Anda di halaman 1dari 13

Analisis Faktor Perilaku Konsumen Dalam Memilih Perbankan

(Studi Kasus Nasabah Perbankan Syariah)

Nopi Anggi Sapitri (C.1610100)


Jurusan Manajemen, Universitas Djuanda Bogor
Email: Nopianggisapitri25@gmail.com

Abstrak,
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai pengetahuan
konsumen perbankan syariah, keputusan menjadi nasabah perbankan syariah, besarnya
pengaruh pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah mengetahui pengaruh
religiusitas, bagi hasil, pelayanan, fasilitas, dan produk terhadap perilaku nasabah dalam
memilih bank syariah. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh melalui penyebaran angket kepada nasabah. Sampel penelitian sebanyak 150 orang.
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda
sehingga membentuk persamaan PN = 10,199 + 0,059 Rel + 0,241 BH +0,209 Pel + 0,112
Fas + 0,297 Prod +2,857. Religiusitas, bagi hasil, kualitas pelayanan, fasilitas, dan produk
memiliki kontribusi sebesar 31,3% terhadap perilaku nasabah dan 68,7% sisanya
disumbangkan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian. Hasil penelitian diperoleh tingkat
korelasi pengetahuan konsumen dengan keputusan menjadi nasabah memiliki hubungan yang
sangat kuat dan mempunyai arah positif dengan nilai rxy = 0,82. Besarnya pengaruh
pengetahuan konsumen terhadap keputusan menjadi nasabah adalah sebesar67,24%.
Variabel yang signifikan mempengaruhi perilaku nasabah dalam memilih bank syariah terdiri
dari; bagi hasil, pelayanan, produk. Ketiga variabel ini dinyatakan signifikan mempengaruhi
karena t-hitung > t-tabel dan signifikansi > 10%. Secara simultan semua variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku nasabah dalam memilih bank syariah. karena
nilai F hitung > F tabel (13,12 > 1,89) dan signifikansi < 10% (0,00 < 0,10).

Kata Kunci : Perilaku Nasabah, Religiusitas, Bagi Hasil, Pelayanan, Produk, Keputusan
menjadi Nasabah, Pengetahuan Konsumen,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Akhir-akhir ini perkembangan dalam perbankan semakin meningkat, hal ini ditandai
dengan semakin bertambahnya bank – bank yang ada di Indonesia pada saat ini. Persaingan
yang semakin ketat antar bank dalam menghimpun nasabah membuat berbagai bank semakin
memberikan kemudahan dalam melakukan peminjaman di bank untuk nasabah – nasabah
nya. Salah satunya adalah perbankan syariah yang semakin banyak diminati oleh berbagai
kalangan. Hingga sampai saat ini kontribusi aset industri keuangan syariah terus mengalami
peningkatan hingga mencapai Rp1.359 triliun (tidak termasuk saham syariah) atau sebesar
8,71% dari total aset industri keuangan nasional (m.bisnis.com). Kebutuhan akan lembaga
keuangan dikalangan nasabah menjadi hal yang penting bagi pemenuhan kebutuhan financial,
sebagaimana fungsi lembaga keuangan sebagai mediator antara kelompok masyarakat yang
kelebihan dan kekurangan dana. Maka dari itu banyak pimpinan lembaga keuangan
berlomba-lomba mendapatkan nasabah untuk dapat membeli produknya sehingga
menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan. Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah ikut serta hadir, dimana dalam
operasionalnya BPRS didirikan untuk memberikan pelayanan kepada Usaha Mikro dan Kecil
Menengah (UMKM). Dengan menggunakan sistem syariah, hal ini mengacu kepada aturan
hukum yang tertuang dalam UU No.11/23/PBI/2009 disebutkan bahwa BPRS adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Perbankan syariah yang terus berkembang, menyebabkan persaingan industri
perbankan yang sedemikian kompetitif yaitu antara perbankan syariah dengan perbankan
konvensional atau sesama dengan bank syariah dalam mendapatkan pendapatannya masing-
masing, hal yang ditempuh lembaga keuangan tersebut adalah dengan melakukan
penghimpunan dana yang berasal dari masyarakat berupa tabungan. Keputusan nasabah
untuk menabung merupaka efek akhir dari suatu pembelian (Siregar 2018). Alasan nasabah
dalam menabung di bank syariah yaitu karena kemampuan menyerap dana masyarakat atau
nasabah lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional. Secara garis besar,
pengembangan produk bank syariah dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu pertama
produk penghimpun dana pada bank syariah meliputi tabungan dan deposito, kedua produk
penyalur dana dalam penerapannya diterapkan pada beberapa prinsip yaitu prinsip ijarah, al
ba’i, dan syirkah. Dan yang ketiga jasa perbankan, bank memberikan jasa kepada nasabah
dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan jasa antara lain sharf (jual beli

Universitas Djuanda
valuta asing), ijarah. Bisnis secara syariah dijalankan untuk menciptakan iklim bisnis yang
baik dan lepas dari aspek kecurangan. (kompasiana.com)
Eksistensi dari perbankan syariah di Indonesia semakin berkembang secara signifikan
setelah diundangkannya Undang - Undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas
undang – undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang lebih mengakomodasi dan
memberi peluang bagi perkembangan perbankan syariah. Kehadiran undang – undang
tersebut diperkuat lagi dengan lahirnya undang – undang nomor 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah yang secara tegas mengakui eksistensi dari perbankan syariah dan
membedakannya dengan sistem perbankan konvensional. Perbedaan yang paling mendasar
terkait dengan sistem tersebut adalah perbankan syariah dalam memperoleh keuntungannya
menerapkan sistem bagi hasil dan melarang pemberlakuan riba karena diharamkan oleh
islam. Sedangkan perbankan konvensional dalam memperoleh keuntungannya masih
menerapkan sistem bunga.
Pada umumnya setiap bank selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik
bagi nasabahnya agar dapat memuaskan segala keinginan dari nasabah. Maka hal ini pun
sangat penting diketahui oleh setiap bank agar mengetahui perilaku dari setiap konsumen
terutama yang menjadi sasaran bank. Konsumen atau nasabah dewasa ini semakin selektif
dalam memilih suatu produk barang ataupun jasa. Mereka sangat berhati-hati dalam
mengkonsumsi maupun memilih barang atau jasa. Sehingga hal ini pun sangat berpengaruh
terhadap perusahaan yang bergerak dibidang barang atau jasa. Karena perilaku konsumen
dalam hal ini sangat berpengaruh penting terhadap keberlangsungan suatu perusahaan sesuai
dengan produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Dalam upaya meningkatkan kinerja operasional pada bank, perbankan syariah terus
berupaya dalam melayani segala kebutuhan masyarakat secara luas. Artinya bahwa bank
syariah harus memperhatikan perilaku dari nasabahnya, baik secara funding maupun secara
lending dalam upaya peningkatan efektivitas kinerja pada bank syariah. Tentunya nasabah
dalam memilih bank mempertimbangkan faktor apa yang memberikan kepuasan,
kenyamanan, keuntungan dan keamanan dalam hal pinjam meminjam di bank ataupun dalam
hal menabung.
Pada pasal 1 ayat 7 Undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
menjelaskan bahwa, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam menjalankan kegiatan usahanya bank
syariah dapat memberikan pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
Universitas Djuanda
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan
prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina), akad
salam, akad istisna, sewa menyewa yang diakhiri dengan kepemilikan (ijarah al-muntahiya bi
tamlik) dan lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Melihat ruang lingkup
kegiatan usaha dapat dinyatakan bahwa produk perbankan syariah lebih bervariatif
dibandingkan dengan bank konvensional, hal ini memungkinkan produk bank syariah
memberi peluang yang lebih luas dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah deposan
maupun nasabah debitur sesuai dengan kebutuhan nyata mereka.
Pola perilaku konsumen didominasi oleh beberapa faktor yang akhirnya akan
mempengaruhi keputusan dalam pembelian. Pengambilan keputusan merupakan proses
kognitif yang mempersatukan memori, pemikiran, pemprosesan informasi dan penilaian-
penilaian secara evaluatif. Situasi dimana keputusan diambil mendeterminasi sifat eksak dari
proses yang bersangkutan. Menurut Kotler dan Armstrong faktor perilaku konsumen itu
meliputi faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah perilaku konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan nasabah dalam
menabung di Bank syariah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam mengambil keputusan menabung di bank
syariah.
1.4 Pembatasan Masalah
Karena cakupan dalam perilaku konsumen begitu banyak sehingga perlu adanya
batasan-batasan dalam sebuah masalah agar tidak terlalu meluas kemana-mana. Sehingga
peneliti membatasi perilaku konsumen dalam memilih pdoduk bank syariah.
1.5 Hipotesis
H1 = Perilaku konsumen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam menabung di bank syariah.

Universitas Djuanda
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Penelitian Terdahulu

1. Aliman Syahuri Zein, melakukan penelitian dengan judul “Analisis perilaku konsumen
dalan memilih bank syariah di Kabupaten Mandailing Natal” hasilnya adalah religiusitas,
bagi hasil, kualitas pelayanan, fasilitas, dan produk memiliki kontribusi sebesar 31,3%
terhadap perilaku nasabah dan 68,7% sisanya disumbangkan oleh faktor-faktor lain dari
luar penelitian. Variabel yang signifikan mempengaruhi perilaku nasabah dalam memilih
bank syariah di Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari ; bagi hasil, pelayanan, dan
produk. Ketiga variabel ini dinyatakan signifikan mempengaruhi karena t-hitung > t-tabel
dan signifikan > 10%. Secara simultan semua variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku nasabah dalam memilih bank syariah di Kabupaten
Mandailing Natal. Karena nilai F hitung > F tabel (13,12 > 1,89) dan signifikansi <10% (0,00 < 0,10).
2. Ummi Salamah, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh faktor perilaku konsumen
terhadap keputusan menjadi nasabah di bank Madina syariah Yogyakarta” hasil penelitian
menunjukan nilai Adjust R Square sebesar 0,437, artinya 47,3% keputusan menjadi
nasabah di bank Madina syariah Yogyakarta dipengaruhi oleh faktor perilaku konsumen,
sedangkan sisanya 56,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model ini. Hasil uji simultan (uji F) menunjukan nilai signifikan 0,000 < 0,005 artinya
faktor perilaku konsumen secara simultan berpengaruhi positif dan signifikan terhadap
keputusan menjadi nasabah di bank Madina syariah Yogyakarta. Hasil uji parsial (uji t)
menunjukan bahwa nilai signifikan faktor budaya (0,046 < 0,05) artinya faktor budaya
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah di bank
Madina syariah Yogyakarta. Nilai signifikan faktor sosial (0,376 > 0,05) artinya faktor
sosial tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi
nasabah di bank Madani syariah Yogyakarta, nilai signifikan faktor pribadi (0,252 > 0,05)
artinya faktor sosial tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan
menjadi nasabah di bank Madina syariah Yogyakarta, dan nilai signifikan faktor psikologi
(0,001 < 0,05) artinya faktor psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
keputusan menjadi nasabah di bank Madina syariah Yogyakarta.
3. Nurlela, melakukan penelitian dengan judul “Analisis perilaku konsumen dalam proses
pengambilan keputusan menyerahkan dana dari shohibul maal ke mudhorib di baitul maal
watamwil mitra usaha insane Yogyakarta (periode tahun 2007-2011). Berdasarkan

Universitas Djuanda
analisis dan pembahasan menunjukan bahwa keputusan menyerahkan dana dipengaruhi
oleh variabel psikologi dan pelayanan. Sedangkan variabel bagi hasil tidak berpengaruh
terhadap keputusan menyerahkan dana dari shohibul maal ke mudhorib.

2.2 Tinjauan Teori

Perbankan Syariah

Di Indonesia, bank syariah telah berdiri sejak tahun 1991 yaitu bank Muamalat
Indonesia sebagai bank syariah pertama. Kehadiran bank syariah ini, tentu menjadi cikal
bakal perkembangan perbankan syariah selanjutnya, apalagi BMI telah membuktikan
ketangguhannya terhadap krisis pada tahun 1997/1998. Sehingga, pada tahun 1998, regulasi
perbankan disempurnakan melalui perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan menjadi Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan.
Regulasi baru ini memberi peluang bagi perbankan untuk melaksanakan dual banking
system. Salah satu efek paling besar dari kehadiran undang-undang ini adalah berdirinya PT.
Bank Syariah Mandiri pada tahun 1999. Sebagaimana halnya bank konvensional, bank
syariah juga memiliki peran sebagai lembaga intermediary antara masyarakat kelebihan
dana (surplus unit) dengan masyarakat yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Bagi
pihak yang kelebihan dana, bank syariah berperan sebagai pengelola dana (mudharib).
Sedangkan bagi pihak yang kekurangan dana, bank syariah berperan sebagai pemilik dana
(shahibul maal). Sebagai pengelola dana, bank syariah tentu harus bertanggungjawab penuh
terhadap dana yang telah diamanahkan pemiliknya. Oleh karena itu, bank syariah harus
mampu mengelolanya dengan baik agar menghasilkan keuntungan yang optimal. Dengan
demikian bank syariah dan bank konvensional dapat saling berkompetisi untuk memperoleh
nasabah sebanyak mungkin. Hal ini, karena nasabah dalam dunia perbankan merupakan
sumber pendapatan utama bank. Maka bagi pihak bank syariah perlu kiranya mengenal dan
mengetahui berbagai alasan yang mendasari nasabah dalam memilih bank.
Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja
berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari
kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang
tidak jelas meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha
yang halal. Bank syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank tanpa bunga
merupakan konsep lebih sempit dari bank syariah. Ketika sejumlah instrument atau
operasinya bebas dari bunga. Bank syariah selain menghindari dari bunga juga secara aktif

Universitas Djuanda
turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi islam yang berorientasi
pada kesejahteraan sosial.

PRINSIP – PRINSIP DASAR PERBANKAN SYARIAH


Dalam operasinya bank syariah mengikuti aturan-aturan dan norma islam, seperti
yang disebutkan dalam pengertian yaitu :
1. Bebas dari bunga (riba)
2. Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir)
3. Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar)
4. Bebas dari hal-hal rusak atau tidak sah (bathil)
5. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Secara singkat empat prinsip pertama biasa disebut anti MAGHRIB (maysir, gharar,
riba dan bathil).
PERILAKU NASABAH
Perilaku konsumen tidak secara langsung dapat dikendalikan oleh perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan (dalam hal ini perbankan syariah) memerlukan sebuah manajemen
dalam pemasaran yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai hal yang dibutuhkan oleh
konsumen serta bagaimana cara pemenuhannya diwujudkan (Sule dan Saefullah, 2005). Hal
ini dilakukan karena diperlukan berbagai informasi tentang perilaku konsumen dalam
mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan suatu produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Pada saat membuat sebuah keputusan, seorang konsumen akan memilih suatu produk
yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Oleh karena itu, konsumen memerlukan
sejumlah informasi tentang produk tersebut, sehingga akan berakhir pada keputusan
pembelian. Secara umum, urutan proses pengambilan sebuah keputusan adalah pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku
setelah pembelian. (Kotler, 2002)
Urutan pengambilan keputusan di atas, juga berlaku bagi keputusan nasabah dalam
menggunakan bank syariah sebagai tempat bertransaksi. Hal ini terjadi karena saat ini,
transaksi dengan dunia perbankan telah menjadi sebuah kebutuhan hampir bagi setiap
orang. Oleh karena iu, setiap nasabah tentu dihadapkan pada proses pengenalan terhadap
perbankan yang mana. Langkah selanjutnya nasabah akan berusaha untuk mencari sejumlah
informasi tentang perbankan sesuai dengan kebutuhannya. Beragam informasi tersebut
tentu akan dipilih setelah melakukan rangkaian evaluasi, sehingga menghasilkan sebuah

Universitas Djuanda
keputusan untuk melakukan transaksi dengan perbankan yang mana. Keputusan melakukan
transaksi ini akan berakibat terhadap adanya kepuasan atau ketidak puasan. Kemudian pada
akhirnya akan berakibat terhadap perilaku nasabah dalam melakukan transaksi selanjutnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU NASABAH
Pertama, faktor religiusitas. Istilah agama dalam penelitian ini disebut dengan
religiusitas, yaitu sebuah sikap yang terlihat dalam perilaku seseorang yang terinternalisasi
oleh nilai-nilai atau ajaran-ajaran agama. Menurut Harun Nasution dalam buku Abuddin
Nata, agama merupakan ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi yang memiliki pengaruh
besar terhadap kehidupan manusia (Nata, 2013). Sedangkan menurut J.G Frazer dalam buku
Abuddin Nata, agama adalah suatu ketundukan kepada kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia yang dipercaya mampu mengendalikan alam dan kehidupan manusia. Sementara
itu, menurut Atang Abdul Hakim, religiusitas adalah sikap hidup seseorang yang didasarkan
pada nilai-nilai yang diyakininya (Hakim dan Mubarok, 2004). Definisi lain yang
dikemukanan Glock dan Stark dalam Ancok, religiusitas adalah seberapa jauh pengetahuan,
seberapa kokoh keyakinan, seberapa tekun pelaksanaan ibadah, dan seberapa dalam
penghayatan agama yang dianut seseorang (Ancok dan Suroso, 2008).
Religiusitas dalam perspektif Islam berarti menjalankan ajaran agama Islam secara
menyeluruh (kaffah), termasuk perilaku nasabah dalam memilih bank sebagai tempat
transaksi. Menurut Jalaluddin, seseorang akan dikatakan memiliki religiusitas jika memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: Religiusitas yang dimiliki setiap individu meliputi beberapa dimensi
(Jalaluddin, 2011). Menurut Glock dan Stark dalam buku Djamaluddin Ancok dan Fuad
Nashori Suroso, dimensi religiusitas terdiri dari: keyakinan, praktek agama, pengalaman,
pengetahuan agama, dan konsekuensi (Djamaluddin, Ancok dan Suroso, 2005).
Kedua, faktor profit (bagi hasil); dari sisi profit, salah satu faktor yang mempengaruhi
nasabah dalam transaksi di bank syariah adalah sistem bagi hasil yang digunakan. Konsep
ekonomi Islam menawarkan sistem bagi hasil (profit and loss sharing) sebagai sebuah
alternatif atas sistem bunga yang dijalankan bank konvensional. Bagi hasil menurut Ktut
Silvana adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu kegiatan usaha
atau proyek dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan
bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi (Silvana, 2009). Sementara itu, dalam
“Kamus Ekonomi: Uang dan Bank” bagi hasil adalah sistem pembayaran upah, dimana para
pekerja selain menerima upah juga bisa memperoleh tambahan upah yang berasal dari
bagian laba yang dicapai perusahaan (Sudarsono dan Edilius, 2007). Bagi hasil dalam
konteks penelitian ini adalah besarnya imbalan yang diterima nasabah atas penempatan
Universitas Djuanda
sejumlah dana baik melalui produk tabungan, deposito, maupun giro serta bagi hasil yang
ditetapkan dalam rangka pembiayaan.
Ketiga, faktor pelayanan; pelayanan merupakan syarat utama bagi kelangsungan
hidup suatu bank, termasuk bank syariah. Dengan pelayanan serta kenyamanan yang
diberikan pada nasabah akan menentukan laju pertumbuhan suatu bank. Menurut Melayu
S.P. Hasibuan, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah,
adil, cepat, tepat, dengan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi
yang menerimanya. Sedangkan menurut Kotler dalam Melayu S.P. Hasibuan pelayanan atau
service adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan
produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik (Hasibuan, 2009).
Keempat, faktor fasilitas; menurut Tjiptono fasilitas adalah sumber daya fisik yang
ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas juga dapat berupa
segala sesuatu yang dapat memudahkan konsumen dalam memperoleh kepuasan (Tjiptono
dan Fandy, 2011). Maka keberadaan fasilitas yang ditawarkan oleh perbankan, akan mampu
memperlancar pekerjaan atau usaha nasabah, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai
dengan optimal. Fasilitas dalam hal ini dapat berupa ketersediaan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM), jaringan yang lancar, mobil kas, dan lain sebagainya. Setiap bank akan memiliki
fasilitas yang berbeda-beda. Adapun indikator fasilitas tersebut menurut Tjiptono adalah
berbagai pertimbangan yang mampu merespon pengguna, tata ruang, perlengkapan,
tatacahaya dan warna, serta unsur pendukung lainnya.
Kelima, Faktor produk; berbicara tentang produk, biasa selalu dikaitkan dengan
kualitas. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan memiliki
nilai jual lebih tinggi dari produk pesaing. Oleh karena itu, perusahaan berusahaan
memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing. Kualitas produk memiliki beberapa dimensi, yaitu; performance,
reliability, feature, durability, conformance, serviceability, dan asthetic (Assauri, 2008).
KEPUTUSAN MENJADI NASABAH
Setiadi mendefinisikan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternative atau lebih dan
memilih salah satu diantaranya. Menurut Kotler dan Grray keputusan pembelian adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk.
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan oleh produsen.
Universitas Djuanda
Schiffman dan Kanuk mendefinisikan keputusan pembelian merupakan suatu
keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternative pilihan yang
ada. Dengan adanya berbagai pilihan yang ditawarkan konsumen dapat mengambil keputusan
yang terbaik dari yang ditawarkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif menurut sugiyono (2016:13) adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis data primer yang berasal dari nasabah bank syariah. Pengumpulan
data primer yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dalam bentuk skala
likert.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Tentang Pengetahuan Konsumen Terhadap Perbankan Syariah
Pengetahuan konsumen merupakan semua informasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa. Serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan
produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen. Adapun jenis-jenis pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah yaitu :
1. Pengetahuan produk
Pengetahuan produk adalah konglomerat dari banyak jenis informasi yang berbeda.
Dari hasil perhitungan rekapitulasi data tentang pengetahuan konsumen mengenai
perbankan syariah diperoleh rata-rata skor dari indikator pengetahuan produk yaitu
sebesar 341,2 berbanding dengan skor yang diharapkan yakni sebesar 500.
2. Pengetahuan pemakaian
Pengetahuan pemakaian mencakup bermacam potongan informasi yang dimiliki
konsumen yang berhubungan erat dengan perolehan produk. Dari hasil perhitungan
rekapitulasi data tentang pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah
diperoleh rata-rata dari indikator pengetahuan pemakaian adalah sebesar 353
berbanding dengan skor yang diharapkan adalah sebesar 500.
3. Pengetahuan pembelian

Universitas Djuanda
Pengetahuan pembelian adalah pemeriksaan atas apa yang konsumen ketahui
mengenai harga absolute dan harga relative dapat memberikan informasi penting
untuk membimbing tindakan pemasaran. Dari hasil perhitungan rekapitulasi data
tentang pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah maka diperoleh data
rata-rata skor dari indikator pengetahuan pembelian yaitu sebesar 398,5 berbanding
dengan skor yang diharapkan yaitu sebesar 500.
3.2 Pembahasan Tentang Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah
Keputusan nasabah adalah suatu reaksi seseorang terhadap beberapa solusi alternative
yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari
alternative tersebut bersama konsekuensinya. Tindakan dalam pengambilan keputusan
untuk menjadi nasabah bank syariah yaitu :
1. Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan mungkin bisa terjadi apabila konsumen dihadapkan dengan
suatu masalah. Di kalangan konsumen tampaknya ada dua gaya pengenalan kebutuhan
atau masalah yang berbeda. Beberapa konsumen merupakan tipe keadaan yang
sebenarnya yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk
tidak dapat berfungsi secara memuaskan (seperti telepon tanpa kabel yang terus
menerus dalam keadaan statis). Sebaliknya konsumen lain adalah tipe keadaan yang
diinginkan, dimana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat
menggerakkan proses keputusan.
2. Penelitian sebelum pembelian
Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya sebuah
kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan cara membeli atau mengkonsumsi suatu
produk.
3. Penilaian berbagai alternative
Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen cenderung menggunakan
dua macam informasi yaitu rangkaian merek yang diminati dan kriteria yang
digunakan untuk menilai merek.

Universitas Djuanda
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, didapatkan beberapa simpulan diantaranya
pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah yang meliputi pengetahuan
produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian adalah sudah baik.
Sedangkan tiga tahap tindakan dalam pengambilan keputusan yaitu: pengenalan
kebutuhan, penelitian sebelum pembelian, dan penilaian berbagai alternatif adalah
sudah baik. Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat
antara pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah dengan keputusan menjadi
nasabah bank syariah. Selain itu diperoleh bahwa perilaku konsumen dan pengetahuan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah.

Universitas Djuanda
Daftar Pustaka
Andespa, Roni. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Dalam Menabung di
Bank Syariah." Lembaga Keuangan dan Perbankan 2 Nomor 1 (2017).
Jalaludin, Arif. "Pengaruh pengetahuan konsumen mengenai perbankan syariah terhadap
keputusan menjadi nasabah tabungan wadiah." ekonologi ilmu manajemen 2 Nomor 1
(2015).
Kompasiana.com
Muslimin, Kara. "Kontribusi pembiayaan perbankan syariah terhadap pengembangan usaha
mikro kecil dan menengah (umkm) di Kota Makasar." Ilmu syariah dan hukum 47
No.1 (2013).
OJK: Juli 2019, kontribusi aset industri keuangan syariah mencapai 8,71 persen. November
Senin, 2019.
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20191016/1159551/ojk-juli-
2019-kontribusi-aset-industri-keuangan-syariah-mencapai-871-persen (accessed
November 2, 2019).
Ortega, Daniel, and Anas Alhifni. "Pengaruh Media Promosi Perbankan Syariah Terhadap
Minat Menabung Masyarakat di Bank Syariah." Ekonomi Syariah 5 Nomor 1 (2017).
Salamah, Ummi. "Pengaruh Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan menjadi
Nasabah di Bank Madina Syariah Yogyakarta." 2016.
Siregar, Budi Gautama. "Pengaruh Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Menjadi
Nasabah Tabungan Marhamah Pada PT Bank SUMUT Cabang Syariah
Padangsidimpuan." Jurnal penelitian ilmu-ilmu sosial dan keislaman, 2018: 1-20.
Sugiyono. 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Yumanita, Diana. Bank Syariah Gambaran Umum. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan, 2005.
Zein, Aliman Syahuri. "Analisis perilaku nasabah dalam memilih bank syariah di Kabupaten
Mandailing Natal." Ilmu manajemen dan bisnis islam 4 Nomor 2 (2018): 222-236.

Universitas Djuanda

Anda mungkin juga menyukai