Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengambil berbagai keputusan

mengenai setiap aspek kehidupan. Ada yang mengambil keputusan

berdasarkan berbagai pertimbangan dan ada yang mengambil keputusan

tanpa memikirkan bagaimana kita mengambil keputusan dan apa yang

terlibat dalam proses pengambilan keputusan ini.

Dalam memperlakukan pengambilan keputusan sebagai suatu

pemecahan masalah kita mengasumsikan bahwa kita memiliki sasaran

(konsekuensi yang diinginkan atau nilai dari proses akhir) yang ingin

dicapai atau dipuaskan.

Di dunia perbankan sering kita dihadapkan dengan berbagai pilihan

sehingga kita harus mengambil keputusan saat ingin menjadi nasabah bank

konvensional atau bank syariah. Pengambilan keputusan ini tidak langsung

dilakukan namun melewati beberapa proses dan pertimbangan sehingga

nantinya nasabah benar-benar tepat dalam memutuskan untuk menjadi

nasabah bank apa dan apa saja produk yang ditawarkan bank tersebut.

Proses pengambilan keputusan ini dimulai dari pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif mengenai produk yang dibutuhkan,

lalu setelah itu pengambilan keputusan1.


Dalam proses mencapai pengambilan keputusan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen dalam memenuhi

kebutuhannya terhadap produk yang ditawarkan. Diataranya, faktor

kebudayaan, kelas sosial, keluarga, status, komunitas/kelompok, pekerjaan

usia dan sebagainya2. Selain faktor yang disebutkan diatas Religiusitas

juga merupakan salah satu faktor pembentuk prilaku konsumen dalam

memilih keputusan. Dalam jurnal yang ditulis oleh Nasrullah dengan judul

Islamic Branding, Religiusitas dan Keputusan konsumen terhadap Produk

dikemukakan bahwa religiusitas menurut Delener dalam esso dan dibb

adalah salah satu faktor pendorong penting dan dapat berpengaruh

terhadap prilaku konsumen3. Religiusitas merupakan aspek religi yang

dihayati oleh individu didalam hati. Maka religiusitas digambarkan dalam

beberapa aspek-aspek yang harus dipenuhi sebagai petunjuk mengenai

bagaimana cara menjalankan hidup dengan benar agar manusia dapat

mencapai kebahgiaan baik di dunia maupun di akhirat. Islam adalah suatu

cara hidup yang dapat membimbing seluruh aspek kehidupan manusia

dengan aqidah, syariah dan akhlaq. Dengan begituseorang muslim dengan

tingkat religiusitasnya akan mempertimbngkan pemilihan produk bank

yang sesuai dengan syariat islam, yaitu terhindar dari riba, ketidak jelasan

dan kerugian. Serta memilih perbankan berbasis syariah.

Pada kenyataannya dalam penyelenggaraan operasional perbankan

masih banyak terdapat permasalahan yang terjadi antara perbankan syariah

dengan masyarakat. Beberapa penyebabnya adalah belum


memadainya ...............tingkat pemahaman atau pengetahuan serta tingkat

kesadaran masyarakat mengenai sistem dan prinsip perbankan

syariah.kurang memadainya pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan

peran bank akan menghambat bank dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup masyarakat yang lebih baik dimasa depan 4. Selain faktor

pengetahuan tentang perbankan syariah

Dunia perbankan sangat penting bagi perekonomian Indonesia,

sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk

menggerakkan roda perekonomian suatu negara, tetapi roda perbankan

tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan adanya

nasabah. Perekonomian Indonesia, sejak tahun 1997/1998 dilandas krisis,

sejak krisis ekonomi ini, pemerintah melikuidasi 16 Bank pada tanggal 1

november 1997, sebagian nasabah mengalami kesulitan mengambil uang

tabungan di Bank tersebut. Semenjak itu kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan nasional menurun drastis. Kejadian ini mengakibatkan

perubahan perilaku nasabah, seperti memindah rekening ke bank lain,

khususnya pada Bank pemerintah, alasannya bank pemerintah dianggap

dapat memberikan jaminan keamanan yang lebih baik. Adanya masalah

tersebut masyarkat enggan menginvestasikan dananya, karena Bank bukan

tempat yang aman lagi untuk berinvestasi. Bank tidak lagi memberikan
keuntungan bagi masyarkat dan sebaliknya, bank menambah beban

masyarakat dengan segala permasalahannya. Sejak krisis ekonomi 1998

menimpa industry perbankan Indonesia, sepanjang 2005 laba perbankan

per Desembar 2005 mengalami penurunan 23,5%.

Perbankan syari’ah merupakan institusi atau lembaga keuangan

yang tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak 16 tahun yang lalu

diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Keberadaan

Perbankan Syari’ah di tanah air telah mendapatkan pijakan kokoh setelah

lahirnya Undang-undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992 yang direvisi

melalui Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, yang dengan tegas

mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank Bagi Hasil atau Bank Islam.

Dengan demikian, Bank ini adalah yang beroperasi dengan prinsip bagi

hasil. Bagi hasil adalah prinsip muamalah berdasarkan syari’ah dalam

melakukan kegiatan usaha Bank.

Bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan

operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip Syariah islam. Dimana

operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Quran dan

Hadist Nabi SAW1. Prinsip tersebut menyangkut aturan dasar atau pokok

berdasarkan hukum islam.

Bank syariah memiliki prinsip yang berbeda dengan Bank

konvensional. Perbedaan yang mendasar terletak pada keuntungan yang

1
Setia Budi Wilardjo, Pengertian, Peranan, dan Perkembangan Bank Syariah di
Indonesia, vol.2 (september 2004-maret, 2005), hal,9.
diperoleh, dimana bank syariah menerapakan prinsip bagi hasil. 2 Prinsip

utama bank Syariah terdiri dari larangan atas riba pada semua jenis

transaksi. Dengan pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan

(equity), keadilan (fairness), dan keterbukaan (tranparancy),

pembentukkan kemitraan yang saling menguntungkan serta keharusan

memperoleh keuntungan usaha secara halal. Bank syariah juga di tuntut

harus mengeluarkan zakat guna membantu mengembangkan lingkungan

masyarakat.

Alasan utama berdirinya perbankan syariah di Indonesia yaitu

adanya pandangan bahwa bunga pada Bank konvensional hukumnya

haram dan dari segi ekonomi dimana penyerahan resiko dibebankan pada

salah satu pihak dinilai melanggar keadilan.

Ajaran islam yang merupakan yang merupakan landasan bagi umat

muslim, salah satu bentuk yang dilarang dalam islam adalah riba, Allah

menghalalkan jualbeli dan mengharamkan riba. Oleh karena itu, bank

syariah hadir di Indonesia sebagai alternatif terhadap persoalan

pertentangan antara bunga bank dan riba. Riba adalah penetapan bunga

atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan

persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok yang dibebankan kepada

peminjam.

2
Antonio, Muhammad Syafii, Bank Syariah dari teori ke Praktik, Depok:Gema
Insani,2001,hal.34
Bank merupakan lembaga internasional yang sangat penting bagi

kelancaran system ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia,

lembaga ini beroperasi melalui 2 sistem yakni system konvensional dan

syariah islam yang biasa dikenal dengan Bank syariah. Pada umumnya,

masyarakat mengartikan bank sebagai tempat menabung dan meminjam

dana. Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim sebenarnya sudah

lama mengenal bank, namun untuk bank syari’ah baru muncul pada tahun

1991 dengan dibukanya bank muamalat sebagai bank pertama yang

menggunkan prinsip syariah. Munculnya bank syari’ah tak lain untu

memenuhi kebutuhan masyarakat muslim untuk bertranstaksi keuangan

secara Islami yang jauh dari bunga bank. Hal tersebut dikarenakan bunga

bank yang dikenal saat ini merupakan kategori riba, dan Allah melarang

riba.

Riba sistemnya menggandakan uang tetapi cenderung untuk

keperluan pribadi dan tidak sah menurut hukum, seperti rentenir.

Sedangkan bunga bank sistemnya untuk membantu masyarakat

keuntungan tersebut di bagi hasil oleh anggotanya dan sah menurut

hukum.

Islam sangat melarang bahkan mengancam segala bentuk transaksi

yang bersifat nabawi. Riba dalam Al-Quran dan Hadist secara tegas

dihukumi sebagai perbuatan haram, tetapi karena tidak diberi batasan yang
jelas, hal ini menimbulkan beragamanya interpretasi terhadap riba.

Pandangan tentang hukum mengenai riba pada konvensional hingga saat

ini masih menjadi hukum yang simpang siur dikalangan praktisi,akademis

bahkan di kalangan ulama itu sendiri, sebab status hukum mengenai

keharamannya sangat jelas. Namun, persoalan dimulai mencuat ketikan

riba yang diharamkan dalam Al-Quran itu diterapkan dalam bunga bank.

Artinya, bunga bank di presepsikan sama dengan riba.

Pemahaman yang rendah terhadap perbankan syariah salah satunya

diakibatkan masih kurangnnya iklan yang dilakukan oleh bank syriah.

Banyak masyarakat yang belum memahami secara benar apa itu lembaga

keuangan syariah, sistem yang dipakai, jenis produk serta keunggulan

yang dimiliki oleh perbankan syariah bila dibandingkan dengan lembaga

keuangan konvensional. Dengan demikian hal tersebut dapat

mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap perbankan syariah.

Disamping pengetahuan masyarakat mengenai perbankan syariah, factor

komitmen keagamaan dan iklan yang dilakukan oleh pihak bank syraiah

juga memiliki andil dalam membentuk minat seseorang untuk menabung

atau berinvestasi di bank syraiah.

Menyangkut permasalahan tentang prinsip perbankan syariah ini,

peneliti mencoba mengobservasi awal pada Guru Dan Karyawan SDIT

Permata HatiKabupaten Merangin. Peneliti memilih Guru Dan Karyawan

SDIT Permata Hati Kabupaten Merangin sebagai objek awal karena

peniliti percaya bahwa Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hatitentunya


lebih mengetahui tentang riba serta religiusnya lebih tinggi dibandingkan

dengan masyarakat biasa pada umumnya, dari hasil observasi awal yang

peneliti dapatkan Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hatitelah menjadi

nasabah I di Bank BSI syariah. Dan ada juga beberapa dari mereka yang

telah lama menggunakan bank syariah sebagai wadah transaksi keuangan

mereka karenaa ingin menghindari riba. namun beberapa dari mereka

masih tetap menggunakan bank konvensional sebagai wadah transaksi

keuangan mereka walaupun telah diarakan untuk menggunakan bank

syariah.

Dengan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk

melakukan sebuah penelitian dengan judul “ Pengaruh Pengetahuan

Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati Tentang Riba Terhadap

Minat Menabung di Bank BSI Syariah di Kabupaten Merangin)”.

Dengan objek Penelitian Guru Dan Karyawan SDIT Permata

HatiKabupaten Merangin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka dapat dilakukan identifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati belum seluruhnya

menngunakan Bank Syriah sebagai wadah transaksi perbankan

sehari-hari

2. Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati berpendapat bahwa Bank

Syariah sama dengan bank konvensional


C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi

masalah penelitian ini pada 2 variabel, yaitu satu variable bebas (X) dan

satu variable terikat (Y). Adapun variable bebasnya adalah Pengaruh

Pengetahuan Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati Tentang Riba,

sedangkan variable terikat adalah Minat Menabung di Bank BSI Syariah di

Kabupaten Merangin.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan di atas,

maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Apakah terdapat

Pengaruh Pengetahuan Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati Tentang

Riba Terhadap Minat Menabung di Bank BSI Syariah di Kabupaten

Merangin?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah :Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan Guru Dan Karyawan

SDIT Permata Hati Tentang Riba Terhadap Minat Menabung di Bank BSI

Syariah.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan secara teoritis

Menambah wawasan dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung menegenai penelitian tentang


pengaruh pengetahuan Guru Dan Karyawan SDIT Permata Hati

Tentang Riba Terhadap Minat Menabung di Bank BSI Syariah

Kabupaten Merangin.

b. Kegunaan Secara Praktis

1. Mengembangkan ilmu pengaruh pengetahuan Guru Dan

Karyawan SDIT Permata Hati Tentang Riba Terhadap Minat

Menabung di Bank BSI Syariah di kalangan mahasiswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi sekaligus pengembangan penelitian yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai