجل حا اِ َذا ب‬
)‫ضى (رواهالبخاري‬ َ َ‫اع َوا َذاا ْشَتَرى َواِّ َذا ْقت‬
َ َ ً ْ‫َ ُ ً مَس‬
Artinya: Ali bin ayyasy memberitahu kami, abu ghassan
muhammad bin mutharrif memberitahu kami, ia
berkata,muhammad bin al-mungkadir
memebritahuku, dari jabir bin abdilah
r.a.sesungguhnya rosululoh saw pernah
bersabda:’semoga allah merahmati seseorang yang
memberikan kemudahan (tidak mempersulit) ketika
menjual: ketika membeli dan ketika meminta
pemenuhan akan haknya. (H.R. Bukhori)54
c) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah

Berdasarkan kompilasi hukum syariah pada bab V Pasal 116.


Akibat Bai bagian keenam pasal dijelaskan bahwa:
(1) Penjual harus membiayai sebagian atau seluruh harga
pembelian barang yang telah disepakati sepesifikasinya.
(2) Penjual membeli barang yang diperlukan pemebeli atas
nama penjual sendiri, dan pembelian ini harus bebas riba
(3) Penjual harus memberitahu secara jujur tentang harga pokok
barang kepada pembeli berikut biaya yang diperlukan.55

d) DSN-MUI tentang Murobahah

Ketentuan hukum dewan syariah nasional nomor:

04/DSN-MUI/IV/2000 bahwa:

Ketentuan Umum Murabahah dalam Bank Syari’ah:

(1) Bank dan anggota harus melakukan akad Murabahah yang


bebas riba.
(2) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
syari’ah Islam.
(3) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya.

54
Moh. Syamsyi Hasan, Hadits-hadits Populer (Shoheh Bukhari dan Muslim), (Surabaya:
Amelia, tt), hlm. 503
55
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum Islam dan
Masyarakat Madani, 2009), hlm. 46
29

(4) Bank membeli barang yang diperlukan anggota atas nama


bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
(5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan
secara utang.
(6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada anggota
(pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus
keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu
secara jujur harga pokok barang kepada anggota berikut
biaya yang diperlukan.
(7) Anggota membayar harga barang yang telah disepakati
tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
(8) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan
akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian
khusus dengan anggota.
(9) Jika bank hendak mewakilkan kepada anggota untuk
membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
Murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip,
menjadi milik bank.56
Berdasarkan dalil/dasar diatas dapat disimpulkan bahwa

Allah membolehkan kepada hambanya yang memberikan

kemudahan kepada hamba lainnya dalam jual beli. hal ini

berarti orang yang mau membantu saudara dalam

kebutuhannnya, maka memberikan rahmat kepadannya.

3) Rukun dan Syarat Murabahah

a) Rukun Murabahah

Rukun Murabahah menurut Ascarya sebagai berikut:

a) Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual) adalah pihak yang


memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli)
adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.
b) Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman
(harga); dan
c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.57

56
Fatwa DSN-MUI nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah
57
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah., hlm. 82.
30

Dari keterangan diatas dapat penulis jelaskan bahwa,

adapun rukun Murabahah ada tiga yaitu: Pelaku akad, Objek

Akad dan Ijab Kabul.

Menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal

rukun Murabahah sebagai berikut:

a) Ba’iu (penjual)
b) Mustari (pembeli)
c) Mabi’ (barang yang diperjualbelikan)
d) Tsaman (harga barang)
e) Ijab qabul (pernyataan serah terima).58

Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai

dan Andria Permata Veithzal tersebut membagi rukun

Murabahah menjadi 5 yaitu penjual, pembeli, barang yang

diperjualbelikan, harga barang dan akad serah terima.

b) Syarat Murabahah

Beberapa syarat pokok Murabahah menurut Usmani antara

lain sebagai berikut :

b) Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika


penjual secara eksplisit menyatakan biaya perolehan barang
yang akan dijualnya dan menjual kepada orang lain dengan
menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.
c) Tingkat keuntungan dalam Murabahah dapat ditentukan
berdasarkan kesepakatan bersama dalam bentuk lumpsum
atau persentase tertentu dari biaya.
d) Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka
memperoleh barang, seperti biaya pengiriman, pajak dan
sebagainya dimasukkan kedalam biaya perolehan untuk
menentukan harga agregat dan margin keuntungan
didasarkan pada harga agregat ini. Akan tetapi, pengeluaran
yang timbul karena usaha, seperti gaji pengawai, sewa
tempat usaha, dan sebagainya tidak dapat dimasukkan
kedalam harga untuk suatu transaksi. Margin keuntungan

58
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, hlm. 146.
31

yang diminta itulah yang meng-cover pengeluaran-


pengeluaran tersebut.
e) Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya
perolehan barang dapat ditentukan secara pasti. Jika biaya-
biaya tidak dapat dipastikan, barang/komoditas tersebut
tidak dapat dijual dengan prinsip Murabahah.59

Adapun syarat-syarat Murabahah seperti yang telah

dijelaskan diatas terdapat beberapa macam syarat, dapat

dikatakan Murabahah apabila memenuhi syarat dan rukun

yang telah disebutkan diatas.

4) Jenis-Jenis Murabahah

Adapun bentuk-bentuk akad Murabahah antara lain sebagai

berikut: (1) Murabahah dengan pesanan, maksudnya bank syariah

baru akan melakukan transaksi jual beli Murabahah apabila ada

anggota yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru

dilakukan setelah adanya pesanan. (2) Murabahah tanpa pesanan,

yaitu bank syariah menyediakan barang.60

Dari uraian diatas dapat penulis jelaskan bahwa, jenis-jenis

akad Murabahah terdapat 2 macam yaitu: Murabahah dengan

pesanan dan Murabahah tanpa pesanan.

Adapun menurut Ascarya bentuk-bentuk akad Murabahah

antara lain sebagai berikut:

a) Murabahah sederhana
Murabahah sederhana adalah bentuk akad Murabahah
ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli dengan

59
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah., hlm. 83-84.
60
N. Oneng Nurul Bariyah, “Akad Mu’awadah dalam Konsep Fikih dan Aplikasinya di
Bank Syariah”, dalam Jurnal Al Milal Jurnal Studi Ilmu Keislaman, Volume 1, Nomor 1, Februari
2013, hlm. 13
32

harga sesuai harga perolehan ditambah marjin keuntungan yang


diinginkan.
b) Murabahah kepada pemesan
Bentuk Murabahah ini melibatkan tiga pihak, yaitu
pemesan, pembeli dan penjual. Bentuk Murabahah ini juga
melibatkan pembeli sebagai perantara karena keahliannya atau
karena kebutuhan pemesan akan pembiayaan. Bentuk
Murabahah inilah yang diterapkan perbankan syari’ah dalam
pembiayaan.61

Dari uraian diatas dapat penulis jelaskan bahwa, jenis-jenis

akad Murabahah terdapat 2 macam yaitu: Murabahah sederhana

dan Murabahah kepada pemesan.

5) Mekanisme Pembiayaan Murabahah

Dalam pembiayaan Murabahah, sekurang-kurangnya

terdapat dua pihak yang melakukan transaksi jual beli, yaitu bank

syariah sebagai penjual dan anggota sebagai pembeli barang.62

Skema Akad Murabahah 63

61
Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah., hlm. 89-90.
62
Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta:Kencana Pernada Media Group, 2011), hlm. 110
63
Ismail, Perbankan Syari’ah, hlm. 110
33

Keterangan:

a) Bank syariah dan anggota melakukan negoisasi tentang rencana

transaksi jual beli yang akan dilaksanakan. Poin negoisasi

meliputi jenis barang yang akan dibeli, kualitas barang, dan

harga jual.

b) Bank Syari’ah selanjutnya mempelajari kemampuan anggota

dalam membayar piutang Murabahah. Apabila rencana

pembelian barang disepakati oleh kedua belah pihak maka

Bank syari’ah melakukan pemesanan ke supplier.

c) Bank syariah melakukan akad jual beli dengan anggota, dimana

bank syariah sebagai penjual dan anggota sebagai pembeli.

Dalam akad jual beli ini, ditetapkan barang yang menjadi objek

jual beli yang telah dipilih oleh anggota, dan harga jual barang.

d) Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan

anggota, maka bank syariah membeli barang dari supplier atau


34

penjual. Pembelian yang dilakukan oleh bank syariah ini sesuai

dengan keinginan anggota yang telah tertuang dalam akad.

e) Supplier mengirimkan barang kepada anggota atas perintah

bank syariah.

f) Anggota menerima barang dari supplier dan menerima

dokumen kepemilikan barang tersebut.

g) Setelah menerima barang dan dokumen, maka anggota

melakukan pembayaran. Pembayaran biasanya dilakukan oleh

anggota ialah dengan cara angsuran.

4. Devinisi Operasional Variabel

Variabel adalah fokus penelitian yang nilainya bisa berubah-ubah

dari setiap objek dan digunakan untuk menjawab hal-hal yang menjadi

permasalahan dari penelitian. Adapun pada penelitian ini terdapat dua

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (X)

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya, atau timbulnya variable terikat. Variabel Bebas

merupakan Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya, atau timbulnya variable terikat. Variabel bebas pada

penelitian ini adalah:

1) Tingkat margin (X1), yaitu persentase tertentu yang ditetapkan per

tahun perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah


35

hari dalam setahun ditetapkan 360 hari. Perhitungan margin

keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.

2) Pelayanan (X2), yaitu suatu kegiatan yang ditawarkan oleh

organisasi kepada kelompok ataupun individu untuk memenuhi

kebutuhan nya dalam bentuk jasa, tidak berwujud dan tidak dapat

dimiliki.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kepuasan anggota (Y) yaitu keadaan emosional,

reaksi pasca pembelian dimana seseorang menyatakan hasil

perbandingan atas kinerja / hasil yang diterima dan yang diharapkan.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran penelitian dari awal

hingga akhir. Adapun kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
36

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

Tingkat Margin
(X1)
Kepuasan Anggota
(Y)

Pelayanan
(X2)

Keterangan:

Dalam penelitian ini ingin mengetahui pengaruh secara parsial antara

tingkat margin (X1) terhadap kepuasan anggota (Y), untuk mengetahui

pengaruh secara parsial antara pelayanan (X2) terhadap kepuasan anggota (Y),

dan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara tingkat margin (X1)

dan pelayanan (X2) terhadap kepuasan anggota (Y). Kemudian dianalisa

sehingga dapat diketahui kesimpulannya ada pengaruh atau tidak ada

pengaruh.

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Adapun kajian penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Wahyu Setiono, “Hubungan Implementasi Pelayanan Prima (Service

Excellence) Terhadap Kepuasan Anggota (Studi Kasus KC Bank DKI

Syariah Wahid Hasyim)”. Universitas Gunadarma, Depok. Implementasi

program pelayanan prima yang dilakukan oleh pihak Bank DKI Syariah,

sesuai dengan variabel–variabel pelayanan prima yang diteliti, pada


37

umumnya implementasi pelayanan prima yang dilakukan oleh pihak bank

sudah baik dilakukan dalam melayani kebutuhan anggota yang akan

bertransaksi, apabila dilihat dari segi variabel pelayanan prima yang

digunakan dalam penelitian ini.64

2. Vinny Ribka Bolang, dkk, “Peran Pelayanan Teller Dan Costumer Service

Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Bank BRI Unit Karombasan Cabang

Manado”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas

Sam Ratulangi, Manado. 2015. Kesimpulan: 1. Kualitas pelayanan yang

diberikan berada pada kategori baik dan sangat baik, namun demikian

masih terdapat beberapa kekurangan seperti adanya ketidak nyamanan

akibat perbaikan fasilitas dari kantor kas yang bertujuan untuk

meningkatkan kenyamanan konsumen. 2. Peran pelayanan Teller dan

Customer Service dengan pelayanan sesuai standart pelayanan yang ada di

bank BRI dan bergantung pada kebutuhan para anggota dengan akurasi

pekerjaan sudah ditentukan sesuai tupoksi masing-masing sehingga para

pelanggan merasa puas, nyaman, untuk melakukan transaksi.65

3. Rusny Istiqomah Sujono, Febrian Wahyu Wibowo, “Marketing Mix Dan

Tingkat Margin Dalam Pengambilan Keputusan Pembiayaan Pada

Anggota Bank Syariah”, Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari lima

variabel Marketing mix, ada beberapa variabel yang secara signifikan

mempengaruhi minat pelanggan, seperti produk, harga, promosi, dan

tingkat margin. Namun variabel tempat tidak berpengaruh signifikan


64
Wahyu Setiono, “Hubungan Implementasi Pelayanan Prima (Service Excellence)
Terhadap Kepuasan Anggota (Studi Kasus KC Bank DKI Syariah Wahid Hasyim)”. Dalam
Skripsi, Universitas Gunadarma, Depok, 2017
65
Vinny Ribka Bolang, dkk, “Peran Pelayanan Teller Dan Costumer Service Terhadap
Kepuasan Pelanggan Pada Bank BRI Unit Karombasan Cabang Manado”. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi, Manado. 2015
38

terhadap keputusan anggota. Meskipun tidak semua variabel marketing

mix secara signifikan mempengaruhi minat pelanggan, Marketing mix

tetap penting bagi bank syariah untuk menarik pelanggan.66

4. Susi Sumanti, Nety Hermawati, dan Selvia Nuriasari, “Pengaruh Margin

dan Lokasi Terhadap Keputusan Melakukan Pembiayaan Murabahah

Studi Pada BMT Baskara Asri Sejati Cabang Sekampung”, Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial margin dan lokasi tidak

berpengaruh terhadap keputusan anggota melakukan pembiayaan

Murabahah di BMT Baskara Asri Sejati Cabang Sekampung. Margin

dengan tingkat signifikasi -0,575 Sedangkan variabel lokasi -1,654. Secara

simultan margin dan lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan anggota melakukan pembiayaan Murabahah di BMT Baskara

Asri Sejati cabang Sekampung. Hal tersebut dibuktikan dengan

diperolehnya nilai signifikansi Fhitung < Ftabel yaitu 1,590 < lebih 3,14.67

Berdasarkan penelitian tersebut diatas, terdapat beberapa variabel

penelitian yang sama dengan penelitian yang akan penulis angkat, yaitu pada

aspek pelayanan dan kepuasan anggota, namun terdapat perbedaan yang

mendasar, karena pada kedua penelitian tersebut merupakan penelitian

kualitatif sedangkan pada penelitian yang akan penulis angkat yaitu

menggunakan metode penelitian kuantitatif. Selain itu kedua penelitian

tersebut hanya menggunakan dua variabel penelitian sedangkan pada

66
Rusny Istiqomah Sujono, Febrian Wahyu Wibowo, “Marketing Mix Dan Tingkat
Margin Dalam Pengambilan Keputusan Pembiayaan Pada Anggota Bank Syariah”, dalam Jurnal
EL DINAR Volume 8, No. 1, Tahun 2020
67
Susi Sumanti, Nety Hermawati, dan Selvia Nuriasari, “Pengaruh Margin dan Lokasi
Terhadap Keputusan Melakukan Pembiayaan Murabahah Studi Pada BMT Baskara Asri Sejati
Cabang Sekampung”, dalam Jurnal Riset Bisnis dan Investasi Vol. 5, No. 3, Desember 2019
39

penelitian yang akan diangkat menggunakan tiga variabel penelitian yaitu

tingkat margin, pelayanan dan kepuasan anggota.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau

terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. 68

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Ada Pengaruh Tingkat Margin (X1) Dan Pelayanan (X2) Terhadap

Kepuasan Anggota (Y) Pada Pembiayaan Murabahah di BMT Mitra

Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

Ho : Tidak ada Pengaruh Tingkat Margin (X1) Dan Pelayanan (X2)

Terhadap Kepuasan Anggota (Y) Pada Pembiayaan Murabahah di

BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah Ada Pengaruh Tingkat Margin (X1) Dan Pelayanan (X2) Terhadap

Kepuasan Anggota (Y) Pada Pembiayaan Murabahah di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung.

68
S. Nasution, Metode Research (PenelitianIlmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.
39
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi

Nabung. Waktu penelitian terhitung setelah surat penelitian dikeluarkan

sampai batas waktu yang ditentukan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dirumuskan dengan tujuan adanya arah yang jelas

dan target yang hendak dicapai dalam penelitian. Jika tujuan penelitian jelas

dan terumuskan dengan baik, maka penelitian dan pemecahan masalah akan

berjalan dengan baik pula.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono,


Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.69

Langkah paling awal dalam penelitian adalah identifikasi masalah

yang dimaksudkan sebagai penegas batas-batas permasalahan sehingga

cakupan penelitian tidak keluar dari tujuannya. Dilanjutkan dengan penguraian

latar belakang permasalahan yang dimaksudkan untuk mengantarkan dan

menjelaskan latar belakang probematika dan fenomena di lapangan. Apabila

latar belakang permasalahan telah diuraikan dengan seksama, maka pokok

69
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta. 2010), hlm. 8
41

permasalahan yang hendak diteliti dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya

dan hendak dicari jawabannya dalam penelitian.

Pada bentuk penelitian inferensial, peneliti harus merumuskan

hipotesis penelitiannya dan menentukan variabel penelitian kemudian

dilakukan operasionalisasi pada tiap variabel yang digunakan. Langkah

selanjutnya adalah memilih instrumen penelitian. Instrumen pengukur variabel

penelitian memegang peranan penting dalam usaha memperoleh informasi

yang akurat dan terpercaya. Bahkan validitas hasil penelitian sebagian besar

sangat tergantung pada kualitas instrumen pengumpulan datanya.

Langkah selanjutnya adalah penentuan teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian dan pengumpulan data penelitian dari lapangan.

Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data,

observasi maupun lewat data dokumentasi. Setelah data diperoleh maka

dilakukan pengolahan data dan analisis. Proses pengolahan data diawali dari

tabulasi data dalam suatu tabel induk, klasifikasi data, analisis-analisis

deskriptif, pengujian hipotesis dan penyimpulan hasil analisis.

Langkah terakhir dalam setiap proses penelitian adalah penulisan

laporan hasil penelitian. Penelitian yang tidak dipublikasikan atau

disebarluaskan akan kurang bermanfaat dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan tidak memiliki nilai praktis yang tinggi. Oleh karena itu

menjadi kewajiban bagi peneliti untuk menyelesaikan rangkaian penelitian

menjadi suatu bentuk laporan ilmiah tertulis dan dapat

dipertanggungjawabkan.
42

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi.70 Adapun populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota pembiayaan Murabahah di BMT

Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung yang berjumlah 203 anggota.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Menurut Suharsimi menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti.71 Sampel merupakan sebagian individu

dalam sesuatu populasi yang dapat mewakili populasi tersebut dalam suatu

penelitian yang diambil dengan menggunakan cara tertentu. Pengambilan

sampel harus diambil dengan menggunakan cara tertentu. Pengambilan

sampel harus sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang

benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh.

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa "untuk sekedar ancer-

ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih".72

Berdasarkan keterangan tersebut dikarenakan jumlah populasi

melebihi dari 100 yaitu 203 anggota, maka peneliti mengambil 10% dari

total poluasi, maka sampel penelitian ini berjumlah 20 responden.

70
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 130
71
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131
72
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 134
43

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting

demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Observasi

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Observasi

(pengamatan) di artikan sebagai “alat pengumpulan data yang dilakukan

cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

diselidiki."73 Berdasarkan keterangan tersebut, metode observasi

digunakan untuk mengamati tentang pelayanan yang dilakukan oleh

karyawan BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

memberi pertanyaan lisan / penyataan tertulis kepada responden.74 Dalam

penelitian ini peneliti membagikan kuisioner atau angket kepada

responden yaitu anggota pembiayaan Murabahah di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung. Skala yang digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti adalah skala Likert. skala likert digunakan untuk

mengukur pendapat, sikap,dan persepsi seseorang atau kelompok orang

terhadap fenomena.75

73
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian., (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hlm. 70
74
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.142
75
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 93
44

Data akan diolah menggunakan skala Likert dengan nilai skala 1-5

dan dijelaskan penetapan nilai dalam skala likert sebagai berikut : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N) Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS). Sehingga peneliti memberikan beberapa butir pernyataan atau

petanyaan dengan 5 alternatif jawaban dengan skor yang berbeda pada

setiap jawaban yang diberikan pada responden. Dimana nilai yang

digunakan peneliti sebagai berikut:

Tabel 3.1
Skor Kuisioner

Deskripsi Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Kemudian hasilnya dibandingkan dengan besarnya kriteria korelasi

sebagai berikut :

Tabel 3.2
Kriteria Korelasi76

Kriteria Kategori
0,800-1,000 Sangat Kuat
0,600-0,799 Kuat
0,400-0,599 Cukup
0,200-0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat Rendah

Pada kriteria korelasi diatas dijelaskan bahwa jika korelasi sebesar

0,000-0,199 maka korelasi dinyatakan sangat rendah, korelasi sebesar

0,200-0,399 korelasi dinyatakan Rendah, korelasi sebesar 0,400-0,599

76
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D , hlm.184
45

dinyatakan Cukup, korelasi sebesar 0,600-0,799 dinyatakan tinggi dan

koerelasi sebesar 0,800-1,000 dinyatakan sangat tinggi.

3. Dokumentasi

Menurut Sukardi, dengan menggunakan metode dokumentasi

“peneliti dapat memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber

tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana

responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya."77

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah

mengumpulkan dokumen-dokumen berupa profil dan data anggota BMT

Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung.

E. Pemantapan Alat Ukur Data

1. Uji Validitas

Dalam pengujiannya validitas dibagi menjadi dua macam, yaitu

validitas eksternal dan validitas internal.78 Validitas eksternal yaitu

instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen

tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel

penelitian yang dimaksud.79

Pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas untuk menguji

daya pembeda secara signifikan menggunakan rumus Product moment

Dengan  ; n-2, n = jumlah populasi. Untuk menguji validitas setiap


instumen dilakukan pengambilan responden sebesar 20. Sedangkan n-2

77
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,(Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), hlm. 81
78
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., hlm. 169
79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., hlm. 169
46

(20-2 = 18) untuk melihat nilai signifikan r tabel pada taraf nyata 5%.

Dimana suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila koesien

korelasi r hitung > r tabel, dan jika r hitung < tabel maka instrumen

penelitian tidak valid. Sedangkan untuk mencari r hitung menggunakan

rumus Product momentsebagai berikut:

n  XY  ( X )( Y )
rxy 
{n X 2  ( X ) 2 }{n Y 2  ( Y ) 2 }

Keterangan :

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment


n = Number of Cases
nΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX = Jumlah seluruh skor X
ΣY = Jumlah seluruh skor Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat masing-masing X
ΣY2 = Jumlah kuadrat masing-masing Y.80

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi sebesar 5% dan nilai r

tabel sebesar 0,443 apabila responden sebanyak 18 orang. Suatu

instrument baru dapat dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi

(r) lebih besar atau sama dengan 0,443.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas yaitu suatu instrumen atau alat ukur yang sudah cukup

baik untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data bahwa instrumen

tersebut sudah baik.81

80
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian., hlm. 170
81
Suhaimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hlm. 178
47

Adapun dalam penelitian ini mengukur atau menguji reliabilitas

secara manual dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.

r11  (
k
)(1 
 2
b
)
k 1  t
2

Keterangan :

r11 = reliabilitas yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan

 2
b
= jumlah varians skor tiap-tiap item

 t2 = varians total.

Dalam memberikan interpretasi harga koefisien reliabilitas

instrumen, umumnya menggunakan patokan sebagai berikut:

a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti

tingkat margin, pelayanan dan kepuasan anggota yang sedang diuji

reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi

(reliable).

b. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tingkat margin,

pelayanan dan kepuasan anggota yang sedang diuji reliabilitasnya

dinyatakan belum memiliki relibilitas yang tinggi (un-reliable).

F. Teknik Analisa Data

Langkah selanjutnya adalah menganalisa data dengan menguji dan

mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat margin dan pelayanan terhadap

kepuasan anggota pada pembiayaan Murabahah di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung.


48

Pada tahap analisis ini, yaitu analisis untuk menguji hipotesis yang

diajukan menggunakan rumus statistik. Adapun uji analisis data dalam

penelitain ini sebagai berikut:

1. Regresi Linier Berganda

Berikut adalah persamaan untuk regresi linier berganda:82

Ý = α + β1 X1 + β2 X2

Dimana:

Ý = Kepuasan Anggota

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

XI = Tingkat Margin

X2 = Pelayanan

2. Uji t

Uji statistik t disebut juga uji signifikasi individual. Uji ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

Ho : 𝑏1 = 0 artinya tingkat margin tidak berpengaruh terhadap kepuasan

anggota

Ha : 𝑏1 ≠ 0 artinya tingkat margin berpengaruh terhadap kepuasan

anggota

Ho : 𝑏2 = 0 artinya pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kepuasan anggota

82
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. (Bandung:
PT Refika Aditama. 2012)., hlm.139
49

Ha : 𝑏2 ≠ 0 artinya pelayanan secara parsial berpengaruh kepuasan

anggota

Pengujian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh secara

parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan

membandingkan ttabel dan thitung. Masing-masing t hasil perhitungan ini

kemudian dibandingkan dengan ttabel yang diperoleh dengan

menggunakan taraf nyata 0,05.

Berikut ini rumus untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi

yang diperoleh adalah sebagai berikut :

r n2
t
1 r2

Dimana :

t = Tingkat signifikan (thitung) yang selanjutnya dibandingkan dengan

ttabel

r = Koefisien korelasi

n = Banyaknya sampel.83

Distribusi t ini ditentukan oleh derajat kesalahan dk = n-1 . Kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. H0 ditolak jika α < 0,05 dan thitung > ttabel

b. H0 diterima jika α > 0,05 dan thitung < ttabel

3. Uji F

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independen

secara bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan

83
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 295
50

terhadap variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Ho : 𝑏1, 𝑏2 = 0 artinya secara bersama-sama (serentak) tingkat

margin dan pelayanan tidak terdapat pengaruh terhadap

kepuasan anggota.

Ha : 𝑏1, 𝑏2 ≠ 0 artinya secara bersama-sama (serentak) tingkat

margin dan pelayanan terdapat pengaruh terhadap

kepuasan anggota.

Terhadap rumusan hipotesis tersebut, selanjutnya dilakukan

pengujian hipotesis, yaitu tentang diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.

Untuk melakukan pengujian digunakan statistik uji-F dengan taraf

signifikan sebesar 5 %. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

R2 / K
Fh 
1  R 2  /  n  k  1
Dimana :

𝐹ℎ = 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang akan dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

R = Koefisien korelasi ganda

K = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel.84

Selanjutnya nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada α =

5%, 𝑑𝑓1 = 𝑘1, 𝑑𝑓2 = n- (k+1), dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑂 ditolak (ada pengaruh signifikan).

b. Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑂 diterima (tidak ada pengaruh).

84
Ayu Safitri, dkk, “Hubungan Minat Baca Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar
Ips Terpadu Siswa Kelas VII MTsN Kutabaro”, dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Februari 2017, hlm. 55
51

4. Uji R2

Untuk mengetahui berapa persen pengaruh/kontribusi variabel X

terhadap variabel Y digunakan rumus Koefisien Determinasi (KD) sebagai

berikut :

Kd  rxy 2 x100%

Keterangan :

Kd = Koefisien determinasi (Nilai Informasi Pelpaoran Keuangan)

𝑟𝑦𝑥 = Koefisien korelasi ganda.85

85
Tia Setiani, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Permintaan Kredit Modal
Kerja (KMK) Pada Bank Umum Di Indonesia Periode Tahun 2006-2016”, dalam Jurnal
Akuntansi, Vol. 10, No. 2, 2018, hlm. 104
52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syari’ah Mitra Sejahtera

Mandiri berdiri atas hasil pemikiran beberapa tokoh masyarakat didesa

Bumi Nabung Ilir yang ingin mengiatkan kegiatan ekonomi rakyat yang

mayoritan pekerjaan dari masyarakat khusunya Kampung Bumi Nabung

Ilir dan umumnya Kecamatan Bumi Nabung adalah pedagang dan petani,

maka dibentuklah usaha bersama yang bersifat permanen dan mengikat.

sejarah singkat berdirinya BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung di

awali dari 3 kali pertemuan atau rapat kecil oleh para penggagas berdirinya

BMT di kediaman Bapak Sudarmaji, Bapak Sugito, dan Bapak Hari Murti,

untuk pertemun yang pertama menghasilkan keputusan terbentuknya

Pengurus dan Dewan Pengawas dengan keanggotaan sementara berjumlah

17 orang, dilanjutkan dengan rapat kedua di kediaman Bapak Sugito pada

Tanggal 27 Mei 2011 yang menghasilkan keputusan nama BMT yaitu

Mitra Sejahtera Mandiri dengan jumlah anggota 35 orang dan sebagai

dasar pengajuan untuk dibuatkan akta pendirian atau badan hukum

operasional. Sedangkan pada pertemuan ketiga menghasil keputusan

tentang kapan dimulainya operasional kantor yang diputuskan tanggal 01

Agustus 2011 dengan jumlah anggota 47 orang. Permodalan yang


53

dihimpun dari anggota berupa simpanan pokok dan simpanan wajib serta

Simpanan Pokok Khusus. KSPPS BMT Mitra Sejahtera Mandiri

berkedudukan kurang lebih 100 m dari pasar Bumi Nabung.

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Maal Wat

Tamwil Mitra Sejahtera Mandiri Lampung (KSPPS BMT MSML)

didirikan enam tahun lalu, tepatnya pada tanggal 06 Mei 2011 dengan

nama Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah BMT Mitra Sejahtera

Mandiri. Sebagai lembaga yang patuh terhadap ketentuan hukum yang

berlaku kini KSPPS BMT Mitra Sejahtera Mandiri telah bertransformasi

mengikuti regulasi terbaru, sebagaimana amanah Peraturan Menteri

Koperasi dan UKM RI Nomor 10 Tahun 2015. Transformasi besar hasil

rapat perubahan anggaran dasar tersebut diantaranya terdiri dari; nama,

dan adanya penambahan dewan pengawas syariah.Nama Mitra Sejahtera

Mandiri berubah menjadi Mitra Sejahtera Mandiri Lampung (MSML),

dari Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) menjadi Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), dan adanya penambahan

struktur lembaga berupa Dewan Pengawas Syariah (DPS).86

2. Visi, Misi dan Motto BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

a. Visi

Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, seha dan kuat, yang kualitas

ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu

berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan

anggota pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.

86
Dokumentasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
54

b. Misi

Mewujudkan gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas kegiatan

ekonomi rill menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju

serta gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang

adil berkemakmuran berkemajuan yang berkeadilan berlandaskan

syari’ah dan Ridha Allah SWT.

c. Motto

Meningkatkan Kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota

pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. “Bangkit Bersama

Menuju Sejahtera”. 87

3. Tugas-Tugas Karyawan BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

Mengenai keadaan personil ini di BMT Mitra Sejahtera Mandiri

untuk karyawan terdiri dari kepala cabang, Tellar, CS, Marketing dan AO

untuk keterkaitan perpesonil tugas karyawan di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung ini sudah lengkap namun untuk pembagian

tugasnya dapat dikatakan masih kurang karna keminimuman karyawan

seperti contohnya untuk petugas Teller dan CS masih dilakukan oleh satu

karyawan namun meskipun seperti itu keterbatasan ini tidak membuat

lengah petugas akan masing-masing tugas yang dilakukan. Adapun

deskripsi tugas masing-masing karyawan :

a. Kepala Cabang

87
Dokumentasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
55

Tugas-tugas seorang kepala cabang di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung yaitu sebagai berikut:

1) Tersusunnya sasaran, rencana jangka pendek, rencana jangka

panjang, serta proyeksi keuangan dan non keuangan.

2) Tercapainya target yang telah ditetapkan keseluruhan

3) Terselenggarakannya prestasi kerja karyawan

4) Tercapainya lingkup kerja yang nyaman untuk semua pekerja yang

berorientasi pada pencapaian targer.

5) Terjalinnya kerjasama dengan pihak lain dalam rangka memenuhi

kebutuhan lembaga.

6) Terjaganya dana-dana masyarakat yang dihimpun dan pembiayaan

yang di berikan serta seluruh asset BMT Mitra Sejahtera Mandiri.

b. Teller

Teller merupakan petugas BMT yang pekerjaan sehari-harinya

yang berhubungan langsung dengan nasabah dan masyarakat secara

internal atau ketika berada dalam kantor.

Tugas seorang Teller di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi

Nabung yaitu:

1) Terselesaikannya laporan kas harian

a) Menerima dan mengeluarkan transaksi tunai sesuai dengan

batas wewenang

b) Melakukan pengesahan pada bukti transaksi baik paraf

maupun validasi.
56

c) Menyusun bukti-bukti transaksi keluar dan masuk dan

memberikan nomor bukti.

d) Membuat rekapitulasi transaksi masuk dan keluar dan meminta

validasi dari pihak yang berwenang.

e) Melakukan cross check anntara rekapitulasi kas dengan mutasi

dan neraca.

2) Terjaganya keamanan kas

a) Melakukan perhitungan kas pada pagi dan sore hari saat akan

dimulainya hari kerja dan akhirnya hari kerja yang harus

disaksikan oleh petugas yang berwenang.

b) Maneliti setiap ruang masuk akan keaslian uang agar terhindar

dari uang palsu.

c) Menjaga ruang dari pihak yang tidak berkepentingan

d) Mengarsipkan laporan mutasi vault pada tempat yang aman

e) Melakukan cross check antara vault dengan neraca dan

rekapitulasi kas.

3) Tersedianya laporan cashflow pada akhir bulan untuk keperluan

evaluasi

a) Membuat laporan kas masuk dan keluar pada setiap akhir

bulan untuk setiap akun-akun yang penting.

b) Meminta pengesahan laporan cashflow dari yang berwenang

sebagai laporan yang sah.

c. Customer Service (CS)


57

Customer service adalah setiap kegiatan yang diperuntukan atau

ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah melalui

pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah.

Tugas-tugas CS di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

yaitu:

1) Pelayanan terhadap pembukaan dan penutupan rekening tabungan

dan deposito serta mutasinya.

a) Menerima mitra dan memberikan penjelasan mengenai produk

dan deposito yang ada di BMT Mitra Sejahtera Mandiri.

b) Membuat buku dan memberikan nomor rekening kepada mitra

yang baru.

c) Membuatkan warkat deposito dan memberikan nomor deposito.

d) Melakukan/membuat registrasi tabungan dan deposito baik

dikomputer maupun dibuku regisrasi.

e) Melakukan pemindahbukuan tabungan/deposito apabila

diperlukan atas persetujuan yang berwenang.

2) Pengarsipan tabungan dan deposito

a) Melakukan pengarsipan untuk permohonan tabungan dan

deposito pada binder khusus sesuai tanggal.

b) Melakukan pengarsipan untuk kartu tabungan sesuai dengan

nomor rekening.

c) Melakukan pengarsipan atas warkat deposito sesuai dengan

nomor rekening.
58

d) Melakukan pengarsipan untuk berkas bagi hasil sesuai dengan

bulan.

3) Perhitungan bagi hasil dan pembukuannya

a) Melakukan perhitungan bagi hasil harian atau akhir bulan

(tanpa software).

b) Melakukan pendistribusian bagi hasil (khusus untuk yang tanpa

software).

c) Pelaporan tentang perkembangan dana masyarakat.

d) Menerbitkan laporan deposito yang akan jatuh tempo.

e) Menerbitkan laporan perkembangan/pertumbuhan penabung/

deposan serta dana yang dihimpun.

f) Menenrbitkan laporan perbandingan rencana dan realisasi

target capaian funding.

d. Account Officer ( AO )

Account officer adalah aparat manajemen/petugas bank atau BMT

yang ditugaskan untuk memantu direksi dalam menangani tugas-tugas

khususnya yang menyangkut bidang marketing dan pembiayaan.

Tugas-tugas seorang AO pada BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Bumi Nabung yaitu:

1) Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses sesuai

dengan proses sebenarnya.


59

2) Melayani pengajuan pembiayaan dan memberikan penjelasan

mengenai produk pembiayaan.

3) Melakukan pengumpulan informasi mengenai calon mitra melalui

kegiatan wawancara dan on the spot (kunjungan lapangan).

4) Mengupayakan kelengkapan syarat.

5) Memastikan analisi pembiayaan yang telah dilakukan dengan tepat

dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan

dalam rapat komite.

6) Membuat analisis pembiayaan secar tertulis dari hasil wawancara

dan kunjungan lapangan.

7) Memberikan penjelasan secar jelas dan lengkap atas pertanyaan

dan saran peserta komite.

8) Terselesaikannya pembiayaan bermasalah.

9) Melakukan analisis bersama Kabag. Marketing atas pembiayaan-

pembiayaan bermasalah.

10) Membantu menyelesaikan pembiayaan bermasalah.

11) Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya

pengembangan pasar.

12) Memberikan masukan untuk pengembangan pasar dan memberikan

gambaran mengenai potensi pasar yang ada.

13) Menghimpun data-data yang relevan dengan kebutuhan untuk

pengembangan pasar.
60

14) Melakukan langkah-langkah secara terencana dan terkoordinasi

dengan Kabag. Marketing dan bagian marketing lainnya dalam

kaitannya dengan pengembangan pasar.

15) Melakukan monitoring atas ketepatan alokasi dana serta ketepatan

angsuran pembiayaan mitra.

16) Melakukan monitoring pasca dropiping untuk melihat ketepatan

alokasi dana.

17) Melakukan monitoring angsuran mitra.

18) Melakukan peringatan baik secara lisan maupun secara tertulis atas

keterlambatan angsuran mitra.

Untuk tugas marketing di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Lampung

Bumi Nabung sudah tidak jadi satu dengan kantor pusat untuk kinerja

marketing/AO itu sendiri yaitu turun ke masyarakat seperti di ruang

lingkup pasar, yaitu pasar tradisional bumiharjo, dan ruang lingkup

masyarakat perumahan atau usaha yaitu seperti warung, usaha ayam, usaha

ikan dan pertokoan. 88

4. Produk-Produk BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

Berikut ini adalah Produk-Produk BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Bumi Nabung, yaitu:

a. Produk Simpanan

Untuk memperoleh layanan simpanan harus menjadi anggota/

mitra, dengan syarat : 1) foto copy KTP, 2) mengisi formulir anggota,

dan 3) membayar iuaran pokok anggota sebesar Rp. 15.000,-

88
Dokumentasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
61

Jenis insentif atau metode pembagian hasil atau fee pada

simpanan dilakukan pada setiap akhir bulan dan untuk jumlah porposi

atau nominal disesuaikan dengan pendapatan dan lamanya dana

tersimpan di BMT.

1) SIRELA (Simpanan sukarela)

Produk SIRELA yaitu berfungsi menghimpun dana dari

nasabah yang kelebihan dana, untuk penyetoran dapat dilakukan

kapan saja dan dapat di tarik pada waktu kapan saja sesuai

kebutuhan nasabah. Simpanan ini sangat cocok untuk semua

kalangan khususnya bagi pedagang pasar, warung, toko, pemilik

usaha dan lain lain.

Ketentuan Umum Produk SIRELA

Setoran Awal Rp. 15.000


Setoran Minimal Rp. 5.000
Saldo Minimal Rp. 5.000
Nisbah Nasabah 30% : kantor 70%

2) SIDIK (Simpanan pendidikan)

Produk ini yaitu berfungsi menghimpun dana dari lembaga atau

sekolah yang ingin menyimpan dana di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Lampung untuk penyetoran bisa dilakukan kapan saja, dan

untuk pengambilan dapat dilakukan pada setiap waktu semesteran

atau dua kali dalam satu tahun.

Ketentuan Umum Produk SIDIK

Setoran Awal Rp. 15.000


Setoran Minimal Rp. 5.000
Saldo Minimal Rp. 5.000
Nisbah Nasabah 30% : Bank 70%
62

3) Simpanan Qurban

Produk ini yaitu jenis simpanan yang disediakan untuk

nasabah yang akan menyisihkan/menabungkan uangnya untuk

membeli hewan Qurban yang akan disembelih pada Hari Raya

Idhul Adha. Simpanan ini hanya akan boleh diambil pada saat

pembelian hewan qurban. Produk ini cocok untuk semua kalangan

umat Islam yang memiliki kemauan untuk berqurban.

Ketentuan Umum Produk SIMPANAN QURBAN

Setoran Awal Rp. 15.000


Setoran Minimal Rp. 5.000
Saldo Minimal Rp. 5.000

4) SIHARA (simpanan hari raya)

Produk ini yaitu untuk nasabah yang akan menabungkan

uangnya untuk simpanan menjelang Hari Raya Idul Fitri, simpanan

atas nama perorangan (lembaga), setoran awal pada simpanan ini

yaitu minimal Rp. 15.000 dan selanjutnya minimal Rp. 5.000.

untuk simpanan ini bagi hasil berupa satu paket hari raya yang di

hitung sesuai dengan ketentuan BMT yang biasanya saldo rata-rata

yang mendapatkan satu paket hari raya minimal Rp. 1.000.000, dan

di berikan pada saat pertengahan bulan puasa. Untuk saldo minimal

yang harus disisakan sebagai adminstrasi yaitu Rp. 5.000.

Ketentuan Umum Produk SIHARA

Setoran Awal Rp. 15.000


Setoran Minimal Rp. 5.000
Saldo Minimal Rp. 5.000
Nisbah 1 Paket hari raya per Rp1.500.000
5) SIJAKA (simpanan berjangka)
63

Ketentuan Umum Produk SIJAKA Simpanan yang di

tujukan untuk anggota, yang ingin menginvestasikan dananya

untuk kemajuan perekonomian umat melalui sistem bagi hasil yang

dikelola secara syari’ah.

Setoran Awal Rp. 200.000


Setoran Minimal Rp. 200.000
Saldo Minimal Rp. -,
Nisbah  3 Bulan nasabah 30% : kantor 70%
 6 Bulan nasabah 40% : kantor 60%
 12 Bulan nasabah 60% : kantor 40%

BMT Mitra Sejahtera Mandiri hanya menyediakan atau

membantu memanajemenkan simpanan keuangan nasabah dalam

rangka ibadah haji dan tidak untuk talangan haji atau umroh. 89

b. Produk Jasa

1) Transfer online

Yaitu untuk melayani jasa atau membantu nasabah untuk

transfer untuk ruang lingkup semua lembaga keuangan.

2) Yaitu untuk melayani jasa atau membantu nasabah untuk membayar

kredit kendaran dll.

3) Bayar BPJS

4) Bayar listrik. 90

c. Produk-produk Pembiayaan

Setiap pembiayaan yang diberikan BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Lampung kepada nasabah atau peminjam akan diberikan akad sesuai


89
Dokumentasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
90
Dokumentasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
64

dengan kegunaan dana tersebut, sedangkan untuk rencana

pengembalian menggunakan metode yang sama yaitu dengan rumus :

Jumlah Plafond + Bagi Hasil


Jangka Waktu Pelunasan

Metode Rencana Pengembalian:

Waktu Maksimal Jumlah Bagi Per Plafond


Waktu Hasil
Bulan 36 Bulan Rp. 15.000,- Rp. 1.000.000,00,-
Minggu 25 Minggu Rp. 5.000,- Rp. 1.000.000,00,-
Jatuh Tempo 6 Bulan Rp. 30.000,- Rp. 1.000.000,00,-

1) Murabahah (Jual Beli)

Murabahah adalah akad jual beli barang antara dua pihak

atau lebih pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang

disepakati. Dalam akad murabahah penjual harus memberitahu

harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan

sebagai tambahannya.

Dalam praktiknya di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Lampung

akad murabahah sendiri telah digunakan namun dengan cara yang

sedikit berbeda yaitu pihak BMT memberikan dana kepada pihak

kedua sesuai dengan yang dibutuhkan dan dalam hali ini pihak

kedua dibebaskan untuk membeli sendiri barang yang akan di

belinya dalam hal ini BMT hanya akan memberikan dana sesuai

dengan porsi yang di butuhkan oleh pihak kedua atau nasabah.

Misalnya untuk pembelian sepeda motor, membeli alat elektronik,

membeli pupuk, dan untuk pembelian-pembelian lainnya.

2) Musyarakah (Kerjasama Usaha)


65

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan

kesepakatan.

Dalam praktinya di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Lampung

akad musyarakah belum digunakan, penulis menganalisis akad

musyarakah di BMT Mitra Sejahtera Mandiri Lampung adalah akad

yang digunakan untuk pihak kedua atau nasabah untuk mengelola

kontribusidana yang diberikan oleh BMT untuk suatu usaha namun

dalam hal ini dana digunakan bagi nasabah yang sudah memiliki

usaha atau sudah berjalan. Misalnya untuk penambahan modal

usaha dan dagang warung sembako, toko dan lain sebagainya. 91

5. Struktur Organisasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

Berikut ini adalah Struktur Organisasi BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Bumi Nabung, yaitu:

Gambar 4.1
Struktur Organisasi BMT Mitra Sejahtera Bumi Nabung

Kepala Cabang
M. Zumarulhaq, S.Pd

Teller Marketing Funding Pembiayaan


Deti Nur Aisyah 3. Beti Purnama Sari 1. Eko Prasetio
4. Anik Budiani 2. M. Triono
5. Rahmat Ariyanto
91
Dokumentasi BMT Mitra6.
Sejahtera
Rika Mandiri Bumi Nabung, 27 Maret 2021
amaliantari
66

B. Hasil Pemantapan Alat Pengukuran Data

1. Validitas

Uji validitas merupakan analisis untuk mengukur valid atau tidaknya

butir-butir kuisioner menggunakan metode Pearson’s Product Moment

Correlation. Suatu data dapat dikatakan valid ketika r hitung > rtabel. Jumlah

responden dalam penelitian ini adalah 20 responden. Dari jumlah

responden tersebut, dapat diketahui besarnya rtabel adalah 0,443 (df = n-2 =

20-2 = 18) dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Jadi, data dikatakan valid

ketika nilai rhitung pada Corrected Item-Total Correlation > 0,443.

Pengambilan keputusan uji validitas yaitu:

Hasil rhitung > rtabel (0,443) = valid

Hasil rhitung < rtabel (0,443) = tidak valid

Berikut hasil uji validitas dari masing-masing variabel:

Tabel 4.1
Keputusan Uji Validitas

Butir
Variabel Correlation rtabel Keterangan
Pernyataan
Tingkat Margin Indikator X1.1 0,677 0,443 Valid
Indikator X1.2 0,783 0,443 Valid
(X1)
Indikator X1.3 0,690 0,443 Valid
Indikator X1.4 0,687 0,443 Valid
Indikator X1.5 0,772 0,443 Valid
Indikator X1.6 0,685 0,443 Valid
67

Indikator X1.7 0,621 0,443 Valid


Indikator X1.8 0,490 0,443 Valid
Indikator X1.9 0,173 0,443 Tidak Valid
Indikator X1.10 0,453 0,443 Valid
Indikator X2.1 0,712 0,443 Valid
Indikator X2.2 0,785 0,443 Valid
Indikator X2.3 0,716 0,443 Valid
Indikator X2.4 0,779 0,443 Valid
Indikator X2.5 0,697 0,443 Valid
Pelayanan (X2)
Indikator X2.6 0,579 0,443 Valid
Indikator X2.7 0,699 0,443 Valid
Indikator X2.8 0,608 0,443 Valid
Indikator X2.9 0,215 0,443 Tidak Valid
Indikator X2.10 0,548 0,443 Valid
Indikator Y.1 0,630 0,443 Valid
Indikator Y.2 0,542 0,443 Valid
Indikator Y.3 0,812 0,443 Valid
Indikator Y.4 0,718 0,443 Valid
Kepuasan Indikator Y.5 0,702 0,443 Valid
Indikator Y.6 0,772 0,443 Valid
Nasabah (Y)
Indikator Y.7 0,473 0,443 Valid
Indikator Y.8 0,639 0,443 Valid
Indikator Y.9 0,428 0,443 Tidak Valid
Indikator Y.10 0,490 0,443 Valid

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat satu item

pernyataan dari setiap instrument tingkat margin (X1), pelayanan (X2), dan

kepuasan (Y) yang tidak valid. Adapun dari 30 soal dari seluruh instrumen

terdapat 27 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid. Hal tersebut dapat

diketahui berdasarkan nilai rhitung pada Correlation lebih besar dari rtabel

yaitu 0,443. Oleh sebab itu ketiga soal tersebut tidak akan peneliti gunakan

dalam melakukan penelitian.

2. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dipergunakan untuk mendapatkan data sesuai

dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji


68

reliabilitas dengan menggunakan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai

dengan 1.

Jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan reng yang

sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Nilai alpha Cronbach 0.00 s.d 0.20, berarti kurang reliable.

b. Nilai Cronbach 0.21 s.d 0.40, berarti agak reliable.

c. Nilai Cronbach 0.41 s.d 0.60, berarti cukup reliable.

d. Nilai Cronbach 0.61 s.d 0.80, berarti reliable.

e. Nilai Cronbach 0.81 s.d 1.00, berarti sangat reliable

Berikut hasil dari pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2
Keputusan Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Keterangan


Alpha
Tingkat Margin 0,793 Reliable
(X1)
Pelayanan 0,841 Sangat Reliable
(X2)
Kepuasan Nasabah 0,828 Sangat Reliable
(Y)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata tiap

variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha yang lebih besar daripada 0,600.

hal ini menunjukkan bahwa instrumen dinyatakan Reliable. Dengan

demikian, instrumen penelitian tersebut memiliki hasil pengukuran yang

konsisten.

C. Hasil Penelitian
69

1. Uji Regresi Linier Berganda

Regresi berganda seringkali digunakan untuk mengatasi

permasalahan analisis regresi yang mengakibatkan hubungan dari dua atau

lebih variabel bebas. Hasil dari pengujian Regresi Linier Berganda adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.920 3.622 1.358 .192

Tingkat_Margin .495 .198 .549 2.507 .023

Pelayanan .345 .201 .375 1.716 .104

a. Dependent Variable: Kepuasan_Nasabah

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat

heteroskedastisitas jika: (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak

berpola; (2) titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar

angka 0; (3) titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah

saja. Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat diamati pada gambar

Scatterplot berikut:
70

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan pola gambar Scatterplot di atas terlihat titik-titik

menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas,

serta tersebar baik di atas maupun bawah angka 0 pada Sumbu Y. Hal ini

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model

ini layak untuk dipakai.

Berdasarkan hasil uji di atas, maka dapat dikembangkan sebuah

model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + b4X4

Y = 4,920 + 0,495X1 + 0,345X2

Atau Y = 4,920 + 0,495 (Tingkat Margin) + 0,345 (Pelayanan)

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 4,920 satuan menyatakan bahwa jika variabel

Tingkat Margin (X1) dan Pelayanan (X2) dalam keadaan konstan

(tetap) maka kepuasan nasabah sebesar 4,920 satuan.

b. Koefisien regresi X1 (Tingkat Margin) 0,495 satuan menyatakan


71

bahwa setiap penambahan (karena tanda positif) 1 satuan pada variabel

tingkat margin, akan meningkatkan nilai kepuasan nasabah sebesar

0,495 satuan dan sebaliknya, jika variabel tingkat margin mengalami

penurunan 1 satuan, maka kepuasan nasabah juga mengalami

penurunan sebesar 0,495 satuan. Dengan asumsi variabel independen

nilai lainnya tetap.

c. Koefisien regresi X2 (Pelayanan) sebesar 0,345 satuan menyatakan

bahwa setiap penambahan (karena tanda positif) 1 satuan pada variabel

pelayanan akan meningkatkan nilai kepuasan nasabah sebesar 0,345

satuan. Dan sebaliknya, jika variabel (pelayanan) mengalami

penurunan 1 satuan, maka kepuasan nasabah juga mengalami

penurunan sebesar 0,345 satuan. Dengan asumsi variabel independen

nilai lainnya tetap.

d. Tanda (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan tanda

(-) menunjukkan arah yang berbanding terbalik antara variabel

independen (X) dengan variabel dependen (Y)

2. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing

variabel. Berikut adalah hasil dari uji t berdasarkan pengujian

menggunakan software SPSS versi 16:


72

Tabel 4.4
Hasil Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.920 3.622 1.358 .192

Tingkat_Margin .495 .198 .549 2.507 .023

Pelayanan .345 .201 .375 1.716 .104

a. Dependent Variable: Kepuasan_Nasabah

Langkah-langkah pengujian Uji t sebagai berikut:

1) Variabel Tingkat Margin (X1)

Berdasarkan hasil uji t di atas diperoleh nilai ttabel variabel

tingkat margin sebesar 2,093 (diperoleh dengan cara mencari nilai

df = n – 1 = 20 – 1 = 19, dan nilai α = 5% dibagi menjadi

dua yaitu 5% / 2 =0,025) dan nilai thitung sebesar 2,093. Karena

nilai thitung > ttabel yaitu 2,507 > 2,093. Maka dapat disimpulkan

bahwa tingkat margin secara parsial berpengaruh terhadap

kepuasan nasabah. Serta berdasarkan signifikasi t sebesar 0,023

yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05. Maka 0,023 < 0,05,

dengan demikian berarti bahwa tingkat margin berpengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan nasabah.

2) Variabel Pelayanan (X2)

Berdasarkan hasil uji t di atas diperoleh nilai ttabel variabel

pelayanan sebesar 2,093 (diperoleh dengan cara mencari nilai

df=n-1= 20–1=19, dan nilai α=5% dibagi menjadi dua yaitu 5%/2
73

=0,025) dan nilai thitung sebesar 1,716. Karena nilai thitung < ttabel yaitu

1,716 > 2,093. Maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan secara

parsial tidak berpengaruh terhadap kepuasan nasabah. Serta

berdasarkan signifikasi t sebesar 0,104 > nilai α sebesar 0,05. Maka

0,104 > 0,05, dengan demikian berarti bahwa pelayanan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Berikut

adalah hasil dari pengujian uji F:

Tabel 4.5
Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 270.828 2 135.414 33.868 .000a

Residual 67.972 17 3.998

Total 338.800 19

a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Tingkat_Margin

b. Dependent Variable: Kepuasan_Nasabah

Berdasarkan tabel di atas, didapat nilai Fhitung sebesar 33,868 dan

Ftabel sebesar 4,32, (V1 = k = 3, V2 = n-k-1 =20-3-1= 16), maka F hitung >

Ftabel yaitu 33,868 > 4,49. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel

independen yaitu tingkat margin dan pelayanan berpengaruh signifikan

secara simultan (bersama-sama) terhadap kepuasan nasabah. Serta

berdasarkan signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α 0,05,

maka 0,000<0,05 yang berarti bahwa tingkat margin dan pelayanan


74

berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap

kepuasan nasabah.

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R Squere)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel kepuasan nasabah. Nilai

koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai R2 yang mendekati satu

berarti variabel independent penelitian memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

kepuasan nasabah.

Tabel 4.6
Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .894a .799 .776 2.000

a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Tingkat_Margin

b. Dependent Variable: Kepuasan_Nasabah

Dalam tabel di atas angka R Square atau koefisien determinasi

adalah 0,799. Nilai R Square berkisar antara 0–1. Untuk regresi linier

berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan

atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah

variabel independen yang digunakan.

Angka Adjusted R Square adalah 0,799 artinya 79,9% variabel

terikat kepuasan nasabah dijelaskan oleh variabel tingkat margin dan


75

pelayanan, sedangkan sisanya 20,1% (100%-79,9%) dijelaskan oleh

variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian setelah diketahui besaran prosentase pengaruh antara

variabel tingkat margin dan pelayanan terhadap kepuasan nasabah

maka dalam penelitian ini, peneliti juga akan membahas tentang

besaran prosentase masing-masing variabel X1 dan X2 terhadap

variabel Y. Untuk langkah awal perlu diketahui korelasi antara

variabel X1 dan X2 terhadap Y, sebagai berikut:

Tabel 4.7
Korelasi

Correlations
Kepuasan_Nasa
Tingkat_Margin Pelayanan bah
Tingkat_Margin Pearson Correlation 1 .868** .874**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 20 20 20
Pelayanan Pearson Correlation .868** 1 .852**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 20 20 20
Kepuasan_Nasabah Pearson Correlation .874** .852** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Setelah diketahui nilai R Square, nilai t dan nilai korelasi, maka

terbentuk tabel dibawah ini:

Tabel 4.8
Rekapitulasi Analisis Korelasi Dan Regresi

Koefisien Regresi Koefisien Korelasi


Variabel R Square
(Beta) (r)
X1 0,549 0,874
0,799
X2 0,375 0,852
76

Kemudian untuk mengetahui sumbangan efektif dari variabel X1

dan X2 terhadap Y maka dilakukan perhitungan dengan rumus:

SE ( X )%  Beta x x rxy x 100%

Maka dapat diketahui bahwa:

1) Sumbangan efektif variabel tingkat margin (X1) terhadap kepuasan

nasabah (Y)

SE(X)% = 0,549 x 0,874 x 100%

= 47,98%

2) Sumbangan efektif variabel pelayanan (X1) terhadap kepuasan

nasabah (Y)

SE(X)% = 0,375 x 0,852 x 100%

= 31,95%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa

sumbangan efektif variabel tingkat margin (X1) terhadap kepuasan

nasabah (Y) sebesar 47,98%, sementara Sumbangan efektif variabel

pelayanan (X1) terhadap kepuasan nasabah (Y) sebesar 31,95%.

D. Pembahasan

1. Pengaruh tingkat margin secara parsial terhadap kepuasan nasabah

Berdasarkan hasil uji t di atas diperoleh nilai ttabel variabel tingkat

margin sebesar 2,093 (diperoleh dengan cara mencari nilai df = n – 1 = 20

– 1 = 19, dan nilai α = 5% dibagi menjadi dua yaitu 5% / 2 =0,025)

dan nilai thitung sebesar 2,093. Karena nilai thitung > ttabel yaitu 2,507 > 2,093.

Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat margin secara parsial berpengaruh


77

terhadap kepuasan nasabah. Serta berdasarkan signifikasi t sebesar 0,023

yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05. Maka 0,023 < 0,05, dengan

demikian berarti bahwa tingkat margin berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dapat diperjelas dengan diagram

berikut ini:

Diagram 4.1
Histogram X1

Hasil dari grafik Histogram pada diagram 4.1 menunjukan grafik

histrogram yang memberikan distribusi normal. Semakin histogram

berbentuk lonceng maka data dikatakan normal.

2. Pengaruh pelayanan secara parsial terhadap kepuasan nasabah

Berdasarkan hasil uji t di atas diperoleh nilai ttabel variabel pelayanan

sebesar 2,093 (diperoleh dengan cara mencari nilai df=n-1= 20–1=19, dan

nilai α=5% dibagi menjadi dua yaitu 5%/2 =0,025) dan nilai thitung sebesar

1,716. Karena nilai thitung < ttabel yaitu 1,716 > 2,093. Maka dapat
78

disimpulkan bahwa pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kepuasan nasabah. Serta berdasarkan signifikasi t sebesar 0,104 > nilai α

sebesar 0,05. Maka 0,104 > 0,05, dengan demikian berarti bahwa

pelayanan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah.

Hal ini dapat diperjelas dengan diagram berikut ini:

Diagram 4.2
Histogram X2

Hasil dari grafik Histogram pada diagram 4.2 menunjukan grafik

histrogram yang memberikan distribusi normal. Semakin histogram

berbentuk lonceng maka data dikatakan normal.

3. Pengaruh tingkat margin dan pelayanan secara simultan terhadap

kepuasan nasabah

Berdasarkan nilai Fhitung sebesar 33,868 dan Ftabel sebesar 4,32. Hal

ini menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu tingkat margin

dan pelayanan berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama)


79

terhadap kepuasan nasabah. Serta berdasarkan signifikasi sebesar 0,000

yang lebih kecil dari nilai α 0,05, maka 0,000<0,05 yang berarti bahwa

tingkat margin dan pelayanan berpengaruh signifikan secara simultan

(bersama-sama) terhadap kepuasan nasabah.

4. Besaran Pengaruh tingkat margin dan pelayanan secara simultan

terhadap kepuasan nasabah

Berdasarkan angka Adjusted R Square adalah 0,799 artinya 79,9%

variabel terikat kepuasan nasabah dijelaskan oleh variabel tingkat margin

dan pelayanan, sedangkan sisanya 20,1% (100%-79,9%) dijelaskan oleh

variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Hasil perhitungan antara analisis regresi dan koefisien korelasi,

maka dapat diketahui bahwa sumbangan efektif variabel tingkat margin

(X1) terhadap kepuasan nasabah (Y) sebesar 47,98%, sementara

Sumbangan efektif variabel pelayanan (X1) terhadap kepuasan nasabah

(Y) sebesar 31,95%. Berdasarkan besaran prosentase tersebut diatas dapat

diketahui diantara kedua variabel tingkat margin (X1) dan pelayanan (X2),

yang paling berpengaruh terhadap kepuasan nasabah (Y) adalah variabel

tingkat margin (X1).


80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap judul

“Pengaruh Tingkat Margin Dan Pelayanan Terhadap Kepuasan Anggota

Pada Pembiayaan Murabahah (Studi Kasus di BMT Mitra Sejahtera

Mandiri Bumi Nabung)”, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh tingkat margin dan pelayanan terhadap kepuasan nasabah,

hal ini dapat diketahui Ha diterima, dibuktikan dengan nilai Fhitung sebesar

33,868 dan Ftabel sebesar 4,32. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel

independen yaitu tingkat margin dan pelayanan berpengaruh signifikan

secara simultan (bersama-sama) terhadap kepuasan nasabah. Serta

berdasarkan signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α 0,05,

maka 0,000<0,05 yang berarti bahwa tingkat margin dan pelayanan

berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap kepuasan

nasabah.

2. Besar prosentase pengaruh tingkat margin dan pelayanan terhadap

kepuasan nasabah yaitu sebesar 79,9%, hal ini dapat diketahui berdasarkan

angka Adjusted R Square adalah 0,799 artinya 79,9% variabel terikat

kepuasan nasabah dijelaskan oleh variabel tingkat margin dan pelayanan,

sedangkan sisanya 20,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel

yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil perhitungan prosentase tingkat

margin terhadap kepuasan sebesar 47,98% sedangkan pelayanan terhadap


81

kepuasan nasabah sebesar 31,95%, maka dapat diketahui variabel yang

paling berpengaruh terhadap kepuasan nasabah adalah variabel tingkat

margin (X1).

B. Saran

Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan dalam

penelitian ini, peneliti memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat

untuk diperhatikan.

1. Bagi Lembaga BMT Mitra Sejahtera Mandiri Bumi Nabung

Penelitian ini diharapkan berguna bagi BMT Mitra Sejahtera Mandiri

Bumi Nabung sebagai bahan masukan tentang pengaruh tingkat margin

dan pelayanan terhadap kepuasan nasabah.

2. Untuk IAIM NU Metro

Dari penelitian ini dapat dijadikan tambahan khazanah keilmuan dibidang

perbankan syariah yang berkaitan dengan tingkat margin dan pelayanan

terhadap kepuasan nasabah.

3. Untuk Peneliti Lanjutan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

melakukan penelitian terutama berkaitan dengan peningkatan kepuasan

nasabah. Selain itu, untuk penelitian selanjunya dapat menggunakan

variabel-variabel yang lebih banyak dan lebih variatif dari penelitian ini.
82

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010)

Ahmad Ma’ruf dan Latri Wihastuti, “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia:


Determinan dan Prospeknya”, dalam Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan Volume 9, Nomor 1, April 2008

Anas Sujiono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010)

Apolinaris Hendrawan, IWK Teja Sukmana, “Pengaruh Kualitas Pelayanan


Terhadap Kepuasan Tamu Di Hotel Brown Feather Batu Belig”, dalam
Vol.13, No.1. 28 Februari 2018

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011)

Bagya Agung P. “Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah (Analisa


Kritis Terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah Di Indonesia Dan
Malaysia)”, dalam Jurnal Hukum no. 1 vol. 16 Januari 2009

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta,


2016)

Dwi Aliyyah Apriyani & Sunarti, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap


Kepuasan Konsumen (Survei pada Konsumen The Little A Coffee Shop
Sidoarjo)”, dalam Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober
2017

Eka Nuraini Rachmawati & Ab Mumin bin Ab Ghani, “Akad Jual Beli Dalam
Perspektif Fikih Dan Praktiknya Di Pasar Modal Indonesia”, dalam Jurnal
Al-‘Adalah Vol. XII, No. 4, Desember 2015

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan, dan Penelitian,


(Yogyakarta: Andi Offset, 2014)

Fatwa DSN-MUI nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah

Idwal, B, “Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah”, dalam Jurnal


Ilmiah Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan, Vol. 6, No. 2,
2019

Irsan Habsy, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Pada SMP Negeri 13 Kota


Ternate”, dalam EDUKASI - Jurnal Pendidikan, Vol. 13 No.2 Juni 2015
83

Ismail, Perbankan Syari’ah, (Jakarta:Kencana Pernada Media Group, 2011)

Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015)

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum Islam dan
Masyarakat Madani, 2009)

M. Azka Haris, dkk., “Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan Menggunakan


Dimensi Banking Service Quality dengan Metode Service Quality (Studi
Kasus di Bank “X”)”, Dalam Jurnal Online Institut Teknologi Nasional,
Vol. 2, No. 04 Bandung: Intitut Teknologi Nasional Bandung Oktober
2014

M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:


Alfabeta, 2012)

Malayu S.P Hasibuan, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015)

Masditou, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan Yang


Bermutu”, dalam Jurnal ANSIRU PAI V o l. 1 N o. 2. Juli - Des 2017

Moh. Syamsyi Hasan, Hadits-hadits Populer (Shoheh Bukhari dan Muslim),


(Surabaya: Amelia, tt)

Muhamad Farid, “Murabahah dalam Perspektif Fiqih Empat Madzhab”, dalam


Jurnal Episteme, Vol. 8, No. 1, Juni 2013

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001)

N. Oneng Nurul Bariyah, “Akad Mu’awadah dalam Konsep Fikih dan


Aplikasinya di Bank Syariah”, dalam Jurnal Al Milal Jurnal Studi Ilmu
Keislaman, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013

Natalia Ribka Lemempow, dkk, “Analisis Faktor-faktor Kualitas Pelayanan


Terhadap Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Bahu
Mall Manado”, dalam Jurnal EMBA, Manado: Universitas Sam Ratulangi
Manado, Vol. 3, No. 3, Sept. 2015

Osin Tompodung, “Analisis Net Profit Margin Pada Usaha Laundry Di Kota
Manado”, dalam Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014

Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012)

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran edisi 12 jilid 2,
(Indonesia: Macana Jaya Cemerlang, 2008)
84

Rahmat Ilyas, “Kontrak Pembiayaan Murabahah dan Musawamah”, dalam Jurnal


Bisnis, Vol. 3, No. 2, Desember 2015

Rina Milyati Yuniastuti, “Uji Parsial Cash Ratio, Debt To Equity Ratio Dan Total
Assets Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Transportasi
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, dalam Jurnal Bisnis
Darmajaya, Vol. 04. No.01, Januari 2018

Roni Andespa, “Studi Perbandingan Kualitas Pelayanan Industri Perbankan


Syariah dengan Konvensional”, Dalam Jurnal Lembaga Keuangan dan
Perbankan, Vol. 1, No. 1 Padang: Institut Agama Islam Negeri Imam
Bonjol Padang Januari – Juni 2006

S. Nasution, Metode Research (PenelitianIlmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

Sirhan Fikri, dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan


Loyalitas Mahasiswa”, dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen, Malang:
Universitas Merdeka, Vol. 3, No. 1, Januari 2016

Siswadi, “Kiat-Kiat Jitu Mengatasi Permasalahan Produk Murabahah Dalam


Lembaga Keuangan Syari’ah”, dalam Jurnal Ummul Qura Vol IX, No. 1,
Maret 2017

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. (Bandung: Alfabeta. 2010)

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2006)

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,(Jakarta:


Bumi Aksara, 2014)

Sukma, Nurdiana Mulyatini, Elin Herlina, “Pengaruh Rasio Likuiditas Dan


Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Suatu Studi pada PT. Telkom
Indonesia, Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 –
2017)”, dalam Business Management and Enterpreneurship Journal, Vol.
1, No. 2, Juni 2019

Tri Astuti dan Indah Mustikawati, “Pengaruh Persepsi Nasabah tentang Tingkat
Suku Bunga, Promosi dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Menabung
Nasabah”, Dalam Jurnal Nominal, Vol. II, No. I Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

Trizuan, Sandi Andika, “Pengaruh Pendapatan Margin Murabahah Terhadap


Peningkatan Modal Bank Syari’ah Mandiri”, dalam IQTISHADUNA:
Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, Vol.8, No.2 Desember 2019

Vinna Sri Yuniarti, Perilaku Konsumen, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015)


85

Vinny Ribka Bolang, dkk, “Peran Pelayanan Teller Dan Costumer Service
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Bank BRI Unit Karombasan Cabang
Manado”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Universitas
Sam Ratulangi, Manado. 2015

Wahyu Setiono, “Hubungan Implementasi Pelayanan Prima (Service Excellence)


Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Kasus KC Bank DKI Syariah Wahid
Hasyim)”. Dalam Skripsi, Universitas Gunadarma, Depok, 2017

Anda mungkin juga menyukai