PENDAHULUAN
Mata dunia kini mulai terbuka, disadari atau tidak agama Islam mempunyai
penataan kehidupan yang universal. Fenomena pembelian, penjualan, simpanan,
pinjaman dan umumnya seluruh kegiatan perekonomian sudah diawali oleh
peradaban Islam. Dalam perkembangannya pembahasan perekonomian
kekinianmenjadi lebih kompleks, salah satu fenomena yang terjadi adalah bahasan
tentang perbankan kontoversinya tentang haramnya bunga bank.
Terdapat lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang
didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang
dirasakan oleh konsumen yaitu: Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty
dan Tangibles.
1
Harman Malau, Manajemen Pemasaran (Bandung: ALFABETA, 2017),
hal. 67.
Sudarsono, Koperasi dalam Teori dan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2
2002), hal. 8.
4
3
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa (Bandung:
Alfabeta, 13 2011), hal. 139.
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: Rajawalipers,
2013), h. 23.
5
Kasmir, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013), h. 262
6
Donni Juni Priansa. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis
Kontemporer. Bandung: Alfabeta, 2017), hal. 196
7
Intan Kamila, Pengaruh Kualitas Produkdan Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Nasabah( kStudi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Jakarta
Simprug). (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017), hal. 6
5
Nasabah akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus
disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan dari nasabah agar pemasaran
produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan
pada keinginan pasar atau selera dari nasabah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
C. Defenisi Operasional
D. Kajian Pustaka
A.
8
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
3. Bagi Akademis
4. Bagi Penulis
praktek yang sebenarnya, sehingga teori-teori yang diperoleh diterapkan dan dapat
Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan penulisan skripsi ini terdiri dari enam bab. Dimana bab nya
difokuskan untuk membahas dua permasalahan saja. Adapun pokok yang dibahas
pada masing masing bab tersebut, dikemukakan sebagai berikut:
BAB I :
BAB II:
LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori yang mendukung pemecahan masalah penelitian
sehingga dapat disimpulkan suatu hipotesis dan variabel variabel penelitian.
METODELOGI PENELITIAN
BAB III
Bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber
data, populasi dan sampel, teknik dan metode penelitian data serta analisis data.
Dengan demikian dapat diketahui berapa jumlah sampel yang dapat penulis ambil,
teknik dan metode serta analisa yang digunakan tepat.
BAB IV :
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis memuat sejarah singkat berdirinya perusahaan, kegiatan,
aktifitas, dan pertumbuhan perusahaan serta struktur organisasi perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN TEOROTIS
A. Tinjauan Umum
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi
1. Kepuasan Nasabah
Pengertian Kepuasan
yang diharapkan, maka pelanggan akan merasa puas tetapi apabila sebaliknya
maka pelanggan akan merasa tidak puas. Seorang pelanggan yang puas adalah
pelanggan yang merasa mendapatkan value (nilai) dari produsen atau penyedia
jasa. Nilai ini bisa berasal dari produk, pelayanan, sistem atau sesuatu yang
bersifat emosi.
Begitu juga dengan nasabah pada bank syariah. Nasabah juga akan merasakan
puas atas pelayanan yang mereka terima apabila pelayanan tersebut melebihi
angan-angan harapan mereka.
a.Memahami Customer
11
Zainudin Ali, Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta: SinarGrafika, 2008),
hal.152
Kasmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta PT Raja grafindo Persada,
12
Kesan positif yang terekam di benak Customer anda akan selalu diingat. Hal
sederhana yang bisa dilakukan misalnya adalah dengan memberikan senyum atau
salam yang ramah, menjaga kebersihan, mau mendengarkan dan membantu
mereka dengan tulus serta cepat tanggap. Sebaliknya jika mereka mendapat kesan
negatif, jangan pernah berharap mereka untuk kembali dan bersiaplah mendengar
berita yang negatif.
Kata kata yang positif akan ditangkap oleh customer sebagai kesan yang positif
juga. Sebaiknya jangan pernah menggunakan kata-kata negatif karena akan
memberikan citra negatif untuk perusahaan anda. Jangan pernah menyalahkan
mereka, apalagi membuatnya marah. Hormati mereka sebagai pelanggan anda
sehingga mera a aman dan diperhatikan.
Mempertahankan yang sudah baik dan terus melakukan perbaikan Apabila selama
ini customer anda sudah merasa puas dengan produk atau layanan yang ada maka
perusahaan wajib mempertahankannya. Buatlah sesuatu yang sudah baik menjadi
standard baku dan ciptakan perbaikan terus menerus agar menjadi semakin baik.
13
Kasmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta: PT Raja grafindo Persada,
2010), hal. 238-239
14
Kasmir, Manajemen Perbankan. (Jakarta PT Raj agrafindoPersada,
2010), hal. 128.
22
a. Relation Marketing
Strategi ini menawarkan strategi yang lebih baik daripada pesaing. Perusahaan
atau organisasi yang menggunakan strategi ini harus memiliki dana yang cukup
besar dan kemampuan SDM yang unggul, serta memiliki usaha yang gigih agar
tercipta suatu pelayanan yang menawarkan Customer service yang lebih baik akan
membebankan harga yang lebih tinggi daripada produk atau jasa yang dihasilkan.
Memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengubah pelanggan yang tidak puas
menjadi pelanggan yang puas terhadap prroduk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan.
a. Sistem Keluhan dan Usulan dapat Artinya seberapa banyak keluhan atau
complain yang dilakukan nasabah dalam suatu periode.
Dalam hal ini bank perlu secara berkala perlu melakukan survei, baik melalui
wawancara-wawancara mau pun kuisioner tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan bank tempat nasabah melakukan transaksi selama ini.
c. Kosumen Samaran
Bank dapat mengirim karyawannya atau melalui orang lain untuk berpura-pura
menjadi nasabah guna melihat pelayanan yang diberikan oleh karyawan bank
secara langsung sehingga terlihat jelas bagaimana karyawan melayani nasabah
sesungguhnya.
sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas" (directly reported
satisfaction).17
a) Kualitas produk adalah konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan
berkualitas bagi seseorang, jika produk atau itu dapat memenuhi kebutuhannya.
c) Emosional adalah konsumen merasa puas ketika orang memuji dia karena
menggunakan merk yang mahal.
d) Harga adalah produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan
harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.
e) Biaya adalah konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa
cenderung terhadap produk atau jasa tersebut.18
Perilaku Konsumen
17
Tjiptono, C. Gregorious, Pemasaran Strategik Mengupas Pemasaran
Strategik, Branding Strategy, Customer Satisfaction, Strategi Kompetitif hingga e-
Marketing, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2012), hal. 35-36.
18
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: T.P., 2006),hal. 25.
25
Memahami perilaku pembeli dari pasar sasaran merupakan tugas penting dari
manajemen pemasaran. Untuk memahami hal ini, perlu diketahui faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi konsumen dalam memutuskan pembelian. Faktor-
faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal (Sunyoto, 2014:
261).
a. Faktor Eksternal
1. Kebudayaan
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola berpikir, merasakan dan
bertindak. Secara definitif kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik dari manusia dari belajar.
2. Kelas Sosial
Menurut kotler dalam kutipan (Sunyoto, 2014: 262) mendefinisikan kelas sosial
sebagai sebuah kelompok yang relatif homogen yang bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun secara hieraki dan yang keanggotaannya mempunyai
nilai minat dan perilaku yang sama.
3. Keluarga
Dalam kaluarga masing-masing anggota berbuat hal yang berbeda dalam membeli
sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda-
beda.
b. Faktor Internal
1. Motivasi
Menurut Basu Swastha dan Hani Handoko dalam (Sunyoto, 2014: 265) motivasi
adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada
tujuan untuk memperoleh kepuasan.
3. Belajar
Menurut kotler dalam (Sunyota, 2014: 270) belajar menjelaskan perubahan dalam
perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk
bertingkah laku. Sedangkan konsep diri merupakan pendekatan yang dikenal luas
untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri dalam konsumen dengan
image merek dan image penjual.
2. Kualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan
juga tergantung oleh beberapa hal, yaitu sistem, teknologi dan manusia. 19 "Dari
faktor manusia sangat memegang konstribusi terbesar dari kualitas terhadap
perusahaan. Kualitas jasa sebagai tolak ukuran seberapa bagus tingkat layanan
yang diberikan mampu sesuai dengan ekspestasi pelanggan.20 Berdasarkan definisi
di atas kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan dari
pelanggan di perusahaan.
Artinya
"Hai orang-orang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil yang
baik-baik dari apa yang kami keluarakan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah
kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan dari padanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memancing mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji." (Qs. Al
baqarah :267)
Dalam berbisnis dilandasi oleh pokok kepribadian yang amanah dan kepercayaan
serta mengetahui keterampilan yang bagus, adapun pelayanan dalam Islam itu
adalah :22
1. Shidiq
Yaitu benar dan jujur tidak pernah berdusta dalam melakukan berbagai macam
bisnis. Larangan berdusta, menipu, mengurangi takaran timbangan dan
sebagainya.
2. Kreatif, berani dan percaya diri. Ketiga hal itu mencerminkan kemauan
berusaha untuk mencari dan menemukan peluang bisnis.
4. Tablig
5. Istiqamah
Artinya maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
2. Reability (Keadaan)
لقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هللاِ َأس َْوةٌ َح َسنَةٌ ِل َمن َكانَ يَرْ جُوا هَّللا َ َو ْاليَوْ َم
Artinya Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan diabanyak menyebut Allah.
3. Assurannce (Jaminan)
َ) َأوْ فُوا الكيل َواَل تَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُمحْ ِس ِرين
Artinya: Sempurnakan takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang
merugikan. (181). Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus (182)
30
Kemudian dari pada itu karakteristik yang di berikan oleh Fandi Tjipto (2009: 23)
dalam mengartikan kualitas pelayanan adalah:23
Maksudnya adalah jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, dan didengar atau
diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi. Seorang jasa tidak dapat menilai hasil dari
sebuah jasa sebelum ia mekonsumsi sendiri.
b. Variability (Berubah-ubah)
Maksudnya interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus
dalam pemasaran jasa/pelayanan yang bersangkutan.
Berarti jasa/pelayanan merupakan komoditas yang tidak tahan lama. Tidak dapat
disimpan untuk memakai ulang diwaktu akan datang dijual kembali,
dikembalikan.
Apabila terkait dengan kualitas jasa pelayanan, ukuranya bukan hanya oleh pihak
yang melayani (perusahaan) saja. Tetapi banyak ditentukan oleh pihak yang
dilayani, karena merekalah yang menikmati pelayanansehingga dapat mengukur
kualitas pelayanan berdasarkan harapan mereka dalam memenuhi kepuasanya.
Kualitas pelayanan terbagi menjadi dua.24
2. Penyedian perusahaan
5. Pola intensif
Ada beberapa karakter yang harus dimilki oleh petugas Bank dalam melakukan
pelayanan kepada nasabahnya antara lain sebagai berikut.25
7. Manner, artinya tidak egois disiplin dan tidak kasar. Sebagai Bank yang
berwajah Islam hendaknya memiliki Karakteristik Bank Syaiah.18harus memiliki
karakteristik yang harus di buat:
16
18. Nurul Ichsan Hasan, MA. Perbankan Syariah (Ciputat: Gp Press Group, 2014)
hal 156-159
7. Membangun Baitul Mal kaum muslimin dengan mendirikan lembaga untuk itu
yang dikelola langsung oleh manajemennya.
Pelayanan merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya pelayanan di produksi dan di
konsumsi secara bersamaan,dimana interaksi antara pemberi pelayanan dan
penerima layanan mempengaruhi hasil jasa tersebut. Berdasarkan hal tersebut,
maka kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai penyampain jasa yang akan
melebihi tingkat kepentingan pelanggan (Rangkuti, 2002:28). Kualitas pelayanan
pada prinsipnya berfokus pada upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan serta
penyampaianya untuk mengimbangi harapan pelanggan. ketepatan
Menurut Tjiptono, dalam (Hadiyati, 2010), Kualitas pelayanan menjadi salah satu
ukuran atas keberhasilan dalam memberikan jaminan atas kepuasan bagi
konsumen, melalui kualitas pelayanan seorang konsumen dapat memberikan
penilaian secara objektif dalam usaha menciptakan kepuasan konsumen. Kualitas
layanan adalah model yang mengambarkan kondisi pelanggan dalam membentuk
harapan akan layanan dari pengalaman masa lalu, promosi dari mulut kemulut,
dan iklan dengan membandingkan pelayanan yang mereka harapan dengan apa
yang mereka terima/rasakan (Kotler, 2005: 153).
Sedangkan menurut Hasan (2010:91), kualitas pelayanan merupakan ciri dan sifat
dari pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan karyawan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan oleh pelanggan atau yang tersirat dalam diri pelangan.
Kualitas merupakan kundi menciptakan nilai dan kepuasanpelanggan. Kualitas
33
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat dikatakan
bermutu, sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka pelayanan
dikatakan tidak bermutu, dan apabila kenyataan sama dengan harapan, maka
pelayanan tersebut memuaskan. Dengan demikian, service quality dapat
didefinisikansebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan
pelanggan atas pelayanan yang mereka terima/peroleh. Menurut Parasuraman
34
dalam Hasan (2010: 107) terdapat 5 dimensi SERVQUAL (Service Quality), yaitu
sebagai berikut:
Di dalam ayat diatas yang Allah memberikan gambaran seharusnya bagi orang
yang mengeluarkan infak harta, yakni harus ikhlas karena Allah, berniat
mensucikan diri dan menjauhkan perasaan riya. Setelah Allah menjelaskan sikap
yang seharusnya dipakai oleh orang menginfakkan hartanya, yakni tidak
menyebut- nyebut amalnya dan tidak menyakiti, maka gambaran Allah itu sangat
jelas, yang di dalamnya terkandung tuntunan yang berkaitan dengan si pemberi
infak dan cara-cara memberikannya. Lalu, Allah menjelakan tentang jenis harta
yang akan di infakkan oleh yang bersangkutan. Yakni, hendaknya harta tersebut
dari jenis yang paling baik dan disenangi oleh pemberi agar tuntunan dan
nasehatinfak di jalan Allah ini menjadi bulat dan sempurna (Ahmad Musthafa Al-
Maraghiy, dalam Mubarokati, 2017).
Kaitanya dengan kualitas pelayanan menurut tafsir di atas adalah bahwa kita
diperintahkan untuk menginfakkan harta kita, namun dalam hal ini bukan hanya
harta yang berbentuk material saja yang wajib kita keluarkan, tetapi dalam bentuk
non-material juga seharusnya kita berikan. Harta dalam bentuk non-material yaitu
jasa, yakni kita sebagai pemberi jasa harus berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan oleh penerima jasa (nasabah) dengan baik,
karena kita sendiri juga tidak akan menerima kalau seseorang tidak
memperlakukan kita dengan baik (Mubarokati, 2017). Menurut Thorik G. dan
Utus H dalam (Mubarokati, 2017), pentingnya memberikan pelayanan disebabkan
pelayanan (service) tidak hanya sebatas mengantarkan atau melayani. Service
berarti mengerti, memahami dan merasakan sehingga penyampaiannya pun akan
mengenai heart share konsumen dan pada akhirnya memperkokoh posisi dalam
mind share konsumen. Dengan adanya heart share dan mind share yang tertanam,
loyalitas seseorang konsumen pada produk atau usaha perusahaan tidak akan
diragukan.
a. Pengertian Pelayanan
36
Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya
Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah, adil,
cepat, tepat, dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan
kepuasan bagi yang menerimanya.26
Kualitas pelayanan adalah persepsi pelanggan mengenai super prioritas jasa yang
merupakan akumulasi kepuasan bagi banyak pelanggan atas banyak pengalaman
jasa Penyedia jasa yang berkualitas adalah penyedia yang mampu terus menerus
menyediakan pengalaman jasa yang memuaskan selama periode waktu yang lama.
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
konsumen. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan
sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut
pandang atau persepsi konsumen. Konsumen yang mengkonsumsi dan menikmati
jasa perusahaan, sehingga merekalah yang seharusnya menentukan kualitas jasa.
Persepsi konsumen terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas
keunggulan suatu jasa dari sudut pandang konsumen. Namun, perlu diperhatikan
bahwa sifat jasa yang tidaknyata menyebabkan sangat sulit bagi konsumen untuk
menilai jasa sebelum dia mengalaminya, bahkan setelah dia konsumsi jasa tertentu
pun, sulit bagi pelanggan untuk menilai kualitas jasa tersebut.
Untuk membuktikan apakah kualitas produk baik atau tidak, dapat diukur dari
tingkat kepuasan konsumen.30
Banyak sekali penelitian yang dilakukan oleh para pakar dibidang manajemen jasa
untuk mengetahui secara rinci dimensi kualitas jasa yang mempengaruhi kualitas
jasa Diantaranya yaitu sebagai berikut:
b. Aesthetics, yaitu berkaitan dengan sampai sejauh mana paket jasa tersedia
untuk memuaskan konsumen
d. Availability, yaitu berkaitan dengan ketersediaan fasilitas jasa, staf, dan barang-
barang bagi konsumen.
0. Integrity, yaitu aitu kejujuran, keadilan, dan kepercayaan yang diberikan oleh
perusahaan jasa kepada konsumen.
Sifat jasa tak berwujud (service intangibility) artinya jasa tidak dapat dilihat,
diraba, dirasakan, dicium atau didengar sebelum dibeli. Misalnya, orang akan
menjalani bedah plastik tidak dapat melihat hasilnya sebelum melakukan bedah
plastik. Dan bagi penumpang pesawat terbang tidak mempunyai apapun, kecuali
tiket dan janji untuk diterbangkan dan selamat ketujuan mereka.
Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nantinya
dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi
bersamaan. Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tak
terpisahkan (service inseparibility), berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari
penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin. Bila karyawan jasa
menyediakan jasa karyawan, maka karyawan adalah bagian dari jasa. Karena
pelanggan juga hadir sifat khusus dari jasa. Baik penyedia jasa maupun pelanggan
mempengaruhi hasil jasa tadi.
2005),hal. 48-49.
40
Jasa merupak komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Permintaan
pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman.
Oleh karena itu, perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya (subsitusi dari
persediaan jasa) guna mengembangkan penawaran dan permintaan. Dalam hal ini
perlu dilakukan analisis terhadap biaya pendapatan bila kapasitas ditetapkan
terlalu tinggi atau terlampau rendah.32 Berdasarkan karakteristik yang diuraikan
diatas, maka perusahaan harus menetapkan beberapa strategi untuk menghasilkan
kesesuaian yang lebih baik antara permintaan dan penawaran dalam bisnis jasa
seperti berikut: P₁ sisi permintaan
c) Jasa pelengkap dan dikembangkan selama jam sibuk untuk memberi alternatif
bagi pelanggan yang menunggu.
2. Sisi penawaran
2005),hal. 77-79.
41
4. Keramah tamahan.
Ada tiga hal penting dalam proses layanan, diantaranya a tiga hal yaitu sebagai
berikut:33
a. Penyedia Layanan
Penyedia layanan adalah pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk peneydiaan barang dan jasa.
b. Penerima Layanan
Penerima layanan adalah mereka yang disebut sebagai konsumen atau pelanggan
yang menerima layanan dari para penyedia layanan.
c. Jenis Layanan
Jenis layanan dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang
membutuhkan layanan terdiri dari berbagai macam. Antara lain berupa layanan
yang berkaitan dengan: pemberian jasa-jasa saja, layanan yang berkaitan dengan
penyediaan dan distribusi barang-barang jasa, dan layananganda yang berkaitan
dengan kedua-duanya34
Manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh pelanggan,
tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu secara jelas. Hal ini
bisa Standar kinerja ter dikarenakan tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total
manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumber daya atau karena adanya
kelebihan permintaan.35
Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih
(belum menguasai tugasnya), beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi
standar kinerja, atau bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan
selain itu, mungkin pula karyawan dihadapkan pada standar- standar yang kadang
kala saling bertentangan satu sama lain.
Sering kali harapan para konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau
janji yang dibuat oleh perusahaan. Risiko yang dihadapi perusahaan adalah
apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi.
5) Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan (Gap5)
Gap ini terjadi apabila konsumen megukur kinerja / prestasi perusahaan dengan
cara yang berlainan atau bisa juga kliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
Dalam model ini Gronroos dan kawan-kawan lebih menekankan pada pemikiran
ke arah bagaimana kualitas jasa itu dalam proses penyampaiannya, dan bukan
dilihat dari bagaimana penilaian konsumen terhadap jasa.
35
Atep, Adya, Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, (Jakarta: PT
Gramedia, 2003),hal. 9
36
Farida Jasfar, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu (Jakarta Ghalia
2005),hal. 82.
43
Dari banyak penelitian yang sudah dilakukan oleh Gronroos dibidang jasa, dia
mengemukakan beberapa faktor yang menentukan kualitas jasa. Kriteria-kriteria
tersebut adalah seperti berikut ini:
Konsumen harus merasa yakin bahwa kontak personal melayani dan berusaha
membantu dalam memecahkan masalah mereka 34 secara spontan dan dengan
cara bersahabat.37
Konsumen memahami bahwa apa pun yang terjadi, mereka bisa mempercayakan
segala sesuatunya kepada penyedia jasa baik kepada karyawan maupun sistemnya
untuk memegang janjinya.
e. Recovery
f. Reputation andcredibility
Pelanggan percaya bahwa operasi atau cara kerja penyedia jasa dapat dipercaya
dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya GO
kerja dan sedikitnya tingkat keluar masuk karyawan. Pada banyak perusahaan
jasa, biaya dengan sering berpindahnya karyawan akan menurunkan produktivitas
dan mengurangi kepuasan konsumen, terutama pada perusahaan-perusahaan jasa
yang banyak menggunakan tenaga kerja.
3. Kualitas Produk
a. Menurut Handi Irawan kualitas produk adalah driver kepuasan konsumen yang
multidimensi. Bagi konsumen, kualitas mempunyai beberapa dimensi. Paling tida
tidak, terdapat beberapa dimensi dari kualitas produk yang perlu diperhatikan oleh
setiap perusahaan yang ingin mengejar kepuasan nasabah terhadap kualitas
konsumen.38 Menurut Kotler produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhike inginan dan kebutuhan.39
Menurut Kotler dan Amstrong, kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk
dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan fungsiny
durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk
juga atribut produk lainnya. Produk yang dihasilkan oleh dunia usaha umumnya
berbentuk dua macam, yaitu produk yang berwujud dan produk yang tidak
berwujud. Masing-masing produk untuk dapat dikatakan berwujud atau tidak
berwujud memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Produk yang berwujud
berupa barang yang dapat dilihat, dipegang, dan dirasa secara langsung sebelum
dibeli, sedangkan produk yang tidak berwujud berupa jasa dimana tidak dapat
dilihat atau dirasa sebelum dibeli.
manfaat penggunaannya,:41
40
Machfoedz, Pengantar Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), 125. 39P. Kotler dan G. Amstrong,
Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2012),hal. 283.
41
Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol, (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2019), hal. 279.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
berikut:
Sumber data primer iyalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data. Data primer merupakan informasi diperoleh dari buku-
buku referensi utama, yang terkait dengan penelitian, yang terkait tentang
2. Data Sekunder
berbagai sumber utama untuk melengkapi penelitian ini. Data sekunder diperoleh
dalam bentuk sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang
data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
44
45
Dalam pengumpulan data, jenis data yang akan dikumpulkan yaitu data
kualitatif. Data yang akan dikumpulkan bersumber dari data primer yang
didapatkan setelah penelitian dan data sekunder sebagai penunjang dalam hal ini
databerdasarkan data primer dan sekunder yang ada diperoleh dengan beberapa
cara. Data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang dipercaya
menelaah buku-buku yang relevan atau sumber lain seperti jurnal dan bahasan
menggunakan dua jenis kutipan yakni kutipan langsung dan kutipan tidak
b. F
E. Instrumen Penelitian
ini akan diolah menjadi suatu informasi yang merujuk kepada hasil
a. Observasi
mengawasi secara teliti guna mendapatkan data yang lebih jelas sambil
b. Dokumentasi
rekaman siaran, kutipan materi dan berbagai bahan referensi lainnya yang
valid.
kedalam pola, kategori dan satu uraian besar. Tujuan analisis data ialah
kualitatif, yang artinya setiap data yang terhimpun dapat dijelaskan dengan
sejauh apa yang peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara maupun
diamati agar bermakna dan komunikatif. Untuk mengenalisis data yang terkumpul
pengolahan dan analisis data dengan metode kualitatif. Adapun tekhnik dan
akhir dapat diambil. Peneliti mengola dan bertolah dari teori untuk
yang didapat.
satu bentuk sehingga terlihat utuh. Dalam penyajian data dilakukan secara
secara spesifik.
48
Pada teknik ini peneliti mengkaji data yang telah diperoleh dari
kesimpulan sementara yang akan berubah bila diperoleh data baru dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
D. Kerangka Pemikiran
Sebagai dasar dalam pemikiran untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent dalam penelitian ini, maka digunakan
kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut ini:
KUALITAS PELAYANAN
KUALITAS PRODUK
KEPUASAN NASABAH
Dari telah pustaka diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai jawaban
sementara terhadap permasalaha penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 Kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan nasabah. Kualitas
produk berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan nasabah42
2. Sumber Data
a Data Primer
Sumber data primer yakni subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber
informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data
secara langsung. Dalam hal ini penulis memperoleh data melalui kuisioner yang
dibagikan kepada nasabah pegadaian syariah. Data primer diambil dari
permasalahan yang berkaitan dengan kualitas produ, kualitas pelayanan, dan
kepuasan nasabah di Pegadain Syariah Arif Rahman Hakin Bandar Lampung.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder yakni data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
berupa laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya.
b. Kuesioner (Angket)
c. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan (library research) atau data sekunder yaitu data-data yang
diambil untuk penelitian ini diambil dari buku-buku, jurnal, surat kabar, internet,
majalah, makalah, dan lain-lain yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti.
d. Dokumentasi
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri dari atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang
51
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih mengikuti prosedur
tertentu sehingga dapat mewakili populasi.43
a Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa
yang seharusnya diukur. Uji validitas untuk mengukur ketepatan alat ukur
melakukan tugas mencapai sasarannya.
43
Lexy J Moeleng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2011), Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. (Bandung: h. 144. Alfabeta, 2017), h. 80.
52
b. Uji Reliabilitas
Uji asumsi klasik regresi merupakan uji persyaratan jika kita menggunakan
analisis regresi linear.44 Jika asumsi tersebut dilanggar, misal model
multikolinearitas, terjadi heteroskedasitas atau autokorelasi. Maka hasil analisis
regresi dan pengujian uji t dan f menjadi tidak valid.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan cara yaitu uji Kolmogorov-
Smirnov. Dalam menentukan suatu kesimpulan data dengan mengikuti distribusi
normal atau tidak menggunakan nilai signifikannya, jika signifikan >0,05 maka
variabel memberikan distribusi yang normal, dan sebaliknya jika signifikan <0,05
maka variabel tidak memberikan distribusi yang normal."
b. Uji Multikolinearitas
b) Dengan melihat nilai tolerance dan inflaction factor (VIF) pada model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi antar error masa lalu dengan error masa
sekarang dalam suatu variabel. Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi
apakah variabel pengganggu pada suatu periode berkorelasi atau tidak berkorelasi
dengan variabel pengganggu lainnya. Suatu model regresi linear dikatakan tidak
mengandung masalah autokorelasi apabila pengaruh faktor pengganggu yang
terjadi dala suatu periode waktu pengambilan tidak berpengaruh pada periode
lainnya. Uji autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan uji Runs Test,
dengan dasar pengambilan keputusan adalah:45
1) Jila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi terdapat gelaja autokorelasi.
2) Jila nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar > dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi tidak terdapat gelaja autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
1) Jika nilai signifikan atau Sig (2-tailed) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Ibid., h. 105.
2) Jika nilai signifikan atau Sig (2-tailed) < 0,05 maka dapat
Pada penelitian ini dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
adanya kualitas produk (X') dan kualitas pelayanan (x²) terhadap kepuasan
nasabah (Y) di Pegadaian Syariah. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif atau negative dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
Y = a + b₁X₁ + b₂x2+ e
Keterangan: Y
55
X1
= Kualitas Produk
X2
= Kualitas Pelayanan
= Bilangan Konstanta
= Koefisien Regresi
= eror
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) disebut juga koefisien penentu, karena varians yang
terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui yang terjadi pada varians
independen. Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus menghitung koefisien
determinan sebagai berikut:
Kd = R2 x 100%
Keterangan:
Kd
57
: Koefisien Determinan
R2
Adapun variabel penelitian yang menjadi titik suatu perhatian penelitian adalah:
Variabel independen adalah variabel yang sering di sebut dengan variabel bebas
yaitu variabel yang akan menjadi penyebab perubahan pada variabel dependen.10
Dalam uji pengaruh variabel independen ini sering disebut dengan perubah yaitu
variabel yang akan menyebabkan perubahan pada variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah kualitas produk dan kualitas pelayanan.
Variabel dependen adalah variabel yang sering disebut dengan variabel tidak
bebas atau variabel terikat atau variabel tergantung, yaitu variabel yang akan
berubah akibat perubahan pada variabel independen." Dalam uji pengaruh
variabel independen ini sering di sebut dengan kriterium, yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel perubah atau prediktor. Sebutan variabel dependen
tersebut akan berbeda lagi apabila analisis yang digunakan menggunakan SEM,
maka variabel dependen ini akan disebut dengan variabel indogen. Variabel
dependen ini dalam analisis sering menggunakan
58
Ibid., h. 39.
10
2017), h. 39.
11
DAFTAR PUSTAKA