Anda di halaman 1dari 99

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat saat ini sudah mulai mengerti pentingnya keberadaan bank

atau lembaga keuangan untuk mengelola keuangan mereka. Masyarakat sudah

banyak menyimpan uang mereka di bank atau lembaga keuangan, berbeda

dengan zaman dulu yang hanya menyimpan uang di rumah masing-masing

yang memiliki resiko cukup tinggi. Masyarakat yang mempunyai dana lebih

sebaiknya di investasikan di lembaga keuangan agar dananya bisa digunakan

untuk perputaran ekonomi. Dana tersebut dapat digunakan untuk pihak yang

membutuhkan dana usaha, selain itu bisa mendapatkan keuntungan dari dana

yang sudah diinvestasikan tersebut.

Lembaga keuangan di Indonesia di kelompokkan menjadi dua yaitu

Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank.

Lembaga keuangan non bank merupakan salah satu jenis perusahaan

keuangan, fungsi dari lembaga keuangan non bank hampir sama dengan

lembaga keuangan perbankan yaitu menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat kepada pihak yang membutuhkan. Fungsi dari lembaga keuangan

non bank yaitu membantu menggerakkan sistem perekonomian masyarakat

yang tidak bisa di jangkau oleh lembaga keuangan perbankan.

Lembaga keuangan non bank syariah terdiri dari koperasi syariah,

pegadaian syariah, dan asuransi syariah.

1
2

Koperasi (Nova Yuwanza, 2019) adalah organisasi otonom yang berada

di dalam lingkungan sosial ekonomi yang menguntungakan setiap anggota dan

pengurusnya. Maka dari itu koperasi di artikan sebagai perkumpulan sejumlah

orang secara sukarela untuk mencapai sesuatu melalui penyetoran modal yang

di perlukan. Bisa juga di katakan bahwa koperasi adalah menolong satu sama

lain (to help one another) atau saling bergendengan tangan (hand in hand).

Saat ini sudah sangat banyak koperasi yang berbasis syariah dan

perkembangannya pun berpengaruh terhadap perekomian di Indonesia.

Pengoprasian koperasi agar sesuai dengan prinsip syariah, maka di

bentuk Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). BMT mempunyai dua istilah, yaitu

baitul maal dan baitul tamwil yang artinya baitul maal mengarah pada usaha-

usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non profit, contohnya zakat,

infak, dan sedekah. Sedangkan baitul tamwil mengarah pada usaha-usaha

pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Dan dari situlah BMT

melahirkan suatu lembaga keuangan yang dahulu disebut dengan Koperasi Jasa

Keuangan Syariah (KJKS) dan sekarang disebut dengan Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang bergerak di bidang baitul

tamwil pada BMT.

Bagi pemasar memahami perilaku nasabah akan memudahkan dalam

merancang suatu strategi agar supaya loyalitas nasabah semakin meningkat.

merupakan sifat manusiawi kalau nasabah menginginkan sesuatu yang

menguntungkan untuk diri mereka.


3

Tabungan berjangka (Adiwarman, 2015) adalah Simpanan berjangka

menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 adalah investasi dana

berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah atau Unit Usaha

Syariah.

Nasabah dalam rangka mempertimbangkan, memilih hingga

menggunakan produk atau jasa lembaga keuangan akan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Pada umumnya faktor-faktor tersebut adalah faktor bauran

pemasaran, faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologi.

Tingkat nisbah bagi hasil yang tinggi akan membuat nasabah tertarik

melakukan deposito agar mendapatkan imbalan yang cukup tinggi. Bagi hasil

juga bukan satu-satunya yang membuat nasabah tertarik tetapi terdapat faktor

lain seperti standar pelayanan yang baik dan memuaskan nasabah juga harus

ditingkatkan agar nasabah merasa nyaman dan aman memiliki deposito di

bank atau lembaga keuagan tersebut.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan

nasabah terhadap produk simpanan berjangka yaitu Bagi Hasil, Lokasi dan

Religuitas.

Bagi Hasil (Ascarya, 2017 : 26) adalah sistem dimana pemilik dana dan

pengelola usaha berbagi keuntungan atas hasil usaha yang dikelola, dan jika

terdapat kerugian maka ditanggung bersama secara adil dan sesuai

kesepakatan. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa dalam akad


4

mudharabah jika mengalami kerugian maka ditanggung oleh shahibul maal

selama kerugian tersebut tidak disebabkan kelalaian dari mudharib. Adapun

dalam lembaga keuangan syariah menggunakan istilah nisbah bagi hasil,

seperti jika ada kesepakatan nisbah sebesar 60:40 dalam jangka waktu 12 bulan

maka nasabah mendapatkan nisbah bagi hasil keuntungan sebesar 60% dan

lembaga keuangan syariah mendapatkan 40% jika mendepositokan dananya

dalam jangka waktu 12 bulan.

Lokasi (RR Tyas, 2012:285) adalah tempat dimana suatu usaha

didirikan. Menurut Kotler lokasi yang strategis adalah kunci sukses suatu usaha

karena konsumen atau nasabah menginginkan lokasi yang mudah untuk

diakses. Lokasi yang strategis merupakan lokasi yang mudah diakses seperti di

keramaian yang banyak masyarakat lalu lalang, lokasi di pinggir jalan atau

dekat dengan pasar dan perumahan warga serta mudah ditempuh dengan

kendaraan.

Religiusitas (Daru Asih, 2015) adalah suatu nilai yang diagungkan yang

berpengaruh kuat terhadap emosi, perilaku, pemikiran serta psikologis yang

baik dipengaruhi tingkat religiusitas. Agama memberikan dampak atau

pengaruh terhadap konsumsi seseorang, sehingga dalam memilih suatu barang

atau jasa melakukan pertimbangan atas nilai-nilai agama yang diyakini.

Nasabah memilih BMT salah satunya yaitu karena lembaga keuangan syariah

bebas dari riba dan segala aspeknya berdasakan prinsip Islam. Riba dilarang

dalam Islam karena dapat menyengsarakan pihak yang lemah (peminjam

uang).
5

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Kramat merupakan

koperasi yang didirikan pada tahun 2001 dan berkedudukan di Dusun Kramat

Rt. 04 Rw. 04 Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Bermula dari keprihatian KH. Tuchfa Djufri yang menetap didaerah pulokerto

gerongan dan daerah sekitar pondok pesantren kramat banyak terjadi praktek

yang cenderung kurang memperhatikan kaidah – kaidah syariah dibidang

muamalah yang mengarah pada kegiatan ekonomi yang mengandung proses

ribawi. dan terletak didaerah yang masyarakat rata – rata mata pencahariaannya

sebagai nelayan, berdagang dan bertani dan juga penghasilannya cukup baik

sehingga perkembangan Koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah kramat

meningkat tiap tahunnya. Berikut perkembangan nasabah pada produk

simpanan berjangka

Tabel 1.1
Tahun Jumlah Nasabah
2020 105
2021 137
2022 150
Data Jumlah Nasabah Produk Simpanan Berjangka Tahun 2020 - 2022
Sumber: KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin membahas lebih dalam

faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan nasabah terhadap

produk tabungan berjangka, sehingga penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Nasabah Terhadap Produk Simpanan Berjangka

Di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan”

1.2 Rumusan Masalah


6

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap pengambilan keputusan nasabah

dalam memilih produk simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan ?

2. Apakah lokasi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan nasabah

dalam memilih produk simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan ?

3. Apakah religiusitas berpengaruh terhadap pengambilan keputusan nasabah

dalam memilih produk simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan ?

4. Apakah bagi hasil, lokasi dan religiusitas berpengaruh secara simultan

terhadap pengambilan keputusan nasabah dalam memilih produk simpanan

berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)

Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan ?

5. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan nasabah dalam memilih produk simpanan

berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)

Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan ?

1.3 Tujuan Masalah


7

Tujuan Penelitian yang hendak di capai dalam penyusunan penelitian

ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi

Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

2. Untuk mengetahui pengaruh lokasi berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi

Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

3. Untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap pengambilan keputusan

nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan.

4. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh bagi hasil, lokasi dan

religiusitas terhadap pengambilan keputusan nasabah memilih produk

simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

(KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

5. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan nasabah dalam memilih produk simpanan

berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)

Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian


8

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi bagi pihak koperasi simpan pinjam dan

pembiayaan syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan tentang faktor - faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan nasabah terhadap produk simpanan berjangka

sehingga dapat digunakan sebagai bahan upaya untuk mengetahui perilaku

nasabah dalam memilih tabungan berjangka di Koperasi simpan pinjam

dan pembiayaan syariah (KSPPS) ) Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan.

2. Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya

dibidang perbankan serta dapat digunakan sebagai acuan perbandingan

penelitian yang akan datang yang berkaitan dengan bentuk analisa

terhadap faktor-faktor yang dipertimbangkan nasabah dalam menabung.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1.1 Wafirotul Fitria, Nian. 2018.

“Pengaruh Lokasi dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian


di BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo”. Tujuan penelitian ini
untuk meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing
menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan
keinginan nasabah serta berusaha memenuhi harapan nasabah melalui
strategi pemasaran atau marketing mix (produk, harga, lokasi dan
promosi) yang lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaing.
Lokasi BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo berdekatan dengan
lokasi pesaing yang lain sehingga menyebabkan pemilihan dan
penentuan lokasi tersebut kurang tepat. Selain itu, variabel
promotional mix menurut Kotler dan Amstrong ada lima, sedangkan
promosi yang telah dilakukan oleh BMT masih dua sehingga promosi
masih kurang. Meskipun pemilihan dan penentuan lokasi kurang tepat
dan promosi masih kurang, akan tetapi jumlah nasabahnya semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Dari latar belakang tersebut dapat
ditarik rumusan masalah, apakah lokasi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, apakah promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, dan variabel manakah yang paling dominan
(lokasi atau promosi) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh
lokasi,pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian. Serta untuk
menjelaskan variabel manakah yang paling dominan (lokasi dan
promosi) berpengaruh terhadap keputusan pembelian di BMT Surya
Abadi Jenangan Ponorogo.

9
10

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


pendekatan kuantitatif dengan menggunakan regresi linier
sederhana dan regresi linier berganda. Objek dalam penelitian ini
adalah nasabah BMT Surya Abadi Jenangan Ponorogo, dengan
jumlah sampel 83 nasabah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lokasi


berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian,
dengan nilai t hitung > t tabel (5,869 > 1,989). Sedangkan variabel
promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
dengan t hitung > t tabel (4,904 > 1,989). Serta variabel lokasi dan
promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan F hitung > F tabel (23,814 > 3,960). Dengan
melihat uji t bahwa variabel lokasi > promosi (5,869 > 4,904), maka
dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi lebih dominan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian di BMT Surya Abadi Jenangan
Ponorogo.
2.1.2 Endah Prihantini, 2019

“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bagi Hasil Terhadap


Kepuasan Nasabah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Majalengka”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
pengaruh Kualitas Pelayanan dan Bagi Hasil baik secara parsial
maupun simultan terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Majalengka. Populasi di dalam penelitian ini adalah
Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Majalengka, yang
diambil sebagai responden yaitu berjumlah 100 orang. Metode
penelitian yang digunakan menggunakan metode survei dengan
pendekatan deskriptif verifikatif. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah asumsi klasik, analisis regresi berganda, analisis
koefisien determinasi dan uji hipotesis untuk uji parsial menggunakan
uji t dan uji simultan menggunakan uji F. Hasil penelitian menunjukan
11

bahwa baik secara parsial maupun simultan kualitas pelayanan dan


bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah. Artinya
ultan, semakin tinggi kualitas pelayanan dan semakin baik bagi hasil
maka kepuasan nasabah akan semakin meningkat.

2.1.3 Niken Ayu, 2020

“Pengaruh lokasi dan pelayanan terhadap keputusan nasabah


menabung di Bank Muamalat KCP Palopo”.Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh lokasi dan pelayanan terhadap keputusan
nasabah menabung di Bank Muamalat KCP Palopo, jenis penelitian
ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah nasabah Bank Muamalat kcp palopo sebanyak
187.774 nasabah. Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah random sampling dengan penentuan sampel 100
nasabah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan melalui pembagian angket/kuesioner kepada responden untuk
dijawabnya. Selanjutnya, teknik pengelolaan dan analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu uji kualitas instrument penelitian
dengan menggunakan analisis data kuantitatif dengan bantuan
program SPSS 25. Adapun tahapan dalam teknik pengelolaan dan
analisis data yaitu uji validasi dan uji realibilitas. Selanjutnya, akan
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji
multikolentaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji regresi linier
berganda. Kemudian penelitian ini akan menggunakan uji hipotesis
yang terdiri dari uji t dan uji r. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa : lokasi (XI) dan Pelayanan (X2) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan nasabah menabung (Y). Dilihat pada
hasil uji regresi linear berganda diketahui bahwa nilai thitung > ttabel (6,889
> 1,985) dan signifikan 0,000 < 0,05 pada uji hipotesis pengaruh
lokasi terhadap keputusan nasabah menabung. Kemudian pada uji
hipoteses pengaruh lokasi terhadap keputusan nasabah menabung.
12

Kemudian pada uji hipotesis pelayanan terhadap keputusan nasabah


menabung nilai thitung > ttabel (7,347 > 1,985 dan signifikansi 0,000 <
0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari uji hipotesis. H 0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya secara parsial lokasi dan pelayanan berpengaruh
terhadap keputusan nasabah menabung. Kemudian variabel lokasi
dapat menjelaskan keputusan nasabah menabung dengan kontribusi
0,326 atau 32,6 % sisanya 67,4 %. Sedangkan secara parsial
pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung.
Variabel pelayanan dapat menjelaskan keputusan nasabah menabung
dengan kontribusi sebesar 0,355 atau sama dengan 35,5 % sisanya
64,4 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Jadi kesimpulan dari hasil dari uji regresi linear
berganda yaitu variabel pelayanan merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap keputusan nasabah menabung di bank muamalat
KCP palopo dibandingkan dengan variabel lokasi.

2.1.4 Mirna Dilla, 2020

“ Pengaruh Religuitas, Motivasi dan Tingkat Bagi Hasil Terhadap


Keputusan Nasabah Menabung Pada Bank Syariah Di Kota Banda
Aceh ”.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh religuitas,
motivasi dan tingkat bagi hasil terhadap keputusan nasabah menabung
pada bank syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan alat analisis regresi linear berganda. Teknik pengumpulan data
data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada 100 nasabah bank
syariah di kota Banda Aceh. Hasil penelitian menunjukkan variabel
religuitas tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nasabah.
Sedangkan variabel motivasi dan tingkat bagi hasil berpengaruh
signifikan terhadap keputusan nasabah. Secara simultan variabel
religuitas, motivasi dan tingkat bagi hasil memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan nasabah dan dari nilai R Square sebesar
74,6 % yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
13

Tabel 2.1 : PENELITIAN TERDAHULU

Persamaan Perbedaan
Penelitian
No Judul Penelitian
Hasil Penelitian Terdahulu
dan Nama Penulis
dan
Sekarang Terdahulu Sekarang

1. Pengaruh Lokasi dan Hasil penelitian ini 1. Variabel 1. Variabel bebas 1. Variabel bebas
Promosi Terhadap menunjukkan bahwa bebas lokasi promosi bagi hasil dan
Keputusan Pembelian di variabel lokasi 2. Alat analisa 2. Variabel terikat religiusitas
BMT Surya Abadi berpengaruh secara regresi linier keputusan 2. Variable terikat
Jenangan Ponorogo, signifikan terhadap berganda pembelian simpanan
Wafirotul Fitria, Nian. keputusan pembelian 3. Lokasi berjangka
2018. penelitian BMT 3. Lokasi
Surya Abadi penelitian
Jenangan KSPPS Kramat
Ponorogo Desa Gerongan
Kecamatan
Kraton
Kabupaten
Pasuruan
2. Pengaruh Kualitas Hasil penelitian 1. Variabel 1. Variabel bebas 1. Variabel bebas
Pelayanan dan Bagi menunjukan bahwa bebas Bagi Pelayanan lokasi dan
Hasil Terhadap baik secara parsial Hasil 2. Variabel terikat religiusitas
Kepuasan Nasabah di maupun simultan 2. Alat analisa kepuasaan 2. Variabel terikat
Bank Syariah Mandiri kualitas pelayanan regresi linier nasabah simpanan
Kantor Cabang dan bagi hasil beargnda 3. Lokasi berjangka
Majalengka, Endah berpengaruh penelitian Bank 3. Lokasi
Prihantini, 2019 Syariah Mandiri penelitian
signifikan terhadap
Kantor Cabang KSPPS Kramat
kepuasan nasabah
Majalengka Desa Gerongan
Kecamatan
Kraton
Kabupaten
Pasuruan.

3. Pengaruh lokasi dan Hasil dari penelitian 1. Variabel 1. Variabel bebas 1. Variabel bebas
pelayanan terhadap ini menunjukkan bebas lokasi pelayanan bagi hasil dan
keputusan nasabah bahwa variable lokasi 2. Alat analisa 2. Variabel terikat religiusitas
menabung di Bank dan Pelayanan regresi linier keputusan 2. Variabel terikat
Muamalat KCP Palopo, berpengaruh positif berganda nasabah simpanan
Niken Ayu, 2020 dan signifikan menabung berjangka
terhadap keputusan 3. Lokasi 3. Lokasi
nasabah menabung penelitian bank penelitian
muamalat KCP KSPPS Kramat
palopo Desa Gerongan
Kecamatan
Kraton
Kabupaten
Pasuruan
14

4. Pengaruh Religiusitas, Hasil penelitian 1. Variabel 1. Variabel bebas 1. Variabel bebas


Motivasi dan Tingkat menunjukkan bebas motivasi lokasi
Bagi Hasil Terhadap variabel religiusitas religiusitas 2. Variabel terikat 2. Variabel terikat
Keputusan Nasabah tidak berpengaruh dan bagi hasil keputusan Simpanan
Menabung Pada Bank signifikan terhadap 2. Alat analisa nasabah Berjangka
Syariah Di Kota Banda keputusan nasabah regresi linier menabung 3. Lokasi
Aceh, Mirna Dilla, 2020 berganda 3. Lokasi penelitian
penelitian bank KSPPS Kramat
syariah banda Desa Gerongan
aceh Kecamatan
Kraton
Kabupaten
Pasuruan

5. Faktor – Faktor Yang Hasil penelitian 1. Variabel 1. Variabel bebas 1. Variabel bebas
Mempengaruhi menunjukkan bebas bagi promosi, bagi hasil,
Pengambilan Keputusan variabel bagi hasil hasil, lokasi pelayanan dan lokasi dan
Nasabah Terhadap dan religuisitas dan motivasi religiusitas.
Produk Simpanan berpengaruh religiusitas 2. Variabel terikat 2. Variabel terikat
Berjangka Di Koperasi signifikan terhadap 2. Alat analisa kepuasan keputusan
Simpan Pinjam dan keputusan nasabah regresi linier nasabah nasabah
Pembiayaan Syariah berganda
3. Lokasi 3. Lokasi
(KSPPS) Kramat Desa
penelitian BMT penelitian
Gerongan Kecamatan
Kraton Kabupaten Surya Abadi KSPPS Kramat
Pasuruan, Abdul Wahid, Jenangan Desa Gerongan
2022 Ponorogo, Bank Kecamatan
Syariah Mandiri Kraton
Kantor Cabang Kabupaten
Majalengka, Pasuruan
bank muamalat
KCP palopo,
bank syariah
banda aceh.
15

2.2 Bagi Hasil

2.2.1 Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil ( Ismail, 2016 ) adalah pembagian atas hasil usaha

yang telah dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu

pihak nasabah dan pihak bank syariah. Bagi Hasil (Ascarya, 2017)

adalah sistem dimana pemilik dana dan pengelola usaha berbagi

keuntungan atas hasil usaha yang dikelola, dan jika terdapat kerugian

maka ditanggung bersama secara adil dan sesuai kesepakatan.

Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa dalam akad

mudharabah jika mengalami kerugian maka ditanggung oleh shahibul

maal selama kerugian tersebut tidak disebabkan kelalaian dari

mudharib. Adapun dalam lembaga keuangan syariah menggunakan

istilah nisbah bagi hasil, seperti jika ada kesepakatan nisbah sebesar

60:40 dalam jangka waktu 12 bulan maka nasabah mendapatkan nisbah

bagi hasil keuntungan sebesar 60% dan lembaga keuangan syariah

mendapatkan 40% jika mendepositokan dananya dalam jangka waktu

12 bulan.

2.2.2 Prinsip Bagi Hasil

Sistem bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya

perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di

dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas

keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih.

Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang
16

ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang

berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih

dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad).

Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak

ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan

adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya

unsur paksaan. Melainkan atas dasar ridha diantara kedua belah pihak

dengan apa yang telah mereka sepakati dalam rencana kegiatan usaha

yang dijalani.

Ketentuan prinsip bagi hasil menurut 13 UU No. 21 tahun 2008

terdiri atas :

a. Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan

berpedoman pada kemungkinan untung rugi.

b. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan

yang diperoleh.

c. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan

jumlah pendapatan.

d. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil.


17

2.2.3 Konsep Bagi Hasil

Konsep bagi hasil ini sangat berbeda sekali dengan konsep bunga

yang diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional. Dalam ekonomi

syariah, konsep bagi hasil dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Pemilik dana menanamkan dananya melalui institusi keuangan yang

bertindak sebagai pengelola dana.

2. Pengelola mengelola dana-dana tersebut dalam sistem yang dikenal

dengan sistem pool of fund (penghimpun dana), selanjutnya

pengelola akan menginvestasikan dana-dana tersebut kedalam

proyek atau usaha-usaha yang layak dan menguntungkan serta

memenuhi semua aspek syariah.

3. Kedua belah pihak membuat kesepakatan (akad) yang berisi ruang

lingkup kerjasama, jumlah nominal dana, nisbah, dam jangka waktu

berlakunya kesepakatan tersebut.

4. Sumber dana terdiri dari:

Simpanan: tabungan dan simpanan berjangka

Modal: Simpanan pokok, simpanan wajib, dana lain-lain.

Hutang pajak lain.

2.2.4 Jenis - Jenis Akad Bagi Hasil

Bentuk- bentuk kontrak kerjasama bagi hasil dalam perbankan

syariah secara umum dapat dilakukan dalam empat akad, yaitu

musyarakah, mudharabah, muzara’ah dan musaqah. Namun pada

penerapan prinsip yang digunakan pada sistem bagi hasil, pada


18

umumnya bank syariah menggunakan kontrak kerjasama pada akad

musyarakah dan mudharabah.

1. Musyarakah (join venture profit & loss sharing)

Musyarakah adalah mencampurkan salah satu dari macam

harta dengan harta lain sehingga tidak dapat dibedakan antara

keduanya. Dalam pengertian lain musyarakah adalah akad kerjasama

antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau

amal/expertise) dengan kesempatan bahwa keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

2. Mudharabah (trustee profit sharing)

Mudharabah atau qirad termasuksalah satu bentuk akad

syirkah (perkongsian). Istilah lain mudharabah digunakan oleh orang

Irak, sedangkan orang Hijaz menyebutnya dengan istilah qiradh.

Dengan demikian, mudharabah dan qiradh adalah istilah maksud

yang sama.

Mudharabah termasuk juga perjanjian antara pemilik modal

(uang dan barang) dengan pengusaha dimana pemilik modal

bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha/proyek dan

pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan bagi

hasil sesuai dengan perjanjian.


19

ada beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan

mudharabah yang harus di perhatikan yaitu:

1. Pelaku (Pemilik modal maupun pelaksana usaha)

Akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku. Pihak

pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahibul maal ), pihak

kedua sebagai pelaksana usaha (Mudharib). Syarat keduanya

adalah pemodal dan pengelola harus mampu melakukan

transaksi dan sah secara hukum.

2. Objek mudharabah (modal dan kerja)

Objek merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang

dilakukan oleh para pelaku.Pemilik modal menyerahkan modal

sesuai objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha

menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang

diserahakan berbentuk uang. Sedangkan kerja yang diserahkan

bisa berbentuk keahlian, ketrampilan, selling skill management

skill dan lain-lain.

3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)

“Persetujuan kedua belah pihak merupakan konsekuensi

dari prinsip ‘an- taraadhim minkum (sama-sama rela)’’. (Q.S.An-

Nisa/4:29).

‫اض ِّم ۡن ُكمۡ‌ ۚ َواَل ت َۡقتُلُ ۡۤوا اَ ۡنـفُ َس ُكمۡ‌ؕ اِنَّ هّٰللا َ َكانَ بِ ُكمۡ َر ِح ۡي ًما‬ ۤ ۡ ۤ ۡ ٰ ۤ
ٍ ‫ٰيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ا َمنُ ۡوا اَل تَا ُكلُ ۡوا اَمۡ َوالَـ ُكمۡ بَ ۡينَ ُكمۡ بِالبَا ِط ِل اِاَّل اَ ۡن تَ ُك ۡونَ ِت َجا َرةً ع َۡن ت ََر‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


20

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil

1. Investment rate

Merupakan persentase dana yang diinvestasikan kembali oleh

bank syariah baik ke dalam pembiayaan maupun penyaluran dana

lainnya. Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari bank

indonesia, bahwa sejumlah persentase tertentu atas dana yang

dihimpun dari masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi

harus di tempatkan dalam giro wajib minimum (GWM) merupakan

dana yang wajib di cadangkan oleh setiap bank untuk mendukung

likuiditas bank. Misalnya giro wajib minimum sebesar 8% maka

total dana yang dapat di investasikan oleh bank syariah maksimum

sebesar 92%. Hal ini akan mempengaruhi terhadap bagi hasil yang

diterima oleh nasabah investor.

2. Total dana investasi

Total dana investasi yang diterima oleh bank syariah akan

mempengaruhi bagi hasil yang di terima oleh nasabah investor. Total

dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung dengan

menggunakan saldo minimal bulanan atau saldo harian. Saldo

minimal bulanan merupakan saldo minimal yang perna mengendap


21

dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan sebagai dasar

perhitungan bagi hasil. Saldo harian merupakan saldo rata-rata

pengendapan yang dihitung secara harian, kemudian nominal saldo

harian digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.

3. Jenis dana

Investasi mudharabah dalam penghimpunan dana, dapat

ditawarkan dalam beberapa jenis yaitu; tabungan mudharabah,

deposito mudharabah, dan sertifikat investasi mudharabah antar bank

syariah (SIMA). Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik

yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada besarnya bagi

hasil.

4. Nisbah

Nisbah merupakan persentase tertentu yang disebutkan dalam

akad kerja sama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah

disepakati antar bank dan nasabah investor. Karakteristik nisbah

akan berbeda-beda dilihat dari beberapa segi antara lain:

a. Persentase nisbah antar bank syariah akan berbeda, hal ini

tergantung pada kebijakan masing-masing ban syariah.

b. Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana yang

dihimpun. Misalnya, nisbah antara tabungan dan deposito akan

berbeda.

c. Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada

besarnya persentase nisbah bagi hasil. Misalnya, nisbah untuk


22

deposito berjangka dengan jangka waktu satu bulan akan berbeda

dengan deposito berjangka waktu tiga bulan dan seterusnya.

d. Metode perhitungan bagi hasil

e. Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi

hasil, yaitu bagi hasil yang di hitung dengan menggunakan

konsep revenue sharing dan bagi hasil dengan menggunakan

profit/loss sharing. Bagi hasil yang menggunakan revenue

sharing, dihitung dari pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya.

Bagi hasil dengan profit/loss sharing dihitung berdasarkan

persentase nisbah dikalikan dengan laba usaha sebelum pajak.

f. Kebijakan akuntansi

Kebijakan akuntansi akan berpengaruh pada besarnya bagi hasil.

Beberapa kebijakan akuntansi yang akan memengaruhi bagi hasil

antara lain penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh pada bagi

hasil, akan tetapi bila menggunakan revenue sharing, maka

penyusutan tidak memengaruhi bagi hasil, akan tetapi bila

menggunakan revenue sharing, maka penyusutan tidak

memengaruhi bagi hasil.

2.2.6 Metode perhitungan bagi hasil

1. Bagi hasil dengan menggunakan revenue sharing

Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan revenue

sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas penjualan

dan/atau pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan


23

biaya. Bagi hasil dalam revenue sharing dihitung dengan

mengalikan nisbah yang telah disetujui dengan pendapat bruto.

Contoh berikut untuk mempermudah penjelasan.

Nisbah yang telah ditetapkan adalah 10% untuk bank dan

90% utuk nasabah. Dalam hal bank sebagai mudharabah dan

nasabah sebagai shahibul maal,bila bank syariah memperoleh

pendapatan Rp. 10.000.000,- maka bagi hasil yang diterima oleh

bank adalah 10% x Rp. 10.000.000,- = Rp. 1.000.000,- dan bagi

hasil yang diterima oleh nasabah sebesar Rp. 9.000.000,-. Pada

umumnya bagi hasil terhadap investasi dana dari masyarakat

menggunakan revenue sharing.

2. Bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing

Dari perhitungan bagi hasil dengan menggunakan profit/loss

sharing merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi usaha.

Kedua pihak, bank syariah maupun nasabah akan memperoleh

keuntungan atas hasil usaha mudharib dan ikut menanggung

kerugian bila usahanya mengalami kerugian. Dalam contoh tersebut,

misalnya total biaya Rp. 9.000.000,- maka:

a. Bagi hasil yang diterima oleh nasabah adalah Rp. 900.000.-

( 90% x ( Rp 10.000.000,- -Rp 9.000.000,-)).

b. Bagi hasil untuk bank syariah sebesar Rp 100.000,- (10% x ( Rp.

10.000.000,- - 9.000.000,-)).
24

2.2.7 Tahap perhitungan bagi hasil dana pihak ketiga

Beberapa tahap yang diperlukan untuk menghitung bagi hasil

antara lain:

1. Metode perhitungan yang digunakan adalah revenue sharing, yaitu

dasar perhitunganya berasal dari pendapatan sebelumnya dikurangi

dengan beban atau biaya.

2. Memilih antara dana yang berasal dari investasi mudharabah dengan

dana selain investasi mudharabah.

3. Menjumlahkan semua dana yang berasal dari investasi mudharabah

baik tabungan

4. Mudharabah mutlaqah dan deposito mudharabah mutlaqah.

5. Menghitung rata-rata pembiayaan pada bulan laporan. Rata-rata

pembiayaan berasa dari semua pembiayaan dengan berbagai jenis

akad, baik akad kerjasama usaha, akad jual beli, dan sewa menyewa.

6. Menjumlahkan pendapatan padabulan laporan yang terdiri dari

pendapatan bagi hasil, margin keuntungan, dan pendapatan sewa.

7. Mengurangkan total investasi mudharabah sebesar persentase

tertentu sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, yaitu persentase

tertentu dari dana nasabah investor yang tidak dapat diinvestasikan


25

oleh bank, karena digunakan sebagai cadangan wajib minimum.

Menentukan pendapatan yang akan dibagi hasil antara nasabah

investor dan bank syariah, disebut dengan income distribution.

Income distribution (ID) berasal dari total danainvestasi mudharabah

mutlaqah dikurangi dengan cadangan wajib minimum dibagi dengan

rat-rata pembiayaan selanjutnya dikalikan dengan total pendapatan.

Formula

Investasi mudharabah – cadangan primer

ID = x pendapatan rata-rata pembiayaan

8. Bagi hasil untuk masing-masing investasi mudharabah dihitung

dengan mengalikan income distribution dengan nisbah masing-

masing dana investasi, kemudian dikalikan dengan perbandingan

antara investasi mudharabah tertentu dengan total dana investasi

mudharabah. Misalnya, bagi hasil tabungan, dapat dihitung dengan

menggunakan formula seperti dibawah ini.

Tabungan

Bagi hasil tabungan = ID X Nisbah tabungan x -----------


investasi mudharabah
26

2.2.8 Pembayaran bagi hasil

Pembayaran bagi hasil akan diberikan oleh bank syariah sesuai

dengan jenis investasi mudharabah. Bagi hasil untuk tabungan

mudharabahakan di bayarkan oleh bank syariah akhir bulan. Dasar

perhitungannya yaitu berasal dari total investasi mudharabah, rata-rata

pengendapan saldo tabungan mudharabah, rata-rata pembiayaan, dan

pendapatan riil pada bulan laporan. Bagi hasil untuk investasi

mudharabah yang berasal dari deposito di bayarkan pada tanggal

valuta, tanggal pada saat deposito ditempatkan. Bagi hasil untuk

deposito mudharabah, dilakukan setiap bulan, meskipun jangka waktu

deposito mudharabah adalah 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, maupun 24

bulan. Dasar perhitungan adalah data keuangan pada bulan laporan.

Misalnya, deposito berjangka dengan jangka waktu 3 bulan yang

ditempatkan pada tanggal 11 februari, maka pembayaran bagi hasil di

mulai pada tanggal 11 maret. Dasar perhitungannya adalah laporan

keuangan per 28 februari.


27

2.3 Lokasi

2.3.1 Pengertian Lokasi

Lokasi adalah suatu ruang dimana berbagai kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk membuat produk yang diperoleh dan

tersedia bagi pelanggan sasaran. Lokasi (Utami 2012:89) merupakan

struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang

terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan

perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam

menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen.

Dalam menentukan lokasi dimulai dengan memilih

komunitas.Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan

ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik (Utami,

2012:93). Lokasi (Sunyoto 2015:176) diartikan sebagai berikut : Lokasi

yang strategis dimana banyak calon pembeli, dalam artian lokasi ini

mudah dijangkau, mudah dilihat konsumen dan lokasi yang banyak

dilalui dan dihuni target konsumen yang berpotensi membeli produk

atau jasa yang dijual.

2.3.2 Jenis-jenis Lokasi

Manullang (2019) lokasi usaha dapat dibedakan menjadi empat,

yaitu :
28

1. Letak atau lokasi usaha yang terikat pada alam

Letak atau lokasi usaha yang terikat pada alam adalah lokasi usaha

yang tidak dapat dipengaruhi oleh manusia melainkan tergantung

atau terikat pada alam.

2. Letak atau lokasi usaha berdasarkan sejarah

Dimana suatu usaha yang menjalankan aktivitasnya di suatu tempat

atau daerah tertentu yang hanya dapat dijelaskan berdasarkan

sejarah.

3. Letak atau lokasi usaha berdasarkan kebijaksanaan pemerintah Letak

atau lokasi usaha berdasarkan kebijaksanaan pemerintah ditentukan

oleh pemerintah terlebih dahulu.

4. Letak atau lokasi usaha yang dipengaruhi faktor ekonomi

Letak atau lokasi usaha yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi

adalah bahwa suatu usaha atau perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya mempertimbangkan faktor ekonomi yang ada ditempat

tersebut.

2.3.3 Kriteria Lokasi Strategis

Pengertian tempat strategis dapat berbeda antara satu jenis usaha

lainnya. Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang

cermat terhadap beberapa faktor Tjiptono, 2016 yaitu:

1) Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau sarana

transportasi umum.
29

2) Visibilitas, lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3) Lalu lintas traffic, dimana ada dua yang perlu dipertimbangkan

yaitu:

a) Banyaknya orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang

besar terjadinya impuls buying.

b) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa menjadi hambatan,

misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran

atau ambulans.

4) Tempat parkir yang luas dan aman.

5) Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan

usaha dikemudian hari.

6) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang

ditawarkan misalnya warung makan yang berdekatan dengan daerah-

daerah kos, asrama mahasiswa atau perkantoran.

7) Persaingan, yaitu lokasi pesaing misalnya dalam menentukan lokasi

wartel, perlu mempertimbangkan apakah dijalan atau daerah yang

sama banyak pula terdapat wartel lainnya.

8) Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang tempat

reparasi bengkel kendaraan bermotor berdekatan dengan pemukiman

penduduk.
30

2.3.4 Faktor - faktor yang mempengaruhi strategi lokasi

Faktor - faktor yang mempengaruhi strategi lokasi pemilihan

lokasi menjadi sangat rumit dengan adanya globalisasi tempat kerja.

Globalisasi terjadi karena perkembangan-perkembangan berikut, yaitu:

1) ekonomi pasar dan jasa

2) komunikasi internasional yang lebih baik,

3) perjalanan (udara, laut, darat) serta pengangkutan yang lebih cepat

dan dapat diandalkan,

4) semakin mudahnya arus kas antar negara dan

5) perbedaan biaya tenaga kerja yang tinggi

Faktor - faktor kunci yang harus diperhatikan oleh pengusaha

dalam memilih lokasi baru diantaranya yaitu kebutuhan dasar, seperti

listrik, air dan sebagainya haruslah tersedia. Lahan yang cukup, tingkat

kepadatan lalu lintas disekitar lokasi perusahaan, taraf hidup

masyarakat disekitar lingkungan usaha harus benar-benar

dipertimbangkan. Faktor terpenting dari itu semua adalah pendapat dari

tenaga kerja terhadap lokasi kerja yang baru.


31

2.3.5 Tujuan Penentuan Lokasi

Penentuan dan pemilihan lokasi merupakan salah satu strategi

yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, baik lokasi pabrik untuk

perusahaan manufaktur ataupun lokasi usaha untuk perusahaan

jasa/retail maupun lokasi perkantorannya. Pemilihan lokasi, diperlukan

pada saat perusahaan mendirikan usaha baru, melakukan ekspansi usaha

yang telah ada maupun memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi

lainnya.

Pemilihan lokasi sangat penting karena berkaitan dengan besar

kecilnya biaya operasi, harga maupun kemampuan bersaing. Menurut

Munawaroh (2013), penentuan lokasi memiliki beberapa tujuan sesuai

dengan jenis usaha yang akan dilakukan, yaitu: 

1) Bagi industri, untuk meminimumkan biaya. Lokasi yang tepat

mendekatkan lokasi gudang penyimpanan bahan dengan lokasi

produksi bisa menghemat biaya transportasi. 

2) Bagi retail dan profesional servis untuk maksimisasi revenue.

Pemilihan lokasi retail dan profesional servis yang mudah dijangkau

konsumen memungkinkan terjadi penjualan dalam jumlah banyak,

sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan.

3) Bagi lokasi gudang untuk memaksimumkan speed delivery dan

biaya minimum. Jarak gudang dengan lokasi pabrik yang tepat akan

mempercepat penyerahan barang sekaligus meminimalkan biaya.


32

2.3.6 Indikator Lokasi

Indikator- Indikator Lokasi (Tjiptono 2014:159) adalah sebagai

berikut:

1. Akses, yaitu lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi

umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas

dari jarak pandang normal.

3. Lalu Lintas, yaitu menyangkut dua pertimbangan utama yaitu :

banyak orang berlalu lalang. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas

bisa juga menjadi hambatan.

4. Tempat parkir yang luas, yaitu menyangkut kenyamanan dan

keamanan.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan

usaha di kemudian hari.


33

2.4 Religiusitas

2.4.1 Pengertian Religiusitas

Religiusitas merupakan suatu bentuk kepercayaan yang dianut

oleh masyarakat terhadap sang pencipta yang dijadikan pedoman dalam

menjalankan kehidupan didunia. Religuitas (Yoiz shofwa : 2016) tidak

terbatas pada kegiatan yang nampak seperti ibadah, muamalah, aktifitas

sosial, belajar agama, dakwah dan jihad, tetapi juga kegiatan yang tidak

Nampak atau hanya terjadi pada batin seseorang seperti iman dan dzikir

bathiniah kepada Allah. (Ibnu hasan zakiyah dkk : 2017) mengatakan

untuk mengukur tingkat Religuitas itu ada 5 dimensi yaitu ideologi,

ritual, pengalaman, konsekuensi, dan intelektual sebagaimana

penjelasanya sebagai berikut:

1. Religious of beliefs (ideological), yaitu pada aspek ini seseorang


menerima hal-hal yang dogmatis dalam agamanya, misalnya percaya
tentang adanya wujud Tuhan, adanya malaikat dan sebagainya.
2. Religious of practice (ritualistic), yaitu tingkatan sejauh mana
seseorang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ritual atau ibadah baik
yang umum seperti sholat, puasa, haji dan lain sebagainya.
3. Religious of feeling (experiential), yaitu bentuk-bentuk perasaan dan
pengalaman yang dialami dan dirasakan oleh seseorang berkaitan
dengan agamanya, misalnya merasa tenang seusai menjalankan
sholat, merasakan kecemasan seusai mengerjakan sesuatu yang
dilarang oleh agama.
4. Religious of knowledge (intellectual), yaitu sejauh mana individu
mempunyai minat mempelajari, mengamalkan dan percaya terhadap
ilmu-ilmu agama.
5. Religious of effect (consequential), yaitu sejauh mana prilaku
34

seseorang konsekuen dengan ajaran agama, misalnya menolong


orang lain atau rela memberikan hartanya bagi kepentingan
agamanya.
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas

Thouless membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

sikap keagamaan menjagi empat macam, yaitu :

a. Pengaruh Pendidikan

Faktor ini mencakup semua pengaruh sosial dalam perkembangan

keagamaan itu, termasuk pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi

sosial, tekanan dari lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri

dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh

lingkungan itu.

b. Faktor Pengalaman

Berkaitan dengan berbagai jenis pengalaman yang membentuk

sikap keagamaan. Terutama pengalaman mengenai keindahan,

konflik moral dan pengalaman emosional keagamaan. Faktor ini

umumnya berupa pengalaman spiritual yang secara cepat dapat

mempengaruhi perilaku individu.

c. Faktor Kehidupan

Kebutuhan-kebutuhan ini secara garis besar dapat menjadi empat,

yaitu: kebutuhan akan keamanan atau keselamatan, kebutuhan

akan cinta kasih, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan

kebutuhan yang timbul karena adanya ancaman kematian.


35

d. Faktor Intelektual

Berkaitan dengan berbagai proses penalaran verbal atau

rasionalisasi.

2.4.3 Indikator Religiusitas

1. Kepatuhan Agama

Kepatuhan agama adalah kesetiaan seorang hamba kepada Allah

untuk menjalankan perintah serta meninggalkan larangan-Nya.

2. Bisnis Halal

Suatu usaha yang harus menjalankan usahanya sesuai syariat islam.

3. Larangan Riba

Larangan ialah sesuatu yang tidak boleh dilakukan dan Riba adalah

penetapan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat

pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman

pokok yang dibebankan kepada peminjam.


36

2.5 Simpanan Berjangka

2.5.1 Pengertian Simpanan Berjangka

Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan yang dimaksud dengan simpanan berjangka adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian antara penyimpan dengan bank yang

bersangkutan. Jangka waktu penarikan dapat bervariasi dari bulanan

hingga tahunan, tergantung dari jangka waktu yang ditawarkan pihak

perbankan. Simpanan berjangka sebagai kontrak perjanjian

penyimpanan dana masyarakat kepada lembaga keuangan syariah

dalam jangka waktu tertentu sehingga nasabah atau anggota pada

hakikatnya tidak dapat mencairkan simpanannya tersebut sebelum

jatuh tempo. Oleh karena itu, pada kondisi moneter tertentu, lembaga

keuangan syariah dapat menolak permohonan nasabah atau anggota

untuk menarik simpanan deposito sebelum jatuh tempo. Dalam hal ini,

Dewan Syariah Nasional MUI telah mengeluarkan Fatwa yang

menyatakan bahwa simpanan berjangka yang dibenarkan adalah

simpanan yang berdasarkan prinsip mudharabah sebelum melakukan

simpanan berjangka, perjanjian telah dilakukan antara penyimpan

dengan pihak koperasi. Dari perjanjian- perjanjian tersebut juga

memiliki aturan, seperti:


37

a. Bahwa calon penyimpan harus menjadi nasabah tabungan terlebih

dahulu sebelum menjadi nasabah simpanan berjangka.

b. Menetapkan jumlah setoran minimal setiap waktu pembayarannya.

c. Memberikan bagi hasil atau imbalan pada simpanan berdasarkan

jangka waktu tersebut.

d. Bagi hasil simpanan yang akan diberikan merupakan jumlah bagi

hasil setiap bulannya.

e. Bagi hasil tidak bisa diambil secara berkala. Bunga hanya bisa

diambil pada waktu habis jangkanya.

Mekanisme penghimpunan dana melalui produk simpanan

berjangka biasanya didasarkan pada akad mudharabah muthlaqah,

yaitu akad yang memberikan kebebasan kepada mudharib untuk

memproduktifkan dana yang ada yang meliputi jenis usaha dan ruang

lingkupnya. Sedangkan modal yang di peroleh akan dilemparkan

kepada masyarakat dengan mendasarkan pada akad mudharabah

muqayadah sehingga memudahkan lembaga keuangan dalam proses

monitoring.

Dengan akad mudharabah anggota atau nasabah mendapatakan

bagi hasil yang ditentukan besarnya di awal akad dan juga

menanggung risiko bila usaha yang didanai mengalami kerugian.

Ketentuannya adalah sebagai berikut:

a. Dalam transaksi simpanan berjangka, nasabah atau anggota

bertindak sebagai shahibul maal sedangkan lembaga keuangan


38

syariah sebagai mudharib.

b. Modal harus dinyatakan dalam uang tunai bukan piutang.

c. Lembaga sebagai mudharib dapat melakukan berbagai macam

usaha dari modal yang dikelola, asal tidak bertentangan dengan

prinsip syariah.

d. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah serta

dituangkan dalam akad pembukaan sertifikat deposito.

e. Mudharib menutup biaya operasional deposito menggunakan

nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Lembaga (mudharib) tidak boleh mengurangi atau menambah

nisbah keuntungan tanpa diketahui oleh nasabah atau anggota

(shahibul maal).

Jangka waktu deposito mudharabah sekitar 3 bulan, 6 bulan dan

12 bulan. Dalam transaksi deposito mudharabah, bank syariah sebgai

mudharib (pengelola dana), sedangkan nasah bertindak sebagai

shohobul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib,

sedangkan bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak

bertentanan dengan prinsip syariah. Yang termasuk melakukan akad

mudharabah dengan pihak ketiga.

Berdasarkan ketentuan undang – undang nomer 10 tahun 1998

atas perubahan perundang – undangan nomer 7 tahun 1992 tentang

perbankan, deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu – waktu tertentu menurut perjanjian


39

dana dengan bank yang bersangkutan. Simpanan berjangka yang

menggunakan akad mudhrabah, yang dirancang sebagai sarana

investasi bagi masyarakat yang mempunyai dana dan yang berlebih

dana.

Jangka waktu deposito dengan bagi hasilnya adalah sebagai

berikut:

a. Jangka waktu 3 bulan (Bagi Hasil 0.24%)

b. Jangka waktu 6 bulan (Bagi Hasil 0.48%)

c. Jangka waktu 12 bulan (Bagi Hasil 0.96%)

d. Keuntunganya dalam satu bulan mendapatkan plafon 0.8%

2.5.2 Jenis – jenis simpanan berjangka

Jenis – jenis simpanan berjangka ada dua yaitu:

1. Simpanan berjangka biasa

Simpanan yang berakhir pada waktu yang telah diperjanjikan,

perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah permohonan baru/

pemberitahuan dari penyimpan.

2. Simpanan berjangka otomatis (automatic roll over)

Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang

untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan

Dalam melakasanakan hasil pendistribusian hasil usaha yang terkait

produk simpanan berjangka (deposito mudharabah).


40

2.5.3 Fungsi dan Tujuan Simpanan Berjangka

Fungsi simpanan berjangka dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:

a. Fungsi Internal

Maksudnya fungsi simpanan berjangka ini sangat strategis

dalam membantu kegiatan operasional bank khususnya ruang

lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini merupakan salah satu

sumber utama modal bank yang praktis penggunaannya karena

mempunyai limit waktu. Simpanan berjangka ini bagi suatu bank

berfungsi untuk memenuhi kebutuhan modal suatu bank, dan

disamping itu juga membantu menjaga posisi likuiditas bank.

Kebutuhan akan modal kerja suatu bank harus selalu dipenuhi

setiap saat sehubungan dengan salah satu fungsi utamanya yakni

sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam

bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit.

b. Fungsi Eksternal

Fungsi eksternal ini dikaitkan dengan fungsi yang ada diluar

perusahaan bank yakni sebagai lembaga yang bergerak dalam

bidang jasa yang memperlancar arus pembayaran uang. Dalam

upaya mencapai tujuan pembangunan nasional diharapkan lembaga

perbankan dapat berperan dalam mendukung peningkatan

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang

senantiasa bergerak cepat disertai tantangan yang semakin luas,


41

untuk itu bank harus mampu menghadapi persaingan yang sehat

dan efisien. Simpanan berjangka ini merupakan sarana

penghimpunan dana dalam jumlah yang besar, dengan demikian

pemerintah sangat mengharapkan inisiatif dari masyarakat untuk

menanamkan dana yang lebih ini melalui simpanan berjangka demi

menunjang pembangunan yang senantiasa membutuhkan dana yang

relatif besar.

2.5.4 Manfaat simpanan berjangka adalah sebagai berikut:

Setiap bank tentunya menginginkan memperoleh simpanan

masyarakat dalam jumlah yang besar, dengan banyaknya simpanan

masyarakat di bank, maka bank akan dapat memenuhi kebutuhan dari

nasabah yang dapat memberikan lebih banyak pinjaman kepada

mereka yang membutuhkan. Berikut manfaat simpanan berjangka :

1. Suku bunga

2. Investasi aman

3. Investasi yang mudah

4. Kemudahan dalam mengakses bunga

5. Administrasi mudah
42

2.5.5 Landasan Hukum

Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita

jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan. Secara Teknis deposito mudharabah terdapat dalam pasal

36 huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang

melaksanakan kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal ini

intinya menyebutkan bahwa wajib menerapkan prinsip syariah dan

prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usaha dalam melakukan

penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk

mudharabah.
43

2.6 Keputusan Nasabah

2.6.1 Pengertian Keputusan Nasabah

Menurut Setiadi mendefinisikan bahwa inti dari pengambilan

keputusan Nasabah adalah proses pengintegrasian yang

mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku

alternatif atau lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari

proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara

kognitif sebagai keinginan berperilaku Pengambilan keputusan

nasabah yang kompleks ini dapat mudah dipahami apabila prosesnya

dilihat sebagai sebuah sistem.

Mengacu pada pendapat Schiffman dan Wisenblit bahwa

pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang sebagai suatu

sistem yang disebut input dan output, dengan demikian, proses

pengambilan keputusan dipengaruhi oleh input yang diterima nasabah.

Input ini berupa faktor ekternal terdiri dari usaha-usaha yang

dilakukan oleh pemasar dan lingkungan sosial budaya serta kondisi

psikologis nasabah. Bauran pemasaran perbankan ini meliputi :

strategi produk, penetapan harga, promosi, dan distribusi, bukti fisik,

proses dan karyawan yang memberikan pelayanan. Dari penjelasan

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku sengaja dilandaskan

pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih

salah satu diantara tindakan alternatif yang ada (Dr. Etta Mamang

Sangadji : 2013).
44

Menurut Philip Kotler menyatakan tahapan-tahapan yang

dilakukan konsumen dalam perilaku keputusan pembelian meliputi:

a. Mengenali Permasalahan (Problem Recognition)

Masalah timbul dari dalam diri konsumen yang berupa

kebutuhan, yang digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli

atau dari luar. Berdasarkan pengalaman yang lebih lalu, seorang

belajar bagaimana mengatasi dorongan ini ke arah satu jenis objek

yang dapat menjenuhkannya. Semua rangsangan yang ada pada diri

konsumen menyebabkan dia mengenal suatu masalah. Sehingga

perusahaan perlu mengetahui jawaban dari pertanyaan apakah

masalah yang dirasakan.

b. Mencari Informasi (Information Search)

Setelah timbul suatu masalah berupa kebutuhan yang

digerakkan oleh rangsangan dari luar, dan didorong untuk memenuhi

kebutuhan tersebut, konsumen akan mencari informasi tentang objek

yang bisa memuaskan keinginannya. Kemudian mengadakan

penilain terhadap informasi yang diperolehnya.

c. Mengevaluasi Pilihan (Evaluation of Alternative)

Dari informasi yang diperoleh konsumen, digunakan untuk

memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif

yang dihadapi serta daya tarik masing-masing alternatif.

d. Keputusan Membeli (Decision Making)

Tahap evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk


45

prefernsi diantara alternatif-alternatif produk barang dan jasa.

e. Perilaku Pasca Beli (Post Purchase Behavior)

Setelah melakukan pembelian konsumen akan merasakan

kepuasan atau mungkin ketidak puasan. Ini menarik bagi produsen

untuk memerhatikan tindakan konsumen setelah melakukan

pembelian. Konsumen dalam memenuhi keinginannya, mempunyai

pengharapan agar bisa terpuaskan. Pengharapan konsumen itu timbul

dari pesan-pesan yang diterima dari para penjual, teman dan sumber

lain bahkan dari perusahaan sendiri.

2.6.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah

Perilaku konsumen adalah suatu aktivitas seseorang yang

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, penggunaan, serta

pengevaluasian untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku konsumen

merupakan hal yang menjadi landasan bagi konsumen dalam membuat

keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-

involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan

mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-

involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan

pertimbangan matang.

Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun

organisasi. Konsumen memiliki peran yang berbeda dalam perilaku

konsumsi antara lain dapat berperan sebagai, initiator, influencer,

buyer, payer, atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami


46

konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya kedalam

kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, salah satunya dengan

mengelompokkan menurut geografis, demografi, psikografi, dan

perilaku (Veithzhal Rivai Zainal, 2017). Perilaku konsumen

memperlajari tempat, kondisi, dan kebiasaan seseorang dalam

membeli produk tertentu dengan merek tertentu. Hal tersebut sangat

membantu manajer pemasaran dalam menyusun kebijaksanaan

pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian

suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan

peranan masing-masing. Pemahaman akan perilaku konsumen dapat

diaplikasikan dalam beberapa hal. Pertama, untuk merancang sebuah

strategi pemasaran yang baik. Kedua, perilaku konsumen dapat

membentuk pembuatan keputusan dan kebijakan publik. Ketiga, dala

hal pemasaran sosial (social marketing) berupa penyebaran ide

diantara konsumen.Dengan memahami sikap konsumen dalam

menghadapi sesuatu,seseorang dapat menyebarkan ide atau gagasan

lebih cepat dan efektif. Selain itu, perusahaan juga dapat memberikan

gamabaran kepada para pemasar dalam pembauatan produk,

penyusuain harga produk, mutu produk. Perilaku konsumen dalam

pembelian dapat mempengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

sebagai berikut:

a. Budaya

Sub budaya dan kelas sosial mempunyai peranan yang sangat


47

penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu

keinginan dan perilaku yang paling besar.

Sekumpulan nilai, presepsi, preferensi, dan perilaku

tertentu yang diperoleh dari lingkungan keluarga, agama,

kebangsaan, ras, dan geografis.

b. Kelas Sosial

Masyarakat yang memilki startifikasi atau kelas social

tertentu. Kelas social adalah pembagian kelompok masyarakat yang

relative homogen dan permanen yang tersusun secara sistematis.

Rengkuti menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengarhui

bebefapa faktor social antara lain:

1) Kelompok Acuan

Kelompok acuan (reference groups) adalah seorang dalam

kelompok tertentu yang memilki pengaruh langsung terhadap

sikap dan perilakunya (keanggotaan kelompok). Kelompok acuan

seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap orang

tersebut yang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa

kelompok keanggotaan merupakan anggota primer seperti

keluarga dan teman. Sedangkan seseorang juga dapat menjadi

anggota kelompok sekunder seperti keagamaan, profesi, yang

cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak


48

begitu rutin, seseorang akan sangat dipengaruhi oleh kelompok

acuan mereka.

2) Keluarga

Keluarga merupakan organisasi kecil yang penting dalam

mempengaruhi perilaku anggotanya yang bersumber dari orang

tua, suami, istri, anak, memiliki peran yang berbeda dalam

mempengaruhi perilaku pembelian mereka, misalnya saja

dalam hal pilihan makanan, pakain sehari-hari, dan lain-lain.

Keluarga merupakan organisasi pembelian konseumen yang

paling penting dalam masyarakat, serta menjadi kelompok acuan

primer yang paling berpengaruh. Kehidupan pembeli terdiri dari

dua keluarga yaitu keluarga orientasi dan keluarga prokreasi.

Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung,

sedang prokreasi terdiri dari pasangan dan anak.

3) Peran dan Status Sosial

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan

oleh seseorang tiap peran dapat menghasilkan status.

c. Faktor Pribadi atau Individu

Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,

pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri,

serta gaya hidup, dan nilai. Hal tersebut sangat penting bagi

pemasar karena memiliki dampak langsung pada perilaku

konsumen.
49

1) Usia atau siklus tahap hidup. Dalam hal ini, konsumsi

dibentuk oleh siklus hidup karena seseorang membeli barang

dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Dalam hal ini, pekerjaan

lingkungan ekonomi sangat mempengaruhi pola konsumsi

seseorang sehingga para pemasar harus mengidentifikasi

kelompok pekerjaan yang memiliki minat diatas rata-rata

terhadap produk dan jasa. Kepribadian dan konsep diri. Dalam

hal ini, setiap individu memilki prbedaan terhadap sesuatu yang

dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian

adalah cara bawaan psikologi manusia yang khas, yang

menghasilkan tanggapan relatife konsisten terhadap rengsangan

lingkungan.

3) Gaya hidup dan nilai. Dalam hal ini, setiap individu memiliki

gaya hidup dan nilai yang berbeda. Gaya hidup adalah pola

seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan

opini. Gaya hidup dibentuk oleh uang dan waktu, dengan

demikian, perusahaan bertujuan melayani konsumen yang

dibatasi oleh uang akan menciptakan produk dan jasa berbiaya

rendah.

d. Faktor Psikologi

Faktor psikologi sebagian dari pengaruh lingkungan dimana

ia tinggal dan hidup pada waktu yang sekarang tanpa mengabaikan


50

pengaruh dimasa lampau atau antisipasi pada waktu yang akan

datang. Pipihan produk yang dipilih seseorang lebih lanjut

dipengaruhi faktor psikologis, yaitu:

1) Motivasi

Kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang

untuk mencari cara untuk memuaskan kebutuhannya, hal ini

meliputi urutan kepntingan jenjang kebutuhan seperti,

fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, pengaktualisasian

diri.

2) Presepsi

Presepsi adalah proses yang diketahui orang dalam

memilih atau mengkelompokkan dan mengintepretasikan

informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai

dunia, seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak.

Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh presepsinya

mengenai situasi. Orang membentuk presepsinya dari 3

rangsangan yang sama dari proses penerimaan indra yaitu,

perhatian selektif, penyimpangan selektif, dan ingatan selektif.

2.6.3 Pengetahuan Konsumen

Pengetahuan konsumen adalah segala sesuatu yang diketahui

dan dipahami oleh konsumen tentang suatu produk yang dipasarkan

yang melekat dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam

membeli. Oleh karena itu melalui dukungan informasi yang tersedia


51

dapat pula mendorong seseorang untuk melakukan suatu keputusan

termasuk didalamnya hal pembelian. Jenis keputusan yang akan

diambil konsumen dibedakan dalam tiga kategori, meliputi :

a. Pengambilan keputusan dengan informasi yang terbatas

Apabila informasi tentang suatu produk tidak dikuasi, tidak

dimiliki, atau sama sekali tidak ada, maka konsumen akan merasa

ragu-ragu dan akan mengalami kesulitan dalam mengambil

keputusan.

b. Pengambilan keputusan dengan informasi yang memadai

Pada kondisi ini, konsumen telah memiliki dan menguasai

informasi tentang produk yang dibutuhkan, meskipun dalam jumlah

yang terbatas. Guna menambah keyakinan dan kemantapan dalam

pengambilan keputusan masih diperlukan informasi tambahan lain

yang dibutuhkan. Konsumen akan membuat keputusan yang tepat

apabila informasi yang dibutuhkan tersedia dan mudah diakses.

c. Pengambilan keputusan dengan informasi yang luas

Pada kondisi seperti ini konsumen sudah sangat mengenal

produk yang diperlukan guna memenuhi kebutuhannya.

Konsumen telah mengetahui semua karakteristik yang melekat

pada produk, sehingga untuk mengambil keputusan, konsumen

hampir tidak memerlukan informasi tambahan lainnya.

Pengambilan keputusan telah menjadi hal yang rutin. Lebih-lebih

lagi apabila produk dimaksud tersedia dimana-mana dan dalam


52

jangkauan harga maupun distribusi.

2.6.4 Indikator Keputusan Nasabah

Menurut Philip Kotler and Kevin Lane Keller (2012), terdapat

empat indikator dari keputusan pembelian konsumen, yaitu:

a. Kebutuhan, yaitu mengenai masalah atau kebutuhan keputusan

nasabah.

b. Publikasi, yaitu pengembalian keputusan nasabah yang tertarik

banyak informasi melalui media masa atau organisasi.

c. Manfaat, yaitu proses pengembalian keputusan nasabah dimana

nasabah menggunakan informasi untuk mengevaluasi manfaat.

d. Kepuasan, dimana nasabah merasa puas karena suatu pelayanan

yang diberikan Bank dan akan terus menggunakan produk yang

ditawarkan.

2.6.5 Keputusan Pembelian dalam Islam

Dalam Islam proses pengambilan keputusan diterangkan dalam

beberapa ayat yang telah lebih bersifat umum, artinya bisa diterapkan

dalam segala aktifitas. Selain itu, konsep pengambilan keputusan dalam

Islam lebih ditentukan pada sifat adil dan berhati-hati dalam menerima

informasi seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an : (Q.S Al-Hujarat

Ayat 06)

۟ ‫ُوا قَوْ ۢ ًما ب َج ٰهَلَ ٍة فَتُصْ بح‬


‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ْلتُ ْم ٰنَ ِد ِمين‬ ِ ِ
۟ ‫صيب‬
ِ ُ‫ق ِبنَبٍَإ فَتَبَيَّنُ ٓو ۟ا َأن ت‬ ِ َ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإن َجٓا َء ُك ْم ف‬
ٌ ۢ ‫اس‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu

orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar
53

kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa

mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas

perbuatanmu itu.

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa sebagai umat muslim

hendaknya berhatihati dalam menerima suatu berita atau informasi.

Ketika kita tidak mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut maka

sebaiknya periksa dan teliti terlebih dahulu. Ayat ini juga dapat

didasarkan dengan sikap hati-hati umat Islam dalam membuat

keputusan untuk mengkonsumsi dan menggunakan suatu produk.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tahapan-

tahapan yang dilalui konsumen dalam pengambilan keputusan

pembelian konnsumen, pentingnya memilih produk halal yang

dijelaskan dalam Al-Qur’an : (Q.S Al-Baqarah Ayat 168)

ٌ‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َع ُدوٌّ ُّمبِيْن‬


ِ ‫ض َح ٰلاًل طَيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُوْ ا ِم َّما فِى ااْل َر‬

Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik

dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti

langkah- langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah

musuh yang nyata bagimu.

Dari beberapa ayat diatas dapat diketahui penting bagi umat

Islam untuk mengkonsumnsi segala sesuatu yang halal. Halal disini

tidak hanya sekedar bahan-bahan yang terkandung saja, melainkan juga

dari sisi pengelolaannya, tempat dan cara mendapatkannya.


54

2.7 KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.7. Kerangka Pemikiran

Bagi Hasil (X1)

Investment rate
Total dana investasi
Jenis dana
Nisbah

Lokasi (X2)
Akses
Vasibilitas Keputusan Nasabah
Lalu Lintas
dalam Memilih Produk
Tempat
Ekspansi
Simpanan Berjangka
Sumber : Tjiptono (2014 ) (Y)

Religiusitas (X3)
Kepatuhan Agama
Bisnis Halal
Larangan Riba
Sumber : Ibid

Keterangan :
: Hubungan Parsial

: Hubungan Simultan
55

2.8 HIPOTESIS

Sebagai jawaban sementara terhadap perumusan masalah yang


diajukan dalam penelitian ini dan mengasumsikan bagi hasil, lokasi dan
religuitas mempengaruhi keputusan nasabah terhadap produk simpanan
berjangka di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan diasumsikan berpengaruh.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesisi yang diajukan


dalam penelitian adalah :

1. Diduga terdapat pengaruh bagi hasil berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan
Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

2. Diduga terdapat pengaruh lokasi berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi
Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan
Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

3. Diduga terdapat pengaruh religiusitas terhadap pengambilan keputusan


nasabah memilih produk simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan.

4. Diduga terdapat secara bersama- sama pengaruh bagi hasil, lokasi dan
religiusitas terhadap pengambilan keputusan nasabah memilih produk
simpanan berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

5. Diduga terdapat variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap


pengambilan keputusan nasabah dalam memilih produk simpanan
berjangka di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS)
Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan

penelitian untuk memperoleh data – data yang diperlukan. Adapun penelitian

ini di laksanakan di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

(KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

Jawa Timur 67151. Dimana merupakan salah satu sumber data dari penelitian

ini yang memenuhi karakteristik untuk memperoleh data dan informasi

tentang masalah yang akan di teliti.

3.2 Sumber dan Jenis Data

3.2.1 Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti (atau

petugas) dari sumber pertama. Adapun yang menjadi data

primer dalam penelitian ini adalah Anggota Koperasi Simpan

Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan yang

selanjutnya disebut responden.

b. Data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga

dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen- dokumen.

56
57

Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data sekunder adalah

artikel, jurnal, dan literature yang terikat.

3.2.2 Jenis Data

a. Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan metode survai, jenis

penelitian kuantitatif sedangkan dalam menganalisis data

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016: 147). Jenis

penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu.(Sugiyono 2017 : 8).

3.3 Teknik Pengumpulan Data

a. Angket / Kuesioner

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Angket atau kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2017 : 142).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan


58

persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial

( Sugiyono, 2016 ). Skala Likert dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan nasabah terhadap produk simpanan berjangka. Kuesioner

pada penelitian ini berbentuk beberapa pernyataan dengan jawaban

yang memiliki skala skor masing-masing yaitu berupa skala likert.

Berikut ini tabel skala likert:

Tabel 3.1. Skala Likert


No. Kategori Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-Ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Data

3.4.1 Uji Validitas Data

Uji Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat

dilaporkan oleh peneliti ( Sugiyono 2017:509). Dengan kata lain,

tingkat kemampuan suatu instrumen untuk mengungkapkan sesuatu

yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan

instrumen tersebut.

Validitas instrumen ditentukan dengan mengorelasisakan antara

skor yang diperoleh setiap butir pertanyaan dengan skor total. Untuk

pengujian validitas instrumen penelitian ini adalah r hitung > r tabel ,


59

maka pernyataan tersebut valid. r hitung < r tabel , Maka pernyataan

tersebut tidak valid. Untuk mempermudah perhitungan ini maka penulis

menggunakan aplikasi software SPSS.

3.4.2 Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data

atau temuan. Data yang tidak reliabel, tidak dapat di proses lebih

lanjut karena akan menghasilkan kesimpulanyang bias. Suatu alat

ukur yang dinilai reliabel jika pengukuran tersebut menunjukan

hasil-hasil yang konsisten dari waktu ke waktu.

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan di uji

merupakan pernyataan atau pertanyaan yang sudah valid.

Cronbach’s alpha yang besarnya antara 0,50- 0,60. Dalam

penelitian ini peneliti memilih 0,60 sebagai koefisien

reliabilitasnya. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :

a. Jika nilai cronbach’s alpha α > 0,60 maka instrumen memiliki

relibilitas yang baik dengan kata lain instrument adalah reliabel

atau terpercaya.

b. Jika nilai cronbach’s alpha < 0,60 maka instrumen yang diuji

tersebut adalah tidak reliable.


60

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2016: 80) Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut

Ridwan dalam Buchari Alma (2015: 10) Populasi adalah

keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang

menjadi objek penelitian. Melihat pendapat diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan masalah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah Anggota simpanan berjangka Kspps Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan sebanyak 150

orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2015:73). Ukuran

sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin

n=

Keterangan :

n : ukuran sampel
61

N : ukuran populasi

a : toleransi ketidak sesuaian (10%)

Sehingga : 150 150


n = = = 60 orang
1 + 150 (0,01)² 2,5

Jadi dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak 60

responden dari jumlah populasi yang ada

3.6 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel

terikat yaitu :

a. Variabel bebas terdiri dari Bagi Hasil (X1), Lokasi (X2) dan Religiusitas

(X3) dimana tiga variabel tersebut akan mempengaruhi keputusan nasabah

terhadap produk simpanan berjangka.

b. Variabel terikat (Y) Variabel terikat pada penelitian ini adalah Keputusan

nasabah dalam memilih produk simpanan berjangka.

3.7 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel –

variabel dan suatu faktor yang berkaitan dengan variabel – variabel lainnya

dan juga untuk mempermudah pemahaman dalam membahas penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y) yang secara operasional didefinisikan sebagai berikut :

a. Bagi Hasil (X1) : pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh

pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak


62

bank syariah ( Ismail 2016 ). sistem dimana pemilik dana dan pengelola

usaha berbagi keuntungan atas hasil usaha yang dikelola, dan jika

terdapat kerugian maka ditanggung bersama secara adil dan sesuai

kesepakatan (Ascarya, 2017). Adapun indikator – indikator bagi hasil

adalah sebagai berikut :

1. Investment rate

2. Total dana investasi

3. Jenis dana

4. Nisbah

b. Lokasi (X2) : Struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen

utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan

kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh

konsumen (Utami 2012:89). (Menurut Tjiptono : 2014) dalam indikator

lokasi adalah sebagai berikut :

1. Akses
2. Vasibilitas
3. Lalu Lintas
4. Tempat
5. Ekspansi
c. Religiusitas (X3) : Suatu bentuk kepercayaan yang dianut oleh masyarakat

terhadap sang pencipta yang dijadikan pedoman dalam menjalankan

kehidupan didunia, tidak terbatas pada kegiatan yang nampak seperti

ibadah, muamalah, aktifitas sosial, belajar agama, dakwah dan jihad,


63

tetapi juga kegiatan yang tidak nampak atau hanya terjadi pada batin

seseorang seperti iman dan dzikir bathiniah kepada Allah (Yoiz

shofwa : 2016). Adapun indikator – indikator religuitas adalah sebagai

berikut :

1. Kepatuhan Agama
2. Bisnis Halal
3. Larangan Riba
d. Keputusan Nasabah (Y) : Menurut Schiffman dan Kanuk berpendapat

mendefinisikan keputusan sebagai pilihan suatu tindakan dari dua

pilihan alternatif atau lebih. Seseorang konsumen yang hendak memilih

harus memiliki pilihan alternative. Faktor – faktor yang mempengaruhi

keputusan nasabah antara lain :

1. Sosial

2. Budaya

3. Pribadi

4. Psikologi

Tabel.3.7 Definisi Operasional Variabel

Variabel Indikator Butir Pertanyaan


Bagi Hasil Investment rate Saya mengetahui bahwa keuntungan yang didapatkan tergantung pada kinerja
(X1) bisnis
Total dana investasi Saya mengetahui nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan besar setoran
dan berdasarkan kesepakatan
Jenis dana Bagi hasil yang diberikan oleh KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan
Kraton Kabupaten Pasuruan tidak merugikan saya
Nisbah Saya menyimpan di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan karena kesepakatan yang diberikan sangat menguntungkan
Lokasi (X2) Akses Lokasi menuju KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan sangat mudah dijangkau

Vasibilitas KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan dapat
64

dilihat dengan jelas dari kejauhan

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan dapat


ditemukan dengan mudah

Lalu Lintas Lokasi menuju KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan ramai dengan kendaraan yang beragam

Tempat KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan


menyediakan tempat parkir yang luas

Tempat parkir pada KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton


Kabupaten Pasuruan sangat aman

Ekspansi KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan


mempunyai ukuran bangunan yang luas
Religiusitas Saya meyakini dan memahami serta melaksanakan Rukun Islam (Syahadat,
(X3) Sholat,Zakat,Puasa dan Haji)
Kepatuhan Agama
Saya meyakini dan memahami Rukun Iman (Iman kepada Alloh, Iman kepada
malaikat, Iman kepada Rosul,Iman kepada al – qur’an,Iman kepada hari
kiamat,Iman kepada qodo’ dan qodar)

Saya selalu merasakan kehadiran Alloh SWT kapan pun dan dimana pun saya
berada

Saya membaca al – qur’an setiap hari

Saya selalu berusaha berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari – hari.

Bisnis Halal saya mengamalkan semua perintah dan larangan yang ada dalam Al-Qur’an

Larangan Riba Saya tidak berani melakukan suatu hal yang dilarang oleh Allah (Riba) karena
Allah selalu mengawasi saya

Keputusan Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Nasabah (Y) Pasuruan karena keluarga saya menggunakannya
Sosial
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan karena teman dan masyarakat menggunakannya
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan karena sesuai dengan nilai – nilai islam
Budaya
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan karena pelayanannya ramah, sopan
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pribadi
Pasuruan karena saya beragama islam
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan karena sesuai persepsi yang saya miliki
Psikologi
Saya memilih KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten
Pasuruan karena opini positif masyarakat
65

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah-masalah dalam

penelitian ini menggunakan beberapa uji statistik. Teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Sebelum melakukan

pengujian regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan pengujian-

pengujian berikut :

a. Uji Asumsi Klasik

Menurut (Sujarweni 2014, 181) menyatakan bahwa pengujian

asumsi klasik dilakukan bersama dengan uji regresi berganda. Uji

asumsi klasik ini meliputi uji multikolinearitas, autokolerasi, dan

heterokedastisitas. Sehingga hasil regresi yang baik diperoleh jika

asumsi klasik juga baik. Kriterianya adalah memenuhi asumsi

normalitas dan asumsi klasik. Berikut ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013), Uji normalitas memiliki tujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Uji

Kolmogorov Smirnov bisa diartikan sebagai metode statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dari dua sampel


66

independen dengan bentuk data ordinal yang disusun pada tabel

distribusi frekuensi kumulatif dengan sistem interval kelas.

Signifikansi uji, nilai |FT – FS| terbesar dibandingkan dengan

nilai tabel Kolmogorov Smirnov.

1. Jika nilai |FT – FS| terbesar < nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka

Ho diterima ; Ha ditolak.

2. Jika nilai |FT – FS| terbesar > nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka

Ho ditolak ; Ha diterima.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas

(Ghozali 2016, 134). Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah

dengan uji glejser. Menurut Gujarati dalam Ghozali Page 5 31

(2018), analisis glejser meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Ketika probabilitas signifikansi di atas tingkat

kepercayaan 5%, dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam model

regresi tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolonieritas

Tujuan dari Uji Multikolinearitas adalah untuk menguji

apakah dalam suatu model regresi terjadi kolerasi yang tinggi atau
67

tidak antar variabel independen (Ghozali 2016, 103). Untuk

mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas dalam model

regresi, maka dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

1) Melihat nilai korelasi antar variabel independent.

2) Melihat nilai condition index dan eigenvalue.

3) Melihat nilai tolerance dan variance inflating factor (VIF).

Uji multikolinearitas dapat dipraktikkan dengan melihat nilai

tolerance dan VIF menggunakan program SPSS.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh motivasi dan pelatihan terhadap tingkat kemiskinan. Selain

itu juga analisis regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini (Sujarweni, 2015:160).

Persamaan regresi adalah:

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

Di mana:

Y = Keputusan Nasabah

X1 = Bagi Hasil

X2 = Lokasi

X3 = Religiusitas

b1 = koefisien bagi hasil

b2 = koefisien lokasi

b3 = koefisien religiusitas
68

a = konstanta

e = error

3.9 Uji Hepotesis

a. Uji Persial (Uji T)

Menurut Sugiyono (2018; 223) Uji t merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah, yaitu yang menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih. Rancangan pengujian hipotesis

digunakan untuk mengetahui korelasi dari kedua variabel yang diteliti.

Adapun Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji

t-test. Uji t dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung

dengan t tabel dengan ketentuan perbandingan nilai t (tabel) dan t

(hitung), jika t(tabel) > t(hitung) maka tidak ada pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen, dan jika t(tabel) < t(hitung)

maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen, dan juga menggunakan tingkat signifikansi dengan ketentuan

1) Nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 ditolak, artinya tidak ada

pengaruh signifikan antara satu variabel independen terhadap

variabel dependen.

2) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 diterima, artinya ada

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap

variabel dependen
69

b. Uji Verifikatif (Uji F)

Analisis verifikatif digunakan dalam penelitian untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Analisis

verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2018:69). Apabila

nilai signifikan < 0,05 maka variabel bebas mempunyai pengaruh

terhadap Y.

3.10 Koefisien Korelasi (R)

Menurut Sugiyono (2018:286) korelasi parsial digunakan untuk

analisis atau pengujian hipotesis apabila peneliti bermaksud untuk

mengetahui pengaruh atau hubungan variabel independen dengan dependen,

dimana salah satu variabel independennya dikendalikan (dibuat tetap).

Tabel 3.2 Klasifikasi Nilai Koefisien Korelasi r Pearson


Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2013, p. 250)

Keterangan :

1. Nilai koefisien 0 = Tidak ada hubungan sama sekali (jarang terjadi),

2. Nilai koefisien 1 = Hubungan sempurna (jarang terjadi),

3. Nilai koefisien > 0 sd < 0,2 = Hubungan sangat rendah atau sangat lemah,
70

4. Nilai koefisien 0,2 sd < 0,4 = Hubungan rendah atau lemah,

5. Nilai koefisien 0,4 sd < 0,6 = Hubungan cukup besar atau cukup kuat,

6. Nilai koefisien 0,6 sd < 0,8 = Hubungan besar atau kuat,

7. Nilai koefisien 0,8 sd < 1 = Hubungan sangat besar atau sangat kuat.

8. Nilai negatif berarti menentukan arah hubungan, misal: koefisien korelasi

antara penghasilan dan berat badan bernilai - 0,5. Artinya semakin tinggi

nilai penghasilan seseorang makasemakin rendah berat badannya dengan

besarnya keeratan hubungan sebesar 0,5 atau cukup kuat (lihat tabel di

atas).

3.11 Koefisien Determinan (R2)

Analisis Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (KD)

digunakan untuk mengetahui seberapa besarnya sumbangan pengaruh

variabel independen (Motivasi Kerja) terhadap variabel dependen (Kinerja

Pegawai) yang ditentukan dengan menggunakan teknik

statistik Sugiyono (2018:276). Nilai koefisien determinasi yaitu antara 0

dan 1.

1) Jika nilai mendekati 1, artinya variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

dependen.

2) Namun, jika nilai R2 semakin kecil, artinya kemampuan variabel –

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen cukup

terbatas (Ghozali, 2016).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Koperasi

4.1.1 Sejarah Berdirinya KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan

KSPPS ( Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah )

Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

merupakan salah satu lembaga keuangan non bank. KSPPS ( Koperasi

Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah ) Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan telah mendirikan beberapa

cabang yang tersebar di daerah pasuruan. Selain mempunyai tujuan

untuk mensejahterahkan masyarakat kecil, KSPPS ( Koperasi Simpan

Pinjam Pembiayaan Syariah ) Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan juga mempunyai misi tersendiri yaitu

untuk mempererat tali silaturahmi antar alumni ponpes kramat.

KSPPS ( Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah ) yang

berkedudukan di Dusun Pejawan Rt. 04 Rw. 04 Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Bermula dari keprihatinan

KH. Tuchfah Djufri yang menatap di Daerah Pulokerto, Gerongan dan

daerah sekitar pondok pesantren kramat banyak terjadi praktek yang

cenderung kurang memperhatikan kaidah – kaidah syariah di budang

mu’amalah yang mengarah pada kegiatan ekonomi yang mengandung

71
72

proses ribawi, bahkan didaerah tersebut banyak praktek rentenir dan

bank tetel yang sangat mencekek masyarakat, berangkat dari kejadian

tersebut beliau mendirikan koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah

(KSPPS) dengan badan hukum : 504/19/BH/31.067/2001. Dan sekarang

telah berubah anggsaran dasar menjadi koperasi simpan pinjam

pembiayaan syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan dengan nomor badan hukum :

504/06/PAD/XVI.20/424.060/2016.

4.1.2 Struktur KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan

Struktur organisasi di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Struktur KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

Ketua Koperasi : H.M. Izzuddin, S.Pdi.


Bendahara : Saifulloh
Sekretaris : Suwandi, SE.
Manager : Hasan Abdul Latif, SE., MM.
Pengawas : Zahrul Maulana, S.Pdi.
Miftahul Ulum
Ketua Koperasi : Holil, S.Pdi.
Petugas Lapangan : Busiri
: Muhammad Taufiq
: Syaihur Abdul Rohman
: Sukri
Teller : Muhammad Suu'di
: Misbahul Munir
: Abdul Karim
73

4.1.3 Visi dan Misi KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan

4.1.3.1 Visi

“Mengatasi permodalan usaha anggota dan terhindar dari riba”.

4.1.3.2 Misi

1. Menyelenggaran prinsip – prinsip syariah

2. Menyelenggarakan pelayanan prima kepada Anggota, sesuai

dengan jati diri koperasi.

3. Menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam dengan efektif,

efisien dan transparan.

4. Menjalin kerjasama usaha dengan berbagai pihak untuk

meningkatkan manfaat bagi anggota.


74

4.1.4 Tujuan KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan

1. Meningkatkan kesejahteraan anggota

2. Membantu pemerintah di sektor perekonomian terutama usaha

kecil mikro dan menyediakan lapangan kerja serta sumber daya

manusia

3. Meningkatkan semangat gotong royong sesuai yang diamanatkan

UUD 1945 pasal 33.

4.1.5 Bidang Usaha di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan

a. Bidang Usaha Penghimpunan Dana

1) Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan yang dimaksud dengan simpanan berjangka adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan perjanjian antara penyimpan dengan bank

yang bersangkutan.

2) Simpanan Sukarela adalah iuran yang di bayar oleh anggota

koperasi secara sukarela atau tidak ada paksaan. Besarnya iuaran

dapat di sesuai kan dengan kemampuan masing-masing anggota.


75

Simpanan sukarela dapat di ambil kapan pun sesuai dengan

jumlah simpanan anggota yang bersangkutan.

b. Bidang Usaha Penyaluran Dana

Bidang usaha yang di miliki oleh KSPPS Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan untuk saat ini

hanya produk rahn, di karena lembaga tersebut baru di lingkungan

kramat dan masih dalam proses penyesuaian.

Rahn (gadai) merupakan, pembiayaan untuk memberikan

jaminan pembayaran, kembali kepada KSPPS Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan, dalam

memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib

memenuhi kriteria yaitu milik nasabah sendiri.

4.1.6 Jumlah Karyawan KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan

Tabel 4.2 Jumlah Karyawan KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten

Pasuruan

No Nama Pendidikan Jabatan


Terakhir
1 Hasan, SE,MM. S2 Manager
2 Abdul Qodir SLTA Seksi Analisis Pembiayaan
3 Miftahul Ulum SLTA Account Officer
4 Busiri SLTA Account Officer
5 Muhammad Taufiq SLTA Account Officer
6 Syaihur Abdul Rohman SLTA Account Officer
7 Sukri SLTA Account Officer
76

8 Ainul Yaqin SLTA Account Officer


9 Sholeh SLTA Account Officer
10 Faqih SLTA Account Officer
11 H. Abdulloh SLTA Account Officer
12 Abdul Rozaq SLTA Account Officer
13 Hasani SLTA Account Officer
14 Syamsul Arifin SLTA Account Officer
15 Bajuri SLTA Account Officer
16 Musaffak SLTA Account Officer
17 Abdul Majid SLTA Account Officer
18 M. Nadif SLTA Account Officer
19 Makinun Amin SLTA Account Officer
20 Muhammad Suu'di S1 Teller
21 Abdul Karim S1 Teller
22 Miftahul Ulum SLTA Teller
Sumber : Sekertaris KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Data Karakteristik Responden

Pengumpulan data ini dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan. Adapun yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah anggota yang mempunyai simpanan berjangka di

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan yang berjumlah 60

responden. Data profile responden yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah :

a. Jenis Kelamin
77

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3. Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Presentasi (%)


1 Laki-laki 35 59%
2 Perempuan 25 41%
Total 60 100%

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah responden

dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak

35 responden (59%) dan perempuan sebanyak 25.

b. Usia

Deskripsi karakteristik respoden berdasarkan usia dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.4. Jumlah Responden Menurut Usia

No Usia Frekuensi Presentasi (%)


1 ≤ 30 tahun 15 25%
2 30 – 40 tahun 25 41%
3 40 - 50 tahun 20 34%
Total 60 100%

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah

responden penelitian ini yang berumur ≤ 30 tahun sebanyak 15 orang

(25%), responden yang berumur 30 – 40 tahun sebanyak 25 orang


78

(41%), responden yang berumur 40 - 50 tahun sebanyak 20 orang

(34%).

4.3 Analisis Data

4.3.1 Pengujian Validitas

Validitas adalah kemampuan instrument (kuesioner) dalam

mengukur objek (variabel) yang akan diukur. Uji validitas dilakukan

terhadap masing- masing pertanyaan yang membentuk suatu variabel

penelitian. Dalam mengukur validitas digunakan korelasi product

moment pearson antara skor item dengan sekor total yang terbentuk jika

nilai r yang dihasilkan tiap item pertanyaan dengan skor total -> r tabel

, maka item pertanyaan tersebut adalah valid. Sebaliknya jika nilai r

yang dihasilkan < r tabel , maka item peranyaan tersebut tidak valid

atau gugur. Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS.

Berikut adalah pengujan hasil validitas untuk masing-masing item

pertanyaan pada setiap variabel.

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas

Item Pertanyaan Koefisiensi Nilai r tabel Keterangan


Korelasi
Pearson
Variabel x1 (Bagi Hasil)

1. X1_1 0.603 0.2144 Valid


2. X1_2 0.708 0.2144 Valid
3. X1_3 0.612 0.2144 Valid
79

4. X1_4 0.631 0.2144 Valid


Variabel x2 (Lokasi)
1. X2_1 0.700 0.2144 Valid
2. X2_2 0.633 0.2144 Valid
3. X2_3 0.758 0.2144 Valid
4. X2_4 0.803 0.2144 Valid
5. X2_5 0.593 0.2144 Valid
6. X2_6 0.689 0.2144 Valid
7. X2_7 0.464 0.2144 Valid
Variabel x3 (Religuitas)
1. X3_1 0.557 0.2144 Valid
2. X3_2 0.663 0.2144 Valid
3. X3_3 0.627 0.2144 Valid
4. X3_4 0.589 0.2144 Valid
5. X3_5 0.698 0.2144 Valid
6. X3_6 0.756 0.2144 Valid
7. X3_7 0.603 0.2144 Valid
Variabel Y (Keputusan Nasabah)
1. Y_1 0.546 0.2144 Valid
2. Y_2 0.719 0.2144 Valid
3. Y_3 0.664 0.2144 Valid
4. Y_4 0.557 0.2144 Valid
5. Y_5 0.619 0.2144 Valid
6. Y_6 0.648 0.2144 Valid
7. Y_7 0.483 0.2144 Valid

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui nilai koefisien korelasi pearson

(rhitung) pada semua item pernyataan yang mengukur setiap variabel

menghasilkan nilai yang semuanya lebih besar dari rtabel = 0.2144,


80

dengan demikian dapat disimpulkan semua item pernyataan yang

mengukur masing-masing variabel dapat dikatakan valid dan dapat

digunakan pada analisis selanjutnya.

4.3.2 Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat cronbach”s alpha

dengan kriteria sebagai berikut :

a) Jika nilai cronbach” alpha > 0,6 maka suatu variabel dikatakan

reliable

b) Jika nilai cronbach” alpha < 0,6 maka suau variabel dikatakan tidak

reliable

Adapun hasil uji reliabilitas untuk tiga varibel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel penelitian Cronbach Nilai kritis keterangan


alpha’
Bagi Hasil 0.743 0.6 Reliable
Lokasi 0.765 0.6 Reliable
Religuitas 0.758 0.6 Reliable
Keputusan Nasabah 0.746 0.6 Reliable
Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui besarnya nilai

cronbach alpha’ pada indikator setiap variabel bagi hasil, lokasi,

religuitas dan keputusan nasabah lebih besar dari nilai kritis 0,6 dengan
81

demikian disimpulkan indikator setiap variabel-variabel bagi hasil,

lokasi, religuitas dan keputusan nasabah adalah reliable atau konsisten

dan dapat digunakan pada analisis selanjutnya.

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependent dan variabel independent atau

keduanya mempunyai data disribusi normal atau tidak. Cara mendeteksi

uji normalitas dengan metode one sample kolmogorov-smirnov adalah

dengan melihat nilai signifikansi residual, jika signifikansi lebih dari

0,05 maka residual terdistribusi secara normal.

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas


Nilai signifikan Standar keterangan
0.515 5% Normal

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.515 lebih besar dari 0.05 (5%) maka data tersebut

berdistribusi normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

4.3.4 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya masalah multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan

tolerance serta besaran korelasi antara variabel independent.


82

Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas

dilihat dari nilai VIF dan tolerance. Apabila nilai VIF <10 nilai

tolerance >0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinearitas.

Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinearitas


Variabel Collinearity statistics Keterangan
Tolerance VIF
Bagi Hasil 0.593 1.685 Non multikolinearitas
Lokasi 0.317 3.156 Non multikolinearitas
Religuitas 0.403 2.484 Non multikolinearitas
Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai tolerance bagi

hasil 0.593 , lokasi 0.317 dan religuitas 0.403 serta VIF untuk bagi hasil

sebesar 1.685, untuk lokasi sebesar 3.156 dan religuitas sebesar 2.484

hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak menjadi masalah

multikolinearitas, sehingga seluruh variabel bebas (x) tersebut dapat

digunakan dalam penelitian.

4.3.5 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas.
83

Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Varibel bebas Sig Keterangan
Bagi Hasil 0.152 Homokedastisitas
Lokasi 0.106 Homokedastisitas
Religuitas 0.350 Homokedastisitas

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa signifikan hasil

korelasi lebih besar dari 0,05 (5%), sehingga dapat diketahui bahwa

pada model regresi yang digunakan tidak terjadi heroskedastisitas.

Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual

sehingga bila data diperbesar tidak menyebabkan residual (kesalahan)

semakin besar pula.

4.3.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ni adalah

regresi linier berganda. Analisis regresi linier dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana variabel dependent dapat diperiksa

melalui variabel independent secara individual. Dampak dari

penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apabila

naik dan menurunnya variabel dependent dapat dilakukan melalui

menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independent dan

sebaliknya.

Tabel 4.10. Uji regresi linier berganda


84

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 1.514 1.401 1.081 .284
Bagi Hasil .388 .098 .232 3.963 .000
Lokasi -.162 .069 -.187 -2.335 .023
Religuitas .886 .066 .954 13.443 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui model

persamaan dari regresi linier berganda yang diperoleh adalah sebagai

berikut :

Y = 1.514 + 0.388x1 + - 0.162x2 + 0.886x3 +1.401e

Keterangan :

Y = Keputusan Nasabah

X1 = Bagi Hasil

X2 = Lokasi

X3 = Religuitas

e = error

Hasil dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1) Nilai konstanta sebesar 1.514 maka hal ini dapat diinterpretasikan

bahwa apabila variabel bagi hasil (x1), variabel lokasi (x2), variable
85

religiusitas (x3) adalah konstan (tidak berubah), maka keputusan

nasabah adalah sebesar 1.514.

2) Koefisien regresi x1 sebesar 0.388 maka hal ini dapat

diinterpretasikan bahwa variabel bagi hasil (x1) mempengaruhi

keputusan nasabah sebesar 0.388 artinya apabila setiap peningkatan

variabel bagi hasil sebesar satu poin, maka akan meningkatkan

keputusan nasabah untuk menyimpan secara berkala (simpanan

berjangka) sebesar 0.388 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

3) Koefisien regresi lokasi (x2) sebesar - 0.162, maka hal ini

diinterpretasikan bahwa variabel lokasi (x2) tidak mempengaruhi

keputusan nasabah.

4) Koefisien regresi religiusitas (x3) sebesar 0.886, maka hal ini

diinterpretasikan bahwa variabel religuitas (x3) mempengaruhi

keputusan nasabah sebesar 0.886 artinya apabila setiap peningkatan

variabel lokasi sebesar satu poin, maka akan meningkatkan

keputusan nasabah sebesar 0.886 dengan asumsi variabel yang lain

tetap.

Koefisien regresi untuk variabel bagi hasil (x1), dan religiusitas

(x3) bernilai positif, artinya terdapat hubungan positif atau searah antara

variabel bebas bagi hasil (x1) dan variabel terikat keputusan nasabah

(Y), begitu juga untuk variabel religiusitas (x3) dan variabel keputusan

nasabah (Y), artinya terdapat hubungan positif atau searah antara

variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan variabel lokasi (x2)


86

bernilai negatif, artinya terdapat hubungan negatif anatara variabel

bebas x2 dan variabel terikat kepuusan nasabah (Y).

4.4 Penguji Hasil Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji regresi yang

mensyaratkan beberapa asumsi-asumsi di atas. Mengingat persyaratan telah

terpenuhi, maka regresi dapat dilanjutkan. Untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan SPSS, dari pengelolahan data maka diperoleh

persamaan regresi berikut:

4.4.1 Uji Parsial (Uji T)

Uji Persial (t) untuk menguji pengaruh secara parsial dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu

bagi hasil (x1), lokasi (x2) dan religiusitas (x3) terhadap keputusan

nasabah (Y). Berikut hasil perhitungan uji t menggunakan SPSS :

Tabel 4.11. Hasil Uji T


87

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Sig.

Model B Std. Error Beta t

1(Constant) 1.514 1.401 1.081 .284

Bagi Hasil .388 .098 .232 3.963 .000

Lokasi -.162 .069 -.187 -2.335 .023

Religuitas .886 .066 .954 13.443 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Nasabah

Sumber : Data diolah

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa :

1. Nilai t hitung variabel bagi hasil (x1) sebesar 3.963 lebih

besar dari t tabel (df = 60,a = 0,05/2 = 0,025) sebesar 0.2144

(3.963 > 0.2144) maka Ho ditolak dan Ha diterima dan

berada pada tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0.000

artinya secara parsial variabel bagi hasil berpengaruh

terhadap keputusan nasabah (Y).

2. Nilai t hitung variabel lokasi (x2) sebesar -2.335 lebih kecil

dari t tabel (df = 60,a = 0,05/2 = 0,025) sebesar 0.2144 (-

2.335 < 0.2144) maka Ho diterima dan berada pada tingkat

signifikan di bawah 0,05 yaitu 0.023 artinya secara parsial

lokasi (x2) tidak ada pengaruh terhadap keputusan nasabah

(Y).
88

3. Nilai t hitung variabel religiusitas (x3) sebesar 13.443 lebih

besar dari t tabel (df = 60,a = 0,05/2 = 0,025) sebesar 0.2144

(13.443 > 0.2144) maka Ho ditolak dan Ha diterima dan

berada pada tingkat signifikan di bawah 0,05 yaitu 0.000

artinya secara parsial variabel religiusitas berpengaruh

terhadap keputusan nasabah (Y).

4.4.2 Uji Verifikatif (Uji F)

Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel bebas yang

digunakan untuk memprediksi variabel terikut. Berikut adalah hasil uji

F menurut hasil perhitungan SPSS :

Tabel 4.12. Hasil Uji F

ANOVAb

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.

1Regression 545.815 3 181.938 145.894 .000a

Residual 69.835 56 1.247

Total 615.650 59

a. Predictors: (Constant), Religuitas, Bagi Hasil, Lokasi

b. Dependent Variable: Keputusan Nasabah

Sumber : Data diolah

Hasil dari perhitungan di atas menunjukkan nilai Fhitung

sebesar 145.894 dengan tingkat signifikan, 0.000 (di bawah 0,05) dan

Fhitung>Ftabel (145.894 >2.76) dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak karena tingkat signifikasi < 0,05 berarti hipotesis kedua
89

peneliti terbukti kebenarannya yaitu bagi hasil, lokasi dan religiusitas

berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan nasabah dalam

memilih produk simpanan berjangka di KSPPS Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

4.4.3 Uji Korelasi (R) dan Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya

hubungan antara variabel yang dianalisis. Sifat korelasi akan

meningkatkan arah korelasi. Hasil korelasi dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.13. Hasil Uji Korelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .942a .887 .880 1.11672

a. Predictors: (Constant), Religuitas, Bagi Hasil, Lokasi

b. Dependent Variable: Keputusan Nasabah


Sumber : Data diolah

Dari hasil output tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai koefisien

korelasi antara variabel independen dan dependen sebesar 0.942.

Koefisien korelasi bertanda positif artinya korelasi yang terjadi antara

variabel bagi hasil, lokasi dan religuitas dengan keputusan nasabah

adalah searah, dimana semakin besar ketiga variabel independen maka

akan diikuti oleh semakin besarnya variabel dependen. Nilai 0.942,

menunjukkan korelasi yang terjadi antara variabel independen (bagi

hasil, lokasi dan religuitas) dengan variabel dependent (keputusan


90

nasabah) berada dalam kategori hubungan yang kuat (interval 0.90 –

1.00). Sedangkan Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel bagi, lokasi dan

religuitas terhadap variabel keputusan nasabah. Dari tabel 4.11 dapat

dilihat bahwa nilai koefisien determinan atau R square sebesar 0.887

atau 88,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang diteliti (bagi

hasil, lokasi dan religuitas) memberikan pengaruh terhadap keputusan

nasabah sebesar 88,7% sementara sisanya 11,3 % dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian bahwa variabel bagi hasil dan religuitas

bersama – sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan, sedangkan variabel lokasi tidak mempengaruhi

keputusan nasabah. Pengertian tersebut dapat diperkuat dari hasil uji regresi

linier berganda dimana bagi hasil besaran pengaruh bagi hasil sebesar 0.388

dan tingkat signifikan 0.000 dimana nilai maksimal tingkat signifikan sebesar

0,05 dengan kata lain nilai signifikan bagi hasil 0.000 < 0,05 begitu juga nilai

pengaruh religiusitas sebesar 0.866 dan tingkat signifikan 0.000 dimana nilai

maksial tingkat signifikan 0,05 dengan kata lain nilai signifikan religiusitas

0.000 < 0,05. Dan hasil pengaruh lokasi sebesar -0.162 dan tingkat signifikan

0.023 dimana nilai maksimal tingkat signifikan sebesar 0,05 dengan kata lain

nilai signifikan lokasi 0.023 < 0.05.


91

Untuk hasil uji F dan uji t dapat diperjelas sebagai berikut yaitu

dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier berganda dalam uji F diperoleh

hitung sebesar 145.894 yang nilainya lebih besar dari F tabel 2.76 yang

berarti menyatakan bahwa variabel bagi hasil, lokasi dan religiusitas

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel keputusan nasabah di

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Sedangkan uji t diperoleh t hitung untuk masing – masing variabel

yaitu variabel bagi hasil sebesar 3.963 nilainya lebih besar dari ttabel sebesar

0.2144 yang berarti menyatakan bahwa variabel bagi hasil mempunyai

pengaruh terhadap keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan, begitu juga dengan religiusitas

sebesar 13.433 yang nilainya lebih besar dari ttabel sebesar 0.2144 yang

berarti menyatakan bahwa variabel religuitas mempunyai pengaruh terhadap

keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan. Sedangkan variabel lokasi nilainya -2.335 yang nilainya

lebih kecil dari ttabel sebesar 0.2144 yang berarti menyatakan bahwa variabel

lokasi tidak mempengaruhi keputusan nasabh di KSPPS Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel bagi hasil dan religuitas secara bersama – sama

mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Sedangkan variabel lokasi

tidak mempengaruhi keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.


92

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa religiusitas merupakan

variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan nasabah di

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan,

yang ditunjukkan dari nilai koefisien beta yang distandarisasi variabel

religuitas sebesar 0.954 lebih besar dibandingkan dengan nilai koefisien beta

yang distandarisasi variabel bagi hasil dan lokasi sebesar 0.232 dan -0.187.

Hasil tersebut telah membuktikan uji hipotesis penelitian ini dapat diterima.

religiusitas ebagai variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan

nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten

Pasuruan. Kondisi ini menegaskan bahwa religuitas merupakan aspek yang

paling dipertimbangkan dalam mempengaruhi keputusan nasabah.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari rumusan masalah, hipotesis dan hasil penelitian

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap penelitian yang berjudul “Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah Terhadap Produk

Simpanan Berjangka Di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

(KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan”.

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian terdapat pengaruh positif dan

signifikan secara parsial antara bagi hasil terhadap keputusan nasabah di

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Artinya semakin baik bagi hasil yang diberikan oleh KSPPS Kramat

Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan maka akan

semakin banyak nasabah yang memutuskan menyimpan hartanya di

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Hal ini dibuktikan dengan nilai pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa

thitung 3.963 > t tabel 0.2144 dan sig. 0.000 < a 0,05. Sehingga dapat

dinyatakan hipotesis H1 yang menyatakan “ Bagi Hasil Mempengaruhi

93
94

Pengambilan Keputusan Nasabah Terhadap Produk Simpan Pinjam

Berjangka di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan” diterima berdasarkan asumsi hipotesis sebelumnya.

2. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian terdapat pengaruh positif dan

signifikan secara parsial antara religiusitas terhadap keputusan nasabah di

KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Artinya semakin baik religuitas yang diberikan maka akan semakin

banyak nasabah yang memutuskan menyimpan hartanya di KSPPS

Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Hal ini

dibuktikan dengan nilai pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa t

hitung 13.443 > ttabel 0.2144 dan sig. 0.000 < a,0,05. Sehingga dapat

dinyatakan hipotesis H2 yang menyatakan “Religuitas Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Nasabah Terhadap Produk Simpan Pinjam

Berjangka di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan” diterima berdasarkan asumsi hipotesis sebelumnya.

3. Dari hasil hipotesis penelitian terdapat pengaruh negatif secara parsial

antara lokasi terhadap keputuan nasabah di KSPPS Kramat Desa

Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Artinya lokasi tidak

mempengaruhi keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan

Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Hal ini dibuktikan dengan nilai

pada hasil uji t yang menunjukkan bahwa t hiung -2.335 < ttabel 0.2144

dan sig 0.023< a0.05. Sehingga dapat dinyatakan “Lokasi Tidak

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah Terhadap Produk


95

Simpan Pinjam Berjangka di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan”.

4. Dari hasil pengujian hipotesis penelitian terdapat pengaruh positif dan

signifikan secara simultan antara bagi hasil, lokasi dan religiusitas.

Artinya semakin baik bagi hasil, lokasi dan religuitas yang diberikan

maka akan semakin banyak nasabah yang memutuskan menyimpan

hartanya di KSPPS Kramat. Hal ini dibuktikan dengan nilai pada hasil uji

F yang menunjukan bahwa Fhitung 145.894 > Ftabel 2.76 dan sig. 0.000

< a, 0,05. Sehingga dapat dinyatakan Ha diterima yang menyatakan

“Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Nasabah

Terhadap Produk Simpanan Berjangka Di Koperasi Simpan Pinjam

Pembiayaan Syariah (KSPPS) Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan” berdasarkan asumsi hipotesis sebelumnya.

5. Dari hasil pengujian hipotesisi penelitian diketahui bahwa religiusitas

merupakan variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap

keputusan nasabah di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan, yang ditunjukkan dari nilai koefisien beta yang

distandarisasi variable religiusitas sebesar 0.954 lebih besar dibandingkan

dengan nilai koefisien beta yang distandarisasi variabel bagi hasil dan

lokasi sebesar 0.232 dan -0. 187. Hasil tersebut telah membuktikan uji

hipotesisi penelitian ini dapat diterima. Religiusitas sebagai variabel yang

berpengaruh dominan terhadap keputusan nasabah di KSPPS Kramat

Desa Gerongan Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Kondisi ini


96

menegaskan bahwa religiusitas merupakan aspek yang paling

dipertimbangkan dalam mempengaruhi keputusan nasabah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil peelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka

penulis menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan yang

ada dalam penelitian ini. Namun dengan penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang bermanfaat.

1. Bagi penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk meneliti faktor –

faktor lain yang berhubungan dan dapat mempengaruhi keputusan

nasabah terhadap produk simpanan berjangka, Seperti Promosi, Kualitas

Pelayanan, Motivasi dan lain sebagainya. Dan juga disarankan dapat

menggunakan jumlah sampel yang lebih besar agar hasil penelitian lebih

baik dan sempurna

2. Bagi manager di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan Kraton

Kabupaten Pasuruan diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan

masukan dan kebijakan dengan upaya menarik keputusan nasabah dalam

menyimpan hartanya di KSPPS Kramat Desa Gerongan Kecamatan

Kraton Kabupaten Pasuruan dengan tetap memperhatikan bagi hasil,

lokasi dan religiusitas.


97

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,(Depok:PT Raja

Grafindo Persada, 2017).

Ascarya. 2017. Perbankan Syariah Di Indonesia. Cetakan Kesatu. PT Raja

Grafindo, Jakarta.

Aisha, D. L. (2014). Hubungan antara religiusitas dengan resiliensi pada remaja

di panti asuhan keluarga yatim Muhammadiyah Surakarta. Surakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Buchari Alma., 2015 Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung.

Alfabeta

Christina Widya, Utami, 2012 Menurut Utami Manajemen Ritel, Edisi 2 Jakarta :

Salemba Empat

Etta Mamang Sangadji, Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI.

Fandi, Tjiptono. 2014. Service, Quality & Satisfaction. Edisi 3. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Gunawan & Hasan, Ibnu. (2015). Pendidikan Islam dalam Jengkal Kehidupan

Manusia: Antara Pendidikan yang Bernuansa Moralitas dan Karakter

untuk Pendidikan Masa Depan (Sebuah Catatan Gradual Editor). Dalam

Gunawan & Hasan, Ibnu. (ed). Percikan Pemikiran Pendidikan Islam

Antologi Konfigurasi Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Rajawali Pers.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.
98

Ismail (2016), Menejemen perbankan. Jakarta : Prenada media group

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2011. Manajemen Pemasaran, Edisi 13

Jilid 1 dan 2, Alih Bahasa : Bob Sabran, Erlangga, Jakarta.

M. Manullang, 2012. Dasar-dasar Manajemen Bagi Pimpinan Perusahaan.

Jakarta. Gajah Mada Press.

Munawaroh. M., 2013. Manajemen Operasi. Yogyakarta. LP3M UMY

Nova Yuwanza, ‘Analisis Peran Koperasi Jasa Keuangan Syariah Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Koperasi Syariah

Mitra Niaga Lambaro Aceh Besar)’ (UIN Ar-Raniry, 2019).

Sunyoto, Danang. (2013). Teori, kuisioner & analisis data untuk pemasaran dan

perilaku konsumen. GRAHA ILMU: Yogyakarta.

Shofwa, Yoiz. “Pengaruh Kualitas Produk dan Religiusitas Terhadap Keputusan

Nasabah Produk Simpanan Pada BSM Cabang Purwokerto”. Jilid 4, No.1

dalam http://www.ejournal.iainpurwokerto.ac.id diakses pada 3 Desember

2018

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabet.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, CV

Sugiyono (2017). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sugiyono.2015.Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung:

Alfabeta.
99

Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV.

Alfabeta.

Sugiyono, 2019, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alphabet.

Sugiyono, 2019, Stastika Untuk Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta.

Sunjoyo, dkk, 2013, Aplikasi SPSS Untuk SMART Riset. Bandung : Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi, 33.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Tyas, R. R., & Setiawan, A. (2012). Pengaruh Lokasi dan Kualitas Pelayanan

terhadap Keputusan Nasabah untuk Menabung di BMT Sumber Mulia

Tuntang. Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 3(2), 277.

https://doi.org/10.18326/muqtasid.v3i2.277-297

Undang – undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

Veithzal Rivai Zainal, S. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk

Perusahaan . Edisike-7. Depok: PT RAJAGRAFINDO.

Anda mungkin juga menyukai