Anda di halaman 1dari 22

PRODUK DAN SISTEM OPERASIONAL LEMBAGA PERBANKAN

SYARIAH
(BANK SYARIAH MANDIRI)

Diajukan sebagai Pemenuhan Tugas


Lembaga Keuangan Syariah

KELOMPOK 1

Disusun Oleh:

04151143300
1 Nada Syarifatus Sana
04151143300
2 Wanda Nihda Zulmi
04151143300
4 Ainun Azaria
04151143300
7 Erika Septiani
04151143300
9 Mega Bintang R
04151143301 Arifita Nabila
4

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI S1 EKONOMI ISLAM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, kegiatan muamalah seperti menerima


titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan
bisnis, serta melakukan pengiriman uang, yang dilakukan dengan akad-akad yang
sesuai syariah telah lazim dilakukan umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw.

Tidak hanya itu, penggunaan cek juga telah dikenal luas sejalan dengan
meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dengan Yaman, yang paling tidak
berlangsung dua kali dalam setahun. Di samping itu, pemberian modal untuk modal
kerja berbasis bagi hasil, seperti mudharabah, muzara'ah, musaqah, telah dikenal
sejak awal diantara kamu Muhajirin dan kaum Anshar.

Dengan demikian, jelas bahwa terdapat individu-individu yang telah melakukan


fungsi perbankan di zaman Rasulullah Saw., meskipun individu tersebut tidak
melakukan seluruh fungsi perbankan. Namun fungsi-fungsi utama perbankan modern,
yaitu menerima simpanan uang (deposit), menyaluran dana, dan melakukan transfer
dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam. 

Dengan mengintip sejarah perbankan pada zaman Rasulullah diatas kita dapat
mengetahui bahwa sebenarnya perbankan syariah sudah ada sejak dahulu kala. Di
Indonesia sendiri bank syariah yang pertama kali berdiri adalah PT Bank Muamalat
Indonesia (BMI), yang sesuai akte pendiriannya, berdiri pada tanggal 1 Nopember
1991.

3
Sejak saat itu, pertumubuhan bank syariah di indonesia berkembang pesat.
Banyak dari bank yang konvensional juga mendirikan bank syariah seperti Bank
Syariah Mandiri, Bank Niaga, Bank BTN, dan masih banyak yang lain. Seiring
bertambahnya waktu per-bank an syariah semakin diminati banyak orang.

Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam dua


dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak pencapaian
kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi
dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan
jasa keuangan syariah. Sistem keuangan syariah kita menjadi salah satu sistem terbaik
dan terlengkap yang diakui secara internasional.

Salah satu faktor yang mendukung adanya kemajuan yang terjadi akibat adanya
bank syariah ini adalah karena adanya salah satu produk bank syariah yaitu
pembagian hasil usaha atau profit sharing. Di dalam bank syariah, profit sharing
dikenal sebagai akad mudharabah. Meskipun pada awalnya produk ini tidak begitu
dikenal oleh masyarakat, tetapi dengan berjalannya waktu salah satu produk bank
syariah ini dinilai sangat membantu dan bermanfaat bagi para nasabah bank syariah.
Dimana pada akad mudharabah ini, bank syariah menjadi pihak pertama atau
shahibul mal yaitu pihak yang menyediakan seluruh modal dan nasabah sebagai
pihak kedua atau mudharib yaitu pihak yang bertindak selaku pengelola dana dengan
membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah, kecuali jika kesalahan diakibatkan oleh
pihak kedua secara sengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai produk –
produk bank syariah dan sistem operasionalnya. Sehingga pembaca akan mengetahui
bahwa bukan hanya profit sharing atau akad mudharabah saja produk bank syariah
yang menguntungkan. Terdapat produk – produk bank syariah mengenai pembiayaan
berdasarkan pola jual beli, pembiayaan berdasarkan akad qardh, dan sebagainya.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja produk – produk Bank Syariah Mandiri?
2. Bagaimana sistem operasional Bank Syariah Mandiri?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja produk – produk Bank Syariah Mandiri
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem operasional Bank Syariah Mandiri

5
BAB II

HASIL STUDI LAPANGAN

1.1 Konsep, Filosofi, dan Landasan Hukum

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah  sekaligus


berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis
ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi
termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif
yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali
dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi
oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-
bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota
Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor
asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank


(Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu
bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan


konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan

6
tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di  kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU


tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila
Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh
Gubernur Bank Indonesia  melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25
Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank
Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank
Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H
atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh  sebagai bank yang mampu
memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan
operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan
Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang
lebih baik.

Penyusunan kebijakan yang memperhatikan filosofi keberadaan bank syariah


yang didorong oleh keinginan tersedianya jasa keuangan yang sesuai prinsip syariah
dengan mewujudkan sistem perbankan yang terhindar dari praktek bunga (yang

7
dianggap identik dengan riba), perjudian (maysir) dan ketidakpastian (gharar) dan
praktek – praktek lainnya yang tidak sejalan dengan prinsip syariah (haram). Selain
itu, pekembangan perbankan syariah juga didorong oleh keinginan untuk menata
aktivitas ekonomi dan keuangan sesuai dengan tuntunan syariah, serta sebagai respon
terhadap fenomena krisis yang dipicu oleh perilaku buruk dalam berekonomi yang
mengabaikan etika, agama dan nilai – nilai moral, yang tidak hanya diajarkan dalam
agama islam tapi juga secara esensial ada pada ajaran agama – agama lainnya. Prinsip
syariah dalam berekonomi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan
lingkungan, agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi
kesejahteraan dan terjadinya kerusakan lingkungan.

1.2 Perbedaan dan Persamaan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Konvensional
Mandiri

Dalam kasus ini kelompok kami memilih membandingkan Bank Konvensional


Mandiri dengan Bank Syariah Mandiri. Dalam hal produk antara bank mandiri dan
banks syariah mandiri sebenarnya sama. Hanya saja memiliki nama yang berbeda.
Sebagai contoh dalam bank mandiri terdapat hutang piutang. Dalam bank syariah
mandiri juga terdapat hutang piutang tetapi dengan nama akad qardh.

Perbedaan antara bank mandiri dengan bank syariah mandiri ada pada sistem
operasional dan pengelolaannya. Seperti yang sudah disebutkan diatas bank mandiri
memiliki produk hutang piutang. Bank syariah juga memilikinya dengan nama qardh.
Yang membedakan adalah cara pengelolaan nya. Jika bank mandiri menggunakan
sistem bunga, maka dalam bank mandiri syariah tidak ada bunga. Yang ada adalah
sistem bagi hasil. Tidak hanya itu dalam hal tujuan bank syariah memiliki goals yaitu
maqasid syariah yang kita tau juga merupakan tujuan dari ekonomi islam itu
sendiri. Selain itu dalam tujuan didirikannya bank syariah selain memperoleh
keuntungan juga untuk kemaslahatan umat manusia.

8
1.3 Kendala dan Strategi Pengembangan

Kendala :

Masyarakat hanya tahu bahwa bank syariah adalah bank tanpa bunga dan
tidak tahu sama sekali mengenai mekanisme “bagi hasil” yang ada di bank syariah,
sehingga masyarakat masih sering bertanya-tanya kalau menabung di bank syariah
dan tidak mendapatkan bunga lalu mereka akan mendapatkan apa? Disisi lain
menurut pendapat mereka hasil yang didapat dari bagi hasil pasti lebih sedikit
dibanding bunga bank. Ada pula masyarakat yang berpendapat suku bunga di bank
konvensional bukanlah riba selama tidak melebihi tingkat inflasi sekitar 10% seperti
sekarang ini, sehingga suku bunga bank 10% atau kurang dari 10% berarti bukan riba.
Bunga itu hanya pengganti terhadap nilai uang yang turun dari akibat inflasi tadi.
Itulah argumentasi ini menjadi alasan mengapa lebih memilih bank konvensonal.

Kesalahpahaman terhadap perbankan syariah menunjukkan belum meratanya


sosialisasi informasi perbankan syariah. Banyak masyarakat yang belum pernah
memahami secara benar apa itu lembaga Keuangan Syariah, system yang dipakai,
jenis produknya, serta apa keunggulan bank syariah dibanding dengan bank
konvensional.

Strategi Perkembangan :

Bank syariah di indonesia masih jauh dari sempurna, karena pengalamannya


masih minim untuk ukuran sebuah bank di indonesia, ada beberapa strategi yang
dapat dilakukan untuk mengembankan bank syariah, yaitu :

1.      Strategi pengembangan:  

Di indonesia dengan menggunakan sistem islamic fuul brance, yaitu suatu cabang


penuh menerapkan sistem syariah, dengan ciri cabang menerapkan sistem syariah
secara penuh, pembukaannya secara terpisah dengan kantor induk, sistem seperti ini

9
sama diterapkan oleh arab saudi. Contoh bank penerapan sistem islamic fuul
brance, adalah Bank IFI; Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah; BPD Jabar; Bukopin.

2.      Strategi pengelolaan: pembiayaan

Para pengusaha kecil lebih mendambakan sistem pembiayaan dan sistem bagi
hasil, karena dirasa lebih sesuai dengan siklus bisnis usaha menengah kecil. Bank
syariah menggunakan sistem pembiayaanmudharabah dan musyarakah agar tidak
didominasi apalagi bai bithaman ajil. Kebanyakan bank syariah menggunakan
sistem murabahah karena lebih mudah dimengerti dan dipahami masyarakat dan para
bank itu sendiri mereka telah mengenal akrab dengan sahabat bunga bagi hasil.

3.      Strategi pengelolaan: persepsi masyarakat           

Persepsi masyarakat tentang bank syariah masih keliru. Bank syariah di


pandang sebagai:

a.    Bank syariah sebagai bank sosial (baitul mal) untuk membantu pembangunan
ekonomi umat.

b.    Bank syariah sebagai bank bagi hasil. Implikasi kekeliruan persepsi pertama
berdampak pada pemahaman masyarakat bahwa:

1)      Bank syariah tidak boleh meminta jaminan dalam memberikan pembiayaan.

2)      Bank syariah tidak mengenakan denda bila nasabah tidak membayar tepat pada
waktunya.

3)      Bank syariah tidak boleh menyita jaminan

Pengembangan jaringan bank syariah, menyediakan kemudahan akses layanan jasa


bank syariah kepada masyarakat luas, mendukung pembentukan pasar uang
antarbank, intermediasi pasar uang dan pasar modal, pembiyaan fasilitas kredit usaha,
anjag piutang sebagainya sehingga akan mempercepat pertumbuhan dan

10
perkembangan bank syariah yang sehat serta dapat diterima dalam kehidupan
perekonomian berbasiskan kerakyatan, khususnya umat muslim.

11
BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Produk – produk Bank Syariah Mandiri dan Sistem Operasinya

Pada Bank Syariah Mandiri terdapat beberapa produk-produk dan juga sistem
opersionalnya, berikut ini merupakan produk-produk dan manfaat beserta sistem
operasionalnya yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri:

1. Tabungan bsm
Yaitu dimana tabungan ini dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter BSM atau melalui
ATM.
Manfaat :
1) Aman dan terjamin.
2) Online di seluruh outlet BSM.
3) Bagi hasil yang kompetitif.
4) Fasilitas BSM Card yang berfungsi sebagai kartu ATM dan debit.
5) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking dan BSM Net Banking.
6) Kemudahan dalam penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
Sistem Operasi
Sistem operasi yang ada pada tabungan bsm ini yaitu menggunakan akad
mudharabah muthlaqah. Dimana nasabah yang meyimpan dananya di bank syariah
tidak memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam menggunakan dana yang
disimpannya. Bank Syariah bebas untuk menetapkan akad seperti apa yang
nantinya akan dipakai ketika menyalurkan pembiayaan, kepada siapa pembiayaan
itu diberikan, usaha seperti apa yang harus dibiayai dan lain-lain. Jadi
prinsip mudharabah mutlaqah lebih memberikan keleluasaan bagi bank. Minimum

12
setoran awal pada produk ini sebesar Rp. 80.000, minimum setoran berikutnya Rp.
10.000, saldo minimum sebesar Rp. 50.000, biaya tutup rekening Rp. 20.000, dan
biaya administrasi/bulan sebesar Rp. 6.000

2. Bsm tabungan mabrur


Yaitu tabungan dalam mata uang rupiah untuk membantu pelaksanaan ibadah haji
dan umrah.
Manfaat :
1) Aman dan terjamin.
2) Fasilitas talangan haji untuk kemudahan mendapatkan porsi haji.
3) Online dengan Siskohat Departemen Agama untuk kemudahan pendaftaran
haji.
Sistem Operasi
Sistem operasi yang ada pada bsm tabungan mabrur ini yaitu menggunakan
akad mudharabah muthlaqah. Dimana nasabah yang meyimpan dananya di bank
syariah tidak memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam menggunakan
dana yang disimpannya. Bank Syariah bebas untuk menetapkan akad seperti apa
yang nantinya akan dipakai ketika menyalurkan pembiayaan, kepada siapa
pembiayaan itu diberikan, usaha seperti apa yang harus dibiayai dan lain-lain. Jadi
prinsip mudharabah mutlaqah lebih memberikan keleluasaan bagi bank. Bsm
tabungan mabrur ini juga tidak dapat dicairkan kecuali untuk melunasi Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji/Umrah (BPIH). Setoran awal minimal pada produk
ini sebesar Rp. 500.000, setoran selanjutnya minimal Rp. 100.000, saldo minimal
untuk didaftarkan ke SISKOHAT adalah Rp. 25.500.000 atau sesuai ketentuan
dari Departemen Agama, dan biaya penutupan rekening karena batal sebesar Rp.
25.000

3. Bsm tabungan investa cendekia

13
Tabungan ini merupakan tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan
dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi.
Manfaat :
1) Bagi hasil yang kompetitif.
2) Kemudahan perencanaan keuangan masa depan, khususnya pendidikan.
3) Perlindungan asuransi (sesuai dengan kepersertaan asuransi)
Sistem Operasi
Sistem operasi yang ada pada bsm tabungan investa cendekia ini yaitu
menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Dimana nasabah yang meyimpan
dananya di bank syariah tidak memberikan pembatasan bagi bank syariah dalam
menggunakan dana yang disimpannya. Bank Syariah bebas untuk menetapkan
akad seperti apa yang nantinya akan dipakai ketika menyalurkan pembiayaan,
kepada siapa pembiayaan itu diberikan, usaha seperti apa yang harus dibiayai dan
lain-lain. Jadi prinsip mudharabah mutlaqah lebih memberikan keleluasaan bagi
bank. Jadi prinsip mudharabah mutlaqah lebih memberikan keleluasaan bagi
bank. Periode tabungan ini 1-20 tahun. Setoran bulanan minimal Rp. 100.000-Rp.
10.000.000. Penarikan sebagian saldo diperbolehkan, dengan saldo minimal Rp.
1000.000.

4. Bsm tabungan berencana


Tabungan ini merupakan tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil
berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
Manfaat :
1) Bagi hasil yang kompetitif.
2) Kemudahan perencanaan keuangan nasabah jangka panjang.
3) Perlindungan asuransi secara gratis dan otonomis, tanpa pemeriksaan
kesehatan.
4) Jaminan pencapaian target dana.
Sistem Operasi

14
Sistem operasi pada bsm tabungan berencana ini masih sama dengan
produk-produk sebelumnya yaitu akad mudharabah muthlaqah. Dengan periode
tabungan 1-10 tahun. Setoran bulanan minimal Rp. 100.000. Target dana minimal
Rp. 1.200.000 dan maksimal Rp. 200.000.000. Jumlah setoran bulanan dan
periode tabungan tidak dapat diubah. Tidak dapat menerima setoran diluar setoran
bulanan dan saldo tabungan tidak bisa ditarik, apabila ditutup sebelum jatuh tempo
(akhir masa kontrak) akan dikenakan biaya administrasi.

5. Bsm tabungan simpatik


Tabungan ini merupakan tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
Manfaat :
1) Aman dan terjamin.
2) Online di seluruh outlet BSM.
3) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM.
4) Fasilitas BSM Card, yang berfungsi sebagai kartu ATM dan debit.
5) Fasilitas e-Banking, yaitu BSM Mobile Banking dan BSM Net Banking.
6) Penyaluran zakat, infaq dan sedekah.
Sistem Operasi
Sistem operasi pada bsm tabungan simpatik ini yaitu menggunakan akad
Wadiah. Yaitu titipan. Dalam bidang ekonomi syariah, wadiah adalah titipan
nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat nasabah yang
bersangkutan menghendaki. Bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan
tersebut. Setoran awal minimal Rp. 20.000 (tanpa ATM) dan Rp. 30.000 (dengan
ATM). Setoran berikutnya minimal Rp. 10.000. saldo minimal Rp. 20.000 (tanpa
ATM) dan Rp. 50.000 (dengan ATM). Biaya tutup rekening Rp. 10.000 dan biaya
administrasi Rp. 2.000 per rekening per bulan atau sebesar bonus bulanan (tidak
mengurangi saldo minimal).

6. TabunganKu

15
TabunganKu merupakan tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah
dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna
menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat :
1) Aman dan terjamin dan online di seluruh outlet BSM.
2) Bonus wadiah diberikan sesuai kebijakan bank.
Sistem Operasi
Sistem operasi pada TabunganKu ini yaitu menggunakan akad wadiah yad
dhamanah. Dimana nasabah bertindak sebagai peminjam uang  dan bank bertindak
sebagai yang dipinjami. Dalam pengaplikasian produk ini harta barang yang
dititipi boleh dan dimanfaatkan oleh yang menerima titipan. Dan tidak
adakeharusan bagi penerima titipan (Bank) untuk memberikan hasil
pemanfaatankepada si penitip (Nasabah). Pemberian bonus tidak boleh disebutkan
dalam kontrak ataupun dijanjikan dalam akad, akan tetapi benar-benar pemberian
sepihak sebagai tanda terima kasih daripihak bank. Jumlah pemberian bonus
sepenuhnya  merupakan kewenangan managemen bank syari’ah karena pada
prinsipnya dalam akad ini penekanannya adalah titipan. Bebas biaya administrasi
rekening. Setoran awal minimum Rp. 20.000 dan setoran selanjutnya minimum rp.
10.000. Saldo minimum rekening (setelah penarikan) Rp. 20.000. Biaya penutupan
rekening atas permintaan nasabah Rp. 20.000. Jumlah minimum penarikan di
counter Rp. 100.000 kecuali saat tutup rekening. Rekening dorman (tidak ada
transaksi selama 6 bulan berturut-turut) maka akan dikenakan biaya penalti Rp.
2.000 per bulan dan apabila saldo rekening kurang dari Rp. 20.000 maka rekening
akan ditutup oleh sistem dengan biaya penutupan rekening sebesar sisa saldo.

7. Bsm deposito
Merupakan investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
Manfaat :
1) Dana aman dan terjamin dan dikelola secara syariah.

16
2) Bagi hasil yang kompetitif dan dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
3) Fasilitas Automatic Roll Over (ARO)
Sistem Operasi
Sistem operasi pada bsm deposito ini yaitu menggunakan akad Mudharabah
Muthlaqah. Dengan jangka waktu yang fleksibel yaitu 1,3,6 dan 12 bulan.
Dicairkan pada saat jatuh tempo dan setoran awal minimum Rp. 2.000.000.

8. Bsm giro
Merupakan sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk kemudahan
transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
Manfaat :
1) Dana aman dan tersedia setiap saat.
2) Kemudahan transaksi dengan menggunakan cek atau BG.
3) Fasilitas Intercity Clearing untuk kecepatan bayar inkaso (kliring antar
wilayah).
4) Fasilitas BSM Card, sebagai katru ATM sekaligus debet (untuk perorangan).
5) Fasilitas pengiriman account statement setiap awal bulan.
6) Bonus bulanan yang diberikan sesuai dengan kebijakan BSM.
Sistem Operasi
Sistem operasi pada bsm giro ini yaitu menggunakan akad wadiah yad
dhamanah. Dengan setoran awal minimum Rp. 500.000 (perorangan) dan Rp.
1.000.000 (perusahaan). Saldo minimum Rp. 500.000 (perorangan) dan Rp.
1.000.000 (perusahaan). Biaya administrasi bulanan untuk perorangan Rp. 10.000,
sedangkan untuk perusahaan Rp. 15.000. biaya tutup rekening Rp. 30.000 dan
biaya administrasi buku cek/BG sebesar Rp. 100.000.
9. Gadai Emas BSM

Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar jaminan


berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat.
Karakteristik yang dimiliki gadai emas pada BSM yaitu dengan akad qardh

17
dalam angka rahn dan akad ijarah, Biaya administrasi dan asuransi barang jaminan
dibayar pada saat pencairan, Biaya pemeliharaan dihitung per hari 15 dan dibayar
pada saat pelunasan .
Sistem Operasi
Sistem operasi pada gadai emas BSM ini yaitu menggunakan akad Qardh
dalam rangka Rahn. Maksudnya, Qardh dalam rangka rahn adalah akad pemberian
pinjaman dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar
bank menjaga barang jaminan yang diserahkan, biaya pemeliharaan dengan
menggunakan akad ijarah. Contoh simulasi biaya pemeliharaan pada gadai emas
Pada tanggal 1 Oktober 2014, Nasabah membawa emas untuk digadaikan berupa
gelang bermata dengan kadar 18 karat dan berat 20 gram. Berapakah biaya
pemeliharaan yang harus dibayar, bila Nasabah melunasi pada tanggal 1 Desember
2014? (HDE: Rp460.000,-)
Diketahui:
Waktu/periode gadai: 1 Oktober – 1 Desember 14 = 4 periode (2 bulan).
Taksiran = (karat/24) x berat emas x HDE = (18/24) x 20 x Rp460.000 = (18/124)
x 20 x Rp460.000, = Rp6.900.000,-
Pembiayaan = Taksiran x FTV = Rp6.900.000,- x 85% = RP5.865.000,-
Biaya Pemeliharaan = (Taksiran x Rate) x waktu gadai = (Rp6.900.000,- x
1,70%/lbulan) x 2 bulan = (Rp117.300,-/bulan)
Maka biaya pemeliharaan yang harus dibayar oleh Nasabah adalah
Rp117.300,-/bulan
Financing To Value (FTV) adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang
diterima Nasabah dengan nilai emas yang diagunkan Nasabah kepada Bank. FTV
ditetapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri dengan memperhatikan ketentuan FTV
yang ditetapkan Bank lndonesia. Penetapan Financing to Value (FTV) untuk
produk Gadai Emas PT Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: FTV
Perhiasan yaitu 85%.FTV Logam Mulia yaitu 90%.
10. Cicil Emas BSM

18
Fasilitas yang disediakan oleh BSM untuk membantu nasabah untuk
membiayai pembelian/kepemilikan emas berupa lantakan (batangan) dengan Cara
Mudah Punya Emas dan Menguntungkan.
Sistem Operasi
Sistem operasi pada cicil emas BSM ini yaitu Pembiayaan menggunakan
akad Murabahah (di bawah tangan). Pengikatan agunan dengan menggunakan
akad rahn (gadai).
Jumlah pembiayaan dari produk ini :
1. Jumlah pembiayaan BSM Cicil Emas maksimal adalah Rp150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah).
2. Nasabah diperkenankan memiliki fasilitas pembiayaan Qardh Beragun Emas
dan pembiayaan BSM Cicil Emas secara bersamaan, dengan ketentuan jumlah
limit total pembiayaan keseluruhan adalah paling banyak Rp250.000.000,-
(dua ratus lima puluh juta rupiah).

19
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Bank Syariah Mandiri adalah bank syariah yang menjalankan operasionalnya


menurut UUS (undang-undang syariah);dan diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas
Syariah). Selain itu penyusunan kebijakan bank syariah mandiri didasari oleh
keinginan terbebasnya aktivitas ekonomi dari hal-hal yang dilarang oleh sharia itu
sendiri yaitu praktek riba (bunga), mayshir (perjudian), dan gharar (ketidakpastian)
serta praktek praktek lainnya yang dapat merugikan orang lain. 

Perkembangan perbankan syariah juga didorong oleh keinginan untuk menata


aktivitas ekonomi dan keuangan sesuai dengan tuntunan syariah, serta sebagai respon
terhadap fenomena krisis yang dipicu oleh perilaku buruk dalam berekonomi yang
mengabaikan etika, agama dan nilai-nilai moral, yang tidak hanya diajarkan dalam
agama Islam tapi juga secara esensial ada pada ajaran agama-agama lainnya. Prinsip
syariah dalam berekonomi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan
lingkungan, agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi
kesejahteraan dan terjadinya kerusakan lingkungan.

Dalam makalah tersebut juga disebutkan mengenai produk – produk Bank Syariah
Mandiri itu sendiri yaitu terdapat tabungan bank syariah mandiri, rahn, wadiah, dan
lain-lain. Produk-produk tersebut dilaksanakan melalui sistem syariah yang tentunya
tidak akan merugikan pihak manapaun. 

Terkait kendala, bank syariah mandiri ataupun kebanyakan bank syariah lainnya
adalah dalam hal masyarakat. Susahnya mengubah mindset masyarakat yang selalu

20
berfikir tentang bunga dan keuntungan mengakibatkan bank syariah di Indonesia
kesulitan untuk menarik minat masyarakat meng – investasikan uangnya atau bahkan
hanya menabungkan uangnya di bank syariah. 

1.2 Saran

Pentingnya pengetahuan masyarakat tentang info bank, produk serta sistem dari
bank atau lembaga Keuangan Syariah itu sendiri harus jelas dan transparan, agar
masyarakat melihat sisi baik dari bank syariah kemudian menjadikan masyarakat
mempunyai minat untuk menyimpan atau menginvestasikan sebagian pendapatan
mereka kepada lembaga tersebut.

21
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Soemitra, Andri, 2010. Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
https://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/profil-perusahaan/

22

Anda mungkin juga menyukai