Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MENABUNG MASYARAKAT DI BANK SYARIAH

jDisusun oleh :

Kiki Aristia

NPM 1651020565

Jurusan : Perbankann Syariah

FAKULTAS EKONNOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAMM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi yang semakin maju ini, permintaan


masyarakat akan pemenuhan kebutuhan mengenai jasa lembaga keuangan
sudah sangat dibutuhkan. Pada umumnya, lembaga keuanagan merupakan
jenis usaha dalam bidang simpan pinjam yang melibatkan pihak ketiga
dalam proses transaksinya. Perkembangan ekonomi masyarakat saat ini
juga semakin maju, yang ditandai dengan semakin banyaknya lembaga
keuangan dan dapat membuat masyarakat dengan mudah memilih lembaga
keuan gan untuk menyimpan uang mereka sesuai dengan keinginannya.

Pada kenyataanya, masyarakat masih banyak menganggap bahwa


menabung di lembaga keuangan syariah dan konvensional sama saja
karena kurangnya sosialisasi dan pemahaan masyarakat tentang
operasional dari lembaga keuangan syariah. Munculnya lembaga keuangan
konvensional yang lebih banyak dari pada lembaga keuangan syariah juga
dapat menyebabkan kurangnya masyarakat yang menabung di lembaga
keuangan syariah.

Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama


yaitu pengumpulan dana (funding), fungsi penyaluran dana (lending), dan
pelayanan jasa. Seperti kita ketahui masyarakat indonesia yang sebagian
besar muslim dihadapkan dengan suatu pilihan yaitu menyimpan dananya
di bank konvensional. Sedangkan sudah diketahui bersama konvensional
menganut sistem bunga yang menurut sebagian ulama sistem bunga itu
teramasuk yang diharamkan karena bunga dikategorikan sebagai riba.
Maka dari itu didirianlah bank Syariah. Bank syariah di Indonesia
didirikan karena keinginan masyarakat (terutama masyarakat beragama
islam) yang berpandangan bunga merupakan hal yang haram, hal ini lebih
diperkuat lagi dengan pendapat ulama yang ada di Indonesia yang di
wakili oleh fatwa MUI yang intinya mengharamkan bunga bank terdapat

2
unsur-unsur riba jika ada unsur tambahan, dan tambahan itu diisyaratkan
dalam akad dan dapat menimbulkan adanya pemerasan.1

Dari kondisi inilah bank syariah mulai dikembangkan sejak


diberlakukannya undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan
yang mengatur bans syariah secara cukup jelas dan kuat dari segi
kelembagaan dan operasionalnya.

Masyarakat mulai tertarik dengan bank syariah ini dikarenakan


perhitungan dengan cara bagi hasil dan landasan hukumnya yang
berdasarkan kepada Al-Quran dan sunah sebagaimana hukum islam. untuk
sebagian masyarakat islam yang tidak begitu mengerti soal untung rugi
dan hal-hal yang berhubungan tentang dunia perbisnisan bank ini,
pemilihan bank syariah dirasa lebih aman dunia akhirat, karena
penggunaan bank umum ditakutkan memiliki hukum riba yang kurang
diridhoi di agama islam, selain itu ternyata tidak hanya umat islam saja
yang mulai beralih ke bank syariah, dunia pun melirik bank syariah ini
ditengah krisis ekonomi dunia dikarenakan keunggulan sistemm ekonomi
syariah yang berbeda dari sistem ekonomi konvensional, yaitu dengan
perjanjian pasti dan transparan, karena jika tidak maka perjanjian itu akan
batal. Karena menganut sistem bagi hasil, maka setiap keuntungan yang
dihasilkan akan dibagi rata, sehingga tidak hanya satu pihak yang
merasakan keuntungan. Dan begitupun jika terjadi risiko kerugian,
kerugian tersebut dibagi bersama sehingga tidak hanya satu pihak yng
merasa terpuruk dan beban bisa lebih ringan ditanggung.

Telah diketahui, bahwa pertarungan antar perbankan konvensional


fokus pada keuntungan fungsional. Mereka selalu berlomba-lomba dalam
memberikan keuntungan fungsional agar bisa menjadi pemenang. Karena
tipe nasabah mereka adalah nasabah rasional. Yaitu nasabah yang
mengutamakan keuntungan-keuntunngan fungsional, seperti keamanan,
kedekatan lokasi, bagi hasil, dan kualitaslayanan.2

1
Muhammd, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2000). hlm. 66
2
www.astosubroto.com. Bank Syariah, Diunduh Pada 19 Maret 2019

3
Untuk itu, idealnya perbankan syariah juga harus berhasil
mendapatkan nasabah rasional tidak sebatas nasabah emosional.
Sebenarnya ada beberapa ciri atau karakt er dari nasabah dalam dunia
perbankan syariah. Pertama, nasabah yang tertarik untuk emanfaatkan
perbankan syariah karena alasan-alasan keagamaa yang lebih bersifat
emosional3

Kedua nasabah yang ingin mendapatkan keuntungan finansial


sekaligus keuntungan emosional. Nasabah ini banyak disebut sebagai
nasabah rasional. Namun ketik4a dihadapkan pada dua pilihan, maka
nasabah rasional akan lebih mementingkan keuntungan finansial terlebih
dahulu dibandingkan keuntungan emosional. Dapat disimpulkan bahwa
seorang nasabah akan merespon bank syariah atau berminat ke bank
syariah ketika produk atau akad yang dirasakan menguntungkan dirinya.
Diantara salah satunya prinsip dalam akad bank syariah yang dirasa
familiar masyarakat yakni bagi hasil. Prinsip ini merupakan prinsip kerja
sama usaha yang dikemas dalam bentuk investasi serta menawarkan
tinngkat return yang dapat ditentukan sesuai perjanjian.

Dari beberapa konsepsi mengenai minat masyarakat dalam


menabung di bank syariah diharapkan pihak manajemen perbankan dapat
memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk
berminat menabung atau mengambil pendanaan di bank syariah.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun
bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang
mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir. Sebagaimana yang
diketahui ada dua jenis konsumen atau nasabah yaitu nasabah bersifat
rasional dan nasabah bersifat emosional.5 Dilihat dari latar belakang yang
telah dijelaskan penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
diituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul:
3
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran,( Jakarta : PT. Prehalindo 1999). Hal 152
4

5
Irwan Arinur, Fitur Menarik Untuk Nasabah Rasional. http://www.bernas.co.id.newsid Diunduh
Pada 19 Maret 2019

4
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT MENABUNG MASYARAKAT DI BANK SYARIAH”

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat menabung
msyarakat di Bank Syariah ?
2. Apa saja faktor-faktor yang lebih dominan pengaruhnya terhadap
minat nasabah menabung di Bank Syariah ?
3. Bagaima strategi Bank Syariah dalam menarik minat masyarakat
dalam menabung ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhhi minnat
menabung masyarakat di Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang lebih dominan pengaruhhnya
terhadap minat menabung masyarakat di Bank Syariah.
3. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah dalam enarik
minat menabung masyarakat di Bank Syariah.

D. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini dharapkan memberi pengetahuan mengenai perbankan
syariah khususnya mengenai faktor-faktor yang mempenngaruhi minat
menabung masyarakat di Bank Syariah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan,
rujukan dan menambah literatur dalam penelitian untuk dijadikan
pedoman atau perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut,
serta diharapkan dapat memberi refrensi bagi para penulis berikutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Minat

6
a. Pengertian Minat

minat adalah kecenderungan yang menetap dan subyek untuk merasa


tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecipung
dalam hal atau hal itu. perasaan senang akan menimbulkan pula minat
yang diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal-hal
tersebut timbul terlebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti.

Perasaan senang sikap positif minat bagi seseorang sebagai suatu


aspek kejiwaan. Minat bukan saja dapat mewarnai prilaku seseorang,
tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk melakukan kegiatan dan
menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya terikat
pada suatu kegiatan.

Berdasarkan pengertian diatas maka untuk penelitian ini yang


dimmaksud dengan minat adalah daya tarik yang ditimbulkan oleh obyek
tertentu yang membuat seseorang merasa senang dan mempunyai
keinginan berkecimpung atau berhubungan dengan obyek tersebut
sehingga timbul suatu keinginan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Faktor-fator yang membuat seseorang mampu mewujudkan sebuah


perilaku, terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal:

1) Faktor Internal
a) Informasi, keterampilan dan kemampuan
Seseorang yang memiliiki minat untuk mewujudkan
kemungkinan prilaku, selain dari usaha untuk
melakukannya sendri, ia juga membutuhkan informasi,
keterampilan dan kemampuan. Minat juga bisa gagal
terwujud, hal tersebut bisa disebabkan karena kurangnya
informasi, tidak memiliki keterampilann dan kemampuan.
b) Emosi dan Kompulasi

7
Prilaku emosional terlihat jika individu sering tidak
dapat bertanggunng jawab atas terjadinya perilaku yang
terjadi di bawah tekanan atau dalam keadaan emosi yang
kuat. Kontrol perilaku yang lemah pada seseorang seriing
disebut dengan keadaan yang dikuasai oleh emosi. Prilaku
kompulasi atau stress terlihat jika individu tidak dapat
bertanggung jawab atas terjadinya perilaku dan kejadian
itu sulit untuk dinetralisir.
2) Faktor Eksternal
a) Kesempatan
Dibutuhan sedikit imajinasi untuk menghargai
pentingnya faktor kebetulann atau peluang untuk
keberhasilan dalam eksekusi sebuah prilaku yang
berintensi
b) Ketergantungan pada yang lain.

Setiap individu yang akan mewujudkan prilaku akan


tergantung pada tindakan orang lain. Seringkali, seseorang
yang menghadapi kesulitan yang berhubungan dengan
ketergantungan interpersonal dapat membentuk perilaku
yang diinginkan dalam kerjasama atau partner yang
berbeda.

c. Minat Nasabah

Minat nasabah adalah daya tarik yang ditimbulkan oleh obyek


tertentu yang membuat seseorang nasabah merasa senang dalam
mempunyai keinginan berkecimpung atau berhubungan dengan obyek
tersebut sehingga timbul suatu keinginan.

d. Minat Menabung
Dalam kamus bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai sebuah
kesukaan (kecenderungan hati) kepada suatu perhatian atau
keinginan. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

8
suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian prasangka atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu (Mappiare,1997:62). Minat adalah kecenderungan
seseorang yang tetap memperhatikan dan memegang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan diperlihatkan
secara terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Ada beberapa tahapan minat yaitu:
1) Motif (alasan, dasar, pendorong)
2) Perjuangan motif.
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa
motif yang bersifat hukum dan rendah dan harus dipilih.
3) Keputusan memilih
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-
motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain
sebab tidak sama mungkin seseorang mempunyai macam-
macam keinginan pada waktu yang sama.
4) Bertindak sesuai dengan keputusan yang di ambil.( Heri, p,
1998, silvia 2013)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah


dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita—cita yang menjadi
keinnginannya. Selain itu minat dapat timbul karena addanya faktor
eksternal dan juga internal. Minat yang besar terhadap suatu hal
merupakan modal yang besar untuk membangkitkan semangat untuk
melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat menabung di bank
syariah.

Menabunng merupakan suatu aktvitas guna memenuhi suatu


kebutuhan yaitu jaminan akan materi. Menabunng juga merupakan
kegiatan atau aktivitas yang memerlukan adanya keinginan dalam diri
sendiri untuk menyisihkan dan menyimpan uangnya di bank. Minat
menabung adalah kekuatan yang mendorong individu untuk memberikan

9
perhatiannya terhaap kegiatan menyimpan uang di bank yang dilakukan
secara sadar, tidak terpaksa dan dengan perasaan senang.

2. Perbankan Syariah
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan huku
islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainya yang dinyatakann
sesuai dengan syariah. (Tambubolon
a. Prinsip Bank Syariah
Menurut UU No. 10 Thunn 1998 tentang perubahan UU
No. 7 tahun 1992 tentang perbankan disebutkan bahwa bank
syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dalam menjalankan
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.6rivai
Dalam menjalankan aktivitasnya, bank syariah menggunakan
prinsip keadilan, prinsip kemitraan, prinsip ketentraman, prnsip
transparansi, prinsip universalitas, dan prinsip tidak ada riba.
b. Karakterinsik Bank syariah

Karakteristik bank syariah bukan sekedar bank bebas


bunga, tetapi juga memiliki orientasi pencapaian kesejahteraan.
Secara fundamentalterdapat beberapa karakteristik bank syariah
sebagai berikut: penghapusan riba, pelayanan kepentingan
publik, dan merealisasikan sosio-ekonomi islam.

c. Tujuan Bank Syariah


Tujuan bank syariah sama seperti bank konvensional yaitu
untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan/bisnis yang

10
dilakukan, namun bank syariah menghindari riba dan
berlandaskan syariah dari setiap aktivitas dan produknya.7
d. Produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagii menjadi tiga bagian besar, yaitu produk
penyaluran dana (financig), produk penghimpunan dana
(funding), produk jasa (service).
1) Produk penyaluran dana
a) Prinsip jual beli (Ba’i)
b) Prinsip sewa (ijarah)
c) Prinsip bagi hasih (syirkah)
2) Produk penghimpunan dana
a) Prinsip wadiah
b) Prinsip mudharabah

3) Produk jasa perbankan


a) Sharf (jual beli valuta asing)
b) Ijarah (sewa)8

B. Kerangka Berfikir
Dalam masalah ini, peneliti dapat menganalisa mengenai

BAB III

7
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
2009) Hal: 67
8
Faqih Nabhan, Dasar-Dasar Akuntansi Bank Syariah (Yogyakarta: Lumbung Ilmu, 2008) Hal:
53

11
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain atau Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan sebuah pendekatan yang dikenal
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif.
B. Popolasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian,
yang padanya terkadung informasi yang ingin diketahui. Obyek ini
disebut dengan satuan analisis. Satuan analisis ini memiliki kesamaan
prilaku atau karakteristik yang ingin diteliti. Sedangkan menurut
Bawono (2006) mendefinisikan populasi adalah keseluruhan wilayah
dan obyek penelitian yang ditetapkan untuk analisis dan ditarik
kesimpulan dan peneliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
Masyarakat daerah Sukarame Bandar Lampung sebagai obyek
penelitian ini.
2. Sampel

Sampel merupakan contoh atau himpunan bagian ( subset) dari


suatu populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut sehingga
informasi apa pun yang dihasilkan oleh sampel ini bisa mewakili
keseluruhan populasi.

Penelitian ini menggunakan desain sampel Nonprobability


Sampling, yang menggunakan metode sampling kuota. Teknik
sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diinginkan. Biasanya yang dihubungi adalah subjek yang mudah
ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah.9

9
Fent Hikmawati, Metodelogi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2018) hal: 66

12
C. Data dan Pengumpulan Data
1. Pengertian data
Data dalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta
maupun angka. Data adalah things know or assued, yang berarti bahwa
data itu sesuatu yang dianggap.10
2. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data primer ini didapatkan dari hasil
dokumentasi, wawancara, dan hasil observasi.
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpulan data seperti lewat orang lain atau dokumen.11

D. Metode Pengumpulan
Untuk mengumpulkan data dari sumber data, maka penulis
menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.12

2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan peninjauan yang dilakukan dilokasi
penelitian dengan cara pencatatan, pemotretan, rekaman tentang situasi
dan kondisi serta
10
Supranto, Metodelogi Riset (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2002) Hal: 15
11
Opcit Hal 33.

12
Ibid Hal 83

13
peristiwa dilokasi.13

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan mecari data yang mengenai hal-hal atau
interview hal-hal berupa catatan, buku, agenda, surat kabar, dan
sebagainya.14
E. Variabel dan Pengukurannya

F. Metode Analisis Data


Untuk menganalisis data dilakukan secara kualitatf dalam berfikir
induktif yaitu berfikir dengan berangkat dari peristiwa yang kongkret dari
fakta-fakta atau peristiwa peristiwa khususnya itu ditarik generalisasi yang
bersifat umum. Dengan metode ini penulis dapat menyaring atau
menimbang data yang telah terkumpul dan dengan metode ini data yang
telah dianalisis, sehingga didapatkan jawaban yang benar dari
permasalahan. Didalam analisi data penulis akan mengumumkan data-data
yang diperoleh dari studi kepustakan dan lapangan. Data data tersebut
selanjutnya akan diolah dengan baik oleh penulis, lalu akan diadakan
pembahasan dan pengkajian terhadap masalah yang berkaitan.15

13
Abdul Qodir Muhammad, Hukum Dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2014)
Hal.50
14
Opcit Hal 274
15
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
1993,) Hal. 80

14

Anda mungkin juga menyukai